Zi WBK Irjen
Zi WBK Irjen
Target IPK Tahun 2014 “5” dan Opini BPK (WTP) Tahun 2014
Pusat 100% dan Pemda 60%
• Misi
1. Melakukan pengawasan fungsional secara profesional dan
independen
2. Melakukan penguatan sistem pengawasan yang efektif dan
terintegrasi
3. Meningkatkan kompetensi dan integritas moral aparatur pengawasan
4. Meningkatkan peran sebagai konsultan dan katalisator peningkatan
kinerja
5. Mendorong akselerasi penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan
6. Menumbuhkembangkan pengawasan preventif melalui pengawasan
dengan pendekatan agama (PPA)
7. Mewujudkan pelayanan administrasi pengawasan yang cepat, tepat,
dan akurat berbasis teknologi informasi
8. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka
peningkatan kualitas pengawasan
TUGAS INSPEKTORAT JENDERAL
• Quality Assurance;
• Consulting Partner;
• Early Warning System;
• Strengthening of Public
Services.
DASAR HUKUM
1. UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme;
2. UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 tahun 2002
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
3. UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Korupsi;
4. UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik;
5. PP No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah;
6. Perpres No. 24 Tahun 2010 tentang Susunan,
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara;
7. Inpres No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi;
8. Inpres No. 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi
Pencegahan Dan Pemberantasan Korupsi;
9. Inpres No. 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012;
10.Per.MENPAN dan RB Nomor 49 Tahun 2011 tentang
Pedoman Umum Pakta Integritas di Lingkungan K/L dan
Pemerintah Daerah;
11.Peraturan MENPAN & Reformasi Birokrasi No. 60
Tahun 2012 tentang Pedoman Pembangunan Zona
Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi dan
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani Di Lingkungan
Kementerian /Lembaga dan Pemerintahan Daerah.
Menurut berbagai hasil survei nasional & internasional,
?
gelar negara korup diberikan dengan melihat 3 hal
KORUPSI pokok, yaitu mutu pelayanan publik, country risk,
dan daya saing negara secara keseluruhan (dalam arti
apakah suatu negara menjadi tujuan investor)
IPK, Indeks Persepsi Korupsi Ranking 111 dari 180
Skor 3.0
– TI 2011 negara
Sikap permisif
Peraturan perundangan
Terhadap korupsi
belum memadai
Lemahnya law
enforcement
Kurangnya keteladanan dan
kepemimpinan
Penyuapan
Pemalsuan Bribery Penggelapan
Fraud Embezzlement
Sumber: Centre of International Crime Prevention (CICP) dari UN Office for Drug Control
and Crime Prevention (UN-ODCCP), 11
LATAR BELAKANG
(Kondisi Obyektif Birokrasi di Indonesia)
3. Ketatalaksanaan atau
4. Pelayanan publik yg
business process ( rumit dan masih buruk
belum ada SOP) 5. Rendahnya daya
saing nasional
Kondisi Sumberdaya Aparatur
Perpres No.7/2005
- Penerapan Tata Kelola Pemerintah yang baik (Good Governance)
- Peningkatan Supervisi dan Akuntabilitas Aparatur Negara
- Restrukturisasi Lembaga dan Manajemen
- Peningkatan Manajemen SDM
- Peningkatan mutu Pelayanan Publik
PENTINGNYA REFORMASI BIROKRASI
(SEBAGAI MANAJEMEN PERUBAHAN)
PENERAPAN NILAI2
Daya Saing
BUDAYA Nasional
1. Belum bersih dari Praktek ORGANISASI PELAYANAN dorong
KKN YG PRIMA pertumbuhan
2. Jumlah Kompetensi/ ekonomi
distribusi tidak sesuai
3. Prosedur rumit
LINGKUNGAN STRATEGIS
4. Pelayanan belum
Profesional
GLOBALISASI PEMERINTAHAN
5. Masalah
sentralisasi/desentralisasi,d POLEKSOSBUDTEK YANG BAIK
ekosentrasi/otonomi daerah (GOOD GOV)
PERAN LAN DALAM REFORMASI BIROKRASI
4. •Mengubah pola pikir, budaya dan Penataan sistem manajemen Perbaikan ketatalaksanaan
nilai-nilai kerja dan peningkatan sistem
•Mengentaskan kemiskinan pengawasan
5. Memperkuat sistem pengelolaan Pembangunan sistem manajemen SDM yang tepat kualitas dan
SDM SDM berbasis kinerja dan merit kuantitas dengan sistem
remunerasi yang layak dan
TAHAPAN IMPLEMENTASI TEKNIS REFORMASI BIROKRASI
PENILAIAAN/EVALUASI
PENILAIAAN/EVALUASI ORGANISASI & POSTUR BIROKRASI YANG DIINGINKAN
KINERJA
KINERJA ORGANISASI KESENJANGAN
SOSIALISASI
ORGANISASI
PROSES SOSIALISASI
STRUKTUR
KOMPETENSI
PERUBAHAN :: PROSES
ORGANISASI
PENATAAN SISTEM
PEMBANGUNAN SISTEM
MANAJEMEN SDM
MANAJEMEN PERUBAHAN
BERBASIS KINERJA
MANAJEMEN
PI
3 PI
4 ZI
PENGERTIAN UMUM
Pada pedoman ini, yang dimaksud dengan :
ZONA INTEGRITAS
(K/L/PEMDA)
WBK
WBBM
PAKTA INTEGRITAS DAN PENYELENGGARAAN NEGARA
YANG BERSIH DAN BEBAS DARI KKN
Pelaksanaan
Pulau
Pakta Instruksi Presiden
Integritas/
Integritas Nomor 5 Tahun 2004 Bebas Dari
dan Korupsi
Nomor 17 Tahun 2011
PERMEN PAN
60/2012
PENANDATANGANAN DOKUMEN :
1 PERMEN PAN
49/2011
Diusulkan oleh
Pimp. K/L/P
Fasilitasi/dorongan
Reviu TPN (maks. 2 unit) Eval TPN
Penandatanganan dari UPI dan UPbI
Pakta Integritas Tidak lulus
Tidak lulus
Catatan :
Penetapan WBK/WBBM berlaku satu tahun, dan dpt dicabut apabila terbukti ada hal-hal yg menggugurkan indikator.
PEMENUHAN INDIKATOR PROSES ZI MENUJU WBK/WBBM
NO UNSUR INDIKATOR PROSES BOBOT (%)
1 Penandatanganan Dokumen Pakta Integritas 5
2 Pemenuhan Kewajiban LHKPN 6
3 Pemenuhan Akuntabilitas kinerja 6
4 Pemenuhan Kewajiban Laporan keuangan 5
5 Penerapan Kebijakan Disiplin PNS *) 5
6 Penerapan Kode Etik Khusus 4
7 Penerapan Kebijakan Pelayanan Publik *) 6
8 Penerapan whistle blower system Tindak Pidana Korupsi 6
9 Pengendalian gratifikasi 6
10 Penanganan benturan kepentingan (conflict of interest) 6
11 Kegiatan Pendidikan/ Pembinaan & Promosi Anti Korupsi 6
12 Pelaksanaan saran perbaikan yg diberikan o/ BPK/KPK/APIP 5
13 Kebijakan pembinaan purna tugas *) 4
14 Pelaporan transaksi keuangan yang tidak wajar oleh PPATK 6
15 Promosi jabatan secara terbuka *) 3
16 Rekruitment secara terbuka 3
17 Mekanisme Pengaduan Masyarakat 6
18 E-Procurement 6
19 Pengukuran Kinerja *) 3
20 Keterbukaan Informasi Publik 3
100 %
1. Penandatanganan Dokumen Pakta Integritas
BOBOT
NO UNSUR PENILAIAN
(%)
1. Pemenuhan 30
2. Kualitas 50
3. Implementasi 20
PASAL 12 B
(1) Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara dianggap pemberian suap,
apabila berhubungan dengan jabatannya dan
yang berlawanan dengan kewajiban atau
tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut:
a.yang nilainya Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta
rupiah) atau lebih, pembuktian bahwa
gratifikasi tersebut bukan merupakan suap
dilakukan oleh penerima gratifikasi;
b.yang nilainya kurang dari Rp 10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah), pembuktian bahwa
gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh
penuntut umum.
PASAL 12 B
DUMAS ONLINE
(Pengaduan Masyarakat)
Kirim Ke:
INSPEKTUR JENDERAL (IRJEN)
KEMENTERIAN AGAMA RI
Jl. RS. Fatmawati No. 33A Cipete Jaksel
Telp. (021) 75916038 Fax. (021) 7692112
Email: dumas_online@itjen.kemenag.go.id