Anda di halaman 1dari 25

MOTIVASI PEMBERIAN ASI

EKSKLUSIF PADA IBU HAMIL


DALAM UPAYA MENURUNKAN
STUNTING DI PUSKESMAS
KANDANGSAPI
oleh: dr. Septy Irmitha Yunus
PENDAHULUAN
Latar Belakang

 Pemberian ASI 6 bulan tanpa makanan pendamping.


 Meningkatkan ketahanan tubuh
ASI Eksklusif  Mencegah bayi terserang berbagai penyakit yang bisa
mengancam kesehatan bayi

WHO Nasional Jatim Pasuruan PKM KDSP Bugul lor

41% 37,83% 40,5% 22% 47,55% 37,66%

 Masalah kurang gizi kronis karena asupan gizi yang


kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian
Stunting makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi
Latar Belakang

 Stunting dapat dicegah dengan beberapa hal seperti:


 memberikan ASI Esklusif,
 memberikan makanan yang bergizi sesuai kebutuhan tubuh,
 membiasakan perilaku hidup bersih,
 melakukan aktivitas fisik, dan
 memantau tumbuh kembang anak secara teratur

 Penelitian sebelumnya di Puskesmas Kandangsapi  dengan adanya


ASI eksklusif tidak lagi ditemukan kasus gizi buruk yang menjadi salah
satu faktor terjadinya stunting
 Stunting diawali pada masa prenatal sampai 1000 HPK
Rumusan Masalah

 Bagaimana motivasi ibu hamil terhadap pemberian ASI eksklusif untuk


menurunkan angka kejadian stunting di kelurahan Bugul Lor Kota
Pasuruan?
Tujuan Kegiatan

 Tujuan umum
 Menganalisa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak

 Tujuan khusus
 Meningkatkan motivasi ibu hamil untuk memberikan ASI eksklusif di kelurahan Bugul lor
Kota Pasuruan
 Menurunkan angka kejadian stunting di Kelurahan Bugul lor Kota Pasuruan
Manfaat Kegiatan

 Manfaat untuk penulis:


 Turut berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan masyarakat akan
kurangnya pencapaian ASI eksklusif di Kota Pasuruan
 Menjadi wadah pengembangan dokter dalam pemahirannya menangani masalah
kesehatan yang terjadi di masyarakat.

 Manfaat bagi Puskesmas:


 Sebagai bahan informasi dan pertimbangan terhadap pengambil kebijakan terkait ASI
eksklusif dan bisa membantu upaya promotif terkait motivasi ibu hamil terhadap
pemberian ASI eksklusif.

 Manfaat bagi masyarakat:


 Memberikan pengetahuan masyarakat mengenai pemberian ASI eksklusif
 Memberikan kesadaran dan motivasi kepada masyarakat untuk memberikan ASI eksklusif
pada bayi
TINJAUAN PUSTAKA
Hubungan ASI eksklusif dan stunting

 Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh


asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian
makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Kemampuan
kognitif para penderita stunting juga berkurang.
 Stunting dapat dicegah dengan beberapa hal seperti memberikan ASI
Esklusif, memberikan makanan yang bergizi sesuai kebutuhan tubuh,
membiasakan perilaku hidup bersih, melakukan aktivitas fisik, dan
memantau tumbuh kembang anak secara teratur.
 Dalam penelitian Indrawati (2016) dengan judul hubungan pemberian
ASI esklusif dengan kejadian stunting pada anak usia 2-3 tahun,
didapatkan hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian
stunting pada balita 2-3 tahun dengan p-value (0,000< 0,05).
 Menurut Hikmahrachim (2019), pencegahan stunting bermula dari
upaya pemenuhan nutrisi pada 1000 hari pertama kehidupan. Pada
periode ini, asupan nutrisi utama diperoleh dari air susu ibu (ASI)
yang diberikan secara eksklusfi (6 bulan tanpa disertai asupan nutrisi
dari sumber lain). Kajian biologis dan pada lingkup kesehatan
masyarakat telah membuktikan bahwa kandungan nutrisi pada ASI
sangat mencukupi kebutuhan tumbuh kembang anak
METODE KEGIATAN
 Deskriptif analitik. Data penelitian data primer dan sekunder
Design Miniproject
 Penelitian pendahuluan  kuesioner penelitian

 Puskesmas pembantu Bugul lor Kota Pasuruan pada 14-


Waktu dan Tempat 27 September 2020.

 Populasi: Seluruh ibu hamil di kelurahan Bugul lor berjumlah


15 orang
Populasi dan Sampel  Sampel:
 Kriteria Inklusi: Ibu hamil di wilayah kelurahan Bugul lor yang
menerima undangan dan datang ke Puskesmas pembantu Bugul
lor Kota Pasuruan
 Bersedia mengisi kuesioner yang disediakan sebagai tanda
persetujuan menjadi sampel
 Kriteria Eksklusi: Ibu hamil di wilayah kelurahan Bugul lor yang
tidak datang ke aula Puskesmas Kandangsapi Kota Pasuruan
 Tidak bersedia mengisi kuesioner yang disediakan
Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur


1. Pengetahuan Ibu Pengetahuan responden terkait dengan ASI Kuesioner (1-9) 1. Baik
eksklusif(definisi,frekuensi menyusui, 2. Cukup
keuntungan ASI eksklusif, IMD) 3. Kurang

2. Motivasi Ibu Keinginan yang timbul dalam diri sendiri Kuesioner (10-19) 1. Baik
yang mendorong untuk memberikan ASI 2. Cukup
eksklusif 3. Kurang
3. Pekerjaan Ibu Kegiatan yang dilakukan oleh ibu sehari- Kuesioner (20-22) 1. Ibu rumah tangga
hari dan pengaruhnya terhadap pemberian 2. Karyawan swasta
ASI eksklusif 3. Wirausaha
4. Guru
5. Tenaga medis
4. Dukungan Keluarga Kondisi terkait dukungan keluarga dan Kuesioner (23-27) 1. Mendukung
dan tenaga tenaga kesehatan mengenai ASI eksklusif 2. Tidak mendukung
kesehatan
Analisis Masalah
Prioritas Masalah

No. Masalah U S G Jumlah



1 Rendahnya pengetahuan mengenai ASI eksklusif 9 9 9 27
2 KP-ASI tidak efektif 8 7 7 22
3 Media penyuluhan tidak optimal 9 8 9 26
4 Dukungan lingkungan sekitar untuk ASI eksklusif kurang 8 9 8 25
5 Perusahaan kurang mendukung 7 8 7 22
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kuesioner

 Sasaran  15 orang
 Diberi kuesioner  15 orang
 Datang ke Pustu Bugul lor  11 orang
 4 orang tidak datang  sudah melahirkan, mengajar, bekerja
Karakteristik Responden

Karakteristik Jumlah responden Keterangan

Pernah ASI eksklusif 2 orang (keduanya menyusui ASI eksklusif


pada anak kedua, gagal menyusui
pada anak pertama)

Pernah gagal menyusui 9 orang -

Hamil pertama 2 orang -


Pembahasan

7 orang gagal karena ASI tidak keluar

Teori: Produksi ASI yang tidak keluar dapat disebabkan


karena beberapa hal yaitu faktor stress atau kelelahan,
9 orang gagal menyusui pada ibu dalam kondisi khusus (sakit), mengkonsumsi rokok
kehamilan sebelumnya atau alkohol, dan faktor posisi yang salah

Faktor-faktor tidak diketahui oleh ibu karena


pengetahuan kurang

Inovasi menggunakan metode audiovisual (video) dan


menggunakan simulasi menggunakan manekin lebih
sering
Pembahasan

2 orang gagal karena bekerja

Teori: Tidak tersedianya tempat untuk memerah ASI dan


tidak diberikan waktu khusus untuk memerah ASI
9 orang gagal menyusui pada merupakan kendala
kehamilan sebelumnya

Koordinasi pihak Puskesmas dan perusahaan

Membuat kebijakan khusus terhadap ibu yang menyusui


untuk diberikan ruang laktasi dan waktu untuk memerah
Pembahasan

Ibu hamil dan ibu yang mempunyai bayi


dibawah 2 tahun diedukasi secara mandiri
KPASI tidak berjalan karena
tentang ASI. Edukasi dapat dilakukan saat ibu
pandemi
hamil melakukan ANC, kunjungan neonatal,
atau imunisasi pada bayi.

Buku catatan KIA tidak Membuat inovasi edukasi menggunakan


dibaca metode audiovisual dan tetap menganjurkan
membaca buku catatan KIA

Edukasi kepada keluarga (suami/orang


tua/mertua) agar memberikan motivasi dan
Dukungan dari keluarga
mendukung istri untuk memberikan ASI
kurang
eksklusif
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis miniproject ditemukan 9 orang ibu tidak memberikan


ASI eksklusif pada kehamilan sebelumnya, 7 diantaranya karena ASI tidak keluar dan
2 diantaranya karena bekerja. maka dapat disimpulkan bahwa upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan angka kesehatan anak yaitu:
 Meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif
 Senantiasa memberikan motivasi untuk selalu memberikan ASI eksklusif
 Memberikan edukasi kepada keluarga terutama suami dan ibu untuk memberikan
ASI eksklusif pada bayi
 Melakukan koordinasi dengan perusahaan untuk membuat kebijakan untuk ibu
menyusui
Saran

 Pengetahuan ibu yang kurang terhadap ASI eksklusif perlu diberikan edukasi kepada
ibu hamil menggunakan video dan simulasi sesering mungkin agar optimal
penyampaian informasi tentang ASI eksklusif.
 Melakukan koordinasi dengan kader kelurahan untuk melakukan follow up terhadap
ibu hamil yang menjadi subjek miniprojek untuk mengetahui keberhasilan intervensi.
 Karena pandemi Covid-19, kegiatan KPASI tidak berjalan, maka dianjurkan
memberikan informasi terkait ASI kepada ibu hamil dan menyusui saat ibu
melakukan ANC atau imunisasi. Juga melakukan kunjungan rumah door to door
pada ibu yang baru melahirkan.
 Melakukan kordinasi dengan perusahaan agar membuat kebijakan terhadap ibu
menyusui seperti membuat ruang laktasi dan waktu khusus untuk memerah ASI.
Lampiran Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai