Anda di halaman 1dari 36

Pengenalan Alat-alat

Laboraturium Mikrobiologi

Kelompok 6 :
1. Fatkur Rochman H Jurusan
2. Diana Nur A Biologi
3. Kholidah As Sa’idah
4. Fitrotul Af’idah
PENDAHULUAN
• Alat alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi digolongkan
menjadi beberapa kelompok yaitu:
1. Alat-alat gelas meliputi :
labu erlenmeyer, gelas beker, gelas ukur, pipet ukur, tabung reaksi ,
cawan petri, kaca benda dan kaca penutup, kaca pengaduk, ose,
staining jar, bunsen, tabung durham, mikropipet, dan hemositometer.
2. Alat-alat preparasi meliputi :
autoklaf, oven, incubator, ent-kas, neraca, LAF, magnetic stirrer,
vortex, centrifuge, dan refrigerator. Sedangkan alat bantu penglihatan
yaitu mikroskop elektrik.
3. Alat-alat Pelengkap meliputi :
rak tabung reaksi dan filler.
ALAT-ALAT GELAS

• Alat-alat gelas digunakan sebagai wadah


larutan, menyimpan medium, mengambil dan
mengukur larutan dan lain sebagainya.
1. Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)
• Fungsi :
Digunakan untuk menyimpan larutan dan
sisa medium(baik padat maupun cair), untuk
menghomogen-kan larutan atau bahan-
bahan serta dapat digunakan untuk kultivasi
kultur mikrobia.
• Prinsip Kerja :
Larutan atau medium yang akan disimpan
dituang melalui mulut elenmeyer.
Selanjutnya mulut Erlenmeyer disumbat
dengan kapas dan dilapisi aluminium foil
atau kertas, baru kemudian disterilisasi.
2. Gelas Beker (Beaker Glass)
• Fungsi :
Digunakan sebagai wadah saat pembuat-
an media, untuk menampung akuades
dan lain-lain.
• Prinsip Kerja :
Gelas beker terbuat dari bahan kaca yang
tahan panas, karena biasanya
pengadukan atau pencampuran bahan-
bahan yang telah dimasukkan dalam
gelas beker dilakukan menggunakan
magnetic stirrer dan pemanas.
3. Gelas Ukur
• Fungsi :
Digunakan untuk mengukur volume
cairan, dapat berupa: akuades, air
kelapa, air kaldu, ekstrak taoge dan
lain-lain.
• Prinsip Kerja :
Ukuran volume cairan pada gelas ukur
dapat ditentukan dengan melihat
meniskus cekung cairan dalam gelas
ukur.
4. Pipet Ukur
• Fungsi :
Digunakan untuk mengukur dan
memindahkan suatu larutan
dengan volume tertentu.
• Prinsip Kerja :
Pipet ukur hanya dapat digunakan
bila dipasangkan dengan filler atau
pipet pump, yang merupakan alat
bantu untuk menyedot dan
memindahkan larutan sesuai
dengan volume yang diinginkan.
5. Tabung Reaksi
• Fungsi :
Digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme baik dalam medium
padat maupun cair, untuk kegiatan
pengenceran serta untuk uji-uji
biokimiawi.
• Prinsip Kerja :
Tabung reaksi terbuat dari kaca yang
tahan terhadap panas dan tekanan
tinggi, karena hampir dalam semua
kegiatan mikrobiologi digunakan
tabung reaksi dalam keadaan steril.
6. Cawan Petri
• Fungsi :
Digunakan untuk kulti-vasi mikroorganisme
dalam biakan medium padat, untuk perhi-
tungan kepadatan mi-kroorganisme dengan
metode lempeng tuang serta untuk
melakukan uji sensitifitas mikro-organisme
terhadap zat antimikrobia
(antibiotic/desinfektan).
• Prinsip Kerja :
Cawan petri terbuat dari bahan gelas/kaca
agar tahan terhadap panas, karena untuk
kegiatan mikrobiologi cawan petri harus
disterilisasi terlebih dahulu. Medium
dituangkan pada bagian bawah baru
kemudian ditutup dengan bagian atas yang
memiliki diameter lebih besar.
7. Kaca Benda (Object Glass) dan Kaca
Penutup (Cover Glass)
• Fungsi :
Digunakan untuk membuat
preparat mikroskopik untuk
kemudian diberi warna.
• Prinsip Kerja :
Kaca benda harus digunakan
bersamaan dengan kaca
penutup. Kaca benda memiliki
dua tipe yaitu kaca benda datar
dan cekung, keduanya memiliki
fungsi berbeda.
8. Kaca Pengaduk
• Fungsi :
Digunakan untuk mengaduk
campuran bahan medium agar
homogen.
• Prinsip Kerja :
Kaca pengaduk terbuat dari
bahan kaca karena tidak
bersifat korosif.Pada ujungnya
terdapat bulatan untuk
mengaduk campuran bahan-
bahan medium.
9. Jarum Inokulasi (ose)
• Fungsi :
Digunakan untuk memindahkan
inokulum dari satu media ke
media lain.
• Prinsip Kerja :
Bagian pegangannya terbuat dari
kaca sedangkan bagian lainnya
terbuat dari kawat untuk
memindahkan inokulan. Pada
saat pemindahan inokulan, ose
harus dipanaskan terlebih dahulu
dengan menggunakan bunsen
hingga kawat membara.
10. Staining Jar
• Fungsi :
Digunakan untuk meletakkan
sediaan pada proses pewarnaan
mikrobia.
• Prinsip Kerja :
Staining jar untuk proses pewarnaan
mula-mula diisi dengan zat pewarna
atau larutan lain yang diperlukan.
Lalu sediaan pada kaca benda yang
akan diwarnai direndam di dalamnya
dalam jangka waktu tertentu.
11. Bunsen
• Fungsi :
Digunakan untuk sterilisasi jarum
ose pada saat kultivasi mikrobia.
• Prinsip Kerja :
Prinsip kerjanya yaitu dengan api
yang menyala digunakan untuk
membakar jarum ose serta
bagian mulut alat-alat gelas agar
tidak terkontaminasi saat
dilakukan pemindahan atau
penanaman mikrobia.
12. Tabung Durham
• Fungsi :
Digunakan untuk uji reduksi gula.
• Prinsip Kerja :
Dalam penggunaannya, tabung
durham dimasukkan ke dalam
tabung reaksi dengan keadaan
terbalik. Hindari terjadinya
gelembung udara karena itu
merupakan salah satu indikator
bahwa uji tersebut positif.
13. Mikropipet
• Fungsi :
Digunakan untuk mengambil larutan
dengan volume tertentu dalam skala
mikromililiter.
• Prinsip Kerja :
Mikropipet biasanya digunakan
bersama dengan mikrotip. Sebelum
mengambil larutan, bagian atas
mikropipet ditarik lalu diatur volume
yang diinginkan dan ditekan kembali.
Baru dapat digunakan mengambil
larutan dengan menekan satu kali
bagian atasnya.
14. Hemositometer
• Fungsi :
Digunakan untuk menghitung
jumlah sel mikroba dalam suatu 
cairan atau suspensi.
• Prinsip Kerja :
Prinsip kerjanya yaitu harus
digunakan bersama dengan skala
hemositometer. Untuk dapat
melihatnya maka harus
menggunakan mikroskop. Medium
berupa cairan dimasukkan melalui
celah berbentuk V atau H, baru
kemudian dapat diamati.
ALAT-ALAT PREPARASI

• Digunakan sebagai pendukung dalam kegiatan


praktikum di Laboraturium Mikrobiologi yang
meliputi peralatan mekanik dan peralatan
optik.
1. Autoklaf (Autoclave)
• Fungsi :
Digunakan sebagai alat sterilisasi
basah.
• Prinsip Kerja :
Autoklaf ini menggunakan daya
listrik, suhu dan tekanannya
dapat diatur secara otomatis.
Autoklaf menggunakan panas
dan tekanan uap air yang tinggi
agar mikrobia pada alat dan
bahan terbunuh.
2. Oven
• Fungsi :
Digunakan sebagai alat sterilisasi
kering.
• Prinsip Kerja :
Oven ini menggunakan daya listrik,
suhu dan lama waktu sterilisasi
dpat diatur secara otomatis. Oven
hanya dapat digunakan untuk
sterilisasi kering dengan
menggunakan suhu yang tinggi,
sehingga dapat membunuh
mikrobia.
3. Inkubator
• Fungsi :
Digunakan untuk menginkubasi
biakan mikroorganisme dan dapat
juga digunakan untuk menyimpan
media yang belum ditanami
mikrobia.
• Prinsip Kerja :
Suhu ruangan di dalam inkubator
dapat diatur secara otomatis sesuai
dengan biakan yang akan diinkubasi.
Untuk menyimpan medium biasanya
inkubator diatur dengan suhu 00C
4. Ent-kas
• Fungsi :
Digunakan untuk kegiatan pemindahan
inokulan, penanaman mikrobia atau
pembuatan suspensi mikrobia.
• Prinsip Kerja :
Pada ent-kas terdapat dua lubang besar
untuk memasukkan peralatan,
memindah inokulan, menanam
mikrobia,pmuatan suspensi mkrobia
dan sediaan mikrobia. Di dalam ent-kas
tidak terjadi pergerakan udara sehingga
kemungkinan terjadinya kontaminasi
pada saat kegiatan berlangsung sangat
kecil.
5. Neraca/Timbangan
• Fungsi :
Digunakan untuk mendapatkan
bahan-bahan dalam jumlah/ berat
tertentu.
• Prinsip Kerja :
Penggunaan neraca diawali dengan
melakukan kalibrasi terlebih
dahulu. Kemudian atur
jumlah/berat bahan yang
dibutuhkan. Ambil bahan sampai
jarum penunjuk tepat berada di
angka nol. Itu berarti bahan sudah
sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan.
6. LAF (Laminar Air Flow)
• Fungsi :
Digunakan untuk melakukan kegiatan-
kegiatan yang memerlukan kondisi steril,
seperti memindah inokulan, menanam
mikrobia serta membuat suspense
mikrobia.
• Prinsip Kerja :
Prinsip kerjanya LAF mempunyai pola
pengaturan dan penyaring aliran udara
sehingga menjadi steril Tetapi sebelum
digunakan untuk kegiatan, LAF harus di
UV selama dua jam dan selama itu
peralatan yang akan digunakan boleh
dimasukkan.
7. Magnetic Stirrer
• Fungsi :
Digunakan untuk
menghomogenkan larutan.
• Prinsip Kerja :
Terdiri dari hot plate dan magnet.
Magnet tersebut nantinya akan
dimasukkan bersama larutan di
dalam gelas beker. Gelas beker
diletakkan di atas hot plate, lalu
diatur suhu dan putarannya.
Selanjutnya magnet akan berputar-
putar saat dipanaskan hingga
larutan menjadi homogen.
8. Vortex
• Fungsi :
Digunakan untuk
menghomogenkan larutan.
• Prinsip Kerja :
Prinsip kerja alat ini yaitu dengan
meletakkan tabung reaksi di atas
wadah penyimpanan lalu
mengatur putaran yang
diinginkan sampai larutan
menjadi homogen.
9. Centrifuge
• Fungsi :
Digunakan untuk memisahkan
atau mengendapkan partikel-
partikel dari suatu larutan.
• Prinsip Kerja :
Larutan yang akan diendapkan
partikelnya dimasukkkan ke
dalam tabung centrifuge. Harus
terdapat paling sedikit dua
tabung centrifuge dengan volume
yang sama dan diletakan sejajar
agar terjadi keseimbangan jika
centrifuge berputar.
10. Refrigerator
• Fungsi :
Digunakan sebagai tempat
penyimpanan biakan
mikrobia agar tetap awet.
• Prinsip Kerja :
Prinsip kerja menggunakan
suhu rendah atau dingin
dengan tujuan menghambat
proses metabolisme pada
mikrobia.
11. Mikroskop Elektrik
• Fungsi :
Digunakan sebagai alat bantu
penglihatan untuk mengamati
preparat mikroskopis.
• Prinsip Kerja :
Prinsip kerjanya yaitu dengan
menggunakan dua lensa, yaitu
lensa okuler dan lensa objektif
serta menggunakan lampu sebagai
sumber cahaya. Untuk pengamatan
mikrobia digunakan perbesaran
maksimum sehingga harus
menggunakan minyak imersi.
ALAT-ALAT PELENGKAP
• Biasanya digunakan untuk melengkapi alat-
alat utama termasuk alat-alat preparasi dalam
kegiatan praktikum di Laboraturium
Mikrobiologi.
1. Rak Tabung Reaksi
• Fungsi :
Digunakan untuk meletakkan
tabung reaksi dalam keadaan
berdiri tegak.
• Prinsip Kerja :
Rak tabung reaksi pada
umumnya terbuat dari kayu
dan terdapat 12 lubang
untuk meletakkan tabung-
tabung reaksi sehingga dapat
berdiri tegak.
2. Filler
• Fungsi :
Digunakan untuk menyedot dan
memindahkan larutan ke dalam wadah
tertentu sesuai dengan volume yang
dikehendaki.
• Prinsip Kerja :
Prinsip kerjanya yaitu dengan
menggunakan tiga katup yang memiliki
fungsi berbeda. Katup A A (aspirate) untuk
mengeluarkan udara dari filler. Katup S
(suction) untuk meyedot cairan dari ujung
pipet ke atas.Katup E (exhaust) untuk
mengeluarkan cairan dari pipet ukur.
TEKNIK ASEPTIS
Definisi
• Teknik yang digunakan dalam pencegahan
kontaminasi selama membuat dan
mensterilkan medium kultur.
• Kontaminan asal udara sering terdapat dalam
medium, karena udara selalu mengandung
partikel debu tempat komunitas mikroba.
• Transfer aseptik suatu biakan dari satu tabung medium ke
tabung lainnya biasa dilakukan dengan menggunakan
jarum inokulasi atau ose yang disterilkan dengan cara
membakar di atas api. Biakan juga dapat dipindahkan dari
permukaan lempeng agar, sebagai tempat perkembangan
koloni dimana sel mengalami pertumbuhan dan
pembelahan. Metode utama yang digunakan untuk
memperoleh kultur murni dari komunitas mikroba yang
mengandung beberapa mikroba yang berbeda dilakukan
dengan memilih kolonikoloni yang terpisah dan
menggoreskan pada lempeng agar dengan metode gores,
sehingga diperoleh koloni mikroba yang murni.
Cara Kerja Teknik Aseptis
1. Sebelum membuka ruangan atau bagian steril di dalam
tabung/cawan/erlenmeyer sebaiknya bagian mulut (bagian yang
memungkinkan kontaminan masuk) dibakar/dilewatkan api terlebih
dahulu.
2. Pinset, batang L, dll dapat disemprot dengan alkohol terlebih dahulu
lalu dibakar.
3. Ujung jarum inokulum yang sudah dipijarkan harus ditunggu dingin
dahulu atau dapat ditempelkan tutup cawan bagian dalam untuk
mempercepat transfer panas yang terjadi.
4. Usahakan bagian alat yang diharapkan dalam kondisi steril didekatkan
ke bagian api.
5. Jika kerja di Safety Cabinet tidak perlu memakai pembakar bunsen
tetapi jika di luar Safety Cabinet maka semakin banyak sumber api maka
semakin terjamin kondisi aseptisnya. 

Anda mungkin juga menyukai