Anda di halaman 1dari 24

Pemberdayaan

Masyarakat
Emmi Rizki Rachmawati
(P17333116418)
Chandra Gading A. (P17333116419)
Dian Dwi Lestari (P17333116437)
Alya Salma Riza (P17333116442)
Latar Belakang
Salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah dengan melakukan
pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan cara pendekatan
masyarakat, meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat mengenai pentingnya
kesehatan mulai dari kebiasaan kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan di lingkungan
masyarakat. Dalam proses peningkatan derajat kesehatan masyarakat, tentu masyarakat tidak dapat
bergerak sendiri. Masyarakat perlu dibina terlebih dahulu oleh seorang yang bertugas sebagai
fasilitator.
Praktek Belajar Lapangan merupakan kegiatan yang diselenggarakan diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan profesional mahasiswa, mahasiswa mampu beradaptasi dengan kegiatan
yang berada di puskesmas dan memperoleh pengalaman untuk pembelajaran dengan cara mahasiswa
mengobservasi langsung masalah lingkungan yang terdapat di lapangan khususnya di puskesmas.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana kebijakan atau regulasi terkait pemberdayaan masyarakat yang diterapkan di Puskesmas Pangandaran?
2. Bagaimana masalah bidang kesehatan lingkungan di institusi dan masyarakat?
3. Bagaimana rencana strategi penyuluhan di Puskesmas Pangandaran?
4. Bagaimana metode pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan lingkungan di Puskesmas Pangandaran?
5. Bagaimana Prinsip pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan lingkungan di Puskesmas Pangandaran?
6. Bagaimana prinsip komunikasi dan advokasi yang di terapkan di Puskesmas Pangandaran?
7. Bagaimana pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan metode pemicuan perubahan perilaku secara
kolektif dan berkelanjutan di Puskesmas Pangandaran?
8. Bagaimana prinsip Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan menerapkan 5 pilar STBM sesuai dengan
Permenkes No.03 Tahun 2014 di Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran?
Tujuan
A. Tujuan Umum

Mengetahui konsep dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat di Puskesmas Pangandaran Kabupaten Pangandaran.
B. Tujuan Khusus

1. Mengetahui kebijakan atau regulasi terkait pemberdayaan masyarakat yang diterapkan di Puskesmas Pangandaran.
2. Mengetahui masalah bidang kesehatan lingkungan di institusi dan masyarakat.
3. Mampu membuat rencana penyuluhan dengan berbagai media.
4. Mampu menggunakan metode pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan lingkungan.
5. Mampu menerapkan prinsip pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan lingkungan.
6. Mampu melakukan prinsip komunikasi dan advokasi pada masyarakat.
7. Mampu melakukan pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan perubahan perilaku secara kolektif dan berkelanjutan.
8. Mampu menerapkan prinsip sanitasi total berbasis masyarakat (STBM).
Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan Praktek Belajar Lapangan di Puskesmas adalah :
– Bagi Puskesmas.

Memberikan saran kepada pihak puskesmas mengenai permasalah kesehatan lingkungan yang terdapat di
puskesmas yang khususnya dalam pemberdayaan masyarakat.
– Bagi Mahasiswa

1. Mahasiswa mampu menambah wawasan dan pengalaman mengenai pemberdayaan masyarakat di lapangan.
2. Mahasiswa mampu mengaplikasikan pembelajaran teori yang telah diperoleh di lapangan.
3. Mahasiswa mampu menganalisa masalah di lapangan.
– Bagi Masyarakat

Menambah wawasan pentingnya pemberdayaan masyarakat untuk membangun kesadaran masyarakat.


Kebijakan atau Regulasi Terkait
Pemberdayaan Masyarakat
Kebijakan mengenai pemberdayaan masyarakat dan pelayanan promosi kesehatan yang dilaksanakan oleh
Puskesmas Pangandaran pada umumnya mengacu pada Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
dengan pernyataan bahwa “Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat dicapai melalui
penyelenggaraan pembangunan kesehatan.”
Dalam mencapai pembangunan kesehatan pelaksanaan promosi kesehatan dilakukan berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor No. 1193 tahun 2004 Tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan serta Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor No. 1114 tahun 2005 Tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah
Adapun kegiatan pendukung pelaksanaan promosi kesehatan masyarakat di Puskesmas Pangandaran yang
mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2269 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Identifikasi Masalah di Bidang Kesehatan
Lingkungan

• Institusi
Permasalahan di bidang kesehatan lingkungan yang terdapat di institusi Puskesmas Pangandaran
salah satunya yaitu adalah tempat pembuangan sementara sampah yang tidak memenuhi Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutan RI No P.56 Tahun 2015 tentang Tata Cara Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah Bahan berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
• Masyarakat
Pemasalahan di bidang kesehatan lingkungan yang terdapat di masyarakat lingkungan Wilayah
Kerja Puskesmas Pangandaran setelah sebelumnya dilakukan observasi dan wawancara ke beberapa
sample rumah oleh Mahasiswa PBL Poltekkes Bandung yaitu adalah mengenai sanitasi dasar yang
kurang memenuhi syarat meliputi jamban sehat, tempat sampah, sarana pembuangan air limbah dan
sumber air bersih.
Rencana Strategi Penyuluhan

No Penyuluhan Sasaran Tempat Pelaksanaan Hari / Tanggal Waktu


Penyimpanan Limbah B3 di Cleaning Servis Puskesmas Ruang Konseling Puskesmas
1 Fasilitas Layanan Kesehatan Pangandaran Pangandaran Rabu, 15 Mei 2019 13.00 – selesai
Sanitasi Dasar Masyarakat RT 01, RT 02, dan RT 03 Selasa, 21 Mei
2 RW 14 Desa Babakan Masjid Al Kautsar 2019 09.00 - selesai
Salah Satu Rumah Warga Desa
3 Septictank Masyarakat Desa Sukahurip Sukahurip Kamis, 9 Mei 2019 09.00 - selesai
Salah Satu Rumah Warga Desa
Masyarakat Desa Wonoharjo
4 Penyakit DBD Wonoharjo

4 Penyakit Berbasis Aparat Desa dan Pemegang


Lingkungan Program Penyakit Berbasis Aula Puskesmas Pangandaran Kamis, 23 Mei 09.00 – selesai
Lingkungan 2019
5
4 Penyakit Berbasis Masyarakat pengunjung Puskesmas Lobby Puskesmas Pangandaran Jumat, 24 Mei 08.00 – selesai.
6 Lingkungan Pangandaran 2019
Perilaku Hidup Bersih dan Masjid At – Taqwa Jumat, 24 Mei
7 Sehat. Murid Madrasah At - Taqwa 2019 10.00 - selesai
Metode Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
Lingkungan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran

• Dalam Gedung
Pemberdayaan masyarakat dalam gedung di Puskesmas Pangandaran yang biasanya dilakukan dengan
cara memberikan edukasi atau pembinaan terhadap pasien atau klien sesuai dengan kasus yang di alami
oleh pasien atau klien di dalam gedung Puskesmas Pangandaran.
• Luar Gedung
Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan dengan terencana sesuai jadwal yang dibuat sebelumnya baik
di dalam gedung yang di lakukan di luar gedung yang dilakukan di luar gedung Puskesmas Pangandaran
seperti balai desa, posyandu, sekolah,dsb dengan melibatkan beberapa kelompok masyarakat meliputi
pasien dan keluarga pasien pengunjung puskesmas, RT/RW, Desa, sekolah, maupun sebuah instansi.
Penerapan metode yang digunakan dalam upaya menjalankan program terkait pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di Puskesmas Pangandaran secara umum terdapat 3 cara
yaitu :

– Personal

Pemberdayaan masyarakat secara personal di Puskesmas Pangandaran yang biasanya dilakukan dalam gedung puskesmas dengan cara memberikan edukasi atau pembinaan terhadap
pasien atau klien sesuai dengan kasus yang di alami oleh pasien atau klien di poli umum, klinik sanitasi, dsb. Sedangkan yang dilakukan secara luar gedung dengan cara door to door
memberikan edukasi atau pembinaan ke setiap rumah yang di kunjungi saat investagi lapangan. Dengan adanya pemberdayaan masyarakat secara personal diharapkan dapat
memotivasi pasien atau klien untuk merubah kebiasaan guna mencapai tujuan hidup sehat.

