Anda di halaman 1dari 28

BAB 2

Termokimia
ASAS KEKEKALAN ENERGI
Kayu dan gas LPG menyimpan sejumlah energi, yang disebut energi kimia. Ketika
bahan-bahan tersebut terbakar, sebagian energi kimia yang tersimpan di dalamnya
berubah menjadi kalor. Asas kekekalan energi disebut juga hukum pertama
termodinamika.

1. Sistem dan Lingkungan


Reaksi atau proses yang sedang menjadi pusat perhatian kita disebut sistem.
Segala sesuatu yang berada di sekitar sistem, yaitu dengan apa sistem tersebut
berinteraksi, disebut lingkungan. Selanjutnya, transfer (pertukaran) energi antara sistem
dan lingkungan dapat berupa kalor (q) atau bentuk energi lainnya yang secara kolektif
kita sebut kerja (w).
Sistem tertutup: dapat
Sistem terbuka: dapat mengalami pertukaran energi, Sistem terisolasi: tidak dapat
mengalami pertukaran materi tetapi tidak mengalami mengalami pertukaran materi
dan energi dengan lingkungan. pertukaran materi dengan dan energi dengan lingkungan.
lingkungan.

www.shutterstock.com/yothin sanchai
www.shutterstock.com/stockcreations
www.shutterstock.com/Kotomiti Okuma
2. Tanda untuk Kalor dan Kerja

Sistem menerima kalor, q bertanda


positif (+).

Sistem membebaskan kalor, q


bertanda negatif (–). 

Sistem melakukan kerja, w bertanda


negatif (–).

Sistem menerima kerja, w bertanda


positif (+).
dokumen penerbit
3. Energi Dalam (E )

Energi kinetik adalah energi yang Jumlah energi yang dimiliki oleh suatu zat
berkaitan dengan gerakan molekul- atau sistem disebut energi dalam (internal
molekul sistem, sedangkan bentuk energy) dan dinyatakan dengan lambang E.
energi lain yang tidak berhubungan dengan perubahan energi dalam ( ΔE),
dengan gerak disebut energi yaitu selisih antara energi-energi dalam
produk (EP) dengan energi pereaksi (ER).
potensial.

EP = energi dalam produk dan


ER = energi dalam reaktan atau pereaksi.
4. Kalor Reaksi: Δ E dan Δ H

Perubahan energi dalam yang menyertai reaksi adalah Δ E = E1 – E2. Perubahan


energi dalam tersebut akan muncul sebagai kalor dan/atau kerja

jika reaksi berlangsung pada sistem tertutup dengan volume tetap, Dinyatakan
dengan qV, maka:

jika reaksi berlangsung dalam sistem terbuka dengan tekanan tetap (tekanan
atmosfer), dinyatakan dengan qP, maka:
Kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap dikaitkan dengan sifat lain dari
sistem, yaitu entalpi yang dinyatakan dengan lambang (H).

Besaran untuk menyatakan kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap, yaitu
sama dengan perubahan entalpinya.

Karena sebagian besar reaksi berlangsung pada tekanan tetap, yaitu tekanan
atmosfer, maka kalor reaksi biasanya dinyatakan sebagai perubahan entalpi (Δ H).
5. Reaksi Eksoterm dan Endoterm

Reaksi eksoterm sebagai reaksi yang membebaskan kalor, sedangkan reaksi


endoterm sebagai reaksi yang menyerap kalor.

Perubahan entalpi (Δ H), yaitu selisih antara entalpi produk dengan entalpi pereaksi
(HP – HR) bertanda positif.

dokumen penerbit
Entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi. Oleh karena itu, perubahan
entalpinya bertanda negatif.

Diagram tingkat energi untuk reaksi


(a) endoterm dan (b) eksoterm.
dokumen penerbit
6. Persamaan Termokimia

Persamaan termokimia adalah persamaan reaksi yang mengikutsertakan


perubahan entalpinya. Nilai H yang dituliskan pada persamaan termokimia
disesuaikan dengan stoikiometri reaksi. Contoh 1 mol air dari gas hidrogen dengan
gas oksigen dibebaskan 286 kJ ( = - 286 kJ ).

( Jika koefisien reaksi dikalikan dua, nilai Δ H reaksi juga harus dikalikan dua).
ENTALPI MOLAR
1. Entalpi Pembentukan Standar (Δ Hf° = Standard Enthalpy of Formation)
Jika pengukuran dilakukan pada keadaan standar (298 K, 1 atm) dan semua unsur-
unsurnya dalam bentuk standar, perubahan entalpinya disebut entalpi pembentukan
standar (Δ Hf°), dinyatakan dalam kilojoule per mol (kJ mol –1). Dua hal yang perlu
diperhatikan berkaitan dengan entalpi pembentukan, yaitu bahwa:

Zat yang Dibentuk dari


dibentuk adalah unsurnya dalam
1 mol, dan bentuk standar. Entalpi
pembentu
kan dari
beberapa
zat.
2. Entalpi Peruraian Standar (Δ Hc° = Standard Enthalpy of Dissociation)

Reaksi peruraian merupakan kebalikan dari reaksi pembentukan. Oleh karena itu,
sesuai dengan azas kekekalan energi, nilai entalpi peruraian sama dengan entalpi
pembentukannya, tetapi tandanya berlawanan

3. Entalpi Pembakaran Standar (Δ Hc° = Standard Enthalpy of Combustion)

Pembakaran dikatakan sempurna jika:


• Karbon (C) terbakar menjadi CO2,
• Hidrogen (H) terbakar menjadi H2O,
dan
• Belerang (S) terbakar
Perubahan menjadi
entalpi pada SO2.
pembakaran sempurna 1 mol suatu zat yang diukur pada
298 K, 1 atm disebut entalpi pembakaran standar dan dinyatakan dengan Hc°
(standard enthalpy of combustion).
Entalpi pembakaran dari beberapa zat pada 298 K, 1
atm.

www.shutterstock.com/TonNam50
Contoh:
4. Berbagai Entalpi Molar Lain

Terdapat berbagai entalpi molar lain, seperti entalpi penetralan, entalpi peleburan,
entalpi penguapan, dan entalpi pelarutan.
Entalpi penetralan adalah perubahan entalpi pada
penetralan asam (H+) oleh basa (OH–) membentuk 1 mol air.

