Pengawetan Makanan - Penggaraman Dan Pengawetan Dengan Pengemasan
Pengawetan Makanan - Penggaraman Dan Pengawetan Dengan Pengemasan
DENGAN PENGEMASAN
KELOMPOK 4
ANGGOTA KELOMPOK 4 :
Penggaraman (Pengasinan) :
Tujuan Penggaraman :
UNTUK PENGAWETAN DAN PERUBAHAN SENSORIS YANG
DIINGINKAN SEPERTI TEKSTUR, WARNA, SERTA AROMA DAN
RASA YANG KHAS.
FUNGSI PENGGARAMAN
• Menghambat mikroorganisme pencemar tertentu secara selektif karena
garam bersifat bekteriostatik.
• Mengikat air dan menurunkan Aw yang menjadi faktor pendukung
pertumbuhan mikroba.
• Garam dapat menentukan dalam pembentukan flavor dan aroma tertentu
METODE PENGGARAMAN
1. Garam menyerap air dari dalam tubuh ikan melalui proses osmosa.
Akibatnya kandungan air dalam tubuh ikan yang menjadi media hidup
bakteri menjadi berkurang. Kekurangan air dilingkungan tempat bakteri
hidup mengakibatkan proses metabolisme dalam tubuh bakteri menjadi
terganggu. Dengan demikian proses kemunduran mutu ikan oleh
bakteri dapat dihambat atau dihentikan.
2. Selain menyerap kandungan air dari tubuh ikan, garam juga menyerap air
dari dalam tubuh bakteri sehingga bekteri akan mengalami plasmolisis
(pemisahan inti plasma) sehingga bakteri akan mati.
MACAM METODE PENGGARAMAN
Hampir sama dengan cara dry salting, tetapi karena wadah yang digunakan
tidak kedap air, maka larutan/cairan garam yang terbentuk akan langsung
mengalir ke bawah dan dibuang.
4. Cara injeksi
Penyediaan Peralatan
• Siapkan wadah bak kedap air (pada metode Kench Salting tidak
diperlukan).
• Menyiapkan penutup bak dengan pemberat
• Pisau yang tajam untuk memberihkan dan menyiangi ikan.
• Timbangan untuk menimbang ikan dan garam
• Keranjang plastik atau bambu untuk mengangkut ikan sebelum dan
setelah proses penggaraman
PELAKSANAAN PENGGARAMAN
Penyediaan Peralatan
• Tutuplah bak atau wadah dengan papan yang telah diberi pemberat
agar proses penggaraman dapat berlangsung dengan baik.
• Penggaraman dapat berlangsung 1 – 3 hari untuk ikan ukuran besar,
12 – 24 jam untuk ikan ukuran sedang dan 6 – 12 jam untuk ikan
ukuran kecil.
• Selanjutnya ikan diangkat dari tempat penggaraman, dicuci dan
dibersihkan dari kotoran yang menempel, kemudian ditiriskan dan
selanjutnya ikan dijemur dengan disusun diatas para-para yang
sudah disiapkan
PROSES PENGGARAMAN
Metode Wet Salting
4. Temperatur ikan
Semakin tinggi temperatur tubuh ikan semakin cepat pula proses penetrasi
garam kedalam tubuh ikan, akan tetapi hal ini oleh perkembangan bakteri
yang juga semakin cepat. Sebelum dilakukan penggaraman sebaiknya
dilakukan penanganan lebih dahulu dengan baik agar sebagian besar bakteri
yang dikandung dapat dihilangkan.
KEKURANGAN PENGAWETAN PENGGARAMAN
4. Jika tidak menggunakan garam murni akan menghasilkan produk yang jelek, karena unsur selain NaCl
akan mempengaruhi mutu ikan asin yang dihasilkan .
Hal ini dikarenakan :
a. Garam yang mengandung unsur Ca dan Mg memperlambat penetrasi pada tubuh ikan, sehingga
memungkinkan proses pembusukan tetap berjalan selama proses penggaraman. Selain itu produk ikan
asin yang dihasilkan bersifat higroskopis.
b. Garam yang mengandung 0,5 % - 1 % CaSO4 menyebabkan ikan asin yang dihasilkan mempunyai
daging yang putih (pucat) dan kaku.
c. Garam yang mengandung MgCl2 dan MgSO4 akan menghasilkan ikan asin yang pahit.
d. Garam yang mengandung Cu dan Fe dapat mengakibatkan ikan asin berwarna kuning atau cokelat
kotor.
e. Garam yang mengandung CaCl2 akan menyebabkan ikan berwarna putih (pucat), keras dan mudah
pecah.
PENGAWETAN
DENGAN
PENGEMASAN
Pengemasan merupakan bagian dari suatu pengolahan makanan yang
berfungsi untuk pengawetan makanan, mencegah kerusakan mekanis, dan
perubahan kadar air.
Pengemasan bahan pangan ikut berperan dalam menghasilkan produk
dengan kualitas baik dan aman bila dikonsumsi.
Pengemasan sebagai suatu usaha untuk menjamin keamanan produk selama
pengangkutan dan penyimpanan sehingga dapat sampai ke tangan
konsumen dalam kondisi yang baik.
TUJUAN PENGEMASAN
2. Mengamankan produk dari bahaya polusi dan masalah fisik lainnya, baik
itu yang bersifat tekanan, benturan, maupun yang getaran.
Adalah wadah yang terbuat dari baja dan dilapisi timah putih (sn) yang tipis
dengan kadar tidak lebih dari 1,00-1,25% dari berat kaleng.
Alumunium :
Adalah logam yang lebih ringan dari pada baja, mempunyai daya korosif oleh
atmosfer yang rendah, tetapi mudah dilekuk-lekukkan sehingga lebih mudah
berubah bentuknya.
Gelas :
Gelas biasa digunakan untuk wadah makanan yang mengandung kadar asam
yang tinggi dan tidak memerlukan pemanasan yang suhu tinggi
MACAM KEMASAN PANGAN
Kertas :
Bahan pembungkus dari kertas harus dilapisi lilin, damar, plastik dan lapisan
alumunium agar tidak keluar dan masuk gas atau uap air.
Plastik :
Edible film :
Edible film adalah bahan pangan yang dilapisi atau dibungkus dengan suatu
lapisan tipis yang dapat dimakan disebut edible film, biasanya pada permen
dan sosis.
JENIS KODE PLASTIK
PETE atau PET (Polythylene Terephthalate) :
Botol jenis PETE/PET ini disarankan hanya untuk sekali pakai.
Plastik ini hampir tidak dapat dihancurkan. Namun baik dan cukup aman untuk tempat
makanan
JENIS KODE PLASTIK
PP (Polypropylene) :
Plastik ini dapat kita isi ulang. Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya,
serta tulisan PP.
PS ( Polystyrene) :
Bahan styrene ini sangat berbahaya bagi otak dan sistem syaraf. Plastik ini sering
ditemui adalah Styrofoam (gabus).
O (Other) :
Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER. Untuk jenis
plastik 7 Other ini ada 4 macam, yaitu, SAN ( styrene acrylonitrile), ABS (acrylonitrile
butadiene styrene), PC ( polycarbonate), Nylon
FAKTOR PENTING DALAM PENGEMASAN
5. Faktor ergonomik: pertimbangan agar kemasan mudah dibawa, dipegang, dibuka dan
mudah disimpan.
TERIMA KASIH
PENGAWETAN MAKANAN