1. Penyusunan Laporan
Surveilans Gizi Kabupaten/
Kota 2. Diseminasi Hasil
• a. Laporan Rutin Surveilans Gizi
• b. Laporan Khusus termasuk KLB
• c. Rekomendasi
Pokok Bahasan 1
Penyusunan Laporan Surveilans Gizi
Kabupaten/ Kota
Penyusunan Laporan Surveilans Gizi Kabupaten/ Kota
Laporan rutin:
laporan yang disusun berdasarkan pengumpulan
data reguler, baik bulanan maupun semesteran.
Laporan Khusus:
laporan yang disusun berdasarkan pengumpulan data
reguler maupun tidak reguler, didasarkan kepada
temuan kasus, situasi dan kondisi tertentu seperti
bencana atau kedaruratan, atau sasaran target tertentu.
Laporan Rutin
Laporan hasil Laporan Cakupan
Laporan Cakupan
penimbangan Distribusi
Distribusi Fe,
bulanan, Vitamin A,
Laporan
Laporan
Laporan ASI Pemantauan
Perawatan Balita
Eksklusif, Konsumsi Garam
Gizi Buruk,
Beriodium.
Laporan 18
indikator
Laporan Khusus
Laporan Surveilans
Laporan Pelacakan
Gizi Darurat/
Kasus Gizi Buruk,
Bencana,
Narasi
Tabel
Peta
Grafik
Foto
Rekomendasi
Menyampaikan
pertimbangan dan saran
Menyampaikan
tindak lanjut yang
kesimpulan hasil pelaporan
diperlukan sesuai dengan
surveilans gizi
kondisi masalah yang
ditemukan.
Jika hasil analisis menunjukkan peningkatan kasus gizi buruk, respon yang perlu
dilakukan adalah:
1) Konfirmasi laporan kasus gizi buruk.
2) Menyiapkan Pusk Perawatan & RS utk Gizi Buruk.
3) Meningkatkan kemampuan Pusk & RS dlm surveilans gizi.
4) PMT pemulihan balita gizi buruk rajal & pasca ranap.
5) Pemantauan kasus lebih intensif pada daerah risiko tinggi.
6) Penyelidikan kasus bersama lintas program dan lintas sektor (epidemiologi kasus)
Jika hasil analisis menunjukkan cakupan ASI eksklusif rendah, respon yang diperlukan
adalah:
3) Membina Puskesmas untuk memberdayakan konselor dan fasilitator ASI yang telah
dilatih.
Contoh rekomendasi dalam laporan:
Jika hasil analisis menunjukkan cakupan garam beriodium rendah, respon yang
diperlukan adalah:
Jika hasil analisis menunjukan TTD bumil rendah, respon yang dilakukan adalah
meminta Puskesmas agar lebih aktif mendistribusikan TTD, dgn bbrp alternatif:
1) Bila ketersediaan TTD tidak mencukupi, maka perlu mengirim TTD ke Puskesmas.
2) Bila TTD masih tersedia, maka perlu meminta Puskesmas utk meningkatkan
integrasi dgn program KIA khususnya Antenatal Care (ANC).
Jika hasil analisis menunjukan D/S rendah dan atau cenderung menurun, respon yang
dilakukan adalah pembinaan kepada Puskesmas untuk:
Contoh Narasi :
Februari
Agustus
0
Cim
Men
Ten
Teg
Sa
Kar
Kab
Suk
Jati...
Tirt...
Suk
Suk
Mek
Gambar 37. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Balita 6-59 Bulan
di Kabupaten X Bulan Februari dan Agustus Tahun 2011
Kec.Tegalraya
Kec. Tenjolaya
Kec. Mentari
Kec. Kr Anyar
Gambar 39. Contoh Peta Wilayah Cakupan Pemberian TTD (Fe3) Ibu Hamil Menurut Puskesmas di
Kabupaten X Tahun 2011
Pokok Bahasan 2
Diseminasi Hasil Surveilans Gizi
Diseminasi Hasil Surveilans Gizi
Untuk keperluan diseminasi, data pada Tabel 7 dapat disajikan berupa grafik
batang spt Gambar 37, digabung dgn D/S spt Tabel 8, atau berupa kuadran
antara indikator D/S dengan cakupan vitamin A spt Gambar 38
Umpan balik :
respon tertulis ttg informasi hasil surveilans gizi yang dikirimkan kpd
pemangku kepentingan pada berbagai kesempatan (lintas program atau lintas
sektor).
Sosialisasi :
penyajian hasil surveilans gizi dlm forum koordinasi atau forum-forum lainnya.
Advokasi :
penyajian hasil surveilans gizi utk mendpt dukungan dari pemangku
kepentingan.
Untuk kepentingan diseminasi informasi, data pada Tabel 39, dapat disajikan berupa peta,
menggunakan range angka sesuai standar yg ditetapkan wilayah ybs.
Gambar 39. Contoh Peta Wilayah Cakupan Pemberian TTD (Fe3) Ibu Hamil Menurut Puskesmas di
Kabupaten X Tahun 2011
Untuk kepentingan diseminasi informasi, tabel-tabel tertentu dpt
digabungkan dlm satu tabel, shg mudah utk membandingkan
secara visual.
Contoh pada Tabel 8, datanya merupakan gabungan antara data
cakupan penimbangan dengan cakupan Vitamin A balita.
Vitamin A
Gambar 38
Distribusi Puskesmas Menurut Kuadran Pencapaian D/S
terhadap Cakupan Vitamin A di Kabupaten X Tahun 2011
Kuadran I :
Kuadran II :
D/S tinggi (>70%) dan cakupan
Cakupan Vitamin A tinggi (>78%)
Vitamin A tinggi (>78%).
tetapi D/S rendah (<70%).
Menunjukkan adanya keterpaduan
Menunjukkan kemungkinan aktivitas
penimbangan balita dengan
sweeping lebih tinggi dan
pemberian kapsul vitamin A di
pemanfaatan Posyandu rendah.
Posyandu.
- Pengumpulan data
- Analisis data (pemetaan,
peramalan & pengamatan
- Pengambilan keputusan
- Perumusan kebijakan
- Perencanaan program
Tindakan intervensi:
PENGGUNA INFORMASI / - Segera
PELAKSANA PROGRAM - Jangka pendek
LINTAS-SEKTOR - Jangka panjang
Terima Kasih
31