Anda di halaman 1dari 79

TUMOR GENITALIA

INTERNA
Pembimbing: dr. Fara Vitantri Diah C, Sp.OG (K)

Zakiyah Widianti
Maskur Fahmi Adibaskoro
Posterior view of uterus and associated structures
MIOMA UTERI/LEIOMYOMA
MIOMA UTERI
Mioma uteri merupakan tumor jinak otot polos yang
berasal dari miometrium . 1
Bisa disebut juga leiomioma atau uterine fibroid. 1,2

Terdiri dari sejumlah besar matriks ekstraseluler


(ECM) yang mengandung kolagen, fibronektin dan
proteoglikan. 2
Terjadi Pada 50-60% wanita 2
Hanya bermanifestasi selama usia reproduktif. 1

1. Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan Edisi III. Jakarta. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2014
Patogenesis Klasifikasi

Submukosa
Intramural
Subserosa

1. Segars, James. The role of angiogenic factors in fibroid pathogenesis : potential implications for future therapy, Humar Reproduction Update : 2013.USA\
2. Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Faktor Resiko Manifestasi Klinis

Perdarahan (menorrhagia)
Nyeri pelvis (dismenorea)
Tekanan pada organ sekitar
Infertilitas

1. Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
2. Donnez J, Dolmans Marie, Dolmans Madeleine. Uterine fibroid management : from the present to the future. Human reproduction update. 2016; Vol. 22, No.6, 665-686.
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

Palpasi abdomen dan bimanual


Pembesaran uteri Ultrasonography Hysteroscopy

Mobile
Permukaan irregular
Konsistensi padat

Mikroskopik MRI
HSG
Laboratoium Darah
1. Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
2. Donnez J, Dolmans Marie, Dolmans Madeleine. Uterine fibroid management : from the present to the future. Human reproduction update. 2016; Vol. 22, No.6, 665-686.
Tatalaksana

1.Aymara, Matra dkk. Updated approaches for management of uterine firoids. International Journal of Women’s Health. Spain. 2017
Tatalaksana

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Klasifikasi FIGO

1.Aymara, Matra dkk. Updated approaches for management of uterine firoids. International Journal of Women’s Health. Spain. 2017
1.Aymara, Matra dkk. Updated approaches for management of uterine firoids. International Journal of Women’s Health. Spain. 2017
KISTA OVARIUM
Kista Ovarium
• kista ovarium adalah kantung atau kantong
berisi cairan atau jaringan lain yang terbentuk
di dalam atau di ovarium.
• Kista ovarium sangat umum. mereka dapat
terjadi selama masa melahirkan atau setelah
menopause.
• Kebanyakan kista ovarium adalah
benign/jinak/bukan kanker.dan dapat hilang
tanpa pengobatan.
• Jarang sebuah kista menjadi
malignant/ganas/kanker

1.American college of obstetricans and gynecologists. Women Health Care Physicans. 2017
Tipe Manifestasi Klinis
• Functional cyst • Dismemenore

• Teratoma • Nyeri pelvis

• Cystadenoma • Perut terasa penuh

• Endometrioma • Penekanan organ lain

1.American college of obstetricans and gynecologists. Women Health Care Physicans. 2017
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

• Teraba masa kistik


• Mobile
• Nyeri tekan (-)
• Berada di lateral dari Ultrasonography Color Doppler USG
uterus
• Ca 125
• B HCG

CT Scan

1.American college of obstetricans and gynecologists. Women Health Care Physicans. 2017
Prognosis

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan Edisi III. Jakarta. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2014
POLIP ENDOMETRIUM
Polip Endometrium
• Hiperplasia jaringan yang fokal, jinak, dan bertangkai.
• Cukup sering dijumpai dengan angka kejadian tertinggi
pada usia 30 – 59 tahun.
• Pertumbuhan polip mirip dengan proses hyperplasia
endometrium, dapat terjadi bersamaan
• Seringkali berupa penonjolan langsung dari Iapisan
endometrium atau merupakan tumor bertangkai dengan
pembesaran di bagian ujungnya.
• Polip endometrium merupakan pertumbuhan aktif stroma
dan kelenjar endometrium secara fokal, terutama sekali
pada daerah fundus atau korpus uteri.
Single endometrial polyp found within the
endometrial cavity of a hysterectomy specimen.

