Anda di halaman 1dari 16

KONSEP MEDIS & ASKEP

“ISPA”
ANGGRIANI PAUE
751440119069
DEFINISI ISPA
ISPA adalah infeksi akut saluran pernapasan atas maupun bawah
yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus,
maupun reketsia tanpa atau disertai dengan radang parenkim paru.
berupa bronchitis, dan banyak yang berakhir dengan kematian.

Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni antara lain:


a. Infeksi
Infeksi merupakan masuknya kuman atau mikroorganisme ke
dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga
menimbulkan gejala penyakit.
b. Saluran pernapasan
Saluran pernapasan merupakan organ mulai dari hidung
hingga alveoli beserta organ aksesorinya seperti sinus, rongga
telinga tengah dan pleura.

c. Infeksi Akut
Infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas hari
ditentukan untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk
beberapa berlangsung lebih dari 14 hari.
ETIOLOGI
ISPA disebabkan oleh adanya infeksi pada bagian saluran pernapasan.
ISPA dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan polusi udara:

a. Pada umumnya ISPA disebabkan oleh bakteri. Bakteri yang dapat


menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus pneumonia,
Mycoplasma pneumonia, Staphylococcus aureus, dan bekteri yang
paling sering menyebabkan ISPA adalah Streptococcus pneumonia.

b. ISPA yang disebabkan oleh virus dapat disebabkan oleh virus


sinsisial pernapasan, hantavirus, virus influenza, virus parainfluenza,
adenovirus, rhinovirus, virus herpes simpleks, sitomegalovirus,
rubeola, varisella.
c. ISPA yang disebabkan oleh jamur dapat disebabkan oleh
candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, Coccidioido
mycosis, Cryptococosis, Pneumocytis carinii.

d. ISPA yang disebabkan oleh polusi, antara lain disebabkan


oleh asap rokok, asap pembakaran di rumah tangga, asap
kendaraan bermotor dan
PATOFISIOLOGI
Proses terjadinya ISPA diawali dengan masuknya beberapa bakteri
dari genus streptokokus,stafilokokus, pneumokokus, hemofillus,
bordetella dan korinebakterium dan virus dari golongan mikrovirus
(termasuk didalamnya virus para influenza dan virus campak),
adenoveirus, koronavirus, pikornavirus, herpesvirus kedalam tubuh
manusia melalui partikel udara (droplet infection).Kuman ini akan
melekat pada sel epitel hidung dengan mengikuti proses
pernapasan maka kuman tersebut bisa masuk ke bronkus dan
masuk ke saluran pernapasan, yang mengakibatkan demam, batuk,
pilek, sakit kepala dan sebagainya buangan industri serta
kebakaran hutan dan lain-lain berdasarkan gejala gejala klinis
yang timbul.
MANIFESTASI KLINIS
Adapun pembagiannya sebagai berikut:
1. ISPA ringan: ditandai secara klinis oleh batuk, pilek,
bisa disertai demam, sakit kepala, sakit tenggorokan dan
mungkin kesulitan nafas.
2. ISPA sedang: ditandai secara klinis oleh batuk, adanya
nafas cepat, dahak kental dan tenggorokan berwarna
merah.
3. ISPA berat : ditandai secara klinis oleh adanya tarikan
dinding dada ke dalam, demam tinggi, cuping hidung
bergerak jika bernafas dan muka kebiruan.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan ISPA
a. Beberapa pengobatan yang dianjurkan dokter, antara
lain:
 Obat untuk meredakan demam dan nyeri di tubuh.
 Obat untuk mengatasi hidung berair dan tersumbat.
 Obat untuk mengurangi batuk.
 Obat untuk mengurangi peradangan dan
pembengkakan saluran pernapasan bagian atas.
 Obat untuk membasmi bakteri penyebab infeksi jika
disebabkan oleh bakteri.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
nama,jenis kelamin, umur,alamat, pekerjaan
2. Riwayat Kesehatan
• Keluhan utama
demam mendadak, sakit kepala, badan lemah, nyeri otot dan sendi, nafsu
makan menurun, batuk,pilek dan sakit tenggorokan.
3. Pemeriksaan fisik
• TTV
a. TD : pada pasien ISPA tekanan darah meningkat
b. Suhu : meningkat 38-40 ̊ C
c. RR : pernafasan meningkat
d. Nadi : nadi teraba cepat
4. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan kultur/ biakan kuman (swab) hasil yang
didapatkan adalah biakan kuman (+) sesuai dengan jenis
kuman,
 Pemeriksaan hitung darah (deferential count); laju endap
darah meningkat disertai dengan adanya leukositosis dan bisa
juga disertai dengan adanya thrombositopenia
 Pemeriksaan foto thoraks jika diperlukan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 DIAGNOSA 1
 Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Kategori : Fisiologis
Sub kategori : Respirasi

Definisi :
Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan
napas mempertahankan jalan nafas tetap paten.
Penyebab :
Gejala & tanda Subjektif : Objektif :
mayor 1. Batuk tidak efektif
2. Sputum berlebihan
3. Mengi, wheezing,
dan/atau ronkhi
kering

Gejala & tanda Subjektif Objektif :


minor 1. Dispnea 1. Sianosis
2. Sulit Bicara 2. Bunyi nafas
3. Ortopnea menurun
3. Frekuensi nafas
berubah
4. Pola nafas berubah
 DIAGNOSA 2
 Hipertermia
Kategori : Lingkungan
Sub kategori : Keamanan dan Proteksi

Definisi :
Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh.
Penyebab :
1. Proses penyakit (mis. Infeksi, kanker)

Gejala & tanda mayor Subjektif : - Objektif :


1. Suhu tubuh diatas
normal

Gejala & tanda minor Subjektif objektif :


1. Takikardia
2. Takipnea
3. Kulit terasa hangat
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA INTERVENSI LUARAN

1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Latihan batuk efektif Setelah dilakukan
Definis : tidak mampuan membersihkan secret Observasi intervensi selama 24 jam
atau obtruksi jalan napas untuk 1. Identifikasi kempuan maka tingkat kebersihan
mempertahankan tetap paten batuk jalan napas meningkat
2. Monitor adanya dengan kriteria hasil :
retensi sputum • batuk efektif meningkat
3. Monitor tanda dan •Produksi sputum
gejala infeksi saluran menurun
pernapasan • dispnea menurun
Terapeutik •Frekuensi napas membaik
4. Monitor output •Gelisah menurun
jumlah cairan sputum •Pola napas membaik
dan karakteristik
5. Atur posisi semi
fowler atau fowler
6. Pasang perlak dan
bengkos dipangkuan
pasien
7. Buang sekret pada
tempat sputum
Edukasi
8. Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk
efektif
9. Anjurkan tarik napas
dalam melalui hidung
NO DIAGNOSA INTERVENSI LUARAN
1. Hipertermia Manajemen Hipertermia Setelah dilakukan intervensi
Definisi : suhu Observasi selama 24 jam maka tingkat
tubuh meningkat 1. Identifikasi penyebab termogulasi membaik dengan
di atas rentang hipertermia (mis kriteria hasil :
normal dehidrasi, terpapar • suhu tubuh membaik
lingkungan panas,
penggunaan
inkubator)
2. Monitor suhu tubuh
3. Monitor kadar
elektrolit
Terapeutik
• Sediakan lingkungan
yang dingin
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai