Putri. S.H.,M.KN. Kelompok 6 : Nabila Rasiqah Putri (07041282025055) M Fajar Mulyawan (07041282025053) Nicholas Bayu Putra Bima Shakti (07041282025093) Yuniarti (07041282025090) Ryo Dwi Saputra (07041282025096) Abil Pratama Saputra (07041282025082) This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY Latar Belakang
General Agreement On Trade In Services (GATS) merupakan salah
satu perjanjian dibawah WTO (World Trade Organization) yang mengatur perjanjian dalam sektor jasa yang bertujuan untuk memperdalam dan memperluas tingkat liberalisasi sektor jasa di negara anggota agar perdagangan jasa didunia bisa meningkat. GATS merupakan hasil dari perundingan putaran uruguay dari tahun 1986- 1993 dan juga perjanjian perdagangan multilateral pertama dibidang jasa.
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY
GATS berasal dari usulan Amerika Serikat saat Tokyo round yang pada saat itu Amerika Serikat berusaha meyakinkan para peserta untuk memasukkan Trade in Services ke dalam GATT. Kemudian barulah usaha dari Amerika Serikat berhasil pada tahun 1986 ketika diambil keputusan yang tegas saat deklarasi Punta Del Este. GATS berasal dari usulan Amerika Serikat saat Tokyo round yang pada saat itu Amerika Serikat berusaha meyakinkan para peserta untuk memasukkan Trade in Services ke dalam GATT. Yang kemudian berhasil pada Deklarasi Punta Del Este pada tahun 1986.Deklarasi Punta Del Este merupakan suatu hasil kompromi antara negara maju dan negara berkembang mengenai perdagangan jasa. Kompromi ini muncul sebagai reaksi dari negara berkembang yang semula menentang dimasukkannnya pengaturan mengenai jasa dalam kerangka GATT yang tampak dalam keputusan Deklarasi Punta Del Este yang mengatur tentang perdagangan jasa yang intinya memuat pokok- pokok sebagai berikut:
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY
1. Para menteri sepakat untuk meluncurkan perundingan perdagangan jasa sebagai bagianperundingan perdagangan multilateral. 2. Perundingan tersebut bertujuan membentuk kerangka hukum multilateral yang memuat prinsip dan ketentuan mengenai perdagangan jasa, sehingga tercipta perdagangan yang transparan dan liberalisasi progresif, sebagai upaya peningkatan ekonomi semua mitra dagang dan kemajuan negara-negara berkembang. 3. Kerangka hukum tersebut harus menghormati hukum nasional dan ketentuan-ketentuan yang berlaku mengenai jasa serta bekerja sama dengan organisasi internasional yang relevan. 4. Untuk melaksanakan perundingan ini harus dibentuk kelompok perundingan jasa yang berkewajiban untuk melaporkan hasilnya kepadaKomite Perundingan Perdagangan.
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY
Kompromi ini muncul sebagai reaksi dari negara berkembang yangsemula menentang dimasukkannya pengaturan mengenai perdagangan jasa dalam kerangka GATT/WTO. Dalam hal ini negara berkembang berhasil menempatkan kompromi tersebut ke dalam peraturan tersendiri diluar kerangka hukum dari GATT/WTO dengan tujuan menghilangkan kemungkinan persilangan antara masalah - masalah GATT/WTO mengenai perdagangan barang dan jasa. Negara berkembang juga berhasil dalam usahaagar perkembangan ekonomi dan pertumbuhan dimasukkan sebagai tujuandari setiap persetujuan yang dicapai. Kerangka hukum tersebut melahirkan GATS. yang dimana GATS dipandang sebagai cara untuk memajukan pertumbuhan ekonomi bagi semua negara pelaku perdagangan dan pembangunan negara - negara berkembang.
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY
RUMUSAN MASALAH
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY
• Sejarah AFAS serta perdagangan dalam bidang jasa dan Bagaimanakah posisi aturan AFAS terhadap aturan yang terdapat dalam GATS sebagai kerangka WTO? Sejak GATS diresmikan pada tanggal 1 januari 1995, Tidak dapat Dipungkiri bahwa sesungguhnya GATS telah menimbulkan suatu persaingan dan Keterbukaan yang semakin besar, dan ekspansif. Sebagai kawasan yang terdiri dari negara- negara berkembang,ASEAN Tentu akan mengalami beberapa kesulitan jika harus berhadapan dengan negara Maju secara frontal dalam menyajikan jasa. Untuk menghindari adanya pengusaha dari negara maju mengeksploitasi sumber daya alam di Kawasan asia tenggara, negara anggota ASEAN menggalang suatu Kerjasama dalam bidang perdagangan jasa, ASEAN Framework Agreementon Services yaitu AFAS yang diresmikan pada KTT ke-5 ASEAN pada 15 Desember 1995 di Bangkok, Thailand. AFAS menjadi landasan dasar dari proses menuju Liberalisasi perdagangan jasa di ASEAN tanpa melanggar ketentuan dari kesepakatan internasional yang ditetapkan di dalam GATS. AFAS juga Mendorong negara anggota ASEAN untuk menetapkan komitmen melebihi yang Diberikan GATS.
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY
• Perdagangan dalam bidang jasa • Setelah disepakatinya AFAS dalam KTT ke-5 ASEAN di Bangkok, Thailand. Untuk menindaklanjuti kesepakatan tersebut dibuatlah Coordinating Committee on Services (CSS) yang bertugas Menyusun modalitas untuk mengelola negosiasi Liberalisasi jasa dalam kerangka AFAS yang mencakup 8 sektor yaitu, Jasa Angkutan Udara & Laut, Jasa Bisnis, Jasa Konstruksi, Jasa Telekomunikasi, Jasa Pariwisata, Jasa Keuangan, Jasa Kesehatan dan Jasa Logistik.ASEAN telah menetapkan 5 sektor jasa prioritas dari 8 sektor prioritas integrasi barang dan jasa yang akan diliberalisasi menjelang pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN 2015, yaitu Jasa Kesehatan, Jasa Pariwisata, e-ASEAN, Jasa Logistik dan Jasa Transportasi Udara. Target penghapusan Hambatan dalam perdagangan bidang jasa di 4 sektor prioritas bidang jasa Adalah tahun 2010 untuk jasa perhubungan udara, e- ASEAN, kesehatan, dan Pariwisata dan tahun 2013 untuk jasa logistik. Adapun liberalisasi bidang jasa Seluruhnya ditargetkan pada tahun 2015.
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY
• Posisi Aturan AFAS Terhadap Aturan yang Terdapat Dalam GATS Sebagai Kerangka WTODalam kaitan dengan perdagangan jasa di Asia Tenggara, AFAS adalah FTA yang berada dalam cakupan regional ASEAN. Selain itu negara-negara di luar regional merupakan negara-negara Didunia yang berada dalam cakupan perjanjian GATS. Apabila pada perdagangan barang dalam GATT liberalisasi dilakukan Secara menyeluruh, hanya dengan mengurangi tarif dan bea impor, maka sektor Jasa seperti dilakukan hanya berdasarkan kerelaan negara-negara yang Bersangkutan dengan mengajukan sektor yang dianggap mampu bersaing, atau Paling tidak dengan permintaan dari negara tertentu tanpa adanya prinsip Reprositas.Dari perbandingan komitmen ASEAN dengan GATS,ASEAN dengan aturan regional AFAS nya tetap saja sulit untuk memperlakukan sama Antara penyedia jasa domestik negara-negara ASEAN dengan negara-negara yang Berada dibawah GATS diluar cakupan AFAS/ASEAN.
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY
• Adanya kesulitan untuk Menyeragamkan apa yang dikomitmenkan di AFAS dan GATS Karena keduanya dipayungi oleh aturan perdagangan bebas yang berbeda, sehingga mengakibatkan perbedaan komitmen, namun tentu saja juga hal ini Sebagai umum dari regionalisasi ekonomi yang terjadi.AFAS sebagaiPerjanjian regional, pada beberapa sektor membedakan perlakuan pada bidang dan Moda yang sama antara penyedia jasa di lingkup GATS/WTO dan Lingkup AFAS/ASEAN, sehingga bukan hal yang dapat disalahkan ketika Dikatakan bahwa pemberlakuan AFAS di ASEAN pun mengakibatkan Pemberlakuan yang diskriminatif antara penyedia jasa ASEAN dengan penyedia Jasa dari negara-negara diluar ASEAN baik yang tergabung dalam GATS maupun tidak, hal ini juga merupakan Akibat dari pemberlakuan regionalisme ekonomi yang terjadi dalam ASEAN.
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY
TERIMA KASIH
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY