Fisika 1-Interferensi
Fisika 1-Interferensi
1.Gambaran Interferensi
2.Interferensi Dua Sumber
3.Interferensi N Sumber
4.Interferensi Lapisan Tipis
Sasaran Pembelajaran
Syarat kelulusan : 75 %
Interferensi
Merupakan superposisi gelombang harmonik.
Superposisi gelombang harmonik bergantung
beda fasa antara gelombang-gelombang.
Beda fasa diakibatkan dua hal yaitu :
a. beda jarak tempuh
b. pemantulan saat gelombang datang dari
medium renggang ke rapat.
Agar dapat diamati hasil superposisi berupa
gelombang berdiri.
Analisa matematis interferensi menggunakan
diagram fasor.
Interferensi
Wavepanels
Interferensi Laser Hijau
Interferometer Michelson
Interferensi
Interferensi 2 celah
Superposisi Gelombang
Superposisi Gelombang
Gelombang Berdiri
Gelombang berdiri Gelombang berjalan
kr1+θ1 R
-4 -3 -2 - 0 2 3 4
r1
r2
d
celah layar
Interferensi N Celah: N = 3
Tinjau kasus N = 3 untuk d<<L
r1
r3-r1 =r2-r1≈ dsinθ
r2
Syarat maksimum sama seperti 2 celah,
syarat minimum berbeda. Perhatikan r3
penjumlahan fasor berikut ini.
y1 = Akr1 y1 = A0
y2 = Akr1+kdsinθ y2 = Akdsinθ AR 2kdsinθ
-2/3-2 -2 -4/3 - -2/3 0 2/3 4/3 2 2/3+ 2
Interferensi N Celah: N = 4
Tinjau kasus N = 4 untuk d<<L r1
r2
r4-r3= r3-r2 =r2-r1≈ dsinθ
r3
Syarat maksimum sama seperti 2 celah,
r4
syarat minimum berbeda. Perhatikan
penjumlahan fasor berikut ini.
y4 = Akr1+3kdsinθ y4 = A3kdsinθ
AR2 = [A+Acos +Acos 2+ Acos3 ]2+ [Asin+Asin2 +Asin3]2
Interferensi N Celah: N = 4
Perhatikan persamaan
AR2 = [A+Acos +Acos 2+ Acos3 ]2+ [Asin+Asin2 +Asin3]2
AR berharga maksimum 4A
jika = 0,2,4,… = m2 di mana m=0,1,2,…
AR berharga maksimum 0
jika = 2/4,4/4,6/4,(2/4)+2,(4/4)+2,(6/4+2)…
I
Maks. sekunder 16A2 Maks. sekunder
-2 -6/4 - -2/4 0 2/4 6/4 2
Perhatikan jarak antara maksimum dan minimum pertama, serta
jumlah minimum antara 2 maksimum
4A2
-2 - 0 2
I
Maks. sekunder 9A2 Maks. sekunder
-2 -4/3 - -2/3 0 2/3 4/3 2
I
Maks. sekunder 16A2 Maks. sekunder
-2 -6/4 - -2/4 0 2/4 6/4 2
Interferensi N Celah: Kesimpulan
• Jumlah celah tidak mempengaruhi posisi maksimum.
• Makin banyak celah makin banyak jumlah minimum
antara 2 maksimum yaitu N-1
• Makin banyak celah makin sempit jarak antara
maksimum dan minimum pertama yaitu 2/N
Hukum Snellius
Garis normal θ1= θ1’
n1sinθ1=n2sinθ2
Interferensi Lapisan Tipis
Gelombang-gelombang pantul
Perhatikan lapisan setebal t
dengan indeks bias n2 berada
n1 di udara (indeks bias n1).
(1) layar
C’ Perhatikan gelombang 1 dan
(2) 2! Ambil n2>n1. Kedua
n1 gelombang berinterferensi di
A C layar.
t Sekarang perhatikan jarak
n2 dan medium yang dilalui
kedua gelombang sebelum
mencapai layar. Kedua
n1 B gelombang masih sama saat
di titik A.
Untuk mencapai layar gelombang (1) menempuh AC’ di n1.
Sedangkan gelombang (2) menempuh AB dan BC dalam n2. Jarak
C’ dan C ke layar diasumsikan sama, sehingga beda fasa akibat
beda jalan hanya ditentukan AC’, AB, dan BC. Ingat di titik A
terjadi pembalikan fasa () akibat pemantulan.
Interferensi Lapisan Tipis:
Gelombang-gelombang Pantul
(1) layar
C’ Saat kedua gelombang
(2) sampai di layar. Fasa masing
n1 gelombang adalah
A C 1= k1AC’ +
t
n2 2= k2AB + k2BC, AB = BC
maksimum;0,2π,4π,6π,...
minimum;π,3π,5π,... = 2 - 1
n1 B = 2 k2AB – (k1AC’ + )
n1
Perhatikan gelombang 3 dan
A C
4! Ambil n2>n1. Kedua
t n2 gelombang berinterferensi di
layar.
B D Sekarang perhatikan jarak
n1 (4) dan medium yang dilalui
kedua gelombang sebelum
D’ mencapai layar. Kedua
(3) gelombang masih sama saat
layar di titik B.
Untuk mencapai layar gelombang (3) menempuh BD’ di n1.
Sedangkan gelombang (4) menempuh BC dan CD dalam n2.
Jarak D’ dan D ke layar diasumsikan sama, sehingga beda fasa
akibat beda jalan hanya ditentukan BD’, BC, dan CD. Ingat di
titik B dan D terjadi pemantulan, akan tetapi tidak terjadi
pembalikan fasa.
Interferensi Lapisan Tipis:
Gelombang-gelombang Transmisi
2m
4n (maks), di mana m = 0,1,2,...
m2π, di mana m = 0,1,2,...
t
2
2k 2 t = (2n-1)
(2n-1)π, di mana n =1,2,3,... (min), di mana n =1,2,3,...
4n 2