Anda di halaman 1dari 41

Sistem Koordinasi

hewan
KELOMPOK 5

HIJ’RAN

NURYULIANA

TIARA APRILIA

ANDI SASTRI WIRDANI


PETA KONSEP
01
PENGERTIAN
SISTEM
KOORDINASI
adalah sebuah sistem yang mengatur kerja organ-
organ pada tubuh. Sistem ini berperan untuk
memerintahkan setiap organ untuk dapat bekerjasama
mendukung fungsi tubuh agar bekerja dengan baik.
02
SISTEM SARAF,
Hormon, Indera PADA
HEWAN
Sistem saraf vertebrata
Sistem saraf invertebrata

Cacing pipih
Sistem saraf berupa
sistem saraf tangga
tali

Cacing tanah
Sistem saraf brupa
sistem saraf tangga
tali.
Sistem Indera vertebrata

Indera ikan Indera reptil


Memiliki indera berupa gurat sis, Memiliki indera pembau yang
mata, alat pendengaran, dan alat tajam, namun penglihatan yang
pembau kurang

Indera amfibi Indera burung


Pada katak, memiliki kelopak Burung memiliki indera
mata dan selaput tidur yang penglihatan dan keseimbangan
melindungi mata yang baik
Sistem Indera Invertebrata

Cacing pipih serangga


Memiliki sepasang bintik mata Memiliki indera penglihatan
pada bagian anterior tubuhnya berupa mata majemuk

Cacing tanah mollusca


Memiliki dua pasang tentakel,
Indera cacing tanah berada pada tentakel panjang terdapat mata,
permukaan tubuhnya tentakel pendek sebagai peaba
Sistem Hormon

Hormon vertebrata Hormon Invertebrata

Umumnya hormon yang Pada invertebrata, misalnya


dihasilkan hewan vertebrata serangga menghasilkan hormon
hampir sama dengan hormon yang otak, hormon ekdison, dan
dihasilkan manusia hormon juvenil.
03
Sistem saraf pada
manusia
UNTUK DAPAT BEREAKSI TERHADAP
RANGSANGAN, TUBUH MEMERLUKAN 3
KOMPONEN

1. RESEPTOR
- Fotoreseptor
- Fonoreseptor
- Mekanoreseptor
- Kemoreseptor

2. Sistem saraf

3. Efektor
Sel saraf

Sel saraf merupakan unit kerja sistem


saraf pusat. Terdiri dari 12 nervus
kranial, semua nervus spinal, dan
cabangnya.

Fungsinya sebagai penghantar


informasi berupa rangsangan atau
impuls. Dengan adanya sel-sel saraf
ini, baik organ maupun sistem gerak
bisa memberikan respons
sebagaimana mestinya.
Jenis sel saraf
berdasarakan jumlah uluran
Neuron bipolar merupakan neuron yang
memiliki dua juluran dari badan selnya menjadi
dendrit dan akson. Contohnya reseptor telinga,
mata, dan hidung.
Neuron unipolar merupakan neuron yang
memiliki satu juluran dari badan sel yang
bercabang menjadi dendrit dan akson. Contoh
saraf unipolar yaitu neuron pada embrio dan
fotoreseptor mata. 
neuron multipolar merupakan neuron yang
memiliki banyak juluran dendrit dari badan
selnya dan memiliki satu juluran akson. Neuron
multipolar dapat ditemukan di saraf motorik
pada otak dan sumsum tulang belakang. 
Jenis sel saraf
berdasarakan fungsinya
1. Neuron sensorik (neuron aferen)
Dendritnya berhubungan dengan reseptor dan neuritnya berhubungan
dengan dendrit neuron lain.  
Fungsinya untuk menghantarkan impuls dari reseptor ke pusat
susunan saraf.
2. Neuron motorik (neuron efektor/eferen)
Dendritnya berhubungan dengan neurit neuron lain dan neuritnya
berhubungan dengan efektor atau alat tubuh pemberi tanggapan
terhadap suatu rangsangan.  
Fungsinya untuk menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf
pusat ke efektor (otot dan kelenjar).
3. Neuron intermediet/asosiasi/penghubung
Penghubung antara neuron motorik dan sensorik.
Berdasarkan tempatnya, neuron intermediet dibedakan menjadi dua,
yaitu :
Neuron konektor: penghubung antara neuron yang satu dan neuron
yang lain.
Neuron ajustor: penghubung antara neuron sensorik dan neuron
motorik yang terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang.
Impuls saraf
Impuls saraf atau rangsang saraf merupakan
pesan yang diterima oleh reseptor atau tubuh dari
lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron
atau serangkaian pulsa elektrik yang menjalari
serabut saraf.
Jika sebuah saraf tidak menghantarkan
impuls, maka serabut saraf tersebut dalam
keadaan istirahat. Contoh impuls saraf antara lain
perubahan suhu, tekanan, bau, aroma, suara,
benda, dan berbagai rasa seperti asin, manis,
asam, dan pahit. Impuls yang diterima oleh
reseptor dan disampaikan ke efektor kemudian
dapat menyebabkan terjadinya gerakan. 
Bagan sistem saraf
Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak
dan sumsum tulang belakang, memiliki fungsi
untuk menerima informasi atau rangsangan dari
semua bagian tubuh, kemudian mengontrol dan
mengendalikan informasi tersebut untuk
menghasilkan respons tubuh.

Informasi atau rangsangan ini termasuk


yang berkaitan dengan gerakan, seperti bicara
atau berjalan, atau gerakan tak sadar, seperti
berkedip dan bernapas. Ini juga termasuk bentuk
informasi lainnya, seperti pikiran, persepsi, dan
emosi manusia.
Sistem saraf tepi
Secara garis besar, fungsi saraf tepi adalah
menghubungkan respon sistem saraf pusat ke
organ tubuh dan bagian lainnya di tubuh Anda.
Saraf ini meluas dari saraf pusat ke area terluar
tubuh sebagai jalur penerimaan dan pengiriman
rangsangan dari dan ke otak.
Masing-masing susunan saraf tepi, yaitu
somatik dan otonom, memiliki fungsi yang
berbeda. Berikut adalah bagian-bagian sistem
saraf tepi:
1. Sistem saraf somatik
2. Sistem saraf otonom
• saraf simpatik
• saraf parasimpatik
Sistem saraf somatik
Sistem saraf somatik bekerja dengan mengontrol semua hal
yang Anda sadari dan secara sadar memengaruhi respon tubuh,
seperti menggerakkan lengan, kaki, dan bagian tubuh lainnya.
Fungsi saraf ini menyampaikan informasi sensorik dari kulit,
organ indera, atau otot ke sistem saraf pusat.
Selain itu, saraf somatik juga membawa respons keluar dari
otak untuk menghasilkan respon berupa gerakan. Sebagai
contoha, saat menyentuh termos panas, saraf sensorik membawa
informasi ke otak bahwa ini adalah sensasi panas. Setelah itu,
saraf motorik membawa informasi dari otak ke tangan untuk
segera menghindar dengan menggerakkan, melepas, atau menarik
tangan dari termos panas tersebut. Keseluruhan proses ini terjadi
kurang lebih dalam waktu satu detik.
Sistem saraf otonom
Sistem saraf otonom mengontrol aktivitas yang Anda lakukan secara tak sadar atau tanpa perlu
memikirkannya. Sistem ini terus menerus aktif untuk mengatur berbagai aktivitas, seperti bernapas, detak
jantung, dan proses metabolisme tubuh.
• Saraf simpatik
Sistem ini mengatur respons perlawanan dari dalam tubuh ketika ada ancaman pada diri Anda. Sistem ini
juga mempersiapkan tubuh untuk mengeluarkan energi dan menghadapi potensi ancaman di lingkungan.
Misalnya, ketika Anda sedang cemas atau takut, saraf simpatik akan memicu respons dengan
mempercepat detak jantung, meningkatkan laju pernapasan, meningkatkan aliran darah ke otot, mengaktifkan
kelenjar produksi keringat, dan melebarkan pupil mata. Ini dapat membuat tubuh merespons dengan cepat
dalam situasi gawat darurat.
•Saraf parasimpatik
Sistem ini gunanya menjaga fungsi tubuh normal setelah ada sesuatu yang mengancam diri Anda.
Setelah ancaman berlalu, sistem ini akan memperlambat detak jantung, memperlambat pernapasan, mengurangi
aliran darah ke otot, dan menyempitkan pupil mata. Ini memungkinkan kita untuk mengembalikan tubuh ke
kondisi normal.
04
Sistem Indera
Indera penciuman
Skema pemciuman

Rangsang(bau) -> lubang hidung ->


epitelium olfaktori -> mukosa
olfaktori -> saraf olfaktori -> talamus
-> hipotalamus -> otak daerah
olfaktori (korteks serebrum).
Indera pengecap
Skema pengecap

Makanan atau minuman yang


telah berupa larutan di dalam mulut
akan merangsang ujung- ujung
saraf pengecap. Setelah itu
rangsangan tersebut diteruskan ke
pusat saraf pengecap di otak. Lalu
otak menanggapi rangsang tersebut
sehingga manusia dapat merasakan
rasa makanan atau minuman tersebut.
Indera penglihatan Skema penglihatan

1) Cahaya yang dipantulkan oleh benda di


tangkap oleh mata, menembus kornea
dan diteruskan melalui pupil.
2) Intensitas cahaya yang telah diatur oleh
pupil diteruskan menembus lensa mata.
3) Daya akomodasi pada lensa mata
mengatur cahaya supaya jatuh tepat di
bintik kuning.
4) Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh
sel kerucut dan sel batang, kemudian
disampaikan ke otak.
5) Cahaya yang disampaikan ke otak akan
diterjemahkan oleh otak sehinga kita bisa
mengetahui apa yang kita lihat.
Indera peraba Skema peraba

1. Rangsangan di kulit (misalnya, memegang air


dingin, dicubit, disentuh dll) akan diterima oleh
reseptor (penerima rangsangan) yang terletak di
bawah permukaan kulit
2. Kemudian diteruskan ke saraf tepi (saraf di luar
otak dan sumsum tulang belakang).
3. Lalu masuk ke dalam susunan saraf pusat di
sumsum tulang belakang..
4. Kemudian stimulus diteruskan ke atas sampai ke
thalamus (pusat penyebaran utama impuls-
impuls sensoris yang berperan penting dalam
memproses/mengolah informasi sensorik ini).
5. Dari sini, stimulus dikirimkan ke pusat sensorik di
otak besar (cerebral cortex), yang disebut
korteks sensorik
Indera pendengaran Skema pendengaran
05
Sistem Hormon
hormon

Hormon merupakan zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar-


kelenjar dalam sistem endokrin. Hormon ini nantinya akan berperan
sebagai penunjang hampir keseluruhan fungsi utama tubuh. Selain
kelenjar dalam sistem endokrin, sistem hormon pada manusia juga
memiliki keterkaitan dengan kelenjar eksokrin yang berperan dalam
membantu proses sekresi zat hormon, misalnya melalui keringat dan
enzim yang terdapat pada mulut. 
Kelenjar pituitari (hipofisis)

Kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisis merupakan kelenjar utama dari sistem
endokrin yang menaungi sistem hormon pada manusia. Kelenjar pituitari yang terletak pada
bagian bawah otak ini bertugas meneruskan pesan dari otak kepada kelenjar lainnya
mengenai apa yang harus dilakukan. Pada kelenjar hipofisis atau pituitari inilah terdapat
sistem hormon penting yang harus diproduksi, yaitu:

• Somatotropin, merupakan hormon yang berkaitan dengan pertumbuhan


• Prolaktin, merupakan hormon yang merangsang produksi air susu ibu (ASI).
• Luteinizing, merupakan hormon yang bertugas mengendalikan siklus menstruasi pada wanita.
• Hormon luteinizing (LH) juga berperan dalam produksi sperma pada pria
• Folikel Stimulant Hormone (FSH), sebagai hormon yang berfungsi mengendalikan sel telur (ovarium) dan—
bersama-sama dengan hormon luteinizing memproduksi sel sperma (spermatozoa)
• Thyroid-stimulating Hormone (TSH), merupakan hormon yang berfungsi merangsang kelenjar tiroid untuk
memproduksi hormon-hormon steroid
• Adrenocorticotropin Hormone (ACTH), sebagai hormon yang berfungsi merangsang kinerja kelenjar
adrenal
Kelenjar Tiroid

Kelenjar gondok merupakan Kelenjar yang terdapat di leher bagian depan di sebelah
bawah jakun dan terdiri dari dua buah lobus. Kelenjar tiroid menghasilkan dua macam
hormon yaitu tiroksin (T4) dan Triiodontironin (T3). Hormon ini dibuat di folikel jaringan
tiroid dari asam amino (tiroksin) yang mengandung yodium. Yodium secara aktif di
akumulasi oleh kelenjar tiroid dari darah. Oleh sebab itu kekurangan yodium dalam
makanan dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok
hingga 15 kali. Hormone yang dihasilkan yaitu:

• Tiroksin: Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan, dan kegiatan system


saraf
• Triiodontironin: Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan dan kegiatan
sistem saraf
• Kalsitonin: Menurunkan kadar kalsium dalam darah dengan cara mempercepat
absorpsi kalsium oleh tulang.
Kelenjar Pineal

Kelenjar pineal terletak di bagian tengah otak, dan


berfungsi sebagai bagian dari sistem endokrin yang
fungsinya memproduksi hormon melatonin. Hormon
melatonin inilah yang berfungsi mengatur siklus tidur
manusia
Kelenjar Paratitoid

Pada bagian depan kelenjar tiroid, terdapat sepasang kelenjar


yang disebut juga sebagai kelenjar paratiroid. Tugas dari kelenjar
paratiroid adalah memproduksi salah satu bagian dari sistem hormon
pada manusia yakni hormon paratiroid. Hormon paratiroid merupakan
jenis hormon yang berfungsi untuk mengendalikan jumlah kalsium di
dalam darah. Tak hanya itu, hormon ini juga memiliki tugas
membantu pelepasan dan penyerapan kalsium oleh tulang.
Kelenjar Adrenal

Kelenjar adrenal merupakan bagian dari sistem endokrin yang memiliki


bentuk segitiga dan letaknya berada di atas organ ginjal. Kelenjar adrenal
terdiri dari 2 bagian, yakni bagian luar yang disebut adrenal cortex dan
bagian dalam yang disebut adrenal medulla.
• Adrenal cortex memproduksi hormon kortikosteroid yang fungsinya
mengontrol metabolisme tubuh, keseimbangan kadar garam dan air di dalam
tubuh, sistem kekebalan tubuh, serta fungsi seksual.
• Adrenal medulla berperan dalam memproduksi hormon katekolamin di
mana hormon ini berfungsi merespons rasa stres dengan cara meningkatkan
detak jantung dan tekanan darah.
Kelenjar pankreas

Kelenjar pankreas merupakan organ berbentuk panjang yang letaknya ada di


belakang abdomen perut. Fungsi kelenjar pankreas memproduksi getah pankreas yang
di dalamnya terdapat enzim. Selain itu, kelenjar ini juga berperan dalam memproduksi
insulin dan glukagon. Berkat peran dari pankreas, kadar gula yang ada di dalam darah
tetap terkendali. Pasalnya, pankreas memproduksi insulin, zat yang dibutuhkan oleh
tubuh untuk menjaga kadar gula darah agar tidak berlebihan dan menyebabkan penyakit
diabetes.
Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada
manusia) merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel – sel
targetnya untuk mengambil kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu telah
dikeluarkan atau ketika konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang, maka pancreas
akan merespons dengan cara mensekresikan glukagon, yang mempengaruhi hati untuk
menaikkan kadar glukosa darah.
Kelenjar Timus

Kelenjar timus merupakan kelenjar yang letaknya berada di tulang


dada bagian atas. Sama seperti kelenjar adrenal, kelenjar timus terdiri dari 2
bagian yakni bagian luar yang disebut cortex dan bagian dalam yang disebut
medulla. Cortex pada kelenjar timus dibentuk dari sel limfosit dan epitel,
sedangkan medulla dibentuk dari sel epitel.
Peran kelenjar timus bagi tubuh juga sangat penting, ia akan
memproduksi hormon yang berkaitan dengan proses pembentukan sel
limfosit T. Limfosit T merupakan komponen sel darah putih yang berfungsi
sebagai “benteng” tubuh terhadap serangan penyakit, terutama pada anak-
anak yang sistem imunnya masih dalam masa pengembangan.
Kelenjar Reproduksi

Sistem hormon juga memiliki peran krusial terkait dengan reproduksi,


kelenjar reproduksi akan memproduksi hormon-hormon yang dibutuhkan
dalam menunjang fungsi reproduksi. Pria dan wanita memiliki kelenjar
reproduksi yang berbeda, yaitu:

• Testis (Pria): Kelenjar yang berfungsi memproduksi hormon testosteron. Fungsi dari
hormon testosteron adalah menghasilkan sel sperma (spermatozoa). Selain itu,
testosteron juga berkontribusi terhadap pertumbuhan rambut-rambut di sekitar wajah
dan kelamin saat memasuki periode pubertas

• Ovarium: Kelenjar yang berfungsi memproduksi hormon estrogen dan progesterone.


Kedua hormon ini berperan dalam pembentukan payudara, mengontrol siklus
menstruasi, dan menunjang kehamilan
Kelenjar Pencernaan

Kelenjar pencernaan memproduksi membentuk sistem hormon


yang berfungsi dalam pengaturan berbagai hal yang berkaitan
dengan proses pencernaan makanan hingga penyerapan gizi yang
berasal dari makanan yang dikonsumsi.
Beberapa contoh jenis hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
pencernaan adalah Gastrin Secretin Cholecystokinin (CCK), dan
Ghrelin Motilin Peptide yang berperan menunjang fungsi
pencernaan, selain kelenjar pencernaan yang memproduksi hormon
pencernaan, ada juga beberapa jenis kelenjar lainnya seperti kelenjar
liur, kelenjar, hati, kelenjar, usus, dan kelenjar lambung.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai