Anda di halaman 1dari 12

TOPIK 11

FUNGSI PENGARAHAN DAN


IMPLEMENTASI DALAM MANAJEMEN
ORGANISASI
DISUSUN OLEH :

M Arya Satya DNP Qori Yaasinta


Nim : 210803104057 Nim : 210803104062

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

KELOMPOK 6
\Tujuan :
*FAKTOR INDIVIDU DALAM ORGANISASI*
 

1. Mengetahui pentingnya mengenali karakteristik individu sebagai esensi dari


faktor sumber daya manusia dalam organisasi

2. Mengetahui bahwa karakteristik individu sangat beragam dan dapat berdampak


pada perilaku, kepribadian, sikap individu dalam organisasi

3. Mengetahui berbagai isu seputar karakteristik individu dalam organisasi,


terutama mengenai stres dan kreatifitas. 
* KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN ORGANISASI *
 
1. FAKTOR INDIVIDU DAN IMPLEMENTASI RENCANA ORGANISASI
Factor yang paling menentukan dalam implementasi rencana organisasi yaitu SDM,SDM
menjadi kunci penting dalan Langkah implementasi,implementasi dari rencana organisasi
bergantung kepada karakteristik individu yang terdapat dalam organisasi.

2. KONTRIBUSI DAN KOMPENSASI


Dua konsep yang mendasari mengapa factor individu perlu dipelajari dan dipahami yaitu
kontribusi (contribusion) dan kompensasi (inducement).Kontribusi adalah apa yang bisa
CREDITS: This
diberikan olehpresentation template
individu bagi was created
organisasi by perusahaan.Kompensasi adalah apa yang dapat
atau
Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics
diberikan oleh organisasi atau perusahaan bagi individu.
& images by Freepik
3. MEMAHAMI FAKTOR INDIVIDU DALAM ORGANISASI

a. Kontrak Psikologis (psychological contract)


Suatu kesepakatan tidak tertulis ketika seseorang bergabung ke dalam sebuah
perusahaan, di mana tenaga kerja tsb secara psikologis bertekad akan
memberikan hal yg terbaik kepada perusahaan, dengan harapan perusahaan
juga akan memberikan kompensasi terbaik kepadanya.

b. Kesesuaian Tenaga Kerja (the person-job fit)


Faktor ini perlu dipertimbangkan karena pada dasarnya tidak ada atau sangat sedikit jumlah tenaga
kerja yg benar-benar sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan yg terus berkembang.

c. Keragaman Individu dalam Organisasi (the individual differences)


Manusia berbeda latar belakang ; biologis, pendidikan, ras, dsb. Oleh karenanya perusahaan harus
mengelola perbedaan ini menjadi sebuah kekuatan positif untuk memajukan perusahaan, bukan menjadi
sumber konflik yg bisa menghambat pencapaian tujuan.
4. PERILAKU DAN KEPRIBADIAN INDIVIDU
Kepribadian atau personality pada dasarnya merupakan karakteristik psikologis dan perilaku dari
individu yg sifatnya relatif permanen, yg membedakan satu individu dgn individu lainnya.

Manajer perlu memahami kepribadian tenaga kerja, antara lain melalui :


“Model Lima Dimensi Mengenai Kepribadian” (the Big Five Model of Personality) Griffin (2000)
1. Tingkat persetujuan (Agreeableness)
Menunjukkan tingkat kemampuan individu dalam berinteraksi dan bekerjasama dgn orang lain.
2. Tingkat Keseriusan dan Kesadaran (Conscienctiousness)
Merujuk kepada tingkat keseriusan individu terhadap rencana pencapaian tujuan organisasi.
3. Tingkat Emosi yg Negatif (Negative Emotion)
Merujuk kepada tingkat ketidakstabilan emosi yang dimiliki oleh individu dalam pekerjaan.
4. Tingkat Keleluasaan dan Kenyamanan (Extraversion)
Merujuk kepada kemampuan individu untuk merasa nyaman dan leluasa bagi orag lain untuk berinteraksi
dengannya.
5. Tingkat keterbukaan (Openness)
Merujuk kepada perilaku individu untuk bersikap terbuka terhadap orang lain dan keterbukaan untuk
menerima ide-ide baru,menerima kritik dan saran, serta mau belajar dari orang lain.
5. PERILAKU INDIVIDU LAINNYA YANG MEMPENGARUHI ORGANISASI
a. Locus of Control
Perilaku yang merujuk kepada sebuah keyakinan seorang individu bahwa hasil yang mereka peroleh
merupakan akibat dari apa yg mereka lakukan.
b. Self Eficacy
Perilaku ini merujuk kepada kepercayaan diri dari individu untuk dapat melakukan berbagai sesuatu.
c. Authoritarianism
Perilaku ini merujuk kepada keyakinan individu akan peran tingkatan hierarki dalam sebuah organisasi
dan kaitannya dengan kekuasan dalam organisasi tersebut.
d. Machiavellism
Merujuk kepada perilaku untuk merekayasa perilaku orag lain selama rekayasa tersebut akan membantu
dalam mencapai tujuan.

e. Self-Esteem
Perilaku ini merujuk kepada sebuah keyakinan individu bahwa dirinya layak untuk mendapatkan
penghargaan.
f. Risk Propensity
Perilaku ini merujuk kepada kecenderungan individu dalam hal pengambilan risiko dan menjawab
tantangan.
6. PERILAKU INDIVIDU DAN SIKAP DALAM ORGANISASI
Sikap memiliki 3 komponen utama yaitu:

1. Komponen Afektif
Menyangkut perasaan yg dirasakan oleh seseorang mengenai gagasan, situasi, atau lingkungan yang
dihadapinya.
2. Komponen Kognitif
Menyangkut pengetahuan seseorang mengenai sesuatu yg terkait gagasan, situasi, maupun lingkungan
yg dihadapinya.
3. Komponen Intensi
Menyangkut harapan dari seseorang sebagai akibat dari gagasan , situasi, maupun lingkungan yg
dihadapinya

Contoh :
Komponen Afektif : “Saya kecewa dgn kualitas bahan baku dari PT. MI”.
Komponen Kognitif : “Kualitas bahan baku dari PT. MI jauh di bawah kualitas bahan baku
PT Logis”.
Komponen Intensi : “Saya pikir prshn tdk perlu lagi membeli bahan baku dari PT. MI”.
7. PERILAKU INDIVIDU DAN PERSEPSI DALAM BERORGANISASI

Persepsi pada dasarnya merupakan cara pandang individu yang dihasilkan dari
rangkaian proses yang dilakukan dan dialami oleh individu tersebut sehingga individu
tersebut semakin menyadari dan mengetahui aka napa yang terjadi mengenai suatu
gagasan ,situasi maupun lingkungan yang dihadapi.

a.Persepsi selektif
Proses penyeleksiaan informasi mengenai sesuatu dimasa sesuatu tersebut mengalami
berbagai kontradiksi dan ketidaksesuaian dari persepsi awal yang kita yakini.

b. Streotip
Proses pelabelan terhadap seseorang berdasarkan suatu kejadian tertentu yang dialami
atau dilakukan oleh seseorang tersebut.
*BEBERAPA ISU SEPUTAR PERILAKU
INDIVIDU DALAM ORGANISASI*
1. PERILAKU INDIVIDU DAN STRES
Stress dalam bekerja pada dasarnya merupakan respons individu terhadap tekanan yg tinggi dalam
pekerjaan. Tekanan yg tinggi tersebut biasa disebut stressor. Stress terjadi seiring dgn pengalaman yg
dilalui individu yg dinamakan sbg General Adaptation syndrome (GAS).

Cara pengelolaan waktu sering menjadi pemicu terjadinya stress.


Menurut Griffin individu bisa dibagi menjadi 2 type :

Type A : Individu yg memiliki sifat kompetitif dan sangat menyukai pekerjaan, serta dapat
mengatur pekerjaan dgn waktu yg tersedia/terbatas.
Type B : Individu yg kurang memiliki sifat kompetitif dan kurang menyukai pekerjaan, serta
kurang terampil dalam mengatur pekerjaan dalam waktu yg tersedia.
2. KREATIVITAS INDIVIDU DALAM ORGANISASI

Faktor yg menyebabkan seseorang menjadi kreatif :

a. Pengalaman Individu dgn kreativitas


Terkait dgn latar belakang atau pengalaman sebelumnya dari seorang individu thdp
proses kreativitas.

b. Perlakuan Terhadap Individu


Terkait dgn perlakuan atasan/manajer thdp bawahannya, apkh bersifat top- down (hierarki) atau
memberikan keleluasan kpd bawahan utk bekerja sesuai dgn idenya masing-masing. Semakin terbuka
cenderung makin kreatif.

c. Kemampuan kognitif dari Individu


Terkait dgn keragaman karakteristik individu dlm hal kemampuan kognitifnya ;
Ada yg memiliki divergent cognitive thinking, terbiasa melihat berbagai perbedaan dari persamaan yg
ada.
Ada yg memiliki convergent cognitive thinking, terbiasa melihat persamaan dari perbedaan yg ada.
*MENGELOLA INDIVIDU DALAM ORGANISASI*
Setelah mempelajari dan mengetahui berbagai sikap dan perilaku
(karakteristisk) individu, maka tugas Manajer adalah memberikan
arahan kepada pegawai atau sumber daya manusia(SDM) agar
pencapaian tujuan perusahaan dapat berjalan dengan baik.
Sekian &
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai