Anda di halaman 1dari 11

Penyakit Menular Seksual

(PMS)
Oleh
H. Maswan Daulay, S.Kep, Ns, M.Kes

FIKES UNEFA
PEMATANGSIANTAR
 

Penyakit Menular Seksual  


(PMS)
Adalah infeksi yang menular
melalui hubungan intim, penyakit ini
dapat ditandai dengan ruam atau
lepuhan dan rasa nyeri di area
kelamin

Sesuai namanya, penyakit menular seksual menyebar melalui


hubungan intim, baik secara vaginal, anal, maupun oral.
Penularan juga dapat terjadi melalui transfusi darah dan berbagi
jarum suntik dengan penderita. Infeksi juga dapat ditularkan dari
ibu hamil ke janin, baik selama kehamilan atau saat persalinan
Area genital umumnya lembab dan lingkungan yang hangat –
ideal untuk pertumbuhan ragi atau jamur, virus, dan bakteri.

Mikroorganisme yang ada pada kulit atau selaput lendir dari


daerah kelamin laki-laki atau perempuan dapat ditularkan,
seperti organisme dalam air mani, cairan vagina, atau darah
selama hubungan seksual.

Penyakit menular seksual lebih mudah ditularkan selama


hubungan seks tanpa kondom – tanpa menggunakan opsi seks
yang lebih aman (yaitu kondom, bendungan, sanitasi sex toys)
Gambar mikroorganisme pada kulit atau selaput lendir kelamin
laki-laki dan perempuan
Beberapa infeksi dapat ditularkan melalui hubungan seksual
tetapi tidak digolongkan sebagai penyakit menular seksual atau
PMS. Misalnya, meningitis dapat ditularkan melalui kontak
seksual, tetapi biasanya, orang menjadi terinfeksi karena
beberapa alasan, sehingga tidak digolongkan sebagai PMS.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa,


di seluruh dunia, ada lebih dari 1 juta PMS baru yang diperoleh
setiap hari. Orang berusia 15-24 memperoleh setengah dari
semua PMS baru, dan 1 dari 4 wanita remaja yang aktif secara
seksual memiliki PMS, seperti human papillomavirus atau
klamidia. Dibandingkan dengan orang dewasa yang lebih tua,
orang yang berusia 15-24 tahun memiliki risiko lebih tinggi
terkena PMS. Namun, tingkat IMS di kalangan seniman
meningkat.
 Gejala PMS secara umum

a.  Keluar Cairan/keputihan yang tidak normal dari vagina atau


penis. Pada wanita, terjadi peningkatan keputihan. Warnanya
bisa menjadi lebih putih, kekuningan, kehijauan, atau kemerah
mudaan. Keputihan bisa memiliki bau yang tidak sedap dan
berlendir

b.  Pada pria, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau
setelah kencing, biasanya disebabkan oleh PMS. Pada wanita,
beberapa gejala dapat disebabkan oleh PMS tapi juga
disebabkan oleh infeksi kandung kencing yang tidak
ditularkan
melalui hubungan seksual.
c.   Luka terbuka dan atau luka basah disekitar alat kelamin atau
mulut. Luka tersebut dapat terasa sakit atau tidak.
d.   Tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelamin
e.   Kemerahan di sekitar alat kelamin
f.    Pada pria, rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung
zakar
g.   Rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan hilang, dan
tidak berhubungan dengan menstruasi
h.   Bercak darah setelah hubungan seksual
i.    Anus gatal atau iritasi
j.    Pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan.
k.   Nyeri di paha atau perut lebih rendah.
l.    Pendarahan pada vagina
m.   Nyeri atau pembengkakan testis.
n.    Pembengkakan atau kemerahan dari vagina.
o.    Nyeri seks
p.    Perubahan pada kulit di sekitar kemaluan
q.     Terasa sakit pada daerah pinggul (wanita)
r.     Meski tanpa gejala dapat menularkan penyakit bila tenang
Bahaya / akibat PMS

a.    Menimbulkan rasa sakit


b.    Infertilisasi
c.     Abortus
d.    Ca cerviks
e.     Merusak penglihatan, hati dan otak
f.     Menular pada bayi
g.     Rentan terhadap HIV/AIDS
h.    Tidak dapat disembuhkan
 i.     Kematian
Peningkatan angka kejadian PMS

a.   Kontrasepsi, timbul perasaan aman tidak terjadi kehamilan


b.   Seks, bebas, norma moral yang menurun
c.   Kurangnya pemahaman tentang seksualitas dan PMS
d.   Transportasi yang makin lancar, mobilitas tinggi
e.   Urbanisasi dan pengangguran
f.    Kemiskinan
g.    Pengetahuan
h.   Pelacuran
Sekian dulu ,,,,,,,,
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai