GANGGUAN /PENYAKIT
PADA PERSENDIAN
Penyakit Autoimun
Penyakit Sistemik
Inflamasi synovial
Progressif
Kronik
simetris
Pengertian,
1. Teori Infeksi
Infeksi oleh micro plasma/virus. Misalnya epsteinbar virus,
cytomegalo virus, parvo virus, adeno virus tipe I.
2. Teori Toxine
Menurut teori ini, maka yang menyebabkan timbulnya arthritis
bukanlah virus, akan tetapi toxine yang dapat berasal dari bakteri
atau dapat pula berasal dari sebab-sebab lain.
3. Teori Pencernaan
Menurut teori ini maka sebabnya adalah adanya gangguan pencernaan yang disebabkan karena
penyakit di dalam usus atau karena diet tertentu. Karena hal itu maka komposisi zat-zat yang
beredar di dalam darah tidak lagi merupakan perimbangan yang baik, dan karena itu timbul
arthritis
4. Teori Iklim
5. Teori Anaphylaxy
Menurut teori ini, maka RA terutama di sebabkan karena sensibilitas jaringan yang khusus
6. Teori Heredity
7. Teori Hormon
Imune reaction
Inflamasi mulai synovial membran
Erosi rawan sendi - tulang
Penebalan kapsul
Kontraktur
Deformitas sendi
Tanda dan Gejala Umum
1. Nyeri Nosiseptif
Paling dominan
Akibat inflamasi sinovium kapsul sendi
Kapsul sendi banyak mengandung serabut saraf yang
sangat sensitive terhadap peregangan yang pada RA
disebabkan oleh inflmasi.
Inflamasi sering juga meluas ke tendon ( tendonitis ),
bursa ( bursitis ), otot ( myositis ), pembuluh darah
( vaskulitis ) yang juga menimbulkan nyeri nosiseptik
( harris,1999 )
2. Nyeri Neurogenik
3. Nyeri Psikogenik
4. Nyeri Kronik
PROBLEMATIK FT
MENGURANGI NYERI, MUSCLE QUARDING Massage Ringan, Immobilisasi dgn bidai, Tehnik
DAN MEMBANTU RELAKSASI Relaksasi dan Obat yg diresepkan Dokter
MEMINIMALKAN KEKAKUAN SENDI DAN Passif Exercise/ Aktif Assisted dalam batas
MEMPERTAHANKAN GERAK YG ADA nyeri ( Tingkatkan secara bertahap sesuai
toleransi dengan menggunakan tehnik ossilasi
derajat 1 dan 2
1. Nyeri
Nyeri sentuh
Bila terdapat sinovitis akut (tekanan cairan pada jaringan
disekitarnya )
Nyeri gerak :
a. Regangan jaringan kontraktur dan perekatan shg menyebabkan
penyempitan ujung saraf polimodal “ C “ )
b. Gesekan pada permukaan sendi yang permukaannya sudah tidak
rata ( pada pemeriksaan terdapat bunyi kripitasi )
2. Lingkup gerak sendi berkurang / terbatas
karena : rasa nyeri, osteophyte, deformitas
(stadium lanjut ) , ketegangan jaringan lunak
sekitar sendi/menurunya elastisitas jaringan
lunak sekitar sendi
3. Penurunan kekuatan otot
4. Unstabilitas sendi ( ligament laxity )
5. Gangguan pola jalan / gangguan ADL
KLASIFIKASI OA
Derajat 1 : Joint space belum terlihat penyempitan secara nyata dan mungkin
terdapat osteophyte
Derajat 2 : Secara nyata telah terlihat penyempitan pada joint space dan
osteophyte
Usia
Berat badan
Aktivitas jasmani
Radang sendi
Penyakit metabolik
Keturunan
Trauma
Kesegarisan postur ( Postural Alignment )
Pencegahan OA
TUJUAN INTERVENSI
1. EDUKASI PASIEN JELASKAN TTG DEFORMING
FORCE,AJARKAN PROGRAM LATIHAN
DIRUMAH
2. MENCEGAH EFEK KEKAKUAN LATIHAN ROM AKTIF / JOINT PLAY
MOVEMENT
3. MENGURANGI NYERI AKIBAT MEMAKAI ALAT BANTU, MELAKUKAN
PEMBEBANAN MEKANIS DAN MENCEGAH AKTIVITAS DGN PERIODE ISTIRAHAT,
DEFORMING FORCE PERKUAT OTOT OTOT STABILISATOR
4. MENINGKATKAN ROM STRECHING, HOLD RELAK
5. MENINGKATKAN KONTROL LATIHAN INTENSITAS RENDAH DGN
NEUROMUSKULAR, KEKUATAN DAN DAYA REPETISI
TAHAN OTOT
6. MENINGKATKAN KESEIMBANGAN LATIHAN LATIHAN KESEIMBANGAN
7. MENINGKATKAN CONDITIONING FISIK LATIHAN AEROBIC NON IMPACT / LOW
TUGAS