Kuliah ke-3
DOSEN :
JURUSAN TEKNIK SIPIL
DEBBY YULINAR PERMATA, ST., MT UNIVERSITAS SRIWIJAYA
AZTRI YULI KURNIA, ST., M.ENG
GANJIL 2021-2022
Definisi Agregat
• Agregat mempunyai peranan yang sangat penting dalam
perkerasan jalan, karena jumlah yang dibutuhkan dalam campuran
perkerasan umumnya berkisar antara 90 % - 95 % dari berat total
campuran, atau 75 % - 85 % dari volume campuran (The Asphalt
Institute, 1989).
• Agregat kasar harus bersih, kuat dan bebas dari bahan yang tidak
dikehendaki lainnya
16
Analisa Saringan
(SK SNI M-0801890-F/AASHTO t 27-88/ASTM C 136-84A)
17
tujuan
• Tujuan dilaksanakannya pengujian ini adalah untuk
memperoleh distribusi besaran atau jumlah persentase butiran
baik agregat halus, sedang maupun agregat kasar. Distribusi
yang diperoleh dapat ditunjukkan dalam tabel atau grafik. (SNI
03-1968-1990)
18
Cara Penentuan Gradasi Agregat
• Penentuan Gradasi secara grafis yaitu dengan cara memplot hasil
analisis saringan ke dalam grafik semi logaritma. Dari pola kurva yang
terbentuk akan terlihat jenis gradasi agregat yang bersifat well graded,
poorly graded dan gap graded
• Penentuan Gradasi agregat dengan cara analitis yaitu dengan cara
membuat suatu parameter koefisien keseragaman/uniformity coefficient
(Cu) dan parameter koefisien kurvatu/curvature coefficient (Cc).
hasilnya bersifat eksak.
Persamaan parameter dapat dilihat berikut:
Grafik
Komulatif
Ukuran
Butir
Grafik Ilustrasi Setting
- Prinsip Interlocking
- Sifat Kaku
- Kebutuhan Aspal Sedang
Ilustrasi Gradasi
Gradasi agregat
2. Gradasi Seragam (skematis)
Proporsi
Grafik
Komulatif
Ukuran
Butir
Grafik Ilustrasi Setting
Dominasi
Ukuran
- Sifat Kasar
- Kebutuhan Aspal Khusus
Ilustrasi Gradasi
Gradasi agregat
3. Gradasi Senjang (skematis)
Proporsi
Grafik
Komulatif
Ukuran
Butir
Grafik Ukuran Ilustrasi Setting
yang
hilang
- Sifat Lentur
- Kebutuhan Aspal Tinggi
Ilustrasi Gradasi
Contoh Grafik Gradasi
100%
90%
80%
70%
60%
% Lolos
50%
40%
30%
20%
10%
0%
0,01 0,1 1 10 100
No. Saringan
Pengujian Berat Jenis dan
Penyerapan Agregat Kasar
29
Tujuan
Untuk menentukan berat jenis bulk, berat jenis kering
permukaan jenuh (SSD), berat jenis semu (apparent) dan
penyerapan air dari agregat kasar.
30
prosedur
Prosedur pengujian berdasarkan SNI 03-1969-1990 adalah sebagai
berikut:
1) Menyiapkan agregat yang tertahan saringan No.4 sebanyak 5 kg;
2) Mencuci benda uji dan mengeringkan dalam oven pada suhu (1105)oC
sampai beratnya tetap;
3) Mendinginkan benda uji pada suhu kamar 1-3 jam, kemudian timbang
(Bk);
4) Merendam benda uji pada suhu kamar selama 24±4 jam;
5) Mengeluarkan benda uji dari air, mengelap dengan kain penyerap sampai
selaput air pada permukaan hilang;
6) Menimbang benda uji kering-permukaan jenuh (Bj);
7) Meletakkan benda uji dalam keranjang, goncang untuk mengeluarkan
udara yang tersekap dan menentukan berat benda uji dalam air (Ba);
prosedur
8) Menghitung berat jenis dan penyerapan agregat kasar dengan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
Bk = berat benda uji kering oven (gram)
Bj = berat benda uji kering-permukaan jenuh (gram)
Ba = berat benda uji kering permukaan jenuh di dalam air (gram)
Pengujian Berat Jenis dan
Penyerapan Agregat halus
Tujuan
Menentukan berat jenis bulk, berat jenis kering
permukaan jenuh (SSD), berat jenis semu (apparent) dan
penyerapan air dari agregat halus.
34
Prosedur
Prosedur pengujian berdasarkan SNI 03-1970-1990 adalah sebagai berikut:
Bentuk keruntuhan
untuk kondisi basah,
SSD, sampai dengan
kering
Pengujian Berat Isi Agregat
(Unit Weight)
40
Tujuan
Untuk menentukan berat isi agregat dan penetapan rongga
udara (air void).
Berat isi adalah perbandingan antara berat benda yang
mengisi suatu wadah dengan volume wadah tersebut.
Benda uji agregat kasar material tertahan saringan no. ½”
dan ¾”.
41
Perhitungan
Kekerasan /Keausan Agregat
(toughness)
Aggregate
Impact Machine
Pengujian Kekuatan Agregat Terhadap
Tekanan (Crushing)
→ Untuk mengukur kekuatan relatif agregat terhadap tekanan
(crushing)
→ Sebagai salah satu simulasi kemampuan agregat terhadap slow
load.
Silinder Pengujian
Aggregate
Crushing Machine
Pengujian Keausan Agregat Dengan Alat Abrasi Los Angeles
(Abrassion)
53
Prosedur
Prosedur pengujian keausan agregat berdasarkan SNI 2417:2008
adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan benda uji (cuci dan oven) dengan berat dan gradasi
sesuai dengan ketentuan tabel, timbang berat contoh total;
57
Kepipihan dan Kelonjongan
• British Standard Institution, BSI, (1975) membagi bentuk-bentuk
agregat dalam enam kategori, yaitu bulat (rounded), tidak beraturan
(irregular), bersudut (angular), pipih (flaky), lonjong (elongated),
pipih dan lonjong (flaky and elongated).
Alat Pengukur
Kepipihan Agregat
Alat Pengukur
Kelonjongan Agregat
Perhitungan
• Indeks Kepipihan dihitung dengan rumus :
dimana :
• M2 = Total berat sampel yang memiliki persentase ≥ 5%
• M3F = Total berat sampel yang lolos alat pengujian kepipihan
• M3E = Total berat sampel yang tertahan alat pengujian kelonjongan
Pengujian Pelapukan Agregat dengan Sodium
Sulfat atau Magnesium (Soundness Test)
64
Tujuan
Gambaran Prosedur :
Agr. Kasar
Oven dan Rendam dalam Cuci ,
Cuci Benda
Saring sesuai Larutan lalu keringkan,
Uji
fraksi dioven saring, timbang
Agr. Halus
65
Pelapukan Agregat
(Soundness Test)
•Istilah soundness diartikan sebagai kemampuan agregat untuk
menahan perubahan volume yang berlebih, sebagai akibat dari
perubahan lingkungan fisik, seperti beku - cair (freeze-thaw),
perubahan panas. Soundness termasuk tes fisika-kimia (Physico-
chemical test).
71
Tujuan
Mengetahui tingkat presentase lumpur dari suatu bahan
agregat halus atau pasir serta mengetahui perbandingan
relative antara bahan yang merugikan dengan bahan
agregat halus
72
Prosedur
• Masukan larutan yang telah dibuat ke dalam labu ukur plastic
dengan menggunakan sifon sampai setinggi 4 ± 0.1 in ( 101.6 ±
2.54 mm)
• Masukkan salah satu sample yang telah disiapkan dalam kaleng
pengukur ke dalam silinder dengan menggunakan corong untuk
menghindari tumpah di sekitar pinggir silinder
• Pukul-pukul bawah silinder dengan tangan beberapa kali untuk
melepaskan gelembung udara sehingga sample dapat terbasahi
seluruhnya
• Diamkan silinder dalam keadaan berdiri tanpa terganggu selama 10
± 1 menit
• Sesudah ± 10 menit, tutup silinder, kemudian sedikit dibalikkan
dan kocok untuk melonggarkan/melepaskan material
Prosedur
• Setelah dilongarkan, kocok dengan menggunakan pengguncang
mekanis selama 45 ± 1 detik atau dengan manual. Dengan manual
silinder diposisikan mendatar dengan kedua ujung dipegang tangan,
kemudian lakukan gherakan dari kiri ke kanan secara
mendatardengan lengan saja (badan dan bahu dalam kondisi rileks)
sebanyak 90 siklus dalam waktu 30 detik. Satu siklus diartikan
gerakan penuh dari kiri ke kanan
• Kembalikan silinder ke posisi semula dan buka tutup karet.
• Masukkan tabung irrigator sampai ke dasar silinder dan sambil
larutan dimasukkan, bersihkan sisa material yang berada di dinding
tabung. Sesampai di dasar berikan gerakan vertical dan berputar
sementara larutan terus mengalir dari ujung tabung irrigator sampai
ketinggian 15 in (318 mm)
• Angkat tabung irrigator secara perlahan tanpa mematikan aliran dan
tetap pertahankan ketinggian larutan 15 in
Prosedur
• Diamkan silinder tanpa terganggu selama 20 menit ± 15 detik.
Mulai perhitungan waktu ketika tabung irrigator telah dikeluarkan
• Pada akhir menit ke 20 baca permukaan atas sebagai skala Lumpur.
Jika tidak ada batas garis yang jelas, maka biarkan beberapa waktu
lagi sampai terbaca skala Lumpur dan catat bacaan waktu terakhir.
Jika waktu ini ternyata melebihi 30 menit, maka pengujian harus
diulangi lagi dengan ketiga benda ujia lainnya yang ada.
• Setelah pembacaan skala Lumpur,masukkan beban/kaki pemberat
ke dalam silinder dengan hati-hati, jangan sampai terbentur mulut
silinder ketika diturunkan, sampai menapak pada pasir tanpa
ditekan
• Setelah beban/kaki pemberat menyentuh pasir, lepaskan dan baca
skala pada batas atas indicator, kemudian kurangi 10 in (254mm).
Catat nilai ini sebagai skala pasir.
Perhitungan
Pengujian Kelekatan Aspal Keras Pada
Agregat (Affinity for Bitumen
77
Pengujian Kelekatan Aspal Keras Pada
Agregat (Affinity for Bitumen)
• Kelekatan aspal terhadap agregat adalah presentase luas
permukaan agregat yang terselimuti aspal terhadap
keseluruhan permukaan.
• Tujuan untuk menguji besarnya kelekatan agregat terhadap
aspal.
• Pengujian berat isi bertujuan untuk menentukan berat isi
agregat dan penetapan rongga udara (air void). Berat isi adalah
perbandingan antara berat benda yang mengisi suatu wadah
dengan volume wadah tersebut.
agregat kasar material tertahan saringan no. ½” dan ¾”.
Prosedur pengujian
Kelekatan agregat terhadap aspal berdasarkan SNI 2439:2011 adalah
sebagai berikut:
1) Menimbang (1001) gram agregat kering oven (agregat lolos
saringan 9,5 mm (3/8”) dan tertahan saringan 6,3 mm (1/4”)) pada
temperatur ruang;
2) Panaskan agregat dan aspal, tersendiri pada suhu 135oC – 149oC;
3) Menambahkan (5,5 0,2) gram aspal yang telah dipanaskan ke
agregat panas.
Hangatkan spatula dan aduk rata selama 2-3 menit atau sampai seluruh
permukaan agregat terselimuti. Biarkan temperatur campuran turun
secara alami;
4) Memindahkan campuran ke wadah gelas isi 600 ml. Masukkan air
suling sebanyak 400 ml pada temperatur ruang. Rendam selama 16-18
jam;
Prosedur pengujian
5) Mengambil selaput aspal yang mengambang di permukaan air
tanpa mengganggu campuran;
6) Sinari contoh dengan bola lampu 75w yang diposisikan
mengurangi silau;
7) Dengan mengamati dari atas menembus air, perkirakan persentase
luas permukaan agregat total yang dapat dilihat dan yang masih
terselimuti aspal, kemudiaan perkirakan apakah diatas 95% atau
dibawah 95%.
SEKIAN
&
TERIMA KASIH