Kementerian Kesehatan RI 30 Juni 2020 SMART ASN Memiliki /Kuasai : Nasionalisme Integritas Wawasan Global Hospitality Networking Teknologi Informasi Bahasa Asing Entrepreneurship Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi, mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja (attitude) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar performa yang ditetapkan (Standar Kompetensi Kerja Nasional Iindonesia/SKKNI). 3 KOMPETENSI YANG HARUS DIMILIKI SETIAP ASN JENIS KOMPETENSI DEFINISI
Manajerial pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi
Teknis pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur, dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan
Sosio-kultural pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur, dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan jabatan HAK dan KESEMPATAN UNTUK MENGEMBANGKAN KOMPETENSI
Bagi Pegawai Negeri Sipil:
01 sedikit 20 jpl/tahun, dengan memperhatikan Paling 02 hasil penilaian kinerja dan penilaian kompetensi PNS yang bersangkutan (PP No.11 Th 2017).
Bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK):
04 prioritas diberikan dengan Paling lama 24 jpl/tahun, dengan memperhatikan hasil penilaian kinerja PPPK yang bersangkutan (PP No.49 Th 2018). Pengembangan Kompetensi
Pengembangan kompetensi ASN, salah satunya dapat dilakukan dalam bentuk
pelatihan. Pengembangan kompetensi dalam bentuk pelatihan, terdiri atas:
Pelatihan Klasikal Pelatihan Non Klasikal
a Bentuk Pengembangan kompetensi yang dilakukan b Bentuk pengembangan kompetensi yang dilakukan melalui kegiatan yang melalui kegiatan yang menekankan pada proses menekankan pada proses pembelajaran tatap muka di pembelajaran praktik kerja dalam kelas dan/atau pembelajaran di luar kelas Bentuk dan Jalur Pengembangan Kompetensi Pelatihan Klasikal Pelatihan Non Klasikal Pelatihan Seminar Coaching Patok Banding Struktural (Benchmarking) Kepemimpinan Pelatihan Workshop atau Mentoring Pertukaran PNS dg Manajerial Lokakarya Pegawai Swasta/BUMN/BUMD Pelatihan Teknis Kursus E-learning Belajar Mandiri (self development) Pelatihan Penataran Pelatihan Jarak Komunitas Belajar Fungsional Jauh (Community of Practices) Pelatihan Sosial Bimbingan Detasering Magang/Praktik Kerja Kultural Teknis Sosialisasi Pembelajaran Alam Terbuka (Outbond) Bagaimana Peningkatan Kompetensi SDMK di masa Pandemi Covid-19 ??? Dasar Peningkatan Kompetensi SDM Kesehatan dalam masa Pandemi Covid-19
1. Kepmenkes RI. Nomor HK.01.07/ MENKES/ 328/2020
Tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Tempat Kerja Perkantoran dan lndustri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha Pada Situasi Pandemi
2. Surat Keputusan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor: 13.A
Tahun 2020 Tentang Perpanjangan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia;
3. Surat Edaran Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor:
10/K.1/HKM.02.03/2020 Tentang Panduan Teknis Penyelenggaraan Pelatihan Dalam Masa Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19);
4. Surat Edaran Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor:
11/K.1/HKM.02.3/2020 Tentang Kewaspadaan dan Pencegahan Penularan Corona Vitus Disease (Covid-19) dalam Penyelenggaraan Pelatihan Teknis, Fungional, dan Sosial Kultural; Dasar Peningkatan Kompetensi SDM Kesehatan dalam masa Pandemi Covid-19….lanjutan
5. Surat Edaran Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor:
13/K.1/HKM.02.3/2020 Tentang Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Administratif Penyelenggaraan Pelatihan Dalam Masa Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) Yang Dilaksanakan Dengan Metode Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning);
6. Surat Edaran Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor:
19/K.1/HKM.02.3/2020 Tentang Perencanaan Kegiatan Pelatihan dengan Metode Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning).
7. Surat Edaran Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor:
23/K.1/Hkm.02.3/2020 Tentang Panduan Teknis Penyusunan Perencanaan Pelatihan, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Penyusunan Skenario Pembelajaran, Serta Kehadiran Dan Partisipasi Dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19);
8. Surat Edaran Kapuslat SDMK, Badan PPSDM Kesehatan Nomor
DL.03.01/3/2461/2020 Tanggal 11 Juni 2020 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Pelatihan pada Masa New Normal Peningkatan Kompetensi SDM Kesehatan dalam masa Pandemi Covid-19
Dengn memanfaatkan teknologi
informasi (TI), hal ini untuk meminimalisir pertemuan orang sesuai dengan protokol kesehatan. a P u sla t S DM K Surat Edaran K 6 1 /2020 3 .0 1/ 3 / 24 No: DL.0 ng ga l 1 1 Ju ni 2020 Ta
Pelaksanaan pelatihan diarahkan
untuk diubah metodenya menjadi pelatihan jarak jauh atau distance learning • PELATIHAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN JARAK JAUH (DISTANCE LEARNING) FULL ONLINE • Para peserta pelatihan mengikuti pelatihan melalui fasilitas TI yang memadai di tempatnya masing-masing
• Tidak terdapat mata pelatihan dengan tujuan hasil belajar
meningkatkan kompetensi ketrampilan (skill) yang hanya bisa dicapai dengan praktik menggunakan alat tertentu yang tidak dimiliki oleh peserta
• Penyelenggaraan pelatihan mengacu pada kurikulum pelatihan
klasikal yang telah terstandar di SIAKPEL.
• Jadwal pelatihan menggunakan jadwal pelatihan klasikal
• Penyampaian mata pelatihan secara sinkronus maya oleh pelatih
dapat memanfaatkan Teknologi Informasi (TI) seperti Skype, Zoom cloud, Connect Wise Control, Google Hangout, dan lain sebagainya. • 1 (satu) sesi pembelajaran yang dilakukan secara sinkronus maya dengan memanfaatkan TI dilaksanakan maksimal sebanyak 4 JPL (1 JPL = 45 menit). Pelaksanaan sesi pembelajaran berikutnya dapat dilakukan kembali setelah dilakukan jeda waktu minimal 60 menit.
• Penyelenggara wajib menyusun skenario pembelajaran tiap mata
pelatihan dan merancang metode evaluasi berbasis TI yang disesuaikan dengan kondisi untuk memantau kehadiran dan partisipasi peserta.
• Penugasan yang dilakukan secara offline dapat berupa
penugasan kelompok maupun penugasan individu dengan batas waktu penyelesaian sesuai dengan JPL yang dialokasikan untuk penugasan. Hasil penugasan dikirimkan kepada pelatih dengan memanfaatkan TI, paling lambat 15 menit sebelum jadwal selesai. • Pengendali pelatihan memantau proses pembelajaran online, kehadiran dan partisipasi peserta.
• Pada saat mengikuti penyampaian materi, peserta wajib:
Mengenakan baju berkrah (bukan kaos), Mengatur video dalam posisi aktif (on), dan speaker dalam posisi mute (speaker posisi on pada saat diperlukan ) Menuliskan nama dan asal instansi peserta.
• Kehadiran peserta pada ruang pembelajaran minimal 95%.
• Akreditasi pelatihan diajukan melalui Sistem Informasi
Akreditasi Pelatihan (SIAKPEL) sesuai ketentuan dengan menambahkan dokumen skenario pembelajaran online dan rancangan evaluasi berbasis TI. PELATIHAN DENGAN METODE BLENDED (KOMBINASI KLASIKAL DAN ONLINE) • Pembelajaran jarak jauh dilakukan dengan memanfaatkan teknologi e-learning melalui Learning Management System (LMS) atau aplikasi video conference yang dapat diunduh secara gratis ataupun berbayar. Adapun aplikasi dimaksud diantaranya adalah Skype, Zoom Cloud, GoToMeeting, Google Hangout, dan lain sebagainya.
• Kurikulum dan bahan pembelajaran yang digunakan sebagai
acuan utama program pembelajaran mengacu pada kurikulum dan bahan pembelajaran yang telah dikembangkan.
• Dalam kondisi darurat, fasilitator dan peserta pembelajaran
jarak jauh dapat menyesuaikan dengan keadaan, namun tetap mengacu pada kurikulum dan jumlah Jam Pelajaran (JP) mata pelatihan. Dapat dilakukan Pelatihan Tatap Muka (Klasikal)
• Pelaksanaan pelatihan mengikuti aturan Penetapan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) di daerah tempat penyelenggaraan pelatihan. • Pelatihan yang dilaksanakan adalah pelatihan dengan kurikulum yang sudah terstandar di SIAKPEL dengan Jumlah Jam Pelajaran (JPL) tidak lebih dari 50 JPL. • Jumlah peserta pelatihan ≤50% dari jumlah yang ditetapkan dalam kurikulum. • Peserta harus menunjukan hasil rapid test/ swab negatif yang dilakukan maksimal 1 (satu) minggu sebelum pelatihan, sebagai persyaratan mengikuti pelatihan. Ketentuan Pelatihan Tatap Muka (Klasikal) ….lanjutan Penyelenggara pelatihan tetap memperhatikan protokol kesehatan, diantaranya : •Pelaksanaan pelatihan tetap menjalankan prinsip phisical distancing yaitu dengan menjaga jarak antar individu minimal 1 meter. •Seluruh peserta, fasilitator, instruktur, dan panitia pelatihan wajib memakai masker selama pelatihan. •Seluruh peserta, fasilitator, instruktur, dan panitia pelatihan wajib menjaga kebersihan diri yaitu dengan rutin mencuci tangan dan menjalankan etika bersin/ batuk. •Menyediakan sarana untuk cuci tangan di kelas •Melakukan pemeriksaan suhu tubuh sebelum masuk kelas •Memastikan ruang kelas dan alat-alat pelatihan tetap higienis Ketentuan Pelatihan Tatap Muka (Klasikal) ….lanjutan • Penyelenggara menyampaikan link pertemuan virtual ke Puslat SDMK dan pengampu pelatihan
• Penyelenggara merekam kegiatan pelatihan
• Akreditasi pelatihan diajukan melalui Sistem Informasi
Akreditasi Pelatihan (SIAKPEL). BENTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI LAIN:
Workshop/ Lokakarya
Sosialisasi
Seminar
Bimbingan Teknis
Diselenggarakan dengan virtual meeting
dengan memperhatikan protokol kesehatan n: Yang Diperluka
1. Perbaikan infrastruktur dan akses Internet
2. Meperluas akses untuk pembelajaran online ke aplikasi dan platform digital 3. Menggunakan teknologi digital dan analogue secara inklusif untuk pembelajaran jarak jauh 4. Mensupport para pembelajar untuk pengembangan skills digital 5. Mendukung Tenaga Pengajar dan Trainer untuk dapat menyesuaikan dengan lingkungan yang baru (New Normal) 6. Ditingkatkan berbagai jenis short course melalui distance learning untuk skills sesuai kebutuhan salah satunya entrepreneurship 7. Peningkatan Investasi di bidang “Digital Solutions”