Anda di halaman 1dari 29

TRANSFER

PASIEN
Oleh :
dr. DINA MARIYATI
PENGERTIAN
• Adalah memindahkan pasien dari satu ruangan
ke ruang perawatan atau ruang tindakan lain di
dalam fasilitas kesehatan (intra fasilitas
kesehatan) atau memindahkan pasien dari satu
fasilitas kesehatan ke fasilitas kesehatan lain
(antar fasilitas kesehatan)
TUJUAN MANAJEMEN TRANSFER PASIEN

1. Agar pelayanan transfer pasien


dilaksanakan secara profesional dan
berdedikasi tinggi;
2. Agar proses transfer atau pemindahan
pasien berlangsung dengan aman, lancar
dan dalam pelaksanaannya
memperhatikan keselamatan pasien
serta sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
PENGATURAN TRANSFER
1. Fasilitas kesehatan memiliki suatu Tim
Transfer yang kompeten terdiri dari
dokter, perawat, petugas ambulan dan
petugas lain bila diperlukan. DPJP
berwenang untuk memutuskan metode
transfer mana yang akan dipilih;
2. DPJP dan Tim Transfer pasien harus siap
sedia 24 jam untuk mengatur dan
mengawasi seluruh kegiatan transfer.
METODE TRANSFER
1. LAYANAN TRANSFER PASIEN TIDAK
GAWAT DARURAT
2. LAYANAN TRANSFER GAWAT
DARURAT
3. LAYANAN TRANSFER PASIEN ANTAR
FASILITAS KESEHATAN
KEPUTUSAN MELAKUKAN TRANSFER

1. Lakukan pendekatan yang sistematis dalam


proses transfer pasien;
2. Edukasi dan persiapan;
3. Awali dengan pengambilan keputusan untuk
melakukan transfer, kemudian lakukan stabilisasi
pre-transfer dan manajemen transfer;
4. Tahapan transfer;
5. Pengambilan keputusan untuk melakukan
transfer harus dipertimbangkan dengan matang;
KEPUTUSAN MELAKUKAN TRANSFER

6. Pertimbangkan risiko dan keuntungan dilakukan


transfer;
7. Dalam transfer pasien, diperlukan personil yang
terlatih dan kompeten, peralatan dan kendaraan
khusus;
8. Pengambil keputusan harus melibatkan DPJP/ dokter
senior dan dokter ruangan;
9. Dokumentasi pengambilan keputusan harus
mencantumkan nama dokter yang mengambil
keputusan (berikut gelar), tanggal dan waktu
diambilnya keputusan, serta alasan yang mendasari.
3 (TIGA) ALASAN TRANSFER PASIEN
KELUAR RUMAH SAKIT
1. Transfer untuk penanganan dan
perawatan spesialistik lebih lanjut;
2. Transfer antar fasilitas kesehatan untuk
alasan non-medis;
3. Repatriasi atau pemulangan kembali
STABILISASI SEBELUM TRANSFER
• Meskipun berpotensi memberikan risiko tambahan
terhadap pasien, transfer yang aman dapat dilakukan
bahkan pada pasien yang sakit berat atau kritis;
• Transfer sebaiknya tidak dilakukan bila kondisi pasien
belum stabil;
• Fasilitas kesehatan yang dituju untuk transfer harus
memastikan bahwa ada prosedur atau pengaturan
transfer pasien yang memadai;
• Perlu waktu hingga beberapa jam mulai dari setelah
pengambilan keputusan dibuat hingga pasien
ditransfer ke Fasilitas Kesehatan lain.
PENTING DILAKUKAN
SEBELUM TRANSFER
• Amankan potensi jalan napas;
• Analisis gas darah harus dilakukan pada pasien yang
menggunakan ventilator portabel;
• Pada pasien yang tidak stabil diperlukan jalur vena yang
adekuat;
• Pengukuran tekanan darah invasive yang terus-
menerus;
• Jika terdapat pneumotoraks, selang drainase (WSD)
dada harus terpasang dan tidak boleh diklem;
• Pasang kateter urin dan NGT jika diperlukan;
• Pemberian terapi/ tatalaksana tidak boleh ditunda saat
menunggu pelaksanaan transfer.
• Seluruh peralatan dan obat-obatan harus
dicek ulang oleh petugas transfer;
• Gunakanlah daftar persiapan transfer
pasien (lampiran 1) untuk memastikan
bahwa semua persiapan yang diperlukan
telah lengkap.
PENDAMPINGAN PASIEN SELAMA TRANSFER

1. Kebutuhan akan jumlah tenaga medis/


petugas yang mendampingi pasien
bergantung pada kondisi/ situasi klinis
dari tiap kasus;
2. DPJP bertugas membuat keputusan
dalam menentukan tim transfer yang
harus mendampingi pasien selama
transfer;
PASIEN YANG TIDAK PERLU PENDAMPINGAN
DPJP SELAMA PROSES TRANSFER

1. Pasien yang dapat mempertahankan


potensi jalan napasnya dengan baik dan
tidak memerlukan bantuan ventilator;
2. Pasien dengan perintah “DNR”
PANDUAN PERLU ATAU TIDAK
DILAKUKAN TRANSFER
Panduan perlu atau tidaknya dilakukan
transfer berdasarkan tingkat/ derajat
kebutuhan perawatan pasien kritis :
a) Derajat 0 (Nol)
b) Derajat 1
c) Derajat 2
d) Derajat 3
KOMPETENSI SDM UNTUK TRANSFER
ANTAR FASILITAS KESEHATAN
PETUGAS PERALATAN UTAMA & JENIS
PASIEN PENDAMPING KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN KENDARAAN
(MINIMAL)
DERAJAT 0 Petugas Ambulan Bantuan Hidup Dasar (BHD) Ambulan transportasi
DERAJAT 0,5 Petugas Ambulan & BHD Ambulan transportasi
Paramedik Pelatihan Transfer
DERAJAT 1 Petugas Ambulan & BHD Ambulan 119 dengan fasilitas :
Perawat Pelatihan Transfer Pasien Oksigen
ALS Suction
Tiang infus potabel
Infus pump dengan baterai
Oksimetri
DERAJAT 2 Dokter, Perawat & BHD Ambulan
Petugas Ambulan Pelatihan Transfer Pasien Semua peralatan diatas (DERAJAT 1)
ALS Monitor EKG & tekanan darah
Defibrilator bila diperlukan
DERAJAT 3 Dokter, Perawat & Dokter : BLS, ALS, Pelatihan Ambulan lengkap/ Samsung
Petugas Ambulan Transfer Pasien, Pelatihan Ventilator Monitor ICU portabel yang lengkap
Transport Ventilator & peralatan transfer yang
Perawat : BLS, Pelatihan Transfer memenuhi syarat minimal
Pasien, Pelatihan Ventilator Transport
(lengkapnya kembali ke slide 12)
KETENTUAN TRANSFER PASIEN
• Standar : pemantauan minimal, pelatihan dan petugas yang
berpengalaman, diaplikasikan pada transfer intra- dan
antar- fasilitas kesehatan;
• Sebelum transfer, lakukan analisis mengenai resiko dan
keuntungannya;
• Sediakan kapasitas cadangan oksigen dan daya baterai
yang cukup untuk mengantisipasi kejadian emergensi;
• Petugas yang mentransfer pasien ke ruangan pemeriksaan
penunjang harus paham akan bahaya potensial yang ada;
• Semua peralatan yang disiapkan sesuai dengan level
pasien.
PEMANTAUAN, OBAT-OBATAN & PERALATAN
SELAMA TRANSFER PASIEN KRITIS

1. Pelayanan dan pemantauan pasien selama transfer harus sesuai


dengan standar atau sesuai kondisi pasien;
2. Pengukuran tekanan darah non-invasif intermiten, sensitif
terhadap gerakan & tidak dapat diandalkan pada mobil yang
bergerak;
3. Pengukuran darah invasif yang kontinyu;
4. Idealnya, semua pasien DERAJAT 3 harus dipantau pengukuran
tekanan darah secara invasif selama transfer;
5. Kateterisasi vena sentral tidak wajib tetapi membantu memantau
filling status pasien sebelumj transfer;
6. Pemantauan tekanan intrakranial mungkin diperlukan pada pasien
tertentu;
7. Pada pasien dengan pemasangan ventilator, lakukan pemantauan
suplai oksigen, tekanan pernapasan dan pengaturan ventilator;
PEMANTAUAN, OBAT-OBATAN & PERALATAN
SELAMA TRANSFER PASIEN KRITIS
8. Tim transfer yang terlibat harus memastikan ketersediaan obat
yang diperlukan;
9. Sebaiknya obat tersedia dalam jumlah yang cukup;
10. Semua infus harus diberikan melalui syringe pumps;
11. Penggunaan tabung oksigen tambahan harus aman & terpasang
dengan baik;
12. Petugas transfer harus familier dengan seluruh peralatan yang ada
di ambulan;
13. Pertahankan temperatur pasien, lindungi telinga & mata pasien
selama transfer;
14. Seluruh peralatan harus kokoh, tahan lama & ringan;
15. Peralatan listrik harus dapat berfungsi dengan menggunakan
baterai;
16. Baterai tambahan harus dibawa;
PEMANTAUAN, OBAT-OBATAN & PERALATAN
SELAMA TRANSFER PASIEN KRITIS
17. Monitor yang portabel harus mempunyai latar yang jernih dan terang dan
dapat memperlihatkan EKG, saturasi oksigen arteri, pengukuran tekanan
darah & temperatur;
18. Pengukuran tekanan darah non-invasif pada monitor portabel dapat dengan
cepat menguras baterai & tidak dapat diandalkan saat terdapat pergerakan
eksternal atau vibrasi;
19. Alarm dari alat harus terlihat jelas & terdengar dengan cukup keras;
20. Ventilator mekanik yang portabel harus mempunyai : a) alarm yang berbunyi
jika terjadi tekanan tinggi, b) mampu menyediakan tekanan akhir ekspirasi
positif & berbagai macam konsentrasi oksigen aspirasi, c)
pengukuran rasio inspirasi, dan d) mampu menyediakan ventilasi tekanan
terkendali;
21. Semua peralatan harus terstandarisasi;
22. Pencatatan harus dilengkapi selama transfer;
23. Pasien harus terus-menerus dipantau dan dicatat di lembar pemantauan;
24. Monitor, ventilator & syringe pump harus terlihat sepanjangwaktu oleh
petugas dan harus dalam posisi aman dibawah level pasien.
PEMILIHAN KODE TRANSFER ANTAR
FASILITAS KESEHATAN UNTUK PASIEN KRITIS

1. Pemilihan metode transfer harus


mempertimbangkan sejumlah komponen
penting seperti : a) derajat urgensi transfer, b)
kondisi Px, c) faktor geografik, d) kondisi
cuaca, e) arus lalin, f) ketersediaan, g) area
untuk mendarat di tempat tujuan, dan h) jarak
tempuh
2. Pilihan kendaraan untuk transfer pasien,
antara lain : a) siap sedia 24 jam, b) perjalanan
darat, c) durabilitas, dan d) kontak
ALAT TRANSPORTASI UNTUK TRANSFER
PASIEN ANTAR FASILITAS KESEHATAN
1. Gunakan ambulan yang dilengkapi soket listrik 12 V, suplai oksigen,
monitor dan peralatan penunjang lain;
2. Sebelum transfer, pastikan kebutuhan untuk transfer pasien terpenuhi
(oksigen, baterai cadangan, dll)
3. Tim transfer dapat memberi saran mengenai kecepatan ambulan yang
diperlukan, dengan mempertimbangkan kondisi pasien;
4. Keputusan menggunakan sirine diserahkan kepada supir ambulan;
5. Pendampingan oleh polisi dapat dipertimbangkan pada area yang
sangat padat penduduk;
6. Petugas harus tetap duduk selama transfer dan menggunakan sabuk
pengaman;
7. Jika terdapat kegawat daruratan medis dan pasien butuh intervensi
segera, berhentikan ambulan di tempat aman dan lakukan tindakan
yang diperlukan;
8. Jika petugas diperlukan untuk turun dari kendaraan, gunakanlah
pakaian yang jelas terlihat oleh pengguna jalan lainnya.
DOKUMENTASI & PENYERAHAN PASIEN
TRANSFER ANTAR FASILITAS KESEHATAN
1. Lakukan pencatatan yang jelas dalam semua tahapan transfer;
2. Pencatatan harus terstandarisasi antar fasilitas kesehatan jejaring dan
diterapkan untuk transfer intra- dan antar- fasilitas kesehatan;
3. Rekam medis harus berisi : resume singkat mengenai kondisi klinis pasien
dan data untuk proses audit. Dan tim transfer harus mempunyai salinan
datanya;
4. Harus ada prosedur menyelidiki masalah yang terjadi;
5. Tim transfer harus memperoleh informasi yang jelas mengenai lokasi Faskes
yang dituju;
6. Saat tiba, harus ada proses serah terima pasien;
7. Proses serah-terima pasien harus mencakup pemberian informasi mengenai
riwayat penyakit pasien, tanda vital, hasil pemeriksaan penunjang, terapi dan
kondisi klinis selama transfer berlangsung;
8. Hasil pemeriksaan penunjang harus dideskripsikan dan diserahkan kepada
petugas Faskes tujuan;
9. Setelah menyerahkan, tim transfer dibebastugaskan dari kewajiban merawat
pasien;
10. Perlu penyediaan pakaian, sejumlah peralatan yang dapat dibawa dan
KOMUNIKASI
1. Pasien dan keluarga harus diberitahu mengenai alasan
transfer & lokasi Faskes tujuan;
2. Pastikan bahwa Faskes tujuan dapat & setuju untuk
menerima pasien sebelum dilakukan transfer;
3. Kontak pertama harus dilakukan oleh konsultan/ dokter
penanggung jawab di kedua Faskes;
4. Untuk kontak selanjutnya, tunjuklah satu orang lainnya
(biasanya perawat senior);
5. Tim transfer harus berkomunikasi dengan Faskes asal
dan tujuan mengenai penanganan medis yang
diperlukan dan memberikan updtae perkembangan.
AUDIT & JAMINAN MUTU
1. Buatlah catatan yang jelas & lengkap selama
transfer;
2. Dokumentasi ini akan digunakan sebagai
acuan data dasar dan sarana audit
3. Fasilitas kesehatan bertanggung jawab untuk
menjaga berlangsungnya proses pelaporan
insiden yang terjadi dalam transfer dengan
menggunakan protokol standar fasilitas
kesehatan. Data audit akan ditinjau ulang
secara teratur oleh fasilitas kesehatan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai