Anda di halaman 1dari 35

PEMANFAATAN DATA

POLA KUMAN UNTUK


PENYUSUNAN PANDUAN
TERAPI DALAM PPAB

Leli Saptawati, dr., Sp.MK (K)


Lab. Mikro FK UNS – RSUD Dr. Moewardi
Mahasiswa S3 PSIK FK UNS
TOPIK

• Pola kuman (antibiogram)

• Manfaat pola kuman

• Keterbatasan data pola kuman

• Kebijakan penggunaan antibiotik

• PPAB (pedoman penggunaan antibiotik)


Lee Ventola C. The Antibiotics Resistance Crisis Part 1 : causes and threats. 2015
Sumber : WHO. Step by step approach for development and implementation of hospital antibiotic policy and
standart treatment guidelines. 2011.
POLA KUMAN
• Kebijakan penggunaan antibiotik wajib ada saat

akreditasi.

• Penyusunan pola kuman merupakan langkah

pertama yang harus dilakukan sebelum menyusun

kebijakan tersebut.

• Data pola kuman harus dikombinasikan dengan

data klinis pasien.


7 LANGKAH
antibiotik bijak
1. Masalah/diagnosis ?
2. Severitas
3. Komunitas/hospital
acquired, MDRO?
4. Immunokompromise
5. Bakteri penyebab,
sesuaikan dengan pola
kuman setempat
6. Jenis antbiotik paling tepat
7. Durasi antibiotik yang
tepat
Sumber : WHO. Step by step approach for development and implementation of hospital antibiotic policy and
standart treatment guidelines. 2011.
SUMBER : DATA INSTALASI MIKROBIOLOGI KLINIK RSDM 2019
MANFAAT POLA KUMAN
• Membantu klinisi dan farmasi dalam memilih
antibiotik empirik yang tepat sambil menunggu
hasil kultur dan uji kepekaan.

• Bermanfaat untuk deteksi dan monitoring tren


resistensi antibiotik.

• Dapat digunakan untuk membandingkan kepekaan


antar RS dan mengetahui tren kepekaannya.
• Perlu adanya standar nasional pelaporan pola
kuman, sehingga dapat melakukan analisis pola
kuman dari berbagai daerah dan mengetahui
tren serta gambaran resistensi antimikroba.
KETERBATASAN POLA KUMAN
Keterbatasan pola kuman

Tidak dapat digunakan Tidak menyertakan


sebagai satu-satunya Tidak menyertakan data klinis pasien dan
acuan pemilihan data MIC riwayat penggunaan
antibiotik empirik antibiotik

Tidak dapat
menggambarkan
Tidak dapat
resistensi silang dan
digeneralisasikan
efektivitas antibiotik
kombinasi
Pertimbangan dalam pemilihan
antibiotik empirik

Pola kuman setempat

Kondisi klinis pasien

Jenis bakteri penyebab infeksi

Riwayat medis dan riwayat penggunaan antibiotik


PERAN DOKTER
SPESIALIS
MIKROBIOLOGI
KLINIK
Peran dokter spesialis
mikrobiologi klinik (Sp.MK)
• Memegang peran penting dalam
penyusunan pola kuman.

• Memberikan laporan hasil uji kultur dan


kepekaan pasien yang valid berdasarkan
panduan CLSI terbaru.

• Memberikan keterangan lebih jauh


mengenai berbagai jenis MDRO, seperti
Methicillin Resistant S. aureus (MRSA),
Extended Spectrum Beta lactamase (ESBL),
Vancomycin Resistant Enterococci (VRE),
dll. Hal ini akan dapat memberikan
informasi bermanfaat bagi klinisi yang
mengirimkan sampel.
Peran dokter spesialis
mikrobiologi klinik (Sp.MK)

• Memberikan saran pilihan


antibiotik yang tepat serta
prosedur pencegahan infeksi.

• Melakukan penyusunan pola


kuman secara berkala.

• Berperan dalam menyusun


kebijakan antibiotic empirik di
RS dan menterjemahkan pola
kuman ke dalam aplikasi klinis.
Kebijakan penggunaan
antibiotik RS
• Policy (kebijakan) :
• Berisi program pengendalian resistensi antimikroba
secara keseluruhan, baik program nasional, regional
maupun lokal.

• Guidelines (pedoman) :
• Berisi rekomendasi antibiotik terapi atau antibiotik
profilaksis yang bersifat spesifik terhadap kasus
infeksi atau sindrom tertentu.
• Tujuan utama penyusunan kebijakan
penggunaan antibiotik adalah untuk
meminimalkan morbiditas dan mortalitas akibat
infeksi oleh multidrug resistance organism
(MDRO) dan untuk memberikan informasi
terkait efektifitas suatu agen antimikroba untuk
kepentingan terapi dan pencegahan infeksi.
Proses penyusunan kebijakan
penggunaan antibiotik

Sumber : WHO. Step by step approach for development and implementation of hospital antibiotic policy and
standart treatment guidelines. 2011.
• Kebijakan penggunaan antibiotik meliputi :
• Antibiotik profilaksis

• Antibiotik empirik

• Antibiotik definitif

• Menyertakan rekomendasi terapi pada kelompok


kasus tertentu misalnya pasien imunokompromise,
infeksi nosokomial dan infeksi dari komunitas
• Penggolongan antibiotik
• Kebijakan penggunaan antibiotik di RS harus
mempertimbangkan :
• Aktivitas spektrum AB

• PK/PD

• Efek samping

• Potensi resisten

• Biaya

• Kebutuhan khusus pada kelompok tertentu.


Sumber : WHO. Step by step approach for development and implementation of hospital antibiotic policy and
standart treatment guidelines. 2011.
Pedoman penggunaan
antibiotik (PPAB)
PPAB
• Meningkatkan kualitas pelayanan pasien dan
menekan biaya perawatan.

• Menjadi langkah efektif untuk mengubah


perilaku

• Harus disusun sedemikian rupa sehingga mudah


diimplementasikan.
PPAB yang baik

• Disusun berdasarkan pola kuman setempat

• Berdasar sindrom atau diagnosis pasien

• Spesifik untuk setiap lokasi (ranap, rajal, ICU)

• Menyebutkan guideline yang dijadikan acuan

• Mempunyai evidence based yang kuat

• Dalam penyusunannya melibatkan klinisi terkait


KESIMPULAN

1. Salah satu langkah penggunaan antibiotik bijak adalah


dengan mengetahui bakteri penyebab dan berdasar pola
kuman setempat.

2. Data yang digunakan dalam analisis pola kuman harus


merupakan data yang valid dan sudah diverifikasi oleh
dokter yang kompeten (misal Sp.MK)

3. Salah satu manfaat pola kuman adalah untuk membantu


klinisi dalam menentukan antibiotik empirik yang tepat
4. Pola kuman merupakan hal pertama yang harus disusun
sebelum membuat kebijakan penggunaan antibiotik.

5. Kebijakan penggunaan antibiotik berisi program


pengendalian resistensi antimikroba secara keseluruhan.

6. Pedoman penggunaan antibiotik (PPAB) merupakan


panduan terapi yang bersifat spesifik terhadap suatu
diagnosis atau sindrom klinis tertentu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai