Anda di halaman 1dari 40

PENANGANAN LAPORAN

PELANGGARAN PILKADA
(PERBAWASLU NOMOR 14 TAHUN 2017)
Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta
Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang
selanjutnya disebut Pemilihan adalah :
Pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah provinsi dan
kabupaten/kota untuk memilih Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali Kota dan
Wakil Wali Kota secara langsung dan demokratis.
Penindakan adalah
Serangkaian proses penanganan pelanggaran yang
meliputi temuan, penerimaan laporan, pengumpulan alat
bukti, klarifikasi, pengkajian, dan/atau pemberian
rekomendasi, serta penerusan hasil kajian atas
temuan/laporan kepada instansi yang berwenang untuk
ditindaklanjuti.
Laporan Dugaan Pelanggaran adalah
laporan yang disampaikan secara tertulis oleh pelapor kepada
pengawas pemilihan tentang dugaan terjadinya pelanggaran
pemilihan.

Pelanggaran Pemilihan adalah


tindakan yang bertentangan atau tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan terkait pemilihan.
Ada beberapa jenis pelanggaran pemilihan diantaranya adalah :

1. Pelanggaran Administrasi

2. Pelanggaran Kode Etik

3. Tindak Pidana Pemilihan

4. Pelanggaran Hukum Lainnya


PELANGGARAN ADMINISTRASI PEMILIHAN

Pelanggaran yang meliputi tata


cara, prosedur, dan mekanisme
yang berkaitan dengan administrasi
pelaksanaan pemilihan dalam
setiap tahapan penyelenggaraan
pemilihan.
PELANGGARAN KODE ETIK
Pelanggaran terhadap etika
penyelenggara pemilihan yang
berpedomankan sumpah dan/atau
janji sebelum menjalankan tugas
sebagai penyelenggara pemilihan.
TINDAK PIDANA PEMILIHAN
Tindak pidana pelanggaran dan/atau
kejahatan terhadap ketentuan tindak
pidana pemilihan sebagaimana diatur
dalam undang-undang tentang
pemilihan gubernur, bupati, dan wali
kota.
PELANGGARAN HUKUM LAINNYA

Pelanggaran hukum lainnya adalah :


Pelanggaran pemilihan yang tidak
termasuk pada pelanggaran
Administrasi, kode etik maupun tindak
pidana pemilihan, atau bisa juga disebut
pelanggaran yang berkaitan dengan
instansi pemerintahan lain.
Pelaksana Penanganan Laporan Dugaan Pelanggaran
Pemilihan adalah sebagai berikut :

a. Bawaslu Provinsi;

b. Panwas Kabupaten/Kota;

c. Panwas Kecamatan atau nama lain;

d. PPL; dan

e. Pengawas TPS.

Dalam melaksanakan penanganan Laporan Dugaan Pelanggaran pemilihan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pengawas Pemilihan dapat dibantu pegawai jajaran
Sekretariat Jenderal dan sekretariat pengawas Pemilihan sesuai dengan tingkatannya yang
mendapat surat tugas untuk melaksanakan pengawasan dari Ketua atau Anggota Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, atau Panwas Kabupaten/Kota.
Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilihan berasal dari:

1. Laporan
• Laporan dugaan pelanggaran adalah laporan yang disampaikan secara
tertulis oleh pelapor kepada Pengawas Pemilihan tentang dugaan
terjadinya pelanggaran Pemilihan

2. Temuan
• Temuan adalah hasil pengawasan Pengawas Pemilihan yang
mengandung dugaan pelanggaran
LAPORAN
(Tertuang Dalam Form A.1)
Laporan Dugaan Pelanggaran dapat Disampaikan Oleh :
1. Warga Negara Indonesia yang mempunyai hak pilih pada pemilihan setempat;
*17 tahun ke atas/yang sudah mempunyai KTP, dan yang
berusia dibawah 17 tahun yang sudah menikah.
2. Pemantau Pemilihan; atau

3. Peserta Pemilihan.
Pemantau pemilihan sebagaimana dimaksud
merupakan pemantau pemilihan yang
terakreditasi di KPU provinsi atau KPU
kabupaten/kota sesuai dengan cakupan wilayah
pemantauannya.
Peserta pemilihan dalam menyampaikan
laporan dugaan pelanggaran dapat
diwakili tim kampanye dan/atau pihak lain
yang ditunjuk oleh peserta Pemilihan yang
di surat kuasa.
Jangka Waktu Laporan Dugaan Pelanggaran yang
disampaikan kepada Bawaslu adalah 7 hari sejak ditemukannya
Pelanggarannya tersebut. Bawaslu/panwas melimpahkan atau
meneruskan laporan Dugaan Pelanggaran Pemilihan kepada
Tingkatan diatasnya (secara berjenjang) paling lama 1 (satu) hari
sejak laporan diterima.
TEMUAN
(Tertuang Dalam Form A.2)
Temuan Dugaan Pelanggaran ditemukan Oleh Pengawas Pemilihan (Panwas/Bawaslu
Kabupaten/Bawaslu Provinsi/Bawaslu RI) yang biasanya didapatkan melalui informasi dari
media maupun diketahui langsung oleh Penemu.

Hari temuan dugaan Pelanggaran Pemilihan dihitung sejak hari saat Pengawas Pemilihan
mengetahui dan/atau menemukan dugaan Pelanggaran Pemilihan (Pasal 4 Perbawaslu
Nomor 14 tahun 2017)

Hasil Pengawasan tersebut diatas disampaikan dalam rapat pleno untuk


Rapat
menentukan terdapat ada atau tidaknya dugaan pelanggaran dan Pleno
ditetapkan menjadi
Temuan berdasarkan rapat Pleno Pengawas Pemilihan (Pasal 5 Perbawaslu Nomor 14
tahun 2017)
HASIL RAPAT PLENO

1. Penemu dugaan pelanggaran merupakan


pengawas Pemilihan;
2. Waktu Temuan tidak melebihi ketentuan batas
waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak diketahui
dan/atau ditemukan;
3. Identitas pelaku;
4. Peristiwa dan uraian kejadian
SYARAT-SYARAT YANG HARUS
DIPENUHI PADA FORM A.1

SYARAT FORMIL SYARAT MATERIIL


SYARAT FORMIL

1. Identitas Pelapor/Pihak yang berhak melaporkan;


2. Identitas pihak terlapor;
3. waktu pelaporan (paling lama 7 hari sejak
diketahui/ditemukannya dugaan pelanggaran);
4. kesesuaian tanda tangan dalam form laporan
dugaan pelanggaran dengan kartu identitas .
SYARAT MATERIIL

1. Peristiwa dan Uraian Kejadian;


2. Tempat kejadian peristiwa;
3. saksi yang mengetahui peristiwa tersebut;
4. saksi yang mengetahui peristiwa tersebut; dan
5. bukti.
Form-form
Dalam Penanganan Pelanggaran

A.1 A.9

A.3 A.10
Form

A A.5 A.8 A.13


A.4 A.7 A.11
A.6
A.2
A.12
FORM A
(Form Hasil Pengawasan)
Isi dan muatan dari Form A adalah sebagai berikut :
1. Data Pengawas;
2. Kegiatan Pengawasan yang meliputi :
a. Tahapan yang diawasi;
b. Bentuk Pengawasan;
c. Pihak yang diawasi;
d. Pelaksanaan Pengawasan (Hari, tanggal, waktu dan tempat)
3. Uraian Hasil Pengawasan;
4. Dugaan Pelanggaran (ada atau tidaknya);
5. Informasi dugaan pelanggaran;
6. Uraian kejadian dugaan pelanggaran;
7. Saksi dan bukti pendukung yang disertai lampiran
8. Tanggal surat dan Tanda tangan pengawas.
FORM A.1
(Formulir Yang Digunakan Dalam PELAPORAN Dugaan Pelanggaran
Pemilihan)

Isi dan muatan yang tertuang dalam form A.1:

• Uraian kejadian

Nomor Laporan • Tanda tangan pelapor; dan
Data Pelapor;
• Alamat e-mail


Waktu & Tempat peristiwa terjadi;

Nama & Alamat terlapor;

Nama & Alamat saksi;

Data yang harus dilampirkan :


Fotokopi kartu tanda penduduk elektronik dan/atau kartu identitas lain; dan

Nama serta alamat saksi
FORM A.2
(Form Yang Digunakan Dalam Pelaporan TEMUAN Dugaan Pelanggaran
Pemilihan)

Isi dan muatan dari Form A2 adalah sebagai berikut :


1. Nomor Temuan (Sesuai format perbawaslu);
2. Data Pengawas;
3. Peristiwa yang ditemukan (tempat, waktu dan data terlapor);
4. Data saksi;
5. Bukti;
6. Uraian kejadian dugaan pelanggaran;
7. Tanggal surat dan Tanda tangan pengawas.
FORM A.3
(Form Yang Digunakan untuk Tanda bukti penerimaan Laporan)

Form A3 berisi beberapa muatan sebagai berikut :


1.Nomor tanda terima (sesuai dengan nomor buku
register tanda terima);
2.Data pelapor;
3.Tanggal pelaporan;
4.Tanda tangan pelapor;
5.Tanda tangan penerima laporan.
FORM A.4
(FormYang Digunakan sebagai Undangan Klarifikasi)

Isi dan muatan dari Form A4 adalah sebagai berikut :


1. Nomor Surat Undangan (disesuaikan dengan penomoran surat
Sekretariat);
2. Perihal Undangan;
3. Pihak terundang Klarifikasi (saksi/pihak terkait dan terlapor);
4. Dasar hukum dilakukkannya klarifikasi (sesuai form
Laporan/Temuan);
5. Waktu akan dilakukannya klarifikasi;
6. Tanda tangan ketua Bawaslu
FORM A.5
(Keterangan Klarifikasi di bawah sumpah)

Isi dan muatan dari Form A5 adalah


Pernyataan Sumpah/janji dari pihak yang
memberi klarifikasi yang juga berisi data diri
dan disertai tanda tangan diatas materai
FORM A.6
(keterangan klarifikasi dibawah sumpah yang diucapkan oleh saksi Ahli)

Isi dan muatan dari Form A6 adalah


Pernyataan Sumpah/janji dari saksi ahli
(saksi pemberi keterangan tentang peristiwa
dugaan pelanggaran namun tidak ada
hubungannya dengan terlapor yang memberi
klarifikasi yang juga berisi data diri dan
disertai tanda tangan diatas materai
FORM A.7
(BERITA ACARA KLARIFIKASI)

Isi dan muatan dari Form A7 adalah setiap


hal yang disampaikan oleh pihak yang
diklarifikasi sesuai hal yang berkaitan
dengan dugaan pelanggaran dan disertai
paparan waktu dan tempat klarifikasi serta
bubuhan paraf di setiap halaman dan tanda
tangan diatas materai pihak yang diklarifikasi
dan pihak klarifikator
FORM A.8
(FORM TENTANG KAJIAN DUGAAN PELANGGARAN)

Isi dan muatan dari Form A8 adalah sebagai berikut :


1. Nomor kajian (sesuai nomor temuan/laporan);
2. Pokok Masalah dugaan pelanggaran yang dilakukan terlapor;
3. Data Penemu/ Pelapor;
4. Kajian dugaan pelanggaran yang memuat hal-hal sebagai berikut :
Isi dan muatan dari Form A8 adalah
1. Dasar Hukum (Sesuai Form awal laporan/temuan);
2. Fakta dan keterangan yang ditemukan oleh pelapor (berisi
pernyataan/klarfiikasi dari saksi maupun terlapor);
3. Analisis yang berisi :
a. tentang temuan;
b. tentang penemu;
c. tentang terlapor;
d. tentang waktu temuan;
e. tentang dugaan pelanggaran.
5. Kesimpulan
disusun dan disesuaikan berdasarkan bukti bukti dan keterangan yang ada;
6. Rekomendasi
berisi tentang tindak lanjut terhadap laporan/ temuan yang nantinya akan di teruskan kepada Pihak lain;
7. tanda tangan pengawas;
FORM A.9
(PENERUSAN PELANGGARAN KODE ETIK)

Form Penerusan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilihan


yang ditujukan kepada DKPP untuk menindaklanjuti atas
pelanggaran tersebut.
Form A9 ini memuat dasar hukum yang berkaitan dengan dugaan
pelanggaran dan sesuai dengan dasar hokum yang tertulis di form
awal laporan/temuan.
FORM A.10
(PENERUSAN PELANGGARAN ADMINISTRASI PEMILIHAN)

Form Penerusan Pelanggaran Administrasi Pemilihan yang ditujukan


kepada KPU untuk menindaklanjuti atas pelanggaran tersebut.
Form A10 ini memuat dasar hukum yang berkaitan dengan dugaan
pelanggaran yang juga disesuaikan dengan yang tertulis di form
awal laporan/temuan.
FORM A.11
(PENERUSAN PELANGGARAN TINDAK PIDANA PEMILIHAN)

Form Penerusan Pelanggaran Administrasi Pemilihan yang ditujukan


kepada Kepolisian untuk menindaklanjuti atas pelanggaran tersebut.
Form A11 ini memuat dasar hukum yang berkaitan dengan dugaan
pelanggaran.
FORM A.12
(PENERUSAN PELANGGARAN HOKUM LAINNYA)

Form Penerusan Pelanggaran Hukum Lainnya yang ditujukan


kepada Instansi terkait untuk menindaklanjuti atas pelanggaran
tersebut.
Form A12 ini memuat dasar hukum dan hasil pemeriksaan dokumen,
kajian dan pleno yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran dan
sesuai dengan dasar hokum yang tertulis di form awal
laporan/temuan .
FORM A.13
(PEMBERITAHUAN TENTANG STATUS LAPORAN/TEMUAN)

Form yang memuat tentang status laporan/temuan yang


berdasarkan pada hasil kajian Pengawas Pemilihan dan berisikan
tabel yang terdiri dari kolom :
1. nama pelapor/pengawas pemilihan dan terlapor;
2. Nomor laporan/temuan;
3. Status laporan/temuan;
4. Instansi tujuan/alasan (ditindak lanjuti atau tidaknya).
dan diakhiri dengan tanda tangan pengawas pemilihan umum

NB* : untuk nama pelapor bias tidak dicantumkan apabila yang


bersangkutan berkehendak sedemikian rupa
FORMAT PENOMORAN
PADA FORM PENANGANAN PELANGGARAN

KETERANGAN :
1. Urutan Nomor Laporan/Temuan (sesuai penomoran oleh divisi PP)
2. Jenis Laporan/Temuan :
LP : Laporan
TM : Temuan
3. Jenis Pemilihan
PG : Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
PB : Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati
PW : Pemilihan Wali Kota dan Wakil Walikota
4. Kode Pengawas Pemilu :
a. RI : Bawaslu RI
b. Prov : Bawaslu Provinsi
c. Kab : Bawaslu Kabupaten
d. Kota : Bawaslu Kota
e. Kec.(Nama Kecamatan) : Pengawas Kecamatan
f. PPL (Nama Kelurahan) : Pengawas Pemilu Lapangan
5. Kode Wilayah
Kab. Tuban : 16.38
Kecamatan : Kec. nama kecamatan
6. Kode Bulan:
Januari :I
Februari : II
dst,
7. Kode Tahun :
sesuai angka pada tahun kejadian

Contoh :
1. Nomor untuk Laporan PPL
01/LP/PB/PPL. Sidorejo/16.38/I/2020
2. Nomor untuk Temuan Panwascam
01/TM/PB/Kec.Tuban/16.38/I/2020
3. Nomor untuk Temuan Kabupaten
01/TM/PB/Kab/16.38/I/2020
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai