Anda di halaman 1dari 26

Hambatan Tarif (Tarif Barries)

Oleh: Vanesha Rahmania.,S.E.,MS.i


• Saat ada dua negara melakukan perdagangan internasional untuk
produk baik komoditas maupun jasa, kuantitas tertentu sering
sekali dibebankan menjadi biaya yang ditanggung negara,
sehingga memberikan pendapatan bagi pemerintah negara
tersebut serta meningkatkan harga produk asing, hal ini
berdampak kepada perusahaan di mana mereka menjadi mampu
bersaing dengan produk negara lain. Biaya ini dikenal dengan
pajak/ tax atau bea yang disebut dengan hambatan tarif.
Pengertian Tarif
• Tarif (tariff) adalah pembebanan bea atau pajak yang
dikenakan terhadap komoditas perdagangan yang
melewati batas wilayah hukum (custom area) suatu
negara.
• Tarif dibedakan menjadi 2 :
 Tarif Impor (Import barriers)
 Ekspor Tarif (export barriers)
 Tarif impor (impor barriers) merupakan bea yang
dibebankan terhadap komoditas yang masuk ke wilayah
(custom area) suatu negara yang berasal dari negara
lain.

 tarif ekspor (export barriers) merupakan bea yang


dikenakan terhadap komoditas yang dikirim ke negara
lain melewati batas wilayah hukum (custom area) negara
yang bersangkutan.
• Negara-negara dunia
ketiga cenderung masih
menerapkan kebijakan
tarif impor atas berbagai
komoditas dari luar negeri
demi untuk melindungi
industri di dalam negeri
(proteksi) dari industri
yang sudah maju di luar
negeri.
Sistem Tarif
• Sistem tarif dibedakan atas tiga bagian, yaitu (Lipsey,
1976):
 Single column tariffs, yaitu untuk berbagai jenis komoditas hanya
mempunyai satu macam tarif dan besarnya ditentukan sendiri atau
ditentukan sepihak oleh suatu negara tanpa persetujuan negara lain.
 Double-column tariffs; sistem di mana untuk setiap komoditas mempunyai 2
(dua) tarif. Apabila kedua tarif tersebut ditentukan sendiri dengan undang-
undang, maka namanya: “bentuk maksimum dan minimum”.
 Triple-column tariffs: biasanya system ini digunakan oleh negara penjajah.
Sebenarnya system ini hanya perluasan daripada double column tariffs,
yakni dengan menambah satu macam tarif preferen untuk negara-negara
bekas jajahan atau afiliasi politiknya. Sistem ini sering disebut dengan nama
“preferential system”.
• Perbedaan tarif atas komoditas impor terdiri dari 3 jenis (Pratama,
2020)
 Ad valorem duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan
dalam persentase dari nilai komoditas yang dikenakan bea
tersebut.
 Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan
untuk tiap ukuran fisik daripada komoditas.
 Specific ad valorem atau compound duties, yakni bea yang
merupakan kombinasi antara specific dan ad valorem. Misalnya
suatu komoditas tertentu dikenakan 10% tarif ad valorem
ditambah Rp 20,00 untuk setiap unit.
EFEK TARIF IMPOR
• Pembebanan tarif impor atas komoditas dari luar negeri demi perlindungan industri
dalam negeri, mempunyai beberapa efek, (Nopirin, 2007) yaitu:
 Efek harga (price effect), dengan pengenaan tarif ke atas komoditas impor akan
menyebabkan harga meningkat sebesar persentase bea yang diterapkan.
 Efek Produksi (production effect) atau efek proteksi (perlindungan) yaitu dengan tarif
bahwa produksi dalam negeri bertambah, sekaligus membatasi jumlah komoditas dari
luar negeri ke dalam negeri sehingga industry dalam negeri dapat berkesempatan untuk
meningkatkan produksinya.
 Efek penerimaan (revenue effect) atau efek anggaran (budgetair effect) di mana dengan
kebijakan tarif akan menambah penerimaan pemerintah (negara) dari tarif untuk mengisi
kas negara.
 Efek konsumsi (consumption effect), di mana konsumsi dalam negeri berkurang, karena
harga mengalami kenaikan setinggi tarif yang diterapkan sehingga permintaan
berkurang.
 Efek redistribusi pendapatan (income redistribution effect) berupa pengusaha industry di
dalam negeri memperoleh bagian pendapatan akibat meningkatnya harga komoditas
akibat kebijakan impor.
Akibat dari kebijaksanaan tarif menimbulkan
beberapa efek :

Anda mungkin juga menyukai