Anda di halaman 1dari 31

MATERI DASAR 04

PEMBUATAN LAPORAN DAN


DISEMINASI HASIL SURVEILANS
GIZI

Disampaikan pada Bimbingan


Teknis Surveilan Gizi
Kab Karawang tanggal 16-19
Oktober 2017
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran
Umum Khusus
• Setelah mengikuti sesi • Setelah mengikuti sesi
ini peserta mampu ini peserta mampu:
menyusun laporan dan • Menyusun laporan
diseminasi hasil surveilans gizi
surveilans gizi. kabupaten/ kota
• Melakukan diseminasi
hasil surveilans gizi
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan

1. Penyusunan Laporan
Surveilans Gizi Kabupaten/
Kota 2. Diseminasi Hasil
• a. Laporan Rutin Surveilans Gizi
• b. Laporan Khusus termasuk KLB
• c. Rekomendasi
Pokok Bahasan 1
Penyusunan Laporan Surveilans Gizi
Kabupaten/ Kota
Penyusunan Laporan Surveilans Gizi Kabupaten/ Kota

Laporan rutin:
laporan yang disusun berdasarkan pengumpulan
data reguler, baik bulanan maupun semesteran.

Laporan Khusus:
laporan yang disusun berdasarkan pengumpulan data
reguler maupun tidak reguler, didasarkan kepada
temuan kasus, situasi dan kondisi tertentu seperti
bencana atau kedaruratan, atau sasaran target tertentu.
Laporan Rutin
Laporan hasil Laporan Cakupan
Laporan Cakupan
penimbangan Distribusi
Distribusi Fe,
bulanan, Vitamin A,

Laporan
Laporan
Laporan ASI Pemantauan
Perawatan Balita
Eksklusif, Konsumsi Garam
Gizi Buruk,
Beriodium.

Laporan 18
indikator
Laporan Khusus

Laporan Surveilans
Laporan Pelacakan
Gizi Darurat/
Kasus Gizi Buruk,
Bencana,

Laporan Hasil Bulan


Laporan Lain
penimbangan Balita
terkait gizi
(BPB)
Bentuk Laporan
Bentuk Laporan bisa berupa:

Narasi

Tabel

Peta

Grafik

Foto
Rekomendasi
Menyampaikan
pertimbangan dan saran
Menyampaikan
tindak lanjut yang
kesimpulan hasil pelaporan
diperlukan sesuai dengan
surveilans gizi
kondisi masalah yang
ditemukan.

Rekomendasi akan berbeda


Disampaikan kepada
antar wilayah, tergantung
pemangku kepentingan
jenis dan sebaran masalah
wilayah.
yang teridentifikasi.
Contoh rekomendasi dalam laporan:

Jika hasil analisis menunjukkan peningkatan kasus gizi buruk, respon yang perlu
dilakukan adalah:
1) Konfirmasi laporan kasus gizi buruk.
2) Menyiapkan Pusk Perawatan & RS utk Gizi Buruk.
3) Meningkatkan kemampuan Pusk & RS dlm surveilans gizi.
4) PMT pemulihan balita gizi buruk rajal & pasca ranap.
5) Pemantauan kasus lebih intensif pada daerah risiko tinggi.

6) Penyelidikan kasus bersama lintas program dan lintas sektor (epidemiologi kasus)
Jika hasil analisis menunjukkan cakupan ASI eksklusif rendah, respon yang diperlukan
adalah:

1) Meningkatkan promosi & advokasi PP ASI (PP No. 33 tahun 2012)

2) Meningkatkan kemampuan petugas Puskesmas & RS dalam melakukan konseling


ASI..

3) Membina Puskesmas untuk memberdayakan konselor dan fasilitator ASI yang telah
dilatih.
Contoh rekomendasi dalam laporan:

Jika hasil analisis menunjukkan cakupan garam beriodium rendah, respon yang
diperlukan adalah:

1) Melakukan koordinasi dengan Dinas Perindustrian & Perdagangan Kab/Kota untuk


melakukan operasi pasar garam beriodium.

2) Melakukan promosi/ kampanye peningkatan penggunaan garam beriodium.


Contoh rekomendasi dalam laporan:

Jika hasil analisis menunjukan TTD bumil rendah, respon yang dilakukan adalah
meminta Puskesmas agar lebih aktif mendistribusikan TTD, dgn bbrp alternatif:

1) Bila ketersediaan TTD tidak mencukupi, maka perlu mengirim TTD ke Puskesmas.

2) Bila TTD masih tersedia, maka perlu meminta Puskesmas utk meningkatkan
integrasi dgn program KIA khususnya Antenatal Care (ANC).

3) Melakukan pembinaan kepada Puskesmas dengan cakupan rendah.


Contoh rekomendasi dalam laporan:

Jika hasil analisis menunjukan D/S rendah dan atau cenderung menurun, respon yang
dilakukan adalah pembinaan kepada Puskesmas untuk:

1) Melakukan koordinasi dengan Camat dan PKK tingkat kecamatan untuk


menggerakan masyarakat datang ke Posyandu.
2) Memanfaatkan kegiatan pada forum-forum yang ada di desa, untuk menggerakkan
masyarakat datang ke Posyandu.
3) Melakukan promosi tentang manfaat kegiatan di Posyandu.
CONTOH-CONTOH BENTUK LAPORAN

Contoh Narasi :

Cakupan distribusi Vitamin A di Kab. Banjarengara meningkat


dari 75% pada bulan Februari 2014 menjadi 84% pada bulan
Agustus 2014. Namun demikian, ada beberapa wilayah
Puskesmas yang cakupannya pada bulan Agustus lebih rendah
daripada bulan Februari seperti Puskesmas Tenjoloyo,
Tirtomoyo dan Sukamaju.
Tabel 7. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Balita 6-59 Bulan di Kabupaten X Bulan Februari dan
Agustus Tahun 2011
Februari Agustus
No. Puskesmas Balita 6-59 Bulan
Jumlah % Jumlah %
1 Mentari 4168 2520 60 3265 78
2 Tenjolaya 3713 2789
l 75 2612 70
b e
a 4120
3 Karanganyar 4968
h T 83 4331 87
4 Sukasari 4326 nto 3213 74 3865 89
C o
5 Cimalaya 3836 2450 64 2876 75
6 Jatiasri 5646 4136 73 4591 81
7 Tegalraya 4947 3161 64 3926 79
8 Sukmajaya 6181 4021 65 4758 77
9 Mekarsari 4503 3401 76 4068 90
10 Tirtamulya 3710 3321 90 3205 86
11 Sukamaju 4695 4380 93 4308 92
12 Sampurna 6670 5228 78 6031 90
Kab/Kota 57360 42740 75 47836 83
Contoh penjelasan Tabel

Berdasarkan Tabel 7, cakupan distribusi kapsul vitamin A di


Kabupaten X pada umumnya meningkat dari 75% pada Februari
menjadi 83% pada Agustus.
Dengan target 78%,bbrp puskesmas capaian bulan Agustus lebih
rendah drpd bulan Februari, seperti Tenjolaya, Tirtamulya dan
Sukamaju.
93 92
89 90 90 90
87 86
83 81 83
78 79 77 78
78 75 74 75 76 75
73
70
64 64 65
60

Februari
Agustus

0
Cim
Men

Ten

Teg

Sa
Kar

Kab
Suk
Jati...

Tirt...
Suk

Suk

Mek
Gambar 37. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Balita 6-59 Bulan
di Kabupaten X Bulan Februari dan Agustus Tahun 2011
Kec.Tegalraya
Kec. Tenjolaya
Kec. Mentari
Kec. Kr Anyar

Kec. Sukamaju Kec. Sampurna


Kec. Sukasari
Kec. Jatiasri
Kec. Sukmajaya Cakupan baik (≥86%)
Kec. Cimalaya
Cakupan sedang (65% - 85%)

Cakupan kurang (<65%)


Kec. Mekarsari Kec. Tirtamulya

Gambar 39. Contoh Peta Wilayah Cakupan Pemberian TTD (Fe3) Ibu Hamil Menurut Puskesmas di
Kabupaten X Tahun 2011
Pokok Bahasan 2
Diseminasi Hasil Surveilans Gizi
Diseminasi Hasil Surveilans Gizi

1) Untuk menyebarluaskan informasi surveilans gizi kepada


pemangku kepentingan.
2) Dapat dilakukan dalam bentuk pemberian umpan balik,
sosialisasi atau advokasi.

Untuk keperluan diseminasi, data pada Tabel 7 dapat disajikan berupa grafik
batang spt Gambar 37, digabung dgn D/S spt Tabel 8, atau berupa kuadran
antara indikator D/S dengan cakupan vitamin A spt Gambar 38
Umpan balik :
respon tertulis ttg informasi hasil surveilans gizi yang dikirimkan kpd
pemangku kepentingan pada berbagai kesempatan (lintas program atau lintas
sektor).

Sosialisasi :
penyajian hasil surveilans gizi dlm forum koordinasi atau forum-forum lainnya.

Advokasi :
penyajian hasil surveilans gizi utk mendpt dukungan dari pemangku
kepentingan.
Untuk kepentingan diseminasi informasi, data pada Tabel 39, dapat disajikan berupa peta,
menggunakan range angka sesuai standar yg ditetapkan wilayah ybs.

Warna dalam Peta pada Gambar 39 :


Hijau adalah cakupan baik (≥86%)
Kuning adalah cakupan sedang (65%-85%)
Merah adalah cakupan kurang (<65%)

Perhatian pada Gambar 39 :


Ada 2 puskesmas di area Merah
Ada 5 puskesmas di area Kuning dan
Ada 5 puskesmas di area Hijau
Kec.Tegalraya
Kec. Tenjolaya
Kec. Mentari
Kec. Kr Anyar

Kec. Sukamaju Kec. Sampurna


Kec. Sukasari
Kec. Jatiasri
Kec. Sukmajaya Cakupan baik (≥86%)
Kec. Cimalaya
Cakupan sedang (65% - 85%)

Cakupan kurang (<65%)


Kec. Mekarsari Kec. Tirtamulya

Gambar 39. Contoh Peta Wilayah Cakupan Pemberian TTD (Fe3) Ibu Hamil Menurut Puskesmas di
Kabupaten X Tahun 2011
Untuk kepentingan diseminasi informasi, tabel-tabel tertentu dpt
digabungkan dlm satu tabel, shg mudah utk membandingkan
secara visual.
Contoh pada Tabel 8, datanya merupakan gabungan antara data
cakupan penimbangan dengan cakupan Vitamin A balita.

Data pada tabel tertentu juga dpt dimodifikasi dgn memberikan


warna khusus pada kolom atau baris yang memerlukan perhatian
khusus. Contoh pada Tabel 9, kolom yang menunjukkan BELUM
TERCAPAI dapat diberi warna merah.
Tabel 8. Cakupan Kapsul Vitamin A dan D/S
di Kabupaten X Tahun 2011
Puskesmas Vit A (%) D/S (%)
Mentari 70 60
Tenjolaya 72 76
Karanganyar 84 82
Sukasari 79 60
Cimalaya 64 r an 78
a po
Jatiasri 73 el l 68
ta b
Tegalraya
dua 68
64 65
Sukmajaya
g an 84
Mekarsari b un 80 85
Ga
Tirtamulya 80 64
Sukamaju 90 87
Sampurna 85 68
Tabel 9. Cakupan Pemberian TTD (Fe3) Ibu Hamil Menurut Puskesmas di Kabupaten X
Tahun 2011
Puskesmas Bumil Dapat TTD % Capaian
Mentari 1229 973 79 Belum
Tenjolaya 953 851 89 Tercapai
Karanganyar 1799 1235 69 Belum
Sukasari PENEGASAN
1321 UTK WILAYAH
1154 87 Tercapai
Cimalaya YG
1434BELUM MENCAPAI
1105 77 Belum
Jatiasri 1726 TARGET 1103 64 Belum
Tegalraya 1433 1311 91 Tercapai
Sukmajaya 2152 1754 82 Belum
Mekarsari 1148 842 73 Belum
Tirtamulya 869 834 96 Tercapai
Sukamaju 1402 753 54 Belum
Sampurna 2014 1811 90 Tercapai
KABUPATEN 17480 13726 79 Belum
r an
ua d
de lk
D/S
m o
t o h
Co n

Vitamin A

Gambar 38
Distribusi Puskesmas Menurut Kuadran Pencapaian D/S
terhadap Cakupan Vitamin A di Kabupaten X Tahun 2011
Kuadran I :
Kuadran II :
D/S tinggi (>70%) dan cakupan
Cakupan Vitamin A tinggi (>78%)
Vitamin A tinggi (>78%).
tetapi D/S rendah (<70%).
Menunjukkan adanya keterpaduan
Menunjukkan kemungkinan aktivitas
penimbangan balita dengan
sweeping lebih tinggi dan
pemberian kapsul vitamin A di
pemanfaatan Posyandu rendah.
Posyandu.

Kuadran III : Kuadran IV :


Cakupan Vitamin A rendah (<78%), Cakupan Vitamin A rendah (<78%)
tapi D/S tinggi (>70%). dan D/S rendah (<70%).
Menunjukkan dua kemungkinan: Memerlukan pembinaan dan
Perlu klarifikasi terkait ketersediaan pendampingan kepada pengelola
kapsul vitamin A.Integrasi dgn kegiatan gizi di Puskesmas.
penimbangan balita di Posyandu
Rangkuman :
- Penyajian informasi PENYEDIA INFORMASI
(SURVEILANS)
- Diseminasi

- Pengumpulan data
- Analisis data (pemetaan,
peramalan & pengamatan

- Pengambilan keputusan
- Perumusan kebijakan
- Perencanaan program

Tindakan intervensi:
PENGGUNA INFORMASI / - Segera
PELAKSANA PROGRAM - Jangka pendek
LINTAS-SEKTOR - Jangka panjang
Terima Kasih

31

Anda mungkin juga menyukai