Entalpi peleburan adalah perubahan entalpi pada perubahan 1 mol


zat dari bentuk padat menjadi bentuk cair pada titik leburnya.

Entalpi pelarutan adalah perubahan entalpi pada


pelarutan 1 mol zat.

Semua entalpi molar dinyatakan dalam kJ mol–1.


PENENTUAN ENTALPI REAKSI
1. Kalorimetri
q = jumlah kalor (J),
m = massa air (larutan) di dalam
kalorimeter (g),
c = kalor jenis air (larutan) di dalam
kalorimeter (J g–1 °C–1 atau J g–1 K–1),
C = kapasitas kalor dari bom
kalorimeter (J °C–1 atau J K–1), dan
T = kenaikan suhu larutan
(kalorimeter) (°C atau K).

Cara penentuan kalor reaksi dengan menggunakan kalorimeter


disebut kalorimetri. dapat menentukan jumlah kalor yang diserap oleh
air serta perangkat kalorimeter berdasarkan rumus berikut.
commons.wikimedia.org/©Литография П. А. Смирнова
Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka kalor reaksi sama
dengan kalor yang diserap oleh air (larutan) dan bom, tetapi tandanya berbeda.

Jadi, kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap atau yang dilepaskan
larutan, sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan.

Bagan kalorimeter bom


yang digunakan untuk
reaksi-reaksi
pembakaran.

dokumen penerbit www.shutterstock.com/Rattiya Thongdumhyu


Contoh :
2. Hukum Hess

Hukum Hess berkaitan dengan reaksi-reaksi yang dapat dilangsungkan menurut


dua atau lebih cara. Reaksinya dapat dilangsungkan menurut dua cara sebagai
berikut.
Cara-1: Reaksi satu tahap, dan cara-2 reaksi 2 tahap. Henry Hess menemukan bahwa
kalor reaksi dari kedua cara tersebut adalah sama.
Hukum Hess, yaitu “Kalor reaksi hanya tergantung pada keadaan awal dan
keadaan akhir, tidak pada lintasan”. Hukum Hess dapat dinyatakan dalam bentuk
diagram siklus atau diagram tingkat energi

dokumen penerbit
3. Penentuan Kalor Reaksi Berdasarkan Hukum Hess

Berdasarkan hukum Hess, kalor reaksi dapat ditentukan secara tidak langsung,
artinya tidak melalui suatu percobaan, tetapi dari kalor reaksi-reaksi lain yang
berhubungan.

4. Penentuan Kalor Reaksi Berdasarkan Data Entalpi Pembentukan

Kalor suatu reaksi dapat juga ditentukan berdasarkan data entalpi pembentukan
zat pereaksi dan produknya. Dalam hal ini, zat pereaksi dianggap terlebih dahulu
terurai menjadi unsur-unsurnya, kemudian unsur-unsur tersebut bereaksi membentuk
zat produk.
Contoh :
5. Penentuan Kalor Reaksi Berdasarkan Energi Ikatan a.

Pengertian energi ikatan


Energi yang diperlukan untuk
memutuskan ikatan kimia antara
dua atom sehingga terbentuk
radikal-radikal bebas disebut
energi ikatan.

energi yang diperlukan untuk


memutuskan molekul tersebut
sehingga menjadi atom-atom
bebasnya disebut energi
Beberapa energi berbagai jenis
atomisasi. ikatan kovalen (dalam kJ mol–1).
dokumen penerbit
Energi ikatan rata-rata

Molekul biner yang terdiri atas tiga atau lebih atom mempunyai dua atau lebih ikatan.
Untuk molekul seperti itu digunakan pengertian energi ikatan rata-rata.

Contoh metana, mengandung 4 ikatan C–H. Pemutusan satu per satu ikatan C–H dari
molekul CH4 memerlukan energi yang berbeda.

dokumen penerbit
Untuk memutuskan keempat ikatan dalam CH4 diperlukan 1664 kJ. Maka =
6. Menentukan Δ H Reaksi Berdasarkan Data Energi Ikatan

Reaksi kimia antarmolekul dapat dianggap berlangsung dalam dua tahap, yaitu
sebagai berikut.
• Pemutusan ikatan pada pereaksi
• Pembentukan ikatan pada produk

Δ H reaksi = energi ikatan pada pereaksi (ikatan yang putus) dikurangi dengan
energi ikatan pada produk (ikatan yang terbentuk).
Contoh

Pada diagram diatas, perubahan entalpinya dihitung sebagai berikut =

1 mol H–H = 436 kJ


1 mol Cl–Cl = 242 kJ
Jumlah energi ikatan yang putus = 436 kJ + 242 kJ = 678 kJ

dokumen penerbit
ENERGI BAHAN BAKAR
Nilai kalor dari berbagai jenis bahan bakar.

www.shutterstock.com/abutyrin
www.shutterstock.com/Perkele022

Anda mungkin juga menyukai