– Kelompok

Pemberdayaan masyarakat secara kelompok dilaksanakan dengan terencana sesuai jadwal yang dibuat sebelumnya baik di dalam gedung yang di lakukan di gedung puskesmas
maupun di luar gedung yang dilakukan di luar gedung puskesmas seperti balai desa, posyandu, sekolah,dsb dengan melibatkan beberapa kelompok masyarakat meliputi pasien dan
keluarga pasien pengunjung puskesmas, RT/RW, Desa, sekolah, maupun sebuah instansi.

– Massa

Pemberdayaan masyarakat secara massa dilakukan dengan mengumpulkan massa atau masyarakat di suatu daerah untuk memberikan masyarakat pengetahuan mengenai kesehatan
dengan tujuan untuk mengajak masyarakat mencapai hidup sehat, membuat masyarakat sadar pentingnya kesehatan serta mampu secara mandiri menerapkan kebiasaan hidup sehat.
No Program Penjelasan

1 Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun biasanya dilaksanakan di SD terpilih setiap desa di Wilayah
Kampanye CTPS
Kerja Puskesmas Pangandaran. Dilakukan setiap 15 Oktober (Hari cuci tangan sedunia)
   

2 Dalam rangka mengurangi kebiasaan pembuangan sampah sembarangan di masyarakat, maka


Sosialisasi Inovasi Bank Sampah
pihak puskesmas bekerja sama dengan pihak desa melaksanakan sosialisasi inovasi bank sampah
  untuk memotivasi masyarakat agar turut berperan aktif dalam perannya mengurangi kebiasaan
pembuangan sampah sembarangan. Selain itu, bank sampah juga dapat meningkatkan
produktifitas kerja secara optimal di desa.
 
3 Pemicuan merupakan salah satu program yang rutin dilakukan oleh Puskesmas Pangandaran.
Pemicuan
Pemicuan merupakan pembinaan masyarakat oleh fasilitator agar masyarakat dapat tergugah
  untuk merubah kebiasaan yang dapat berpengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan.
pemicuan dilakukan dengan target 5 desa dapat terpicu setiap tahun.
 
4 Setelah dilakukan pemicuan ke tiap desa, maka dilakukan pleno. Pleno merupakan komitmen
Pleno & Monev STBM
masyarakat yang telah terpicu untuk mampu melakukan perubahan. Selanjutnya dilakukan monev
untuk mengetahui keberhasilan masyarakat yang telah merubah perilakunya.
 
5 Pemetaan Sanitasi Membuat peta sanitasi di suatu daerah Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran
untuk mengetahui keberhasilan pemicuan yang dilakukan dan perubahan perilaku
masyarakat.
6 Inspeksi Kesehatan Lingkungan Inspeksi kesehatan lingkungan dilakukan pada rumah, tempat pengolahan makanan,hotel,
  sekolah dan tempat umum di setiap desa daerah Kecamatan Pangandaran. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui kesehatan lingkungan yang terdapat di daerah tersebut apakah sudah
memenuhi atau belum. Komponen yang menjadi penilaian dalam inspeksi kesehatan
lingkungan yaitu jamban, SPAL, pembuangan sampah, septictank, saran dan sumber air
bersih, pencahayaan dan ventilasi udara, serta perilaku atau kebiasaan masyarakat yang
berkaitan dengan kualitas lingkungan. Inspeksi dilakukan rutin setiap bulan di 8 desa. Dari
hasil yang didapat, jika tidak memenuhi syarat, maka dilakukan pembinaan dan penyuluhan
kepada masyarakat.
 
7 Penyuluhan di Desa/Kelurahan, Posyandu, Pemberian edukasi atau pengetahuan kepada masyarakat sehingga masayarakat
Sekolah, Lintas Program, Pertemuan lintas dapat mencapai tujuan hidup sehat dengan cara membuat masyarakat sadar tentang
sektor. pentingnya kesehatan dan dapat mempengaruhi perilaku masyarakat baik secara
individu atau kelompok

8 Hygine Sanitasi Sekolah Mengatur tata laksana penilaian lingkungan sekolah baik dalam maupun luar gedung
dalam rangka peningkatan kondisi sekolah yang memenuhi syarat kesehatan
9 Pembinaan Desa Inovasi Meningkatkan gairah produktifitas kerja secara optimal masyarakat di desa
Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran sehingga kegiatan inovasi bank sampah
semakin maju
10 Klinik Sanitasi Merupakan suatu wahana masyarakat dalam mengatasi kesehatan lingkungan
untuk pemberantasan penyakit dengan bimbingan, penyuluhan, dan bantuan
teknis dari petugas puskesmas.

11 Investigasi P2P Kunjungan rumah masyarakat desa Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran yang
memiliki masalah kesehatan yang berhubungan dengan penyakit menular kuntuk
mengetahui faktor resiko penyebab penyakit tersebut yang dilakukan oleh
pemegang program tiap penyakit di Puskesmas Pangandaran.
Prinsip Pemberdayaan Masyarakat Bidang
Kesehatan Lingkungan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Pangandaran
– Kegiatan Penyuluhan
Menurut Najiati (2005) terdapat 4 prinsip pemberdayaan masyarakat yang secara umum diterapkan
dalam program pemberdayaan masyarakat guna pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat berjalan
sesuai rencana. Empat prinsip tersebut yakni prinsip kesetaraan, prinsip partisipasi, prinsip keswadayaan
atau kemandirian dan prinsip berkelanjutan.
– Kegiatan Pemicuan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
disebutkan bahwa terdapat 4 prinsip dasar pemicuan yang harus di terapkan dalam pelaksanaan pemicuan
yakni Memfasilitasi proses meminta pendapat dan mendengarkan, Membiarkan individu menyadari
sendiri, Biarkan orang – orang menyampaikan inovasi jamban / kakus yang sederhana, dan Tanpa subsidi
Prinsip Komunikasi dan Advokasi

No Organisasi Bentuk Kemitraan Keterangan

1 Ketua RT dan Ketua RW Mendapatkan dukungan Membantu menyukseskan pelaksanaan kegiatan


terhadap kegiatan penyuluhan penyuluhan di RT 01, RT 02, dan RT 03 RW 14 Desa
Babakan

2 Ibu Kader Aktif dalam pengembangan Ibu Kader RT 01, RT 02, dan RT 03 RW 14 Desa Babakan
masyarakat dalam masalah yang secara aktif terlibat dalam mengajak masyarakat untuk
terjadi dilingkungannya. mengikuti penyuluhan.

3 Pihak Puskesmas Mendapatkan dukungan Turut serta memandu berjalannya acara kegiatan
terhadap kegiatan penyuluhan penyuluhan di RT RT 01, RT 02, dan RT 03 RW 14 Desa
Babakan
Pemerdayaan Masyarakat dengan Metode Pemicuan
Perubahan Perilaku Secara secara Kolektif dan
Berkelanjutan
Hasil Pelaksanaan
No Hari/Tanggal Kegiatan Sasaran
Analisa Situasi Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan di


Rabu, 24 April Pemicuan Sanitasi
1 2019 lapangan, masalah yang terdapat di Dari 37 masyarakat yang mengikuti
Total Berbasis Masyarakat RT 06 & RT 07 RT 06 & RT 07 RW 07 Desa pemicuan STBM, 2 diantaranya telah
Masyarakat RW 07 Desa Pangandaran Pangandaran adalah masyarakatterpicu untuk melakukan komitmen
sudah memiliki jamban tetapi tidak dengan membangun septic tank.
memiliki septic tank. Saluran dari
jamban dialirkan langsung ke sungai
sehingga dapat mencemari air sungai.

Berdasarkan hasil pengamatan,


2 Selasa, 30 Pemicuan Sanitasi masalah yang terdapat di RT 02 Desa Dari 21 masyarakat yang mengikuti
April 2019 Masyarakat RT 02 Desa Pananjung adalah masyarakat sudahpemicuan STBM, 4 diantaranya telah
Total Berbasis
Masyarakat Pananjung memiliki jamban tetapi tidak memiliki terpicu untuk melakukan komitmen
septic tank. Saluran dari jamban dengan membangun septic tank.
dialirkan langsung ke sungai sehingga
dapat mencemari air sungai.
Prinsip Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM)

DATA DESA ODF

WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANGANDARAN 2019


No Desa Sudah ODF Belum ODF
1 Pananjung     
2 Sidomulyo     
3 Wonoharjo     
4 Sukahurip     
5 Pangandaran     
6 Purbahayu     
7 Pagergunung     
8 Babakan     

Sumber : Data Sekunder Puskesmas Pangandaran


Prinsip Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM)

DATA DESA STBM


WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANGANDARAN 2019
No Desa Melaksanakan Belum
STBM Melaksanakan
STBM

1 Pananjung     
2 Sidomulyo     
3 Wonoharjo     
4 Sukahurip     
5 Pangandaran     
6 Purbahayu     
7 Pagergunung     
8 Babakan     

Sumber : Data Sekunder Puskesmas Pangandaran


Prinsip Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM)

DATA CAKUPAN JAMBAN SEHAT


WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANGANDARAN 2018
No Desa Jumlah Target Pencapaian Sisa
Penduduk Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Pangandaran 9739 9739 100 4581 47,04 5158 52,96

2 Pananjung 8063 8063 100 5376 66,67 2687 33,33

3 Babakan 11405 11405 100 5478 48,03 5927 51,97

4 Sukahurip 3828 3828 100 2258 58,99 1570 41,01

5 Purbahayu 3894 3894 100 1905 48,92 1989 51,08

6 Pagergunung 2434 2434 100 1145 47,04 1289 52,96

7 Sidomulyo 6659 10018 100 6659 66,47 3359 33,53

8 Wonoharjo 10018 6659 100 6373 95,71 286 4,29


Prinsip Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM)

PERSENTASE RUMAH SEHAT DIRINCI PER DESA


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANGANDARAN TRIWULAN I TAHUN 2019
            RUMAH DIBINA RUMAH MEMENUHI
      RUMAH MEMENUHI JML RUMAH RUMAH DIBINA MMENUHI SYARAT SYARAT
    JML SLRH SYARAT BELUM MEME-  
NO DESA RUMAH JML % NUHI SYARAT JML % JML % JML %

1 PANGANDARAN 2505 2089 83,39 416 280 67,3 125 30,05 2214 88,38
2 PANANJUNG 2380 2003 84,16 377 210 55,7 178 47,21 2181 91,64
3 BABAKAN 2137 1697 79,41 440 190 43,2 150 34,09 1847 86,43
4 SUKAHURIP 900 675 75,00 225 125 55,6 60 26,67 735 81,67
5 PURBAHAYU 1217 977 80,28 240 130 54,2 75 31,25 1052 86,44
6 PAGERGUNUNG 925 762 82,38 163 98 60,1 124 76,07 886 95,78
7 SIDOMULYO 1865 1834 98,34 31 15 48,4 0 0,0 1834 98,34
8 WONOHARJO 2475 1973 79,72 502 280 55,8 250 49,80 2223 89,82
                       
JUMLAH 14.404 12.010 83,38 2.394 1.394   962 40,18 12.972 90,06

Sumber : Data Sekunder Puskesmas Pangandaran


Kesimpulan
1. Kebijakan mengenai pemberdayaan masyarakat dan pelayanan promosi kesehatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas
Pangandaran pada umumnya mengacu pada Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Permasalahan bidang kesehatan lingkungan yang terindentifikasi di institusi adalah tempat pembuangan sementara sampah
yang tidak memenuhi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutan RI No P.56 Tahun 2015 tentang Tata Cara Persyaratan
Teknis Pengelolaan Limbah Bahan berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Untuk permasalahan di
masyarakat adalah sanitasi dasar yang kurang memenuhi syarat meliputi jamban sehat, tempat sampah, sarana pembuangan air
limbah dan sumber air bersih.
3. Pada masa praktek belajar lapangan yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Poltekkes Bandung di Puskesmas Pangandaran,
Mahasiswa membuat rencana strategi penyuluhan untuk mengedukasi sasaran penyuluhan mengenai permasalahan lingkungan
yang dihadapinya. Dalam prakteknya, mahasiswa melakukan 7 kali penyuluhan.
4. Program pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan lingkungan oleh Puskesmas Pangandaran dilakukan menggunakan 2
metode yaitu dalam gedung dan luar gedung dengan penrapannya menggunakan 3 cara yaitu dengan cara personal, cara
kelompok dan cara massa.
Kesimpulan
5. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan lingkungan dilaksanakan dengan menerapkan prinsip-prinsip sesuai dengan kegiatan yang
dilaksanakan. Menurut Najiati (2005) dalam kegiatan penyuluhan terdapat 4 prinsip yaitu prinsip kesetaraan, prinsip partisipasi, prinsip keswadayaan
dan kemandiriian dan prinsip berkelanjutan. Dan kegiatan pemicuan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat disebutkan bahwa terdapat 4 prinsip dasar pemicuan yang harus di terapkan yaitu Memfasilitasi proses, meminta pendapat
dan mendengarkan, Membiarkan individu menyadari sendiri, Biarkan orang – orang menyampaikan inovasi jamban / kakus yang sederhana, dan Tanpa
subsidi.
6. Bentuk komunikasi dan advokasi yang dilakukan Mahasiswa Poltekkes Bandung di Puskesmas Pangandaran ialah dengan cara pendekatan kepada
pemimpin atau pengambil keputusan yakni Ketua RW, Ketua RT dan Ibu Kader RT 01, RT 02, dan RT 03 RW 14 Desa Babakan. Penyampaian dilakukan
dengan pemberian informasi mengenai masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi oleh RT 01, RT 02, dan RT 03 RW 14 Desa Babakan secara lisan
disertai dengan data hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan ke setiap rumah.agar membantu dan mendukung kegiatan penyelesaian
masalah kesehatan lingkungan yang dihadapinya.
7. Pemicuan yang dilakukan di Puskesmas Pangandaran terkait dengan penerapan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Puskesmas
Pangandaran. Pemicuan yang dilakukan salah satunya ialah pemberdayaan mengenai STOP BABS di RT 06 & RT 07 RW 07 Desa Pangandaran.
8. Permasalahan kesehatan lingkungan yang banyak terjadi di Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran adalah kurangnya sarana jamban sehat.
Pemicuan mengenai Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dilakukan pihak Puskesmas Pangandaran agar masyarakat mampu menerapkan 5 pilar STBM
serta menjadikan seluruh desa di Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran menjadi desa ODF dan desa STBM
Saran
1. Menjalankan dan mempertanggung jawabkan program pemberdayaan kesehatan masyakat dengan baik.
2. Menjalin kerjasama lintas sektor dalam pelayanan dan pengembangan sarana prasarana serta tindak lanjut di lingkungan masyarakat.
3. Semakin meningkatkan pengembangan desa siaga aktif /kelurahan siaga aktif dengan adanya koordinasi yang baik antara pemerintah
kabupaten atau desa dengan petugas Puskesmas Pangandaran.
4. Pelaksanaan penyuluhan baik penyuluhan perorangan, penyuluhan kelompok, penyuluhan massa dalam perannya sebagai
pemberdayaan masyarakat akan lebih baik apabila dilaksanakan secara rutin untuk mengajak masyarakat bersama sama meningkatkan
derajat kesehatan.
5. Pemberian edukasi mengenai penyakit – penyakit beresiko terjadi di Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran agar masyarakat dapat
waspada menghidari penyakit – penyakit beresiko tersebut dan dapat meminimalisir penularan penyakit.
6. Pelaksanaan pembinaan yang berkesinambungan tidak hanya terhadap siswa-siswi TK, SD melainkan SMP maupun SMA dalam upaya
menerapkan perilaku PHBS di masyarakat.
7. Pelaksanaan kegiatan pemicuan secara aktif di desa Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran yang masih tidak menerapkan 5 pilar STBM
dalam upaya memicu masyarakat agar menerapkan 5 pilar STBM dikehidupan masyarakat.
8. Mengajak masyarakat khususnya tokoh masyarakat, tokoh agama, dan kader untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta 5
pilar STBM agar dapat menjadi contoh yang baik di masyarakat yang patut ditiru.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai