Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

BAYI HIPERBILIRUBINEMIA
TIK 1 ISS 7
Ns. Sri Intan Rahayuningsih
DEFINISI
Hiperbilirubinemia adalah suatu keadaan yang terjadi pada bayi
baru lahir di mana kadar bilirubin serum total lebih dari 10 mg% pada
minggu pertama yang ditandai dengan ikterus. Keadaan ini terjadi pada
bayi baru lahir yang sering disebut sebagai ikterus neonatorum yang
bersifat patologis atau lebih dikenal dengan hiperbilirubinemia yang
merupakan suatu keadaan meningkatnya kadar bilirubin di dalam
jaringan ekstra vaskuler sehingga konjungtiva, kulit dan mukosa akan
berwarna kuning.

Yuliastari. 2016. Buku ajar keperawatan anak. Kemenkes


ETIOLOGI

Faktor Fisiologis (Perkembangan- Berhubungan dengan Produksi bilirubin berlebihan


Prematuritas) Pemberian ASI (mis. Penyakit hemolitik, defek
biokimia, memar)

Kombinasi Kelebihan produksi Gangguan Kapasitas hati untuk Beberapa Keadaan Penyakit (mis.
dan kurang sekresi (mis. menyekresi bilirubin terkonjugasi Hipotiroidisme, galaktosemia, bayi
Sepsis) (mis. Defisiensi enzim, obstruksi dari ibu diabetes)
duktus empedu)

Sukardi, A. (2010). Buku Ajar Neonatologi, (1st Ed). Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI
KLINIS Kulit jaundice (kuning) Sklera ikterik

Peningkatan konsentrasi bilirubin serum 10 mg/dl Kehilangan berat badan sampai 5%


pada neonatus yang cukup bulan dan dan 15mg % selama 24 jam yang disebabkan oleh
pada neonatus yang kurang bulan rendahnya intake kalori

Asfiksia Hipoksia

Sindrom gangguan Pemeriksaan abdomen terjadi


bentuk perut yang membuncit
Feses berwarna seperti dempul dan
pemeriksaan neurologis dapat Episode tonus (posisi tubuh
ditemukan adanya kejang. bayi melengkung)

Terjadi pembesaran hati Tidak mau minum ASI

Letargi
PENILAIAN KRAMER
KOMPLIKAS
I
• Bilirubin encephalopathy (komplikasi serius).
• Kernicterus; kerusakan neurologis; cerebral palsy, retardasi
mental, hyperaktif, bicara lambat, tidak ada koordinasi
otot, dan tangisan yang melengking.
• Gangguan pendengaran dan penglihatan
• Asfiksia
• Hipotermi
• Hipoglikemi
• Kematian

Sumber : Suriadi dan Rita Yuliani. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi
2.Jakarta: Cv Sagung Seto.
PENATALAKSANAAN
1. Foto Terapi
Merupakan tindakan dengan memberikan terapi melalui sinar yang
menggunakan lampu, dan lampu yang digunakan sebaiknya tidak lebih dari 500 jam
untuk menghindari turunnya energi yang dihasilkan oleh lampu.
Cara melakukan foto terapi:
1) Buka pakaian bayi agar seluruh bagian tubuh bayi kena sinar.
2) Tutup kedua mata dan gonat dengan penutup yang memantulkan cahaya.
3) Jarak bayi dengan lampu kurang lebih 40 cm.
4) Posisi sebaiknya diubah setiap 6 jam sekali.
5) Lakukan pengukuran suhu setiap 4-6 jam.
6) Periksa kadar bilirubin setiap 8 jam atau sekurang-kurangnya sekali dalam 24
jam.

Sumber : Nining, Yuliastati. (2016). Buku Keperawatan Anak. Jakarta: Kemenkes RI


LANJUTAN..
7) Lakukan pemeriksaan HB secara berkala terutama pada penderita
mengalami hemolisis. 8) Lakukan observasi dan catat lamanya terapi
sinar.
9) Berikan atau sediakan lampu masing-masing 20 watt sebanyak 8-10
buah yang disusun secara paralel.
10) Berikan ASI yang cukup, yang cara memberikan dengan
mengeluarkan bayi tempat dan dipangku penutup mata dibuka dan
diobservasi ada tidaknya iritasi.

Sumber : Nining, Yuliastati. (2016). Buku Keperawatan Anak. Jakarta: Kemenkes RI


2. Transfusi Tukar
Merupakan cara yang dilakukan untuk mengeluarkan darah dari bayi untuk
ditukar dengan darah yang tidak sesuai atau patologis dengan tujuan mencegah
peningkatan kadar bilirubin dalam darah.
Cara pelaksanaan transfusi tukar:
1) Anjurkan pasien untuk puasa 3-4 jam sebelum transfusi tukar
2) Siapkan pasien di kamar khusus
3) Pasang lampu pemanas dan arahkan kepada bayi.
4) Tidurkan pasien dalam keadaan terlentang dan buka pakaian pada daerah perut.
5) Lakukan transfusi tukar sesuai dengan prorap.
6) Lakukan observasi keadaan umum pasien, catat jumlah darah yang keluar dan masuk.
7) Lakukan pengawasan adanya perdarahan pada tali pusat.
8) Periksa kadar Hb dan bilirubin setiap 12 jam.

Sumber : Nining, Yuliastati. (2016). Buku Keperawatan Anak. Jakarta: Kemenkes RI


KASUS
Seorang bayi neonatus usia 3 hari dibawa ibunya kerumah
sakit karena mengalami kekuningan pada kulit. Ibunya
mengatakan sang anak tidak kuat dalam menghisap asi. Hasil
pengkajian didapatkan sklera ikterus, mukosa bibir kering,
warna urin dan feses pucat, terjadi penurunan berat badan
pada bayi, dan turgor kulit buruk. Ibu mengatakan cemas
karna produksi asi nya belum lancar. Hasil laboratorium:
kadar bilirubin serum total 15mg/dl.
ASUHAN
KEPERAWATAN
A) Pengkajian

Pengkajian pada kasus hiperbilirubinemia meliputi : D. Pemeriksaan fisik


A. Identitas 1) Kepala-leher.
2) Dada
B. Keluhan utama
3) Perut
C. Riwayat kesehatan 4) Ekstremitas
1) Riwayat kesehatan sekarang 5) Kulit
2) Riwayat kesehatan dahulu 6) Pemeriksaan neurologis
3) Riwayat kehamilan dan kelahiran 7) Urogenital
ASUHAN
KEPERAWATAN
A) Pengkajian F. Pemeriksaan bilirubin menunjukkan adanya
peningkatan.
E. Pemeriksaan diagnostik
1) Pemeriksaan bilirubin serum G. Pengkajian Psikososia
2) Ultrasound Dampak sakit anak pada hubungan dengan orang tua,
3) Radioisotope scan apakah orang tua merasa bersalah, perpisahan dengan
anak.

H. Hasil laboratorium

- kadar bilirubin 12 mg/dl pada cukup bulan

- pada bayi prematur, kadar bilirubin mencapai


15mg/dl
B) Diagnosa

 Ikterus neonatus b.d belum maturnya fungsi hepar


 Resiko defisiensi volume cairan bd kehilangan cairan sekunder
akibat fototerapi
 Resiko cedera otak b.d peningkatan kadar bilirubin tak
terkonjugasi
C) Intervensi
D)
Implementasi
E) Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai