• Saat ada dua negara melakukan perdagangan internasional untuk produk baik komoditas maupun jasa, kuantitas tertentu sering sekali dibebankan menjadi biaya yang ditanggung negara, sehingga memberikan pendapatan bagi pemerintah negara tersebut serta meningkatkan harga produk asing, hal ini berdampak kepada perusahaan di mana mereka menjadi mampu bersaing dengan produk negara lain. Biaya ini dikenal dengan pajak/ tax atau bea yang disebut dengan hambatan tarif. Pengertian Tarif • Tarif (tariff) adalah pembebanan bea atau pajak yang dikenakan terhadap komoditas perdagangan yang melewati batas wilayah hukum (custom area) suatu negara. • Tarif dibedakan menjadi 2 : Tarif Impor (Import barriers) Ekspor Tarif (export barriers) Tarif impor (impor barriers) merupakan bea yang dibebankan terhadap komoditas yang masuk ke wilayah (custom area) suatu negara yang berasal dari negara lain.
tarif ekspor (export barriers) merupakan bea yang
dikenakan terhadap komoditas yang dikirim ke negara lain melewati batas wilayah hukum (custom area) negara yang bersangkutan. • Negara-negara dunia ketiga cenderung masih menerapkan kebijakan tarif impor atas berbagai komoditas dari luar negeri demi untuk melindungi industri di dalam negeri (proteksi) dari industri yang sudah maju di luar negeri. Sistem Tarif • Sistem tarif dibedakan atas tiga bagian, yaitu (Lipsey, 1976): Single column tariffs, yaitu untuk berbagai jenis komoditas hanya mempunyai satu macam tarif dan besarnya ditentukan sendiri atau ditentukan sepihak oleh suatu negara tanpa persetujuan negara lain. Double-column tariffs; sistem di mana untuk setiap komoditas mempunyai 2 (dua) tarif. Apabila kedua tarif tersebut ditentukan sendiri dengan undang- undang, maka namanya: “bentuk maksimum dan minimum”. Triple-column tariffs: biasanya system ini digunakan oleh negara penjajah. Sebenarnya system ini hanya perluasan daripada double column tariffs, yakni dengan menambah satu macam tarif preferen untuk negara-negara bekas jajahan atau afiliasi politiknya. Sistem ini sering disebut dengan nama “preferential system”. • Perbedaan tarif atas komoditas impor terdiri dari 3 jenis (Pratama, 2020) Ad valorem duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam persentase dari nilai komoditas yang dikenakan bea tersebut. Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran fisik daripada komoditas. Specific ad valorem atau compound duties, yakni bea yang merupakan kombinasi antara specific dan ad valorem. Misalnya suatu komoditas tertentu dikenakan 10% tarif ad valorem ditambah Rp 20,00 untuk setiap unit. EFEK TARIF IMPOR • Pembebanan tarif impor atas komoditas dari luar negeri demi perlindungan industri dalam negeri, mempunyai beberapa efek, (Nopirin, 2007) yaitu: Efek harga (price effect), dengan pengenaan tarif ke atas komoditas impor akan menyebabkan harga meningkat sebesar persentase bea yang diterapkan. Efek Produksi (production effect) atau efek proteksi (perlindungan) yaitu dengan tarif bahwa produksi dalam negeri bertambah, sekaligus membatasi jumlah komoditas dari luar negeri ke dalam negeri sehingga industry dalam negeri dapat berkesempatan untuk meningkatkan produksinya. Efek penerimaan (revenue effect) atau efek anggaran (budgetair effect) di mana dengan kebijakan tarif akan menambah penerimaan pemerintah (negara) dari tarif untuk mengisi kas negara. Efek konsumsi (consumption effect), di mana konsumsi dalam negeri berkurang, karena harga mengalami kenaikan setinggi tarif yang diterapkan sehingga permintaan berkurang. Efek redistribusi pendapatan (income redistribution effect) berupa pengusaha industry di dalam negeri memperoleh bagian pendapatan akibat meningkatnya harga komoditas akibat kebijakan impor. Akibat dari kebijaksanaan tarif menimbulkan beberapa efek :