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Faktor Resiko Manifestasi Klinis

• Post menopause • Asimtomatik


• Obesitas • AUB
• Penggunaan tamoxifen • Post menopausal bleeding
• Prolaps melewati ostium cervical
nyeri tumpul abdomen bawah
• Abnormal vagina discharge
• Infertilisasi

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Diagnosis

Transvaginal Color Doppler Sonography (TV-CDS)

Identifikasi dan membedakan patologi endometrium dalam


konteks perdarahan uterus .

Studi Fleischer, et al. (2003) menggunakan TV-CD untuk


membedakan leiomyoma submukosa dan polip
endometrium.
Polip endometrium → biasanya hanya memiliki satu
pembuluh arteri utama
Leiomioma submukosa → umumnya menerima aliran
darah dari beberapa pembuluh darah yang berasal dari
dalam miometrium.

TV-CDS of an endometrial polyp. Color flow feature


identifies a single feeder vessel, which is characteristic of
a polyp

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Diagnosis
Saline Infusion Sonography (SIS)
Sonografi sederhana, minimal invasif, dan efektif. Digunakan untuk mengevaluasi miometrium secara visual.

Cara: Kateter kecil dimasukkan melalui ostium serviks dan ke rongga endometrium kemudian steril saline
dimasukkan ke dalam Rahim hingga terdistensi. Kemudian dilakukan sonografi secara transvaginal.

A. Transvaginal sonogram of the endometrium after placement of the saline Saline infusion sonography endometrial sampling (SISES). The cavity is
infusion sonography (SIS) balloon catheter (arrow). Note the homogenous- initially distended with saline. Next, an endometrial Pipelle is used to
appearing thickened endometrium. B. Transvaginal SIS in the same case biopsy the endometrium under direct sonographic guidance.
reveals a hyperechogenic polyp within the endometrial cavity.
Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Diagnosis

Hysteroscopy

• Merupakan gold standar


• Keuntungan utama: mendeteksi lesi di dalam rongga
seperti leiomyomas dan polip yang mungkin tidak
terdeteksi menggunakan sonografi transvaginal

Hysteroscopy demonstrating endometrial polyps.

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Terapi Polip Endometrium

Ujung polip keluar meialui ostium serviks:


1.Menjepit tangkai polip→ melakukan putaran/torsi pada tangkai
sehingga terputus.
2.Ikatan laso longgar→ didorong hingga mencapai dasar tangkai→
diikatkan hingga tangkai terputus.

Polip endometrium yang tidak bertangkai → kuretase atau evakuasi


dengan bantuan histeroskopi (lrysteroscopy assisted eoacuation).
ADENOMIOSIS
ADENOMIOSIS
Adenomiosis merupakan lesi pada lapisan myometrium yang ditandai dengan
invasi jinak endometrium yang secara normal hanya melapisi bagian dalam
dinding uterus/cavum uteri.

A. Gross bivalved uterine specimen. Note the spongy texture of this uterus with adenomyosis. B.
Microscopically benign endometrial glands (arrows) and stroma infiltrate deeply into the myometrium.
(Photographs contributed by Dr. Raheela Ashfaq.)

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
ADENOMIOSIS
Teori invaginasi endometrium basalis
Mekanisme yang menstimulasi tidak diketahui  kelemahan myometrium karena
kehamilan sebelumnya atau bedah
Kelemahan myometrium kehamilan dan trauma  gangguan batas
endometrium dan myometrium hyperplasia reaktif pada basal dan penetrasi ke
myometrium
Jaringan adenomiosis ekspresi reseptor estradiol tinggi  meningkatkan
respon estrogen invaginasi

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Faktor Resiko
Usia 40-50 tahun
Menarche lebih awal
Siklus menstruasi pendek <24 hari
Pil KB
IMT tinggi
Riwayat bedah uterus, riwayat endometritis kronis, aborsi, dan hiperestrogenisme

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Gejala : Tanda :
Menoragia dan dismenorea yang memberat  Pembesaran uterus

Nyeri pelvis kronis


 Infertilitas
Dyspareunia
 Nyeri uterus

 Adanya kelainan lain: leiomyoma.


Emdometriosis, polip endometrium

 Hysteroscopy abnormal

HoffmanBL,
Hoffman BL,Schorge
SchorgeJO,
JO,Bradshaw
BradshawKD,
KD,Halvorson
HalvorsonLM,
LM,Schaffer
SchafferJI,
JI,Corton
CortonMM.
MM.Williams
Williamsgynecology.
gynecology.2016.
2016.
Diagnosis
• Histologi : histerektomi, biopsi
histeroskopi, biopsy laparoskopi

• Imaging : TVUS, MRI

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Terapi

Terapi Suportif : Terapi definitif:


NSAID Hysterectomy
Progestin
Salpingo-ooforektomi
GnRH agonists
Aromatase inhibitor

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
KARSINOMA SERVIKS
Karsinoma Serviks
• Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal dari serviks.

• Serviks merupakan sepertiga bagian bawah uterus, berbentuk


silindris, menonjol dan berhubungan dengan vagina melalui ostium
Uteri eksternum

• Menurut Departemen Kesehatan RI saat ini, jumlah wanita


penderita baru kanker serviks berkisar 90-100 kasus per 100.000
penduduk dan setiap tahun terjadi 40 ribu kasus kanker serviks

• Kejadian kanker serviks akan sangat mempengaruhi hidup dari


penderitanya dan keluarganya serta pemerintah

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Panduan Penatalaksanaan Kanker Serviks. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Faktor Resiko
• Umumnya berasal dari sel epitel dan disebabkan infeksi Human Papilloma Virus
(16,18,31, 33, dan 45)
• Aktivitas seksual usia muda <16 tahun
• Hubungan seksual multipartner,
• Perokok
• Imunosupresif
• Mempunyai anak banyak
• Pemakaian pil KB
• Penyakit menular seksual

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan Edisi III. Jakarta. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2014
Patologi

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Patologi
Tumor dapat tumbuh :
1.Eksofitik mulai dari SCJ ke arah lumen vagina sebagai masa proliferatif yang
mengalami infeksi sekunder dan nekrosis
2.Endofitik mulai dari SCJ tumbuh ke dalam stroma serviks dan cenderung
untuk mengadakan infiltrasi menjadi ulkus
3.Ulseratif mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan serviks
dengan melibatkan awal fornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan Edisi III. Jakarta. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2014
Squamocolumnar Junction

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Patologi

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Patologi
CIN I  lesi intraepitel derajat
rendah/lowgrade squamous
intraepithelial lesion (LSIL)
 60% regresi, 10% menjadi
HSIL

CIN II, III  high grade squamous


intraepithelial lesion (HSIL)
 60% menetap dan 10%
menjadi karsinoma dalam 10
tahun.

WHO. Comprehensive cervical cancer control: a guide to essential practice 2nd ed. Geneva. 2014.
Metastasis

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan Edisi III. Jakarta. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2014
Stadium

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan Edisi III. Jakarta. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2014
Stadium

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan Edisi III. Jakarta. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2014
Klasifikasi

Squamous cell cervical cancer (90%) adenocarcinoma (10%)


Irregular nests of columnar cells with moderate nuclear
malignant cells (arrows) show atypia and mitotic
eosinophilic keratin pearls at their activity. Tumor cells form glands that
center, resemble native glandular columnar
initiate in the transformation zone of layer of the endocervix.
the ectocervix

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan Edisi III. Jakarta. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2014
Manifestasi Klinis Pemeriksaan Fisik
• Perdarahan sehabis senggama • Pemeriksaan dengan spekulum

• Perdarahan spontan (di luar senggama), • Watery, purulent, bloody discharge

• Anemia • Pemeriksaan bimanual

• Keputihan • Limfadenopati supraklavikular atau inguinal

• Edema tungkai dan LBP


• Nyeri

• Hematuria
• Gejala metastasis jauh
• hidronefrosis

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan Edisi III. Jakarta. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2014
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan Edisi III. Jakarta. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2014
Tatalaksana

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan Edisi III. Jakarta. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2014
Prognosis

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan Edisi III. Jakarta. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2014
KARSINOMA
ENDOMETRIUM
Karsinoma Endometrium
Kanker endometrium merupakan kanker ginekologik yang
paling sering, menempati urutan ke empat kanker pada
perempuan setelah kanker payudara, kolon, dan paru.

Kejadian kanker endometrium meningkat dari 2 per 100.000


perempuan per tahun pada usia di bawah 40 tahun menjadi 40
- 50 per 100.000 perempuan per tahun pada usia dekade ke-6,
7, dan 8.

Baziad A, Prabowo P. Ilmu Kandungan Edisi ke-3. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2011.
Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology 3 rd Edition. McGraw-Hill.2016.
Faktor Resiko Manifestasi Klinis
• Obesitas
• Perdarahan uterus abnormal
• Terapi estrogen
• Menarche awal, menopause terlambat • Sekret abnormal vagina
• Lingkungan
• Nyeri pelvis
• Usia
• Riwayat keluarga
• Konsumsi tamoxifen
• Merokok
• DM, Hipertensi kronis, Penyakit empedu

Europoe Society for Medical Oncology. Endometrial Cancer


Baziad A, Prabowo P. Ilmu Kandungan Edisi ke-3. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2011.
Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology 3 rd Edition. McGraw-Hill.2016.
Pemeriksaan Penunjang

• Biopsi endometrium atau kuretase diagnostik.


• Hasil negatif dari biopsi endometrium dengan keluhan
simtomatis perlu dilanjutkan dengan kuretase bertingkat
dengan kawaian histeroskopik
• Pap smear
• Antigen serum kanker 125 (CA-125)
• CT scan dan MRI
Baziad A, Prabowo P. Ilmu Kandungan Edisi ke-3. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2011.
Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology 3 rd Edition. McGraw-Hill.2016.
Pemeriksaan Penunjang

Baziad A, Prabowo P. Ilmu Kandungan Edisi ke-3. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2011.
Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology 3 rd Edition. McGraw-Hill.2016.
Tipe Histologik
Endometrioid
Adenocarcinoma

• Serous ca

Serous ca

Clear cell ca

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology 3 rd Edition. McGraw-Hill.2016.
Tipe Histologik

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology 3 rd Edition. McGraw-Hill.2016.
Stadium

Baziad A, Prabowo P. Ilmu Kandungan Edisi ke-3. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2011.
Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology 3 rd Edition. McGraw-Hill.2016.
Stadium

Baziad A, Prabowo P. Ilmu Kandungan Edisi ke-3. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2011.
Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology 3 rd Edition. McGraw-Hill.2016.
Stadium

Baziad A, Prabowo P. Ilmu Kandungan Edisi ke-3. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2011.
Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology 3 rd Edition. McGraw-Hill.2016.
Stadium

Baziad A, Prabowo P. Ilmu Kandungan Edisi ke-3. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2011.
Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology 3 rd Edition. McGraw-Hill.2016.
Tatalaksana
• Stadium 0 : Histerektomi total
• Stadium IA-IB : Histerektomi total + salpignooforektomi bilateral
• Stadium IC : Extended hysterectomy
• Stadium IIA : histerektomi radikal
• Stadium I – IIA, bila diferensiasi jelek : operasi + kemoterapi/radioterapi
• Stadium IIB – IV, diferensiasi baik: terapi hormonal dengan depoprovera
900 – 1000 mg 2 kali seminggu selama 2 blan
• Diferensiasi buruk : kemoterapi/radioterapi

Baziad A, Prabowo P. Ilmu Kandungan Edisi ke-3. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2011.
Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology 3 rd Edition. McGraw-Hill.2016.
Tatalaksana

Baziad A, Prabowo P. Ilmu Kandungan Edisi ke-3. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2011.
Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology 3 rd Edition. McGraw-Hill.2016.
KANKER OVARIUM
KANKER OVARIUM
• Penyebab utama dari kematian pada kenker di
AS

• Lokus yang diidentifikasi pada keturunan kanker


payudara/ovarium BRCA1 pada kromosom
17q12-21 dan BRCA2 pada kromosom 13q12-13
(gen supresor tumor). Mutasi gen BRCA1 dan
BRCA2 menyebabkan disfungsi protein BRCA1
dan BRCA2, yang menyebabkan ketidakstabilan
genetik.

• Setiap kehamilan menurunkan risiko kanker


ovarium sebanyak 10%
Baziad A, Prabowo P. Ilmu Kandungan Edisi ke-3. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2011.
Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology 3 rd Edition. McGraw-Hill.2016.
KANKER OVARIUM
Tanda dan Gejala Pemeriksaan Fisik
• Ukuran perut semakin membesar, kembung • Teraba massa pada pelvis atau panggul

• Urgensi kemih • Flank bulging

• Nyeri panggul • Pemeriksaan abdomen -> gelombang cairan

• Perdarahan abnormal dari vagina (jarang • Auskultasi paru -> efusi pleura
terjadi)

• mual, muntah, dan obstruksi usus parsial

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
KANKER OVARIUM
Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan darah perifer lengkap, fungsi hati
• Pemeriksaan marka tumor (Ca-125)
• Laparoskopi
• Imaging (Xray thoraks, CT Scan, MRI Abdomen, Sonografi abdomen pelvis)

RMI (Risk Malignancy Index)


U x M x Ca-125

•(Ultrasound score) : multilocular cysts, solid areas, metastases, ascites, bilateral lesions
•(Menopausal Status) : premenopausal, post menopausal
•(Ca-125)

Baziad A, Prabowo P. Ilmu Kandungan Edisi ke-3. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2011.
Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology 3 rd Edition. McGraw-Hill.2016.
IMAGING

• Membedakan tumor jinak


dan kanker ovarium
stadium awal sonografi
transvaginal biasanya tes Rontgen dada untuk
pencitraan yang paling
berguna . mendeteksi metastasis
paru.
• Tumor ganas:
multiloculated, solid atau
echogenic, besar (>5 cm),
dan memiliki septa tebal
dengan area nodularitas

RONTGEN
SONOGRAFI

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Computed Tomography Scanning
CT-scan sebelum tindakan operasi, dapat mendeteksi metastasis di hati, retroperitoneum,
omentum, atau tempat lain di perut dan dapat digunakan untuk panduan tindakan sitoreduksi
pembedahan.
CT-scan tidak dapat diandalkan dalam mendeteksi keterlibatan intraperitoneal <1-2 cm → situs
tumor yang tidak terdeteksi oleh CT diidentifikasi secara intraoperatif.

lesi metastatik di limpa dan hati dan


ascites dan ditandai caking omentum
lesi besar pada ligamen splenorenal.
Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Cystadenofibroma ovarium

Massa ovarium kistik Pertumbuhan tumor papiler

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
Tipe Histologik

Ovarian Endometrioid Mucinous Adenocarcinoma


Adenocarcinoma

Serous Carcinoma Clear Cell Adenocarcinoma

Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology. 2016.
STADIUM KANKER OVARIUM

Stage