Anda di halaman 1dari 43

SOSIALISASI PENGELOLAAN

LIMBAH B3 DAN LIMBAH NONB3


DALAM PP 22 / 2021

Sayid Muhadhar,
Sekretaris Direktorat Jenderal PSLB3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

pslb3.menlhk.go.id ditjen.pslb3_klhk DITJEN PSLB3 KLHK


LATAR
BELAKANG
UU 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja:
memperpendek birokrasi perizinan dengan tujuan mempermudah proses investasi tanpa mengurangi
fungsinya perlindungan lingkungan
(Integrasi Izin Lingkungan kedalam Perizinan Berusaha)

 PP 5 / 2021  PP 22 / 2021

Tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Tentang Penyelenggaraan dan Perlindungan


Berbasis Risiko Lingkungan Hidup

MELINDUNGI KUALITAS LINGKUNGAN DAN MEMPERMUDAH KEGIATAN BERUSAHA


LATAR
BELAKANG
UU 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja:

 memperpendek birokrasi perizinan  memperkuat penegakan hukum

Dalam UU 32/2009 ada 4 Menjadi 3 tahapan : Jika ada pelangaran,


tahapan : 1. Proses Dokumen yang akan terkena
adalah Izin Jika ada pelanggaran,
1. Proses Dokumen lingkungan (Amdal, yang akan terkena
Lingkungan. Selama
lingkungan (Amdal, UKL/UPL) konsekuensi adalah Izin
Izin Usaha tdk
UKL/UPL) menjadi 2. Persetujuan menjadi utamanya yaitu
dicabut, maka
2. Persetujuan Lingkungan kegiatan dapat tetap Perizinan Berusaha
Lingkungan 3. Perizinan Berusaha berjalan
3. Izin Lingkungan
4. Izin Usaha

MELINDUNGI KUALITAS LINGKUNGAN DAN MEMPERMUDAH KEGIATAN BERUSAHA


PP 5/2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
dan PP 22/2021 tentang Penyelenggaraan dan Perlindungan Lingkungan Hidup

RENDAH

MENENGAH RENDAH Non KBLI untuk PengajuanPerizinan


PERIZINAN penghasil LB3 Berusaha
BERUSAHA
BERBASIS SYARAT :
RESIKO MENENGAH TINGGI  Persetujuan Lingkungan (PL) *
 Surat Persetujuan Operasional (SLO) *
KBLI  Standart Teknis (sesuai kegiatannya)
TINGGI PENGELOLA
LB3 (jasa)

 Pengumpulan Diatur dalam PP 22 / 2021


 Pemanfaatan
 Pengolahan
 Penimbunan

Diatur dalam PP 5 / 2021


Perubahan UU 32 / 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Melalui Undang-undang Nomor 11/2020 Tentang Cipta Kerja

Perubahan UU 32/2009 melalui UU/11 2020


Dari total 127 Pasal yang terdapat dalam UU 32/2009
Dirubah Ditambah Dihapus
27 Pasal 4 Pasal 10 Pasal
1, 20, 24, 25, 26, 27, 28, 32, 34, 61A, 82A, 82B, dan 82C 29, 30, 31, 36, 38, 40, 79, 93, 102,
35, 37, 39, 55, 59, 61, 63, 69, 71, dan 110
72, 73, 76, 77, 82, 88, 109, 111,
dan 112

Pasal-pasal dengan amanat yang perlu ditindaklanjuti dalam PP


PP Nomor 5 Tahun 2021
Tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Setiap pemohon yang akan mengajukan perizinan berusaha harus memahami jenis usaha/kegiatan didalam sub sistem sistem
OSS yang mengatur resiko berbasis analisis (RBA)
Persiapan, operasional dan/atau
komersial
Rendah SSPL
NIB termasuk SSPL
Pengajuan fasilitas berusaha

Operasional dan komersial


Menengah Self Declare
Rendah Sertifikat standar
Standar Usaha + Pengajuan fasilitas Apabila
usaha
UKL-UPL berusaha membutuhkan

Pemenuhan
sertifikat produk
Perizinan Berusaha Persiapan
pengajuan
Berbasis Risiko fasilitas
berusaha
Catatan: Operasional
*) Untuk kegiatan dan komersial
dengan tingkat risiko Menengah Self Declare Sertifikat standar Pemenuhan Sertifikat standar
Tinggi
tinggi yang berlokasi di Standar Usaha + usaha (belum sertifikat standar usaha (sudah Pengajuan Penerbitan sertifikat
KEK, KPBPB, dan KI atau UKL-UPL terverifikasi) usaha terverifikasi) fasilitas produk
PSN, dalam rangka berusaha
percepatan penerbitan,
izin terbit dahulu baru
kemudian dilakukan Persiapan
pemenuhan pengajuan
persyaratan; fasilitas
**) Dalam hal berusaha Operasional
disyaratkan, untuk risiko dan komersial
Pemenuhan Penerbitan
tinggi juga dapat Tinggi
izin + amdal Izin *) **)
memohonkan Sertifikat Pengajuan
Standar Usaha sesuai fasilitas
NSPK. berusaha
Persandingan Amdal, UKL-UPL, SPPL, Persetujuan Lingkungan & Perizinan Berusaha
Jenis Dokumen Persetujuan Jenis Perizinan Berusaha
Norma Perizinan (UU 32/2009) Dampak Lingkungan Lingkungan
PENGAWASAN
Dampak Penting AMDAL

Izin Lingkungan
IZIN Usaha dan/atau
Dampak Tidak Penting UKL-UPL Kegiatan

Dampak Tidak Penting, SPPL


kegiatan Skala kecil
PEMBINAAN

Konsep Perizinan RBA (UU CK)


Tingkat Risiko Jenis Dokumen Persetujuan Jenis Perizinan Berusaha
Kriteria Risiko (dasar) Lingkungan Lingkungan

PENGAWASAN

Tinggi AMDAL SKKL IZIN

Menengah Tinggi IZIN


UKL-UPL PKPLH SERTIFIKAT
Menengah Rendah STANDAR

Rendah SPPL NIB NIB


PEMBINAAN
Pasal 1, 36, 37, 38, dan 40 RUU CK

• Penetapan jenis Perizinan Berusaha menggunakan konsep RBA, sementara penetapan jenis dokumen lingkungan menggunakan kriteria Dampak Penting;
• Persetujuan Lingkungan menjadi prasyarat dan termuat dalam Perizinan Berusaha.
7
Perizinan Berusaha
Pasal 1 dan 37 UU CK
Kondisi Eksisting
Izin Lingkungan “Pelaku
“Pelaku Usaha
Usaha tidak
tidak perlu
perlu
mengurus
mengurus banyak
banyak Perizinan,
Perizinan, Cukup
Cukup mengurus
mengurus
Perizinan
Perizinan Berusaha
Berusaha
Izin Mendirikan
Bangunan

Izin Usaha
Persyaratan dan kewajiban
Aspek Lingkungan
“Diintegrasikan”
Perizinan
Izin PPLH Berusaha
Andalalin
“Semangat
“Semangat UU
UU Cipta
Cipta Kerja
Kerja adalah
adalah
Penyederhanaan
Penyederhanaan Regulasi
Regulasi Perizinan”
Perizinan”
Izin Lokasi

“Izin Lingkungan tidak dihilangkan namun tujuan dan fungsinya diintegrasikan ke dalam Perizinan
Berusaha”
8
Integrasi Persetujuan Lingkungan ke dalam Perizinan Berusaha

• Persetujuan Lingkungan menjadi persyaratan dalam penerbitan Perizinan Berusaha/Persetujuan Pemerintah, dengan
demikian Perizinan Berusaha/Persetujuan Pemerintah tidak bisa diterbitkan jika tidak ada Persetujuan
Lingkungan;
• Persyaratan dan kewajiban aspek lingkungan yang terdapat dapat Persetujuan Lingkungan dimasukkan ke dalam
persyaratan dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha dan termuat dalam Perizinan Berusaha/Persetujuan
Pemerintah yang diterbitkan;
• Matrik RKL-RPL yang termuat dalam Perizinan Berusaha menjadi dasar pelaksanaan pengawasan perizinan dan
penegakan hukum bila terjadi pelanggaran terhadap klausul persyaratan dan kewajiban lingkungan yang
termuat dalam Perizinan Berusaha.
• Pelaksanaan pengawasan dilakukan oleh Menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya namun
tetap memberi ruang kewenangan bagi Pemerintah Pusat yang diwakili oleh Menteri (second line enforcement)
untuk dapat melakukan pengawasan lingkungan terhadap pelanggaran yang sifatnya serius yang kewenangan
pengawasannya dilakukan gubernur atau bupati/walikota.

Tujuan dan Fungsi Persetujuan Lingkungan sebagai


Prasyarat dan termuat dalam Perizinan Berusaha
9
Integrasi Persetujuan Lingkungan ke dalam
Perizinan Berusaha
Pengawasan
Pengawasan
Dokumen Persetujuan
Persetujuan (Psl. 63, UU CK)

Lingkungan Lingkungan
Lingkungan
Perizinan
Perizinan Berusaha
Berusaha ::
AMDAL SKKL •• Izin
Izin
Penegakan
Persyaratan
Persyaratan •• Sertifikat
Sertifikat Standar
Standar
penerbitan
penerbitan
Perizinan
Perizinan
•• NIB
NIB
Hukum:
Berusaha
Berusaha •• Administrasi
Administrasi
UKL-UPL PKPLH (Psl. 24 ayat (5),
UU CK)
Matrik RKL-RPL
TERMUAT dalam Perizinan
Berusaha (Psl.
(Psl. 77,
77, UU
UU CK)
CK)
(Psl 1 angka 11 & 12, UU
CK)

SPPL NIB • Gubernur dan Bupati/Walikota berhak melakukan pengawasan ketaatan penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatan terhadap Perizinan Berusaha;
• Menteri berhak melakukan pengawasan jika dianggap terjadi pelanggaran serius terhadap
Perizinan yang seharusnya dilakukan pengawasan oleh Gubernur atau Bupati/Walikota.
(Psl. 1, angka 35, UU CK) • Pemerintah Pusat menerapkan sanksi administratif kepada penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan, jika hasil pengawasan ditemukan pelanggaran terhadap Perizinan Berusaha.
(Psl. 72 & 76, UU CK)

10
Penguatan Penegakan Hukum Lingkungan dalam UU CK
Pengintegrasian kembali “Izin Lingkungan” kedalam Perizinan Berusaha, memperkuat posisi perlindungan terhadap
Lingkungan Hidup
UU 23 Tahun 1997 dg turunannya PP 27/1999
Persetujuan Lingkungan
Dalam Implementasi di lapangan
SKKL/Rekomedasi
SKKL/Rekomedasi Pejabat penerbit Izin Usaha tidak
UKL-UPL
Izin
Izin Usaha
Usaha memasukkan Peryaratan
UKL-UPL Pejabat Penerbit Izin Usaha memasukkan persyaratan
Lingkungan dalam Izin Usaha Lingkungan dalam Izin Usaha
yang diterbitkan
Persyaratan dan kewajiban Lingkungan tidak dapat di enforce (tidak masuk dalam Izin Usaha)

UU 32 Tahun 2009 dg turunannya PP 27/2012


Persetujuan Lingkungan
SKKL/Rekomendasi Izin Usaha tidak memasukkan
SKKL/Rekomendasi Izin
UKL-UPL
UKL-UPL
Izin Lingkungan
Lingkungan Izin
Izin Usaha
Usaha Peryaratan Lingkungan, namun
telah tercantum dalam Izin
Lingkungan

Persyaratan dan kewajiban Lingkungan dapat di enforce (masuk dalam Izin Lingkungan)

UU Cipta Kerja / 2020


Persetujuan Lingkungan
Perizinan Berusaha/ Izin
Perizinan
Perizinan Berusaha/Persetujuan
Berusaha/Persetujuan Usaha/Persetujuan Pemerintah
SKKL/
SKKL/ PKPLH
PKPLH Izin
Izin Lingkungan
Lingkungan Pemerintah
Pemerintah akan memuat Peryaratan
kewajiban dan aspek
Lingkungan yang dihasilkan
Persyaratan dan kewajiban Lingkungan tetap dapat di enforce
dari proses dokumen lingkungan
(karena termuat (terintegrasi) dalam Perizinan Berusaha)
PP 22 / 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (P3LH)
Bab VII. Pengelolaan Limbah B3 dan
Pengelolaan Limbah nonB3
Struktur dan Sistematika Pengaturan dalam PP

Bab III Bab IV


Bab II
Bab I Perlindungan dan Perlindungan dan
Persetujuan Lingkungan
Ketentuan Umum Pengelolaan Mutu Pengelolaan Mutu
(11 Bagian) Air Udara
(Psl. 1 - 2) (Psl. 3 - 106)
(Psl.107 - 162) (Psl.163 - 219)
Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII
Perlindungan dan Pengendalian Pengelolaan Limbah Dana Penjaminan
Pengelolaan Mutu Kerusakan B3 & Limbah nonB3 utk Pemulihan LH
Laut Lingkungan Hidup
(Psl. 274 - 470) (Psl. 471 - 479)
(Psl. 220 - 271) (Psl. 272 - 273)

Bab IX Bab X Bab XI


Bab XII
Sistem Informasi Pembinaan dan Pengenaan Sanksi
Ketentuan Peralihan
Lingkungan Hidup Pengawasan Administrasi
(Psl. 527)
(Psl. 480 - 489) (Psl. 490 - 504) (Psl. 505 - 526)

Bab XIII • 13 Bab


Ketentuan Penutup • 534 Pasal
(Psl. 528 - 534)
• 15 Lampiran
UU 11/2020 merubah beberapa pasal dalam UU
32/2009 (terkait Pengelolaan Limbah B3)
Pasal 22 UU 11/2020 , merubah beberapa pasal dalam UU 32 Tahun 2009 yang terkait dengan Perizinan
Berusaha, antara lain ketentuan Pasal 59 dan Pasal 61

 Pasal 59 ayat (4) dan ayat (5):  Pasal 61 ayat (1) dan ayat (3):
(4) Pengelolaan Limbah B3 wajib mendapat (1)Dumping sebagaimana dimaksud
Perizinan Berusaha, atau persetujuan
dalam Pasal 60 hanya dapat dilakukan
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
dengan persetujuan dari Pemerintah
(5) Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah Pusat
wajib mencantumkan persyaratan lingkungan
hidup yang harus dipenuhi dan kewajiban (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai
yang harus dipatuhi pengelola Limbah B3 tata cara dan persyaratan dumping
dalam Perizinan Berusaha, atau persetujuan limbah atau bahan diatur dalam
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah Peraturan Pemerintah
Pasal 185 huruf b, UU 11/2020, peraturan pelaksanaan dari UU yang telah diubah oleh UU CK tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dan wajib disesuaikan paling lama 3 bulan
BAB VII
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun, Dan Pengelolaan Limbah nonBahan Berbahaya Dan
Beracun

Terdiri dari :
196 Ps (Pasal 274 – 470)
Lampiran : IX, X, XI, XII, XIV

Ruang Lingkup:
1. Pengelolaan Limbah B3 (Pasal 274-449)
2. Pengelolaan Limbah nonB3 (Pasal 450-470)
PRINSIP PERUBAHAN
dari PP 101 / 2014  PP 22 / 2021

“Frasa”
berubah
IZIN
PENGELOLAAN PERSETUJUAN TEKNIS
LIMBAH B3 PENGELOLAAN LIMBAH
B3
IZIN PERSETUJUAN LINGKUNGAN
LINGKUNGAN

KEWAJIBAN PELAPORAN,
PERSETUJUAN DAN DILAKUKAN POST
UJI COBA AUDIT (setelah Pertek PLB3
terbit)
PRINSIP PERUBAHAN
dari PP 101 / 2014  PP 22 / 2021

Penyimpanan -TPS Limbah B3 TERINTEGRASI


dengan Persetujuan Lingkungan

Pemohon yang belum memiliki fasilitas dan/atau melakukan uji


coba pemanfaatan/pengolahan Limbah B3, setelah mendapat
Persetujuan Teknis dilakukan prosedur/mekanisme verifikasi.

Jika verifikasi memenuhi diterbitkan Surat Persetujuan


Persetujuan Teknis Operasional (SLO) kegiatan.

Jika verifikasi tidak memenuhi diterbitkan surat penghentian


Persetujuan Teknis sementara
PRINSIP PERUBAHAN
dari PP 101 / 2014  PP 22 / 2021

“Dumping”
 Dumping hanya bisa dilakukan oleh yang Penghasil Limbah B3.
 Dumping membutuhkan Persetujuan dari Pemerintah Pusat. (bukan
Persetujuan Teknis, sesuai Pasal 22 angka 21 UUCK yang mengubah
Pasal 61 UU 32/2009).

“Landfill”
Khusus fasilitas Penimbusan Akhir (Landfill), verifikasi dilakukan
melalui tiga tahapan:
① penentuan lokasi (syarat permeabilitas tanah sesuai dengan
kelas Landfill);
② pembangunan fasilitas Penimbusan Akhir (sesuai dengan
kelas Landfill); dan
③ operasional Penimbunan (tes kebocoran/leak inspection).
LIMBAH
Setiap Orang yang

menghasilkan Limbah wajib Pengelolaan


Pengelolaan
melakukan pengelolaan Limbah
Limbah B3
limbah yang dihasilkannya.
NonB3

Limbah B3 Limbah
Limbah
pada daftar nonB3
nonB3
Lampiran IX TERDAFT
KHUSUS
AR
Pengelolaan Limbah B3
• Memerlukan
Persetujuan Teknis Pengelolaan Limbah
• Pertek terintegrasi nonB3 Limbah nonB3 pada Limbah nonB3 dari
dengan • Tidak memerlukan Lampiran XIV Pengecualian Limbah
Persetujuan Persetujuan Teknis (9 Jenis Limbah) yang B3
Lingkungan • Standar pengelolaan semula Limbah B3 per Pelaku Usaha
tercantum dalam Spesifik Khusus) (Uji Karakteristik)
Persetujuan
Lingkungan/SK
Pengecualian Menteri
Berdasarkan Undang-undang Cipta Kerja,
Untuk Melindungi Kualitas Lingkungan Dan
Prinsip
Mempermudah Kegiatan Berusaha
Perubahan

IZIN PLB3
Diintegrasikan PEMENUHAN
Surat KOMITMEN
Diganti : PERSETUJUA PERIZINAN Kelayakan PERSETUJUAN
N BERUSAHA Operasional TEKNIS
Persetujuan Teknis, dan LINGKUNGAN
Persetujuan dari
Pemerintah Pusat (untuk PENGAWASAN
kegiatan Dumping ) Verifikasi /
Pembinaan

NON JASA/
PENGHASIL LB3
(KBLI mengikuti kegiatan induk)
PERSYARATAN
Persetujuan Teknis untuk kegiatan penghasil LB3
PERMOHONAN mencakup: pengolahan; pemanfaatan;
PERSETUJUAN penimbunan; dan dumping LB3.
TEKNIS
Izin usaha di
JASA PLB3
(KBLI – Bidang usaha Menteri LHK
pengolahan LB3)

*KBLI: Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia


PENGELOLAAN LIMBAH B3
a. penetapan Limbah B3;
b. Pengurangan Limbah B3;
c. Penyimpanan Limbah B3;
d. Pengumpulan Limbah B3;
e. Pengangkutan Limbah B3;
f. Pemanfaatan Limbah B3;
Ruang Lingkup g. Pengolahan Limbah B3;
Pengelolaan h. Penimbunan Limbah B3;

Limbah B3 i.
j.
Dumping (Pembuangan) Limbah B3;
pengecualian Limbah B3;
(Pasal 274 – 449) k. perpindahan lintas batas Limbah B3;
l. Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Hidup
dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup dan Pemulihan
Fungsi Lingkungan Hidup;
m. Sistem Tanggap Darurat dalam Pengelolaan Limbah B3;
dan
n. pembiayaan.
PENETAPAN LIMBAH B3

Dalam hal terdapat Limbah di luar

daftar Limbah B3 sebagaimana


Memenuhi
+ List
LB3
tercantum dalam Lampiran IX
karakteristik
LB3
PEMERINTAH

Melakukan Uji Tidak memenuhi


Tetap
Karakteristik Limbah B3 Karakteristik karakteristik Limbah
LB3
+
Non B3
meliputi:

a. mudah meledak;

b. mudah menyala;

c. reaktif;

d. infeksius; Limbah nonB3 :


e. korosif; dan/atau slag besi, slag nikel, dan FABA (fly
PEMERINTAH data + referensi ash bottom ash) dari PLTU
f. beracun.
PENGURANGAN LIMBAH B3
Pengurangan Limbah B3 dilakukan melalui:

pemilihan bahan baku dan/atau bahan penolong yang semula mengandung B3 digantikan
SUBSTITUSI BAHAN, dengan bahan baku dan/atau bahan penolong yang tidak mengandung B3

MODIFIKASI PROSES, pemilihan dan penerapan proses produksi yang lebih efisien

MENGGUNAKAN
TEKNOLOGI RAMAH
LINGKUNGAN

Laporan mengenai pelaksanaan

Pengurangan Limbah B3. WAJIB

disampaikan secara tertulis


MENTERI
MENTERI
LHK
LHK
PENYIMPANAN LIMBAH B3

Kedepan, tidak Selama ini


ada lagi izin Kewenangan izin
TPS LB3 berdiri TPS LB3 ada di
Izin TPS LB3 di Kab/Kota
integrasikan ke sendiri
dalam NIB atau
dokumen Amdal,
UKL-UPL
Cukup dengan
(tergantung risiko
Pelaku Usaha). memenuhi
persyaratan &
ketentuan teknis
TPS LB3 yg
ditetapkan

Perubahan Dokumen
Bila terjadi perubahan Amdal, UKL-UPL,
karena pengembangan atau disesuaikan
kegiatan dengan peraturan
PROSES PERMOHONAN PERSETUJUAN TEKNIS UNTUK

JASA PENGELOLAAN LIMBAH B3


Menteri LHK, Gubernur Menyampaikan Lapora
(untuk Pengumpulan Skala VALIDASI Menteri LHK
Pembangunan Fasilitas dan
Provinsi); dan Bupati/ 2 hari
Uji Coba
WaliKota (untuk
Pengumpulan Skala
Kabupaten/Kota). Proses pembangunan
fasilitas Pengelolaan
Limbah B3 atau Uji Coba
oleh Penghasil Limbah B3
VERIFIKAS
I
10 Hari
Terbit Perizinan Berusaha Menteri,
Mengajukan Permohonan Tidak: Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai
kewenangan penerbitan Perizinan

Ya/Sesuai
Disertai alasan

Tidak
Persetujuan Teknis:
penolakan. Berusaha sesuai sektor
VERIFIKAS
1. Pengumpulan Limbah B3; (Lihat RPP NSPK)
I
7 Hari
2. Pengolahan Limbah B3,
3. Pemanfaatan Limbah B3,
4. Penimbunan Limbah B3. Ya Terbit Persetujuan Lingkungan
Penerbitan SLO
Proses Penerbitan oleh Menteri
7 Hari 7 Hari

Penanggung jawab Usaha/Kegiatan


PERTEK diterbitkan mengajukan permohonan Uji AMDAL
atau pemeriksaan formular UKL-UPL, Penyampaian
Pemohon/ Jasa Menteri, Gubernur,
kepada Menteri. (Salah satunya surat agar
Pengelola atau Bupati /
WaliKota. menguji Rincian Teknis Penyimpanan merubah
Limbah B3 Limbah B3) pertek. 7 Hari.
PROSES PERMOHONAN PERSETUJUAN TEKNIS UNTUK
PENGHASIL LIMBAH B3
VALIDASI Penerbitan Ya/Sesuai Tidak Penyampaian
Menteri LHK VERIFIKAS Surat agar
2 hari SLO
10 IHari Merubah
PerTek

7 Hari Menyampaikan Laporan


Pembangunan Fasilitas 7 Hari
dan Uji Coba
Mengajukan
Permohonan VERIFIKAS
Persetujuan Teknis: I
7 Hari Tidak Proses pembangunan fasilitas
Pengelolaan Limbah B3 atau Uji
1.Pengolahan Coba oleh Penghasil Limbah B3
Ya

Limbah B3;
2.Pemanfaatan
Limbah B3; Menolak permohonan
Menteri menerbitkan Terbit Perizinan Berusaha Menteri, Gubernur,
3.Penimbunan Persetujuan Teknis.
Persetujuan Teknis atau Bupati/Walikota sesuai kewenangan
Limbah B3; 7 hari
Pengelolaan Limbah B3 penerbitan Perizinan Berusaha sesuai sektor
4.Dumping.
7 hari (Lihat RPP NSPK)

Pengajuan Uji Kelayakan AMDAL atau Pemeriksaan


Formulir UKL-UPL, kepada Menteri, Gubernur, atau Terbit Persetujuan Lingkungan
Bupati/Walikota sesuai kewenangan penerbitan oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota
Pemohon/ Perizinan Berusaha sesuai sektor sesuai kewenangan penerbitan Perizinan
Penghasil (Salah satunya menguji Rincian Teknis Penyimpanan Berusaha sesuai sektor
Limbah B3 Limbah B3) (Lihat RPP NSPK)
Kedudukan Persetujuan Teknis (Pertek) dalam Persetujuan Lingkungan
Dokumen Penyusunan dokumen Andal &
Penyusunan dokumen Amdal 1. Formulir KA;
Amdal RKL-RPL dibagi berdasar
dan Uji kelayakan Amdal. 2. Andal;
berupa... Kegiatan Usaha
3. RKL-RPL.

Penyusunan formulir UKL- Penilaian Andal & RKL-RPL


PERSETUJUAN 1. Deskripsi rencana Kegiatan Usaha;
UPL; dan Pemeriksaan dilakukan melalui tahapan:
LINGKUNGAN 2. Persetujuan Teknis.
formulir UKL – UPL.

Penilaian Administratif Penilaian Substantif


1. Formulir UKL-UPL yg
telah diisi; 1. Kesesuaian lokasi;
2. Pernyataan kesanggupan 1. Uji tahap proyek;
2. Persetujuan teknis; 2. Uji kualitas dokumen
pengelolaan LH + 3. Keabsahan tanda bukti
Pertek. Andal, RKL-RPL;
registrasi; 3. Persetujuan teknis.
4. Keabsahan sertifikasi
kompetensi; Rapat tim uji kelayakan
5. ...
Mengajukan permohonan
Reko r ja
kepoada: mend
as h ar i ke
i 10
Bupati/
1 Menteri
LHK 2 Gubernur 3 Wali Kota

1. PB & PP;
1. Surat Keputusan Kelayakan > PL;
1. PB & PP; 1. PB & PP;
2. Lokasi lintas provinsi; 2. Lokasi lintas Kab./Kota; 2. Lokasi lintas Kab./Kota; 2. Surat Keputusan Ketidak Layakan
3. Lokasi di wilayah laut 3. Lokasi di wilayah laut 3. Lokasi di wilayah laut
lebih dari sama dengan lebih dari sama dengan lebih dari sama dengan
12 Mil. 12 Mil. 12 Mil.
Kewenangan Penerbitan
“Pertek”

Pemerintah Pemerintah
Pusat Daerah
(Provinsi, Kabupaten, Kota)
1. Menteri: Pengumpulan LB3 skala 1. Gubernur: Pengumpulan LB3
nasional; skala provinsi; dan
2. Pemanfaatan LB3; 2. Bupati/Walikota: Pengumpulan
3. Pengolahan LB3; LB3 skala Kab./Kota.
4. Penimbunan LB3; dan
5. Dumping LB3.
>> Ps. 34
PENGELOLAAN LIMBAH Non-B3
a. pengurangan Limbah nonB3;
b. penyimpanan Limbah nonB3;
c. pemanfaatan Limbah nonB3;
d. penimbunan Limbah nonB3;
Ruang Lingkup
Pengelolaan e. perpindahan lintas batas Limbah
nonB3;
Limbah nonB3 f. penanggulangan Pencemaran
(Pasal 450 – 470) Lingkungan Hidup dan/atau
Kerusakan Lingkungan Hidup
dan Pemulihan Fungsi
Lingkungan Hidup; dan
g. pelaporan.
Pengelolaan Limbah nonB3
Pengelolaan Limbah nonB3 dilakukan terhadap :
termuat dalam daftar Limbah nonB3 yang tercantum dalam Sesuai persyaratan teknis
 Limbah nonB3 TERDAFTAR Pengelolaan Limbah nonB3
Lampiran XIV
Limbah B3 yang dikecualikan dari Limbah B3 Sesuai yang tertuang dalam
 Limbah nonB3 KHUSUS berdasarkan penetapan pengecualian dari Pengelolaan penetapan pengecualian Limbah
B30
Limbah B3 dari sumber spesifik

Rincian pengelolaan Limbah nonB3 yang


Dalam hal pelaksanaan Usaha termuat dalam Persetujuan Lingkungan :
dan/atau Kegiatan menghasilkan
Limbah nonB3 baru yang tidak
termuat dalam Persetujuan a. identitas Limbah nonB3;
Lingkungan, penghasil Limbah
nonB3 melakukan perubahan
b. bentuk Limbah nonB3;
Persetujuan Lingkungan c. sumber Limbah nonB3;
d. jumlah Limbah nonB3 yang dihasilkan setiap bulan; dan
e. jenis pengelolaan Limbah nonB3.
Pengelolaan 1. pengurangan Limbah nonB3; DILARANG melakukan
Limbah nonB3 2. penyimpanan Limbah nonB3; a. Dumping (pembuangan) Limbah
terhadap 3. pemanfaatan Limbah nonB3; nonB3 tanpa Persetujuan dari
MELIPUTI : 4. penimbunan Limbah nonB3; Pemerintah Pusat;
Limbah nonB3 5. perpindahan lintas batas Limbah
terdaftar b. pembakaran secara terbuka (open
nonB3; burning);
6. Penanggulangan Pencemaran c. pencampuran Limbah nonB3 dengan
Lingkungan Hidup dan/atau Kerusakan Limbah B3; dan
Lingkungan Hidup dan pemulihan d. melakukan penimbunan Limbah nonB3
fungsi Lingkungan Hidup; dan di fasilitas tempat pemrosesan akhir.
7. pelaporan.

Setiap Orang yang menghasilkan Limbah nonB3, yang melakukan Pencemaran Lingkungan Hidup dan/atau Perusakan
Lingkungan Hidup wajib melaksanakan:
 Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Hidup dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup; dan
 pemulihan fungsi Lingkungan Hidup.
PENGELOLAAN LIMBAH NON B3
PENGHASIL

Pengajuan
PL Pengajuan Uji AMDAL atau UKL-UPL,
kepada Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota sesuai kewenangan
penerbitan Perizinan Berusaha sesuai Terbit Perizinan Berusaha
sektor
oleh Menteri, Gubernur, atau
(Salah satunya menguji Rincian Bupati/Walikota sesuai kewenangan
Pengelolaan Limbah nonB3: penerbitan Perizinan Berusaha
1. Pengurangan Limbah nonB3 sesuai sektor (Lihat RPP NSPK)
2. Penyimpanan Limbah nonB3
OSS 3. Pemanfaatan Limbah nonB3
4. Penimbunan Limbah nonB3

Terbit Persetujuan Lingkungan


oleh Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota sesuai kewenangan
penerbitan Perizinan Berusaha sesuai
sektor (Lihat RPP NSPK)

Penghasil
Limbah B3
Kode Jenis Limbah Sumber Limbah nonB3
Limbah nonB3

N101 Slag Besi/Baja Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja
(Steel Slag)

Daftar Limbah N102 Slag nikel (slag


nickel)
Proses peleburan bijih nikel, yang menggunakan
teknologi selain teknologi induction furnace atau kupola.
nonB3
N103 Mill scale Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja
(Lampiran XIV) dengan menggunakan teknologi selain teknologi
induction furnace/kupola

N104 Debu EAF Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja
dengan menggunakan teknologi electric arc furnace
(EAF)
N105 PS ball Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja
dengan menggunakan teknologi selain teknologi
induction furnace atau kupola.
N106 Fly ash Proses pembakaran batubara pada fasilitas pembangkitan
listrik tenaga uap PLTU, atau dari kegiatan lain yang
menggunakan teknologi selain stoker Boiler

N107 Bottom ash Proses pembakaran batubara pada fasilitas PLTU, atau
dari kegiatan lain yang menggunakan teknologi selain
stoker Boiler
N108 Spent bleaching Proses industri oleochemical dan/atau pengolahan
earth minyak hewani atau nabati yang menghasilkan SBE
hasil ekstraksi dengan kandungan minyak di bawah 3 %

N109 Pasir foundry Proses casting logam dengan penggunaan pelarut dengan
(sand foundry) titik nyala diatas 600C
KETENTUAN PERALIHAN

 izin lingkungan, izin Perlindungan dan  penilaian Amdal, atau pemeriksaan


Pengelolaan Lingkungan Hidup, Surat Keputusan Formulir UKL-UPL dan pengajuan izin
Kelayakan Lingkungan Hidup, rekomendasi UKL- Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
UPL, atau dokumen Lingkungan Hidup yang telah Hidup yang sedang dalam proses,
mendapat persetujuan sebelum berlakunya dilanjutkan sampai dengan terbitnya
Peraturan Pemerintah ini, dinyatakan tetap berlaku Persetujuan Lingkungan;
dan menjadi persyaratan serta termuat dalam
Perizinan Berusaha atau Persetujuan Pemerintah;
Sistem Informasi Pengelolaan Lingkungan Hidup

 Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota Sistem informasi pelaporan Persetujuan Lingkungan
sesuai dengan kewenangannya menyediakan Diterapkan kepada Setiap penanggungjawab Usaha dan/atau
informasi melalui Sistem Informasi Kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL.
Lingkungan Hidup;

 Sistem Informasi Lingkungan Hidup Laporan yang disampaikan meliputi :


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) a. pengendalian Pencemaran Air;
dikembangkan terintegrasi secara elektronik b. pengendalian Pencemaran Udara;
yang terdiri atas sistem informasi : c. pengelolaan Limbah B3;
a. dokumen Lingkungan Hidup; d. pengendalian kerusakan lingkungan; dan
b. pelaporan Persetujuan Lingkungan; e. substansi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
c. status Lingkungan Hidup; perundang-undangan.
d. Pengelolaan Limbah B3;
e. peta rawan lingkungan;
f. pengawasan dan penerapan Sanksi
Administratif; dan paling sedikit meliputi informasi pelaksanaan Pengelolaan
g. informasi Lingkungan Hidup lainnya. Limbah B3 untuk kegiatan:
① kinerja Pengelolaan Limbah B3;
② penanggulangan kedaruratan Limbah B3 dan
Limbah nonB3; dan
③ pemulihan fungsi Lingkungan Hidup akibat
terkontaminasi Limbah B3.
Pembinaan & Pengawasan
Menteri melakukan pembinaan kepada : PEMBINAAN dilakukan terkait :
a. gubernur;
a. Perizinan Berusaha dan Persetujuan
b. Tim Uji Kelayakan Lingkungan Hidup; Pemerintah;
c. pejabat pengendali Dampak Lingkungan; b. Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air;
c. Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara;
d. penyuluh Lingkungan Hidup; d. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
e. Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup; Laut;
e. Pengelolaan Limbah B3; dan/atau
f. lembaga sertifikasi kompetensi Amdal; f. muatan teknis lainnya sesuai dengan
g. lembaga pelatihan kompetensi Amdal; ketentuan peraturan perundangan.

h. lembaga penyedia jasa penyusunan dokumen


Amdal;
i. penyusun Amdal perorangan;
j. penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan;
dan/atau
k. masyarakat.
Pembinaan
Pembinaan dilakukan melalui
a. pemberian norma, standar, prosedur, dan
kriteria;
b. evaluasi kinerja Pemerintah Daerah; Penghargaan diberikan kepada :
c. evaluasi kinerja penanggung jawab Usaha
dan/atau Kegiatan; a. penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan melalui Program
d. diseminasi peraturan perundang-undangan; Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam pengelolaan
e. bimbingan teknis; Lingkungan Hidup;
f. pendidikan dan pelatihan; b. pemerintah kabupaten/kota melalui Program Adipura;
g. bantuan sarana dan prasarana; c. individu dan kelompok/lembaga masyarakat melalui
h. program percontohan; Penghargaan Kalpataru;
i. forum bimbingan dan/atau konsultasi teknis; d. sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan melalui program
j. penyuluhan; Adiwiyata; dan/atau
k. penelitian; e. bentuk penghargaan lain dalam peningkatan Perlindungan dan
l. pengembangan; Pengelolaan Lingkungan Hidup.
m. pemberian penghargaan; dan/atau
n. bentuk lainnya sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pengawasan
“Wajib”
PE N GAWASAN
Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota wajib
melakukan pengawasan terhadap ketaatan BUPATI/
penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan atas
MENTER GUBERNU
WALIKOT
ketentuan yang ditetapkan dalam Perizinan I R
A
Berusaha atau Persetujuan Pemerintah terkait
Persetujuan Lingkungan dan peraturan berwenang melakukan pengawasan terhadap ketaatan
perundang-undangan di bidang Perlindungan dan penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Perizinan Berusaha a. Perizinan Berusaha a. Perizinan Berusaha
terkait Persetujuan terkait Persetujuan terkait Persetujuan
Lingkungan yang Lingkungan yang Lingkungan yang
Pengawasan dilakukan berdasarkan norma, diterbitkan oleh diterbitkan oleh Pem diterbitkan oleh Pem
standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan Pemerintah; atau Prov; atau Kab/Kota; atau
oleh Menteri b. Persetujuan b. Persetujuan b. Persetujuan Pemerintah
Pemerintah terkait Pemerintah terkait terkait Persetujuan
Dalam hal Perizinan Berusaha atau Persetujuan Persetujuan Persetujuan Lingkungan yang
Pemerintah terkait Persetujuan Lingkungan mensyaratkan Lingkungan yang Lingkungan yang diterbitkan oleh Pem
SLO dan belum diterbitkan, Menteri, gubernur, atau
bupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya melakukan
diterbitkan oleh diterbitkan oleh Pem Kab/Kota.
pengawasan terhadap kewajiban lainnya dalam Pemerintah. Prov.
Persetujuan Lingkungan
KETENTUAN PENUTUP

 Pada saat PP ini mulai berlaku, semua


peraturan perundang-undangan yang  Pada saat PP ini mulai berlaku PP 101/2014 (Lembaran
merupakan peraturan pelaksanaan dari Negara RI No 5617) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;
PP101/ 2014 tentang Pengelolaan 
Seluruh keputusan Sanksi Administratif yang telah
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun diterbitkan tetap berlaku sampai dengan dipenuhinya
(Lembaran Negara Republik Indonesia kewajiban pengenaan Sanksi Administratif; dan
Tahun 2014 Nomor 333, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia  Penurunan kandungan hidrokarbon pada Limbah B3 berupa
Nomor 5617), masih tetap berlaku serbuk bor yang akan di dumping ke laut dari hasil pemboran
sepanjang tidak bertentangan atau kegiatan eksplorasi dan/atau eksploitasi di laut yang
menggunakan lumpur bor berbahan dasar sintetis (synthetic-
belum diganti dengan peraturan yang
based mud) dari paling tinggi 5% (lima persen) menjadi 0%
baru berdasarkan PP ini; (nol persen) dilakukan paling lambat sampai dengan 31
Desember 2024.
KETENTUAN PENUTUP

Pada saat PP ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan dana penjaminan untuk pemulihan
fungsi Lingkungan Hidup yang telah ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
Peraturan Pemerintah ini;

Dengan mempertimbangkan prioritas nasional, kesiapan kelembagaan, mekanisme dan sistem


pendukung, penerapan kewajiban dana penjaminan untuk pemulihan fungsi Lingkungan Hidup
dilaksanakan paling lambat 5 (lima) tahun sejak berlakunya Peraturan Pemerintah ini;

Pada saat PP ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
pengawasan dan Sanksi Administratif disesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.
Terimakasih

pslb3.menlhk.go.id ditjen.pslb3_klhk DITJEN PSLB3


KLHK

Anda mungkin juga menyukai