Anda di halaman 1dari 120

Kolonialisme di Kompetensi

Indonesia
Kolonialisme dan
Imperialisme Bar

Pendudukan Jepa
di Inonesia

Evaluasi
Sejarah SMA Kelas XI
Semester Ganjil
Referensi
Kompetensi

Kompetensi Inti
Memahami, menerapkan,dan menjelaskan
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
Kompetensi

Kompetensi Dasar
1. Menganalisis perubahan, dan keberlanjutan
dalam peristiwa sejarah pada masa
penjajahan asing hingga proklamasi
kemerdekaan Indonesia. 
2. Menganalisis proses masuk dan
perkembangan penjajahan bangsa Barat
(Portugis, Belanda dan Inggris) di Indonesia.
3. Menganalisis strategi perlawanan bangsa
Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat
di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-
20.
Latar belakang kedatangan bangsa Barat
1. Dikuasainya Konstantinopel Tahun 1453
Oleh Turki Dan Tertutup Bagi Bangsa Eropa
2. Tulisan Marcopolo dalam bukunya Book of
Various experiences (keajaiban dunia) yang
berisi kisah perjalanan Marcopolo yang
menceritakan bahwa daerah Asia alamnya
sangat indah , subur dan memiliki banyak
kekayaan alam
3. Teori Bahwa Bumi Bulat
4. Kemajuan pengetahuan dan teknologi seperti
kapal, kompas dan meriam
5. Hasrat untuk menjelajahi
6. Buku tulisan Tom Pires (Suma Orriental)
yang mengatakan bahwa Asia tanahnya
sangat subur dan iklimnya baik
7. Mencari rempah-rempah sebagai
penghangat badan
8. Mewujudkan 3 G yaitu Gold (mencari
emas/kekayaan), Glory (mencari
kemuliaan /kejayaan) dan Gospel
(penyebaran agama Kristen).
9. Semangat Reconquesta
Perjanjian Thordesillas & Saragosa

Thordesillas : Portugis berlayar ke Timur dan


Spanyol ke Barat masing-masing dari kepulauan
Tanjung Verdee yang terletak di sebelah barat
Afrika

Saragosa 1521: Daerah kekuasaan dan


pelayaran Portugis adalah dari Brazilia ke Timur
sampai Halmahera (Maluku) Spanyol berkuasa
atas Mexico ke Barat terus sampai Phillipina
Peta penjelajahan samudra
Kolonialisme di VOC
Indonesia
PERANCIS

INGGRIS
S.M A N 2
KU
N I N GA N

CULTUUR
Sejarah SMA Kelas XI STELSEL
IPA
Semester Ganjil ETISCHE
POLITIK
VERENIGDE OOST INDISCHE
COMPAGNIE (VOC)

Perkumpulan para pedagang belanda


yang ada di indonesia, berdiri tanggal
20 Maret 1602, Penggagas : Johan
Van Oldenbarneveld. Kepemimpinan
VOC dipegang oleh dewan
beranggotakan 17 orang yang
berkedudukan di Amsterdam.
LATAR BELAKANG

1. Banyaknya pedagang asing lain di


Indonesia
2. Menghindari persaingan dagang
antar sesama pedagang Belanda
di Indonesia.
3. Memperkuat posisi para
pedagang Belanda di Indonesia.
Tujuan pembentukan VOC

1. menghindarkan persaingan
antar pengusaha Belanda
(intern).
2. mampu menghadapi
persaingan dengan bangsa lain
terutama Spanyol dan Portugis
sebagai musuhnya (ekstern).
Kewajiban VOC

1. Bertanggung jawab kepada Staten


General (Badan Perwakilan)
2. Pada waktu perang harus
membantu pemerintah Belanda
dengan uang dan angkatan
perang. 
Hak oktroi (hak-hak istimewa) VOC
1. Dianggap sebagai wakil pemerintah
Belanda di Asia
2. Monopoli perdagangan
3. Mencetak dan mengedarkan uang
sendiri
4. Mengadakan perjanjian
5. Melakukan perang dengan negara lain
6. Menjalankan kekuasaan kehakiman
7. Pemungutan pajak
8. Memiliki angkatan perang sendiri
9. Mengadakan pemerintahan sendiri.
Pelaksana kekuasaan VOC di
Indonesia adalah Gubernur Jenderal

1. Pieter Both, Gubernur Jenderal VOC


pertama memerintah tahun 1610-
1619 di Ambon.
2. Jan Pieterzoon Coen, Gubernur
Jenderal kedua memindahkan pusat
VOC dari Ambon ke Jayakarta
(Batavia) Karena letaknya strategis
di tengah-tengah Nusantara
E. Cara Belanda memperoleh monopoli
perdagangan di Indonesia

1. Melakukan pelayaran hongi untuk memberantas


penyelundupan, di pelabuhan bebas Makasar.
2. Melakukan Ekstirpasi yaitu penebangan
tanaman, milik rakyat.
3. Perjanjian dengan raja-raja setempat
terutama yang kalah perang wajib
menyerahkan hasil bumi yang dibutuhkan
VOC dengan harga yang ditetapkan VOC.
Penyerahan wajib disebut Verplichte
Leverantien
4. Rakyat wajib menyerahkan hasil bumi
sebagai pajak, yang disebut dengan istilah
Contingenten
Susunan pemerintahan bentukan Belanda :
1. Pemerintahan yang dipegang oleh kaum
pribumi yang dinamakan dengan Pangreh
Praja (PP). Pejabat yang duduk dalam
Pangreh Praja adalah Bupati, Patih, Wedana,
dan Asisten Wedana
2. Pemerintahan yang dipegang oleh orang-
orang Belanda yang disebut dengan
Binenland Bestuur (BB), antara lain
Gubernur Jenderal, Residen, Asisten Residen,
dan Controleur
3. Pemerintahan Zelfbestuur yaitu kerajaan
yang berada di luar struktur pemerintahan
kolonial.
Berdasarkan struktur birokrasi di atas, Asisten
Residen setaraf dengan jabatan Patih, Controleur
setingkat dengan Asisten Wedana, dan Asisten
Wedana setaraf dengan Asisten Controleur. Bupati
diangkat oleh Gubernur Jenderal atas rekomendasi
dari Residen dan Asisten Residen. Awalnya para
bupati itu dipilih dan diangkat berdasarkan
keturunan, terutama diambil dari anak laki-laki
pertama dalam keluarga, tetapi kemudian sesuai
dengan perkembangan kekuasaan pemerintahan
kolonial, pengangkatan bupati dilengkapi dengan
beberapa persyaratan, terutama persyaratan
pendidikan
E. FAKTOR PENYEBAB KEMUNDURAN VOC
1. Korupsi dikalangan pegawai VOC
2. Wilayah kekuasaan voc semakin luas
3. Biaya operasional yang besar
4. Dana VOC banyak digunakan untuk
menumpas perlawanan rakyat Indonesia
5. Persaingan dagang dari bangsa Perancis
dan Inggris
6. Perdagangan gelap yang menerobos
monopoli perdagangan voc

Pada 1 Januari 1800 VOC dibubarkan.


Museum Benteng Vredeburg dibangun tahun 1765 oleh VOC di Yogyakarta selama masa kolonial
VOC. Benteng ini sebagai pusat pemerintahan dan pertahanan gubernur Belanda kala itu. Benteng ini
mempunyai menara pantau di keempat sudutnya, di dalamnya terdapat bangunan rumah perwira,
asrama prajurit, gudang logistik, gudang mesiu, rumah sakit prajurit dan rumah presiden.
Benteng Belgica, Banda Neira
Benteng Belgica atau Fort Belgica terletak di
Kepulauan Banda Neira dan dibangun pada
abad ke 16 oleh Gubernur Jendral VOC, Pieter
Both. Hingga saat ini, benteng dengan bentuk
segi lima ini masih memiliki bangunan yang
utuh. Pada masa penjajahan, benteng ini
digunakan untuk menghalau masyarakat
Banda yang melawan monopoli perdagangan
pala oleh VOC.  Lokasinya yang berada di atas
Perbukitan Tabaleku, membuat Fort Belgica
memiliki pemandangan Teluk Banda dan
beberapa kepulauan kecil di sekitarnya.
Pada awal didirikan, benteng ini diberi nama Fort Cochius
(Benteng Cochius) dari nama salah seorang Jenderal Belanda
Frans David Cochius (1787-1876) yang pernah ditugaskan di
daerah Bagelen (salah wilayah karesidenan Kedu).
Nama asli benteng ini adalah Benteng Ujung Pandang,
biasa juga orang Gowa-Makassar menyebut benteng ini
dengan sebutan Benteng Panyyua yang merupakan
markas pasukan katak Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa-
Tallo akhirnya menandatangani perjanjian Bungayya
yang salah satu pasalnya mewajibkan Kerajaan Gowa
untuk menyerahkan benteng ini kepada Belanda. Pada
saat Belanda menempati benteng ini, nama Benteng
Ujung Pandang diubah menjadi Fort Rotterdam.
Cornelius Speelman sengaja memilih nama Fort
Rotterdam untuk mengenang daerah kelahirannya di
Belanda. Benteng ini kemudian digunakan oleh
Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah
di Indonesia bagian timur.
PEMERINTAHAN
HERMAN WILLEM DAENDELS (1808 – 1811)
Istana Daendels di Waterlooplein (sekarang Lapangan
Banteng) yang kemudian dijadikan pusat perkantoran
A. Tugas Daendels Di Indonesia :
Mempertahankan Indonesia Dari
Serangan Inggris.
B. Usaha Daendels :
1. Bidang Pertahanan
Dalam melaksanakan tugasnya mempertahankan
Pulau Jawa dari serangan Inggris, Daendels
mengambil langkah-langkah berikut ini. Pusat
pemerintahan dipindahkan dari Sundakelapa ke
Weltevreden
1. Membangun jalan antara Anyer-Panarukan, baik
sebagai lalu lintas pertahanan maupun
perekonomian.
2. Menambah jumlah pasukan dalam angkatan
perang dari 3000 orang menjadi 20.000 orang.
3. Membangun pabrik senjata di Gresik dan
Semarang. Hal itu dilakukan karena beliau tidak
dapat mengharapkan lagi bantuan dari Eropa
akibat blokade Inggris di lautan.
4. Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung
Kulon dan Surabaya.
5. Membangun benteng di beberapa kota dan pusat
pertahananya di Kalijati Bandung
Bidang Birokrasi Pemerintahan
1. Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legislatif
pendamping gubernur jenderal dibubarkan dan diganti
dengan Dewan Penasihat. Salah seorang penasihatnya
yang cakap ialah Mr. Muntinghe.
2. Pulau Jawa dibagi menjadi 9 prefektuur dan 31
kabupaten. Setiap prefektuur dikepalai oleh seorang
residen (prefek) yang langsung di bawah pemerintahan
Wali Negara. Setiap residen membawahi beberapa
bupati.
3. Para bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda dan
diberi pangkat sesuai dengan ketentuan kepegawaian
pemerintah Belanda. Mereka mendapat penghasilan dari
tanah dan tenaga sesuai dengan hukum adat.
Bidang Hukum dan Peradilan
1. Dalam bidang hukum, Daendels membentuk 3 jenis
pengadilan.
a. Pengadilan untuk orang Eropa.
b. Pengadilan untuk orang pribumi.
c. Pengadilan untuk orang Timur Asing.
Pengadilan untuk pribumi ada di setiap prefektuur dengan
prefek sebagai ketua dan para bupati sebagai anggota.
Hukum ini diterapkan di wilayah kabupaten, sedangkan di
wilayah prefektuur seperti Batavia, Semarang, dan
Surabaya diberlakukan hukum Eropa
2. Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu, termasuk
terhadap bangsa Eropa sekalipun. Akan tetapi, Daendels
sendiri malah melakukan korupsi besar-besaran dalam
penjualan tanah kepada swasta.
Peraturan dan tindakan yang dilakukan Daendels:
1. Kerja tanpa dibayar hanya boleh dilakukan terhadap
gubermen Belanda, tidak kepada bupati dan pegawai
pemerintah lainnya.
2. Uang hasil bumi tidak boleh lewat perantara, harus
langsung dibayar kepada petani.
3. Tidak boleh lagi ada komisi dari leveransir barang-
barang gubermen. Dilarang mendapat keuntungan
dari kerja sambilan pegawai gubermen.
4. Memberi gaji yang lebih baik, tapi melarang pejabat
menerima hadiah dari bupati atau rakyat.
5. Membuat Biro Pembukuan untuk menghitung dan
memeriksa pembukuan setiap residen
6. Melarang penyambutan meriah terhadap
inspeksinya ke daerah.
7. Sedadu yang mencuri akan dihukum mati.
8. Pegawai yang menggelapkan uang Gubermen langsung
dihukum gantung.
9. Seorang kapten yang menurunkan kualitas makanan bagi
prajuritnya, diturunkan pangkatnya menjadi prajurit biasa.
10. Seorang komisaris polisi yag menerima suap dikeluarkan
dari kepolisian.
11. Seorang residen yang menerima hadiah sesaku uang emas
langsung dipenjara.
12. Orang Cina kaya yang mengambil bunga tinggi dari
penduduk miskin langsung digantung di depan pintu
rumahnya.
13. Seorang jenderal yang tidak dia sukai, dikirimnya pulang ke
Holland.
14. Gubernur Engelhard yang menurut Daendels memiliki
kekayaan lebih besar dari gajinya langsung dipecat.
Bayangkan kalau Daendels menjadi presiden RI sekarang
Bidang Ekonomi dan Keuangan

1. Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara


(Algemene Rekenkaer) dan dilakukan pemberantasan
korupsi dengan keras.
2. Mengeluarkan uang kertas.
3. Memperbaiki gaji pegawai.
4. Pajak in natura (contingenten) dan sistem penyerahan wajib
(Verplichte Leverantie) yang diterapkan pada zaman VOC
tetap dilanjutkan, bahkan ditingkatkan.
5. Mengadakan monopoli perdagangan beras.
6. Mengadakan Prianger Stelsel, yaitu kewajiban bagi rakyat
Priangan dan sekitarnya untuk menanam tanaman ekspoer
(seperti kopi).
Bidang Sosial
1. Rakyat dipaksa melakukan kerja paksa (rodi) untuk membangun
jalan Anyer-Panarukan.
2. Perbudakkan dibiarkan berkembang.
3. Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan, atau
sultan.
4. Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos.

Akhir Kekuasaan Herman Willem Daendels


Kejatuhan Daendels antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.
5. Kekejaman dan kesewenang-wenangan Daendels menimbulkan
kebencian di kalangan rakyat pribumi maupun orang-orang Eropa.
6. Sikapnya yang otoriter terhadap raja-raja Banten, Yogyakarta, dan
Cirebon menimbulkan pertentangan dan perlawanan.
7. Penyelewengan dalam penjualan tanah kepada pihak swasta dan
manipulasi penjualan Istana Bogor.
8. Keburukan dalam sistem administrasi pemerintahan.
Penyelewengan Daendels

1. Lewat mencuri-curi baca surat Daendels kepada istrinya, ternyata


Daendels pernah menilep uang hasil pengiriman 60.000 kilogram
kopi ke Eropa dan memberikannya kepada isterinya di Holland.
2. Menguasai secara sepihak istana Bogor untuk dirinya sendiri.
3. Daendels secara sembunyi-sembunyi pernah mau menjual
kepulauan Nusantara kepada Inggris. Malahan Bonthain (selatan
Sulawesi) dan Manado telah jatuh ke tangan Inggris.
4. Untuk menutup defisit anggaran karena proyek-proyek
ambisiusnya, Daendels menjual tanah kepada orang Cina dan
Eropa lengkap dengan desa-desa, penduduk dan pamong
prajanya. Terjadilah fenomena negara dalam negara, misalnya di
Jasinga-Bogor, Besuki, Panarukan, Probolinggo, Pamanukan dan
Ciasem.
Jan Willem Janssens
Jan Willem Janssens (lahir di Nijmegen, 12 Oktober
1762 – meninggal di Den Haag, 23 Mei 1838 pada umur 75
tahun) adalah Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke-37.
Dia menggantikan Herman Willem Daendels pada tanggal 20
Februari 1811 dan tiba di Istana Bogor (Buitenzorg) pada
tanggal 15 Mei 1811.

Ia memulai masa jabatannya dalam kondisi genting. Banyak


prajurit tinggalan Daendels yang tidak cakap menjadi
prajurit, sehingga ia mudah dikalahkan Inggris dan terpaksa
menyerah pada tanggal 18 September 1811 kepada Thomas
Stamford Raffles dalam Kapitulasi Tuntang.

Karena masa pemerintahannya yang sangat singkat ini, dapat


dikatakan bahwa ia tidak meninggalkan apa-apa. Ia seolah-
olah hanya ditugaskan untuk menjaga bendera Perancis yang
berkibar di Hindia Belanda selama enam bulan
Pemerintahan Thomas Stanford Raffles
(1811 - 1814)
KEBIJAKAN RAFFLES

A. Bidang pemerintahan
1. Membagi Pulau Jawa menjadi 18
karesidenan
2. Mengangkat Bupati menjadi pegawai
negeri yang digaji
3. Mempraktekan sistem yuri dalam
pengadilan seperti di Inggris
4. Melarang adanya perbudakan
5. Membangun pusat pemerintahan di
Istana Bogor
B. Bidang perekonomian dan keuangan

1. Melaksanakan sistem sewa tanah (Land rente)


2. Meneruskan usaha yang pernah dilakukan
Belanda misalnya penjualan tanah kepada
swasta, serta penanaman kopi.
3. Melakukan penanaman bebas, melibatkan rakyat
ikut serta dalam perdagangan.
4. Memonopoli garam agar tidak dipermainkan
dalam perdagangan karena sangat penting bagi
rakyat.
5. Menghapus segala penyerahan wajib dan kerja
rodi
Jasa Raffles

1. Membangun gedung Harmoni di jalan


Majapahit Jakarta untuk Lembaga Ilmu
pengetahuan yang berdiri sejak tahun 1778
bernama Bataviaasch Genootschap
2. Menyusun Buku Berjudul The History Of
Java.
3. Penemuan Candi Borobudur
4. Isteri Raffles bernama Olivia Marianne
merintis pembuatan kebun Raya Bogor
5. Bunga Rafflesia Arnoldy (Bunga Bangkai)
ahli Botani bernama Arnold di Bengkulu dan
Raffles adalah Gubernur Jenderal
Bataviaasch Genootschap
The History of Java  menjadi salah satu sumber
sejarah paling penting untuk mengetahui
kehidupan masyarakat Jawa di masa lalu. Buku
ini ditulis oleh Sir Thomas Stamford Raffles,
seorang administratur kelahiran Inggris, yang
sangat terobsesi untuk merekam eksotisme
dunia Jawa yang penuh dengan keragaman
serta keunikan geografis dan budaya.
 
 The History of Java diterbitkan pertama kali
pada tahun 1817 dalam dua volume. Volume
pertama berisi tentang inti buku itu sendiri secara
lengkap, sedangkan Volume kedua berisi
informasi tambahan dan lampiran. Kedua volume
itu kemudian dirangkum menjadi satu dalam
buku ini. Isinya antara lain mancakup keadaan
geografis, informasi mengenai penduduk asli
Jawa, keadaan pertanian, kepercayaan dan
upacara keagamaan, bahasa, serta beberapa
hal-hal menarik lainnya.
Pohon Jodoh
Pohon jodoh terdiri dari dua buah pohon berusia tua,
kurang lebih 150 tahun, berukuran raksasa yang
posisinya berdekatan. Kedua pohon bak pasangan
“suami istri” pohon yang berdampingan dan
bergandengan tangan. Yang membuat kedua pohon ini
dianggap seperti pasangan suami istri , mungkin
karena fisiknya. Yang satu berwarna hitam, lebih lebar
sehingga terkesan kekar, dianggap sebagai sang “pria”.
Sedangkan di sebelahnya dengan ukuran yang lebih
langsing serta berwarna kekuningan adalah sang
wanita. Cocok sekali sebenanrya seperti fisik manusia
pada umumnya. Pria selalu lebih gelap dan kekar
dibandingkan dengan wanita yang umumnya kuning
langsat (atau paling tidak tidak segelap pria).
Sang “pria” adalah sebuah Pohon
Meranti sesuai dengan papan
namanya Shore Leprosula alias
Meranti Bunga. ada pula yang
menyebutnya sebagai Pohon kenari.
Asalnya adalah Sumatera, Indonesia.

Sedangkan sang “wanita” adalah


sebuah pohon Beringin Putih
yang bernama latin Ficus Albipila
King. Bentuknya memang terlihat
berwarna kuning. Tanaman ini
berasal dari Thailand.
Raflessia Arnoldii
Titan Arum atau
Amorphophallus
titanum
Akhir kukuasaan Raffles
Treaty Of London tahun 1824 isinya
antara lain menegaskan :

1. Belanda memberikan Malaka kepada


Inggris dan sebaliknya Inggris
memberikan Bengkulu kepada
Belanda.
2. Belanda dapat berkuasa di sebelah
selatan garis paralel Singapura
sedangkan Inggis di sebelah
Utaranya.
CULTUUR STELSEL
TANAM PAKSA
1830 – 1870
Penggagas :
Johanes Van den Bosch
Johanes
Johanes Van
Van Den
Den Bosch
Bosch
A. Latar Belakang
1. Devisit keuangan negara, sebagai
akibat pemberontakan pangeran
Diponogoro dan Perang
Kemerdekaan Belgia.
2. Usaha menutup kekosongan kas
negara dengan cara mudah,murah
dan berhasil guna
B. Ketentuan-ketentuan pokok tanam
paksa:

1) Penduduk desa yang punya tanah diminta


menyediakan seperlima dari tanahnya untuk
ditanami tanaman yang laku di pasaran dunia.
2) Tanah yang disediakan bebas dari pajak.
3) Hasil tanaman itu harus diserahkan kepada
pemerintah Belanda. Apabila harganya melebihi
pembayaran pajak maka kelebihannya akan
dikembalikan kepada petani.
4) Waktu untuk menanam tidak boleh melebihi
waktu untuk menanam padi.
5) Kegagalan panenan menjadi tanggung
jawab pemerintah.
6) Wajib tanam dapat diganti dengan
penyerahan tenaga untuk dipekerjakan
di pengangkutan, perkebunan, atau di
pabrik-pabrik selama 66 hari.
7) Penggarapan tanaman di bawah
pengawasan langsung oleh kepala
kepala pribumi, sedangkan pihak
Belanda bertindak sebagai pengawas
secara umum.
Indonesia
Indonesia Pada
Pada Masa
Masa Sistem
Sistem Tanam
Tanam Paksa
Paksa
Jenis Tanaman Cultuur Stelsel

Lada

Pala
Jenis Tanaman Cultuur Stelsel

Nila

Vanili
C. AKIBAT CULTUUR STELSEL
1. Bagi Indonesia (Khususnya Jawa)
a) Sawah ladang menjadi terbengkelai karena
diwajibkan kerja rodi yang berkepanjangan
sehingga penghasilan menurun drastis.
b) Beban rakyat semakin berat karena harus
menyerahkan sebagian tanah dan hasil
panennya, membayar pajak, mengikuti kerja
rodi, dan menanggung risiko apabila gagal
panen.
c) Akibat bermacam-macam beban menimbulkan
tekanan fisik dan mental yang berkepanjangan.
d) Timbulnya bahaya kemiskinan yang makin
berat.
e) Timbulnya bahaya kelaparan dan wabah
penyakit di mana-mana sehingga angka
kematian meningkat drastis. Bahaya
kelaparan menimbulkan korban jiwa yang
sangat mengerikan di daerah Cirebon
(1843), Demak (1849), dan Grobogan
(1850). Kejadian ini mengakibatkan jumlah
penduduk menurun drastis. Di samping itu,
juga terjadi penyakit busung lapar
(hongorudim) di mana-mana.
2. Bagi Belanda
a) Keuntungan dan kemakmuran rakyat
Belanda.
b) Hutang-hutang Belanda terlunasi.
c) Penerimaan pendapatan melebihi
anggaran belanja.
d) Kas Negeri Belanda yang semula kosong
dapat terpenuhi.
e) Amsterdam berhasil dibangun menjadi
kota pusat perdagangan dunia.
f) Perdagangan berkembang pesat.
D. Penentang tanam paksa :
1. Golongan humanis yang berjuang
untuk kemanusiaan yaitu :
a. Baron Van Houvel, seorang
pendeta yang mengungkapkan
kesengsaraan rakyat akibat
tanam paksa baik di majalah,
forum pertemuan maupun di DPR
Belanda.
b. Eduard Douwes
Dekker dengan nama
samaran Multatuli
(Aku yang banyak
menderita) Bukuya
berjudul Max
Havelaar atau Lelang
kopi Persekutuan
Dagang Belanda
tahun 1859.
2. Golongan pengusaha swasta
Belanda yang menghendaki
adanya kebebasan berusaha di
Indonesia
3. Van De Venter
Perubahan
Perubahan
Demografi
Demografi

Yogyakarta Malang

Batavia Bandung
Pengaruh
Pengaruh Kolonial
Kolonial
bidang
bidang arsitektur
arsitektur

Jakarta Bandung

Yogyakarta Semarang
Bidang
Bidang
Pendidikan
Pendidikan

Pendidikan
• Bersifat tradisional • Munculnya
• Pendidikan sekokah-sekolah
• Pendidikan di
terbatas pribumi
Indonesia • Munculnya
sekolah eropa
Sebelum
Setelah masuknya
masuknya
kolonial
kolonial
Bidang
Bidang Idiologi
Idiologi

Menumbuhkan
Menumbuhkan
kesadaran
kesadaranmengenai
mengenai
makna kemerdekaan,
makna kemerdekaan,
kebeasan
kebeasandan
danhak
hak
menentukan nasib
menentukan nasib
sendiri
sendiri

Menumbuhkan
Menumbuhkannilai
nilai Mulai
Mulaidibentunya
dibentunya
kebangsaan dan
kebangsaan dan organisasi
organisasipergerakan
pergerakan
keduangan
keduangan

Pendidikan
Pendidikan
SISTEM POLITIK
EKONOMI LIBERAL
(Opendeur Politiek)
1. Latar Belakang

 Pelaksanaan Sistem Tanam Paksa yang


telah menimbulkan penderitaan rakyat
pribumi namun memberikan
keuntungan besar bagi Pemerintah
Kerajaan Belanda.
 Berkembangnya faham liberalisme sebagai
akibat dari Revolusi Perancis dan Revolusi
Industri sehingga sistem Tanam Paksa tidak
sesuai lagi untuk diteruskan.
 Kemenangan Partai Liberal dalam Parlemen
Belanda yang mendesak Pemerintah Belanda
menerapkan sistem ekonomi liberal di
negeri jajahannya (Indonesia).
 AdanyaTraktat Sumatera, 1871, yang
memberikan kebebasan bagi Belanda untuk
meluaskan wilayahnya ke Aceh. Sebagai
imbalannya Inggris meminta Belanda
menerapkan sistem ekonomi liberal di
Indonesia, agar pengusaha Inggris dapat
menanamkan modalnya di Indonesia
Dasar Pelaksanaan
 Indische Comptabiliteit Wet,
1867.
 Suiker Wet
 Agrarische Wet (Undang-undang
Agraria),1870.
 Agrarische Besluit, 1870
Akibat Sistem Politik Liberal Kolonial
Bagi
BagiBelanda
Belanda::
1. Memberikan keuntungan yang sangat besar kepada
kaum swasta Belanda dan pemerintah kolonial
Belanda.
2. Hasil-hasil produksi perkebunan dan pertambangan
mengalir ke negeri Belanda.
3. Pada tahun 1870 luas tanah di pulau Jawa yang
ditanami tebu seluas 54.176 bahu, maka dalam tahun
1900 meningkat menjadi 128.301 bahu.
4. Negeri Belanda menjadi pusat perdagangan hasil dari
tanah jajahan
Bagi rakyat Indonesia :

1. Kemerosotan tingkat kesejahteraan penduduk


2. Adanya krisis perkebunan pada tahun 1885 karena
jatuhnya harga kopi dan gula membawa akibat buruk bagi
penduduk. Uang sewa tanah dan upah pekerja menurun.
3. Menurunnya konsumsi bahan makanan, terutama beras,
sementara pertumbuhan penduduk Jawa meningkat cukup
pesat.
4. Menurunnya usaha kerajinan rakyat karena kalah bersaing
dengan banyak barang-barang impor dari Eropa.
5. Pengangkutan dengan gerobak menjadi merosot
penghasilannya setelah adanya angkutan dengan kereta
api.
6. Rakyat menderita karena masih diterapkannya kerja rodi
dan adanya hukuman yang berat bagi yang melanggar
peraturan Poenale Sanctie.
ETISCHE POLITIK

Suatu Kebijakan Yang


Dilaksanakan Pemerintah
Belanda Kepada Bangsa
Indonesia Dengan Dasar
Perasaan Hutang Budi
LATAR BELAKANG
1. Perasaan Hutang Budi Rakyat Belanda
Kepada Rakyat Indonesia
2. Kemenangan Kaum Liberal Di
Parlemen Belanda
BENTUK ETISCHE POLITIC
3. Pelaksanaan Educatie
4. Pelaksanaan Transmigrasi.
5. Pembangunan Irigasi Modern
C. AKIBAT ETISCHE POLITIC

1. Lahir Golongan Terpelajar


Indonesia
2. Muncul Semangat
Nasionalisme
3. Mempercepat Pembauran
PENDUDUKAN JEPANG
DI INDONESIA
1942-1945
Latar Belakang Jepang Menguasai
Indonesia

1. Modernisasi Jepang (Restorasi


Meiji)
2. Kemajuan bidang industri
3. Indonesia kaya bahan baku
industri
Langkah Jepang Di Indonesia

1. Membagi Indonesia Menjadi Tiga Bagian


A. Jawa Dan Madura Berpusat Di Batavia
Dikuasai Oleh Rikugun (Angkatan
Darat)
B. Sumatera Dan Semenanjung Tanah
Melayu Berpusat Di Singapura
Dikuasai Oleh Rikugun
C. Kalimantan, Sulawesi, Nusatenggara,
Maluku, Irian Berpusat Di Biak
Dikuasai Oleh Kaigun (Angkatan Laut)
2. Melarang Penggunaan Bahasa Belanda
3. Melarang Bentuk Budaya Bernuansa Eropa
4. Membubarkan Semua Organisasi
Pergerakan, Kecuali MIAI.
5. Membolehkan Penggunaan Bahasa
Indonesia Untuk Sementara
6. Mewajibkan Rakyat Menyerahkan Hasil
Bumi
7. Membentuk Organisasi Ala Jepang
8. Menggalakan Semboyan 3A
Organisasi Bentukan Jepang

1. Gerakan 3 A
2. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
3. Pembela Tanah Air (PETA)
4. Seinendan, Keibodan, Heiho
5. Fujinkai
PERLAWANAN RAKYAT TERHADAP JEPANG
 Aceh Tahun 1942 Dan 1944 Dipimpin
Oleh Teuku Abdul Jalil Dan Teuku
Hamid
 Karang Ampel-Sindang (Indramayu)
1943 Dipimpin Oleh Haji Madriyan.
 Sukamanah (Tasikmalaya) 1943
Dipimpin Oleh K.H. Zaenal Mustafa.
 Peta (Bliatar) 14 Pebruari 1945
Dipimpin Oleh Supriyadi
DAMPAK PENDUDUKAN JEPANG BAGI INDONESIA

 Bidang politik
Semua organisasi yang ada dihapuskan
dan diganti oleh organisasi bentukan
jepang.
 Bidang ekonomi
Kehidupan ekonomi indonesia merosot
karena semua kegiatan ekonomi
diarahkan kepada pemenuhan
kebutuhan perang.
 Bidang Pendidikan
Kehidupan Pendidikan Berkembang
Pesat Dibanding Pada Masa Belanda,
Bahasa Indonesia Dijadikan Bahasa
Pengantar.
 Bidang Kebudayaan
Dikenalnya Penyembahan Terhadap
Matahari (Sinthoisme), Kebiasaan
“nun inggih” berubah menjadi pribadi
berkeyakinan tinggi, senam ‘Taiso’,
menghormat bendera dan
menyanyikan lagu kebangsaan pada
waktu tertentu.
 Bidang Sosial
Kehidupan Sosial Sangat
Memprihatinkan Akibat Sistem Romusha
 Bidang Birokrasi
Indonesia Diperintah Secara Militer,
Angkatan Darat (Rikugun) Dan Angkatan
Laut (Kaigun), orang Indonesia
menduduki jabatan penting seperti :
gubernur dan wali kota
 Bidang Militer
Dikenalkannya Sistem Pendidikan
Militer Kepada Pemuda Indonesia (Peta)

Anda mungkin juga menyukai