Anda di halaman 1dari 15

New Issues of AMR

Carbapenem Resisten Enterobacteriaceae

Usman Hadi
Department of Internal Medicine
Airlangga University School of Medicine –
Dr. Soetomo General Academic Hospital
Surabaya, Indonesia

1
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

1.Prevalensi bakteri resistensi thd antibiotik


semakin meningkat
MRSA
ESBL
CRE
2.Penemuan antibiotik baru semakin menurun
3.Carbapenem: senjata pamungkas yang perlu
diselamatkan
 Perlu dipahami epidemiologi, faktor
risiko dan pencegahan berkembangnya CRE
CARBAPENEM

Termasuk kelompok Beta-lactams antibiotik


Dengan keistimewaan struktur stabil terhadap
enzym beta-lactamase dan extended spectrum
beta-lactamase
Cara kerja:
- menghamabat sintesa dinding sel
- inaktivasi PBPs.
Termasuk dalam kelompok
carbapenem
imipenem
meropenem
Doripenem
Ertapenem
Tebipenem
Panienem
Biapenem
Spektrum antibiotik Carbapenems

Aktif untuk Gram (+) dan Gram(-)


Streptococci
Enterococci
MSSA
Enterobacteriaceae
GNB afermenters (eg. Pseudomonas)
Anaerobes
Ertapenem tidak aktif utk. Pseudomonas
Resistensi Carbapenem

Enterobacteriaceae dapat menjadi resisten terhadap


karbapenem dengan:
Transmisi gen resistensi dari satu bakteri ke
yang lain
Produksi enzim yang menonaktifkan
karbapenem (mis., Karbapenemase)
Definisi: Carbapenem Resistant-
Enterobacteriacea

A. Positif untuk produksi karbapenemase melalui uji fenotipik


(mis., Modifikasi Hodge atau Carba NP)
atau

B. Tidak rentan terhadap setidaknya tiga (3) antibiotik carbapenem


dengan MIC ≥ 2 μg / ml atau
diameter zona ≤ 22 mm (≤ 21 mm untuk ertapenem)
atau

C. Positif untuk penanda gen karbapenemase


Contoh:
Klebsiella pneumoniae carbapenemase (KPC),
New Delhi Metallo-betalactamase (NDM)
Verona Integron –Encoded Metallo-beta-lactamase (VIM),
Oxacillinase-48 (OXA-48),
Imipenemase Metallo-beta-lactamase (IMP)
Secara epidemiologis CRE sangat penting
Infeksi dengan mortalitas tinggi (hingga 50%) Membawa
gen dengan tingkat resistensi tinggi terhadap banyak
antimikroba,

Resistansi dapat ditularkan antar organisme atau antar


pasien

Menyebar cepat dan membutuhkan langkah-langkah


pengendalian infeksi yang paling ketat

Telah menyebar ke banyak area AS dan dapat menyebar


lebih luas
Perkembangan Epidemiologi

Carbapenemase Producing CRE (CP-CRE):


Di Amerika Serikat Pertama tahun 1996
• Prevalensi CR-P.aeruginosa usia 13-17 th.
meningkat dari 9.4% th. 1999  20% th. 2012.
• (dari spesimen saluran pernafasan)
• Tahun 2015 hampir semua negara bagian di AS
telah melaporkan adanya CP-CRE
Saat ini di Asia
• China: prevalensi CRE 5.5%
• Surabaya Indonesia: 18.5% (111/600) urine
Pertumbuhan CRE secara epidemiologis perlu
dicermati karena merupakan
“The alarm sign of this century”
1. Infeksi invasif ok. CRE mortalitasnya 40-50%
2. CRE sering membawa gen dengan tingkat resistensi
tinggi thd AB lain  PANRESISTAN
3. CRE telah menyebar luas di hampir seluruh AS, di
negara lain kemungkinannya juga sama
4 Saat ini CRE terutama dijumpai pada penderita yang
kontak dengan RS, tetapi tidak menutup kemungkinan
akan menjadi suatu infeksi pada masyarakat non RS
(community infection)
Faktor risiko terinfeksi CRE

Perawatan penderita jangka panjang


Penderita dg. penurunan kekebalan
tubuh
Penggunaan peralatan invasif
Penderita yang dirawat di ICU
Sebelumnya pernah mendapat terapi
antibiotik (carbapenem, fluoroquinolones,
vancomycin, pip/tazo)
Cara penyebaran CRE
1. Kontak dg penderita
2. Kontak dengan petugas kesehatan,
3. Peralatan kesehatan yang terkontaminasi.
Pencegahan/pengendalian CRE
1. Penggunaan antibiotik secara bijak
2. Penerapan Antibiotic Stewardship Programs di seluruh
RS di Indonesia
3. Pencegahan penyebaran
- cuci tangan secara benar
- isolasi penderita
- penerapan pengendalian infeksi
- surveilance CRE
CRE-Summary
 Now CRE spreading all over the world
 CRE “The alarm sign of this century”
 CRE often carry genes that confer high levels of
resistance to many other antimicrobials, often leaving
very limited therapeutic options  panresistent bacteria
 To prevent the emergence:
Implementation of “Antibiotic Stewardship Programs”
 To prevent transmission:
Strict Hand Hygiene
Contact Precautions for all health care encounters
 Work with Infection Prevention when have a case
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai