Anda di halaman 1dari 12

Hepatitis A

William Wibowo 112019257


Penyebab
• Hepatitis A adalah penyakit liver yang disebabkan oleh
virus hepatitis A (HAV).
• Virus hepatitis A merupakan partikel dengan ukuran
diameter 27 nanometer dengan bentuk kubus simetrik
tergolong virus hepatitis terkecil,
• termasuk golongan pikornavirus.
• Dengan mikroskop electron terlihat virus tidak
memiliki mantel, hanya memiliki suatu nukleokapsid
yang merupakan ciri khas dari antigen virus hepatitis
A. 3
• Masa inkubasi: bervariasi antara 14 hari sampai 49 hari, dengan
rata-rata 30 hari.
• Penularan: melalui faecal-oral.
• Umumnya penularan dari orang ke orang. Kemungkinan
penularannya didukung oleh faktor higienis pribadi penderita
hepatitis.
• Untuk kelompok homoseksual amat mungkin cara penularan
adalah fecal-anal-oral.
• Ditinjau dari kelompok umur, makin bertambah usia making tinggi
kemungkinan sudah memiliki antibody secara alamiah terjadi baik
setelah terinfeksi dengan bergejala maupun yang asimtomatik
Gejala klinis
• Gejala klinis hepatitis A mirip dengan hepatitis lain yang diakibatkan oleh virus.
• Hal ini umumnya meliputi:
• Demam
• Keletihan/malaise
• Hilang nafsu makan
• Diare
• Mual
• Rasa tidak nyaman pada perut
• Sakit kuning (warna kulit dan sklera mata berubah kuning, urin gelap dan feses
pucat).

Tidak semua orang yang terinfeksi akan menunjukkan gejala-gejala Penyembuhan


gejala yang muncul akibat infeksi dapat lambat dan mungkin memakan waktu
beberapa minggu atau bulan.
Patogenesis
• Virus masuk ke saluran pencernaan dan
selanjutnya masuk ke aliran darah dan
menginvasi ke dalam sel parenkim hati
• Di dalam hati, virus akan replikasi terus
menerus
• Kerusakan sel hati akibat aktivasi sel T linfosit
sitolitik terhadap targetnya
• Pada keadaan ini ditemukan HLA-Restricted Virus
specific cytotoxic CD8+ T Cell di dalam hati pada
hepatitis virus A yang akut.
• Gambaran histologis dari sel parenkim hati yaitu
terdapatnya nekrosis sel hati berkelompok, dimulai
dari senter lobules yang diikuti oleh infiltrasi sel
limfosit, makrofag, sel plasma, eosinofil, dan neutrofil.
• Ikterus terjadi sebagai akibat hambatan aliran empedu
karena kerusakan sel parenkim hati, terdapat
peningkatan bilirubin direct dan indirect dalam serum.
• hambatan aliran empedu ini mengakibatkan tinja berwarna pucat seperti dempul
(faeces acholis) dan juga terjadi peningkatan enzim fosfatase alkali, 5 nukleotidase dan
gama glutamil transferase (GGT).

• Kerusakan sel hati akan menyebabkan pelepasan enzim transminase ke dalam darah.

• Peningkatan SGPT memberi petunjuk adanya kerusakan sel parenkim hati lebih spesifik
daripada peningkatan SGOT, karena SGOT juga akan meningkat bila terjadi kerusakan
pada myocardium dan sel otot rangka.

• Juga akan terjadi peningkatan enzim laktat dehidrogenase (LDH) pada kerusakan sel
hati.

• Kadang-kadang hambatan aliran empedu (cholestasis) yang lama menetap setelah


gejala klinis sembuh.
Diagnosis
• Anamnesis: gejala prodromal dan riwayat
kontak

• Pemeriksaan fisik: : warna kuning terlihat lebih


mudah pada sclera, kulit, adanya hepatomegali,
konsistensi lunak dengan sedikit nyeri tekan,
dan terkadang splenomegali, pada perkusi ruq,
bisa didapatkan nyeri tekan
• Pemeriksaan penunjang:
• tes fungsi hati (terdapat peninggian bilirubin,
SGPT SGOT dan kadang kadang dapat disertai
peninggian GGT, fosfatase alkali), dan tes
serologi anti HAV, yaitu IgM anti HAV yang
positif
Tatalaksana
• Medikamentosa: pengobatan suportif
• Makanan tinggi protein dan karbohidrat, rendah lemak
untuk pasien yang dengan anoreksia dan nausea dan
cairan
• Menghindari obat-obatan yang di metabolisme di hati,
konsumsi alkohol, makan-makanan yang dapat
menimbulkan gangguan pencernaan, seperti makanan
yang berlemak
• Istirahat cukup
• Mengatasi komplikasi jika ada
Pencegahan
• Menjaga kebersihan lingkungan
• Menjaga kebersihan pribadi
• Menjaga kebersihan makanan dan minuman
• Vaksinasi hepatitis A
2x vaksin dengan jarak 6 bulan

Anda mungkin juga menyukai