Anda di halaman 1dari 12

PERAN UMAT ISLAM DI INDONESIA

Kemerdekaan yang di raih bangsa Indonesia tidak datang secara tiba-tiba, ada proses panjang
yang mewarnai dalam setiap tahap melawan penjajah. Perlawananan rakyat Indonesia melawan
penjajah tidak terlepas dari peran umat Islam sebagai laskar dan pemimpinnya. Perang
Diponegoro, perang Paderi, perang Aceh merupakan bentuk perjuangan dalam melawan penjajah
pada masa devide at impera
.
Masa kebangkitan nasional tahun 1908 hingga lahirnya kemerdekaan Indonesia tahun 1945 tidak
terlepas dari peran umat Islam dalam mendirikan organisasi-organisasi seperti Budi Utomo, Sarikat
Islam, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama dan lainnya. Pada saat perumusan dasar negara hingga
lahirnya Pancasila tidak terlepas peran Ir. Soekarno, M. Natsir, Wahid Hasyim dan lain-lain
1. MASA PENJAJAHAN

• Penjajah datang ke Indonesia sejak awal abad ke-15. Kedatangan bangsa Portugis
dan Spanyol dan dilanjutkan Belanda yang awalnya mereka datang ke Indonesia
berniat mencari dagangan rempah-rempah. Namun karena ingin menguasai secara
berlebih, Mereka menjajah bangsa Indonesia secara halus.
• Perjuangan umat Islam dalam mengusir penjajah dan meraih kemerdekaan dibagi
dalam beberapa tahap perjuangan antara lain pertama, masa penjajahan dimana
perjuangan rakyat dibayangi oleh politik pecah belah (Devide at Impera),
LANJUTAN

• Kedua : Pada masa penjajahan, perlawanan yang dilakukan oleh para pejuang di
daerahdaerah dengan semangat masing-masing tanpa ada pola hubungan untuk
menjalin persatuan. Belanda menerapkan politik Devide at Impera yaitu kombinasi
strategi politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan mendapatkan dan menjaga
kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil
yang lebih mudah ditaklukkan. Dalam konteks lain, politik pecah belah juga berarti
mencegah kelompok-kelompok kecil untuk bersatu menjadi sebuah kelompok besar
yang lebih kuat. Perlawanan di lakukan oleh Pangeran Diponegoro di Jawa, Teuku
Umar di Aceh, Pangeran Antasari di Kalimantan dan lain-lain. Perlawanan tersebut
tidak mampu mengusir penjajah dari bumi Indonesia.
2.MASA KEBANGKITAN NASIONAL

• Ketiga : Pada masa kebangkitan nasional para pemuda yang belajar keluar negeri
baik itu di timur tengah maupun barat dengan semangat nasionalisme-nya
kembali ke Indonesia dan bersatu berjuang meraih kemerdekaan. Kesadaran
terhadap perjuangan yang bersifat kedaerahan seperti perang Paderi, perang
Diponegoro maupun Aceh dianggap tidak efektif dalam mengusir penjajah dari
negeri Indonesia. Kesadaran dalam menggalang semangat kebangsaan ini
melahirkan gerakan kebangkitan nasional. HOS Cokroaminoto, Haji Agus Salim,
KH Ahmad dahlan, KH Hasyim Asyari dan lain-lain merupakan tokoh-tokoh yang
sangat berperan dalam organisasiorganisasi pada masa kebangkitan Nasional.
3. MASA KEMERDEKAAN

• Setelah Indonesia merdeka muncul tokoh-tokoh intelektual muslim mengisi


kemerdekaan dengan berbagai karyanya. Prof. HAMKA, Abdurrahman Wahid,
Habibie dan lain-lain berkarya sesuai bidangnya.
MASA PENJAJAHAN

• 1.PERANG DIPONEGORO
• Pangeran Diponegoro adalah putra sulung dari Sultan Hamengkubuwana
III, raja ketiga di Kesultanan Yogyakarta. Lahir pada tanggal 11 November
1785 di Yogyakarta dengan nama Mustahar dari seorang ibu bernama R.A.
Mangkarawati, yang merupakan keturunan Kyai Agung Prampelan, ulama
yang sangat disegani di masa Panembahan Senapati mendirikan kerajaan
Mataram
• Perang Diponegoro (1825-1830) berawal ketika pihak Belanda memasang
patok di tanah milik Diponegoro di desa Tegalrejo. Saat itu, ia memang
sudah muak dengan kelakuan Belanda yang tidak menghargai adat
istiadat setempat
• dan sangat mengeksploitasi rakyat dengan pembebanan pajak. Sikap Diponegoro
yang menentang Belanda secara terbuka, mendapat simpati dan dukungan rakyat.
Atas saran GPH Mangkubumi, pamannya, Diponegoro menyingkir dari Tegalrejo,
dan membuat markas di sebuah gua yang bernama Gua Selarong. Saat itu,
Diponegoro menyatakan bahwa perlawanannya adalah perang sabil, perlawanan
menghadapi kaum kafir. Semangat "perang sabil" yang dikobarkan Diponegoro
membawa pengaruh luas hingga ke wilayah Pacitan dan Kedu. Salah seorang
tokoh agama di Surakarta, Kyai Maja, ikut bergabung dengan pasukan
Diponegoro di Gua Selarong. Kyai Mojo dikenal sebagai ulama besar yang
sebenarnya masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Diponegoro. Ibu Kyai
Mojo, R.A. Mursilah, adalah saudara perempuan dari Sultan Hamengkubuwana
III.
Dalam pertempuran-pertempuran dari tahun 1825 sampai 1826
kemenangan ada di pihak Diponegoro. Hal ini disebabkan (1) semangat
perang pasukan Diponegoro masih tinggi, (2) siasat gerilya yang
dilakukan Diponegoro belum tertandingi, dan (3) sebagian pasukan
Belanda masih berada di Sumatera Barat dalam rangka Perang Padri.
Karena itu tawaran Belanda untuk melakukan perdamaian selalu ditolak
oleh Diponegoro.
• Melihat semakin kuatnya Diponegoro dan semakin meluasnya medan
pertempuran, maka Belanda menilai bahwa perlawanan Diponegoro
sangat membahayakan kedudukan Belanda di Indonesia. Itulah
sebabnya Belanda lalu menggelar berbagai siasat untuk menumpas
atau menghentikan perlawanan Diponegoro itu. Pada tahun 1829
Pangeran Mangkubumi dan Alibasya Sentot Prawirodirjo mengambil
keputusan menyerahkan diri sebelum dikalahkan. Sampai tahun 1829
tersebut kira-kira 200 ribu pasukan Diponegoro telah gugur. Oleh
karena kondisinya yang semakin terdesak dan melihat kedudukannya
yang sudah tidak ada harapan lagi, maka Diponegoro bersedia untuk
melakukan perundingan
PERLAWANAN ACEH

• SULTAN ALI MUGHOYATSYAH TAHUN 1514 -1526


• SULTAN ALAUDDIN RIAYATSYAH TAHUN 1537-151568
• SULTAN ISKANDAR MUDA TAHUN 1607-1636
• TEUKU UMAR LAHIR 1854
Ketika perang Aceh meletus pada 1873 Teuku Umar ikut serta berjuang
bersama pejuang-pejuang Aceh lainnya, umurnya baru menginjak 19 tahun.
Mulanya ia berjuang di kampungnya sendiri, kemudian dilanjutkan ke Aceh
Barat. Pada umur yang masih muda ini, Teuku Umar sudah diangkat sebagai
keuchik gampong (kepala desa) di daerah Daya Meulaboh
• CUT NYAKDIEN
2.DIMALUKU

• SULTAN HAIRUN
• SULTAN BABAULLOH

3.DI MAKASSAR
• SULTAN HASANUDDIN TAHUN
4.DI MATARAM
• SULTAN AGUNG
MASA KEBANGKITAN NASIONAL
PERRLAWANAN TERHADAP PENJAJAH DENGAN ORGANISASI
PERGERAKAN

Anda mungkin juga menyukai