Anda di halaman 1dari 15

Tutor: Yessi Fitri ,MSi, Ak, CA

AUDITING 1
EKSI 4308
( 3 SKS )
Penulis : Sumiyana
Tutor: Yessi Fitri, MSi, Ak, CA

MODUL 7

Perencanaan Audit dan


Prosedur Analitis
KB.1. Perencanaan Audit
a. MANFAAT DARI SEBUAH KASUS
Kejatuhan Enron

• Kebangkrutan Enron Corporation merupakan kejatuhan perusahaan terbesar dalam sejarah


Amerika,. Kejatuhan Enron melaporkan kerugian kwartalan yang mengejutkan sebesar USD618
juta, yang diduga akibat persekutuan misterius dan tersembunyi antara pihak yang terkait dengan
orang dalam perusahaan itu.

• Kerumitan dan ketidakpastian mengelilingi bisnis Enron serta laporan keuangannya juga telah
membodohi para auditor. Auditor Enron tiba-tiba menghadapi serangan hebat, tuntutan hukum
class action dan tuntutan kriminal yang akhirnya membuat kantor akuntan itu ditutup.

• Pada kesaksiannya di depan kongres bulan Desember 2001, CEO kantor akuntan mengakui
bahwa penilaian profesional kantor mereka ternyata salah dan mereka keliru membiarkan Enron
mempertahankan entitas terkait secara terpisah, padahal seharusnya dikonsolidasi.

• Pelajaran yang dapat diambil dari bencana kejatuhan Enron ini adalah pentingnya bagi auditor
untuk memahami bisnis dan industri perusahaan
 untuk mengidentifikasi risiko bisnis yang dominan berpengaruh karena dapat meningkatkan risiko
salah saji yang material dalam laporan keuangan (Sumber: diadopsi dari Bethany McLean, “Why
Enron Bust,” Fortune, 24 Desember 2001, hal. 58-68).
B. PERENCANAAN AUDIT

Pada standar pekerjaan lapangan yang pertama disebutkan


bahwa:
Auditor wajib merencanakan pekerjaan lapangan secara
memadai dan mengawasi semua asisten sebagaimana
mestinya.

Standar pekerjaan lapangan ini mensyaratkan bahwa auditor wajib


merencanakan pekerjaan lapangan dengan sebaik-baiknya.

Tujuannya agar biaya audit dapat terkendali dengan baik, serta


menjaga hubungan dengan klien agar tidak terjadi
kesalahpahaman yang menyebabkan nama baik auditor dapat
tercemar karena ketidakprofesionalan auditor dalam
menjalankan tugasnya.
• Standar pekerjaan lapangan mensyaratkan bahwa auditor wajib
merencanakan pekerjaan lapangan dengan sebaik-baiknya.

• Tujuannya agar biaya audit dapat terkendali dengan baik, serta menjaga
hubungan dengan klien agar tidak terjadi kesalahpahaman yang menyebabkan
nama baik auditor dapat tercemar karena ketidakprofesionalan auditor dalam
menjalankan tugasnya.

• Menurut Arens (2010), tiga alasan utama mengapa auditor wajib


merencanakan penugasan dengan tepat:
1.auditor dapat memperoleh cukup bukti kompeten untuk kondisi yang ada,
2.membantu dan menjaga agar biaya audit yang dikeluarkan tetap wajar, serta
3.menjaga atau menghindari agar tidak terjadi kesalahpahaman dengan klien.
KB.2. Prosedur Analitis Audit
A. MENERIMA KLIEN DAN MELAKUKAN PERENCANAAN AUDIT AWAL

Pada perencanaan audit awal (initial audit planning), ada empat hal yang wajib
dilakukan terlebih dulu di dalam audit (Arens, 2010), yakni dalam hal berikut ini :

1.Auditor memutuskan apakah dapat menerima klien baru atau terus melayani
klien yang ada sekarang.
2.Auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit.
3.Untuk menghindari kesalahpahaman, auditor wajib memahami syarat-syarat
penugasan yang ditetapkan oleh klien.
4.Auditor mengembangkan strategi audit secara keseluruhan, termasuk staf
penugasan dan setiap spesialis audit yang diperlukan.
Gambar 8.1.
Perencanaan Audit dan Perancangan Pendekatan Audit

Menerima klien dan melakukan


perencanaan audit awal

Memahami bisnis dan industri klien

Melaksanakan prosedur analitis


pendahuluan

Menetapkan materialitas, dan menilai


risiko audit yang dapat diterima serta
risiko inheren

Memahami pengendalian internal dan


menilai risiko pengendalian

Mengumpulkan informasi untuk menilai


risiko kecurangan

Mengembangkan perencanaan audit dan


program audit secara keseluruhan

Sumber: Arens (2010)


Langkah-langkah Penerimaan Suatu Audit

Mengevaluasi Mengidentifikasi Menilai


integritas managemen kondisi khusus dan kompetensi untuk
risiko yang tidak melaksanakan
biasa audit

Mengevaluasi Keputusan untuk Membuat surat


independensi menerima atau perikatan
menolak perikatan

Sumber: Boynton (2006)


Langkah-langkah penerimaan suatu audit :
1.Mengevaluasi Integritas Manajemen
2.Mengidentifikasi Kondisi Khusus dan Risiko yang Tidak Biasa
3.Mengidentifikasi Pemakai Laporan yang Telah Diaudit
4.Menilai Stabilitas Keuangan dan Hukum Calon Klien
5.Mengidentifikasi Pembatasan Lingkup
6.Mengevaluasi Sistem Pelaporan Keuangan Entitas dan
Kemampuan untuk Audit
7.Menilai Kompetensi untuk Melaksanakan Audit
8.Mengidentifikasi Tim Audit
9.Mempertimbangkan Kebutuhan untuk Konsultasi dan Penggunaan
Spesialis
10.Evaluasi terhadap Independensi Auditor
11.Mempersiapkan Surat Perikatan
B. MEMPEROLEH PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN
INDUSTRI KLIEN
Auditor wajib memahami terhadap usaha apa yang
dijalankan oleh klien. Hal ini sangat penting untuk
melaksanakan audit yang memadai. Pada standar
pekerjaan lapangan yang kedua menyatakan :
Auditor wajib memperoleh pemahaman yang memadai
tentang entitas dan lingkungannya, termasuk
pengendalian internalnya, untuk menilai risiko salah saji
yang material dan laporan keuangan baik karena
kekeliruan maupun kecurangan, dan untuk merancang
sifat, penetapan waktu, serta luas prosedur audit
selanjutnya.
• Sifat bisnis klien dan industri klien mempengaruhi risiko bisnis klien serta risiko
salah saji material dalam laporan keuangan.

• Beberapa faktor telah meningkatkan arti penting dari pemahaman atas bisnis dan
industri klien (Arens, 2010).
1. Teknologi informasi yang menghubungkan perusahaan klien dengan
pelanggan dan pemasok utama.
2. Klien telah memperluas operasinya secara global, yang sering kali melalui
joint venture atau aliansi strategis.
3. Teknologi informasi mempengaruhi proses internal klien, yang meningkatkan
mutu dan ketepatan waktu informasi akuntansi.
4. Semakin pentingnya tenaga kerja dan aktiva tidak berwujud lainnya telah
meningkatkan kerumitan akuntansi serta pentingnya penilaian dan estimasi
manajemen.
5. Auditor membutuhkan pemahaman yang lebih baik atas bisnis dan industri
klien untuk memberikan jasa bernilai tambah kepada klien.
C. MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS
• SA Seksi 329 paragraf dua menyebutkan, prosedur analitik merupakan
bagian penting dalam proses audit dan terdiri dari evaluasi terhadap
informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang
masuk akal antara data keuangan yang satu dengan data keuangan
lainnya, atau antara data keuangan dengan data non keuangan

• Prosedur analitik mencakup perbandingan yang paling sederhana hingga


model yang rumit yang mengaitkan berbagai hubungan dan unsur data.

• Asumsi dasar penerapan prosedur analitik adalah bahwa hubungan yang


masuk akal di antara data dapat diharapkan tetap ada dan berlanjut,
kecuali jika timbul kondisi yang sebaliknya
SA Seksi 329 paragraf empat menyebutkan tujuan prosedur
analitik yaitu:
1. membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan
lingkup prosedur audit lainnya
2. sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang
asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau
jenis transaksi
3. sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap
review akhir audit
• Arens (2006) berpendapat bahwa prosedur analitis dapat dilaksanakan
pada salah satu dari ketiga waktu selama penugasan.
1. Prosedur analitis diwajibkan dalam tahap perencanaan untuk
membantu menentukan sifat, luas, dan penetapan waktu prosedur
audit.
2. Prosedur analitis sering kali dilakukan selama tahap pengujian audit
sebagai pengujian substantif untuk mendukung saldo akun.
3. Prosedur analitis juga diwajibkan selama tahap penyelesaian audit.
• Pada pengujian prosedur analitis dapat
menggunakan rasio-rasio tentang kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan. Rasio
keuangan yang diperoleh dari hasil penghitungan
tahun ini, dibandingkan dengan rasio keuangan
pada tahun lalu untuk menguji terdapatnya salah
saji material pada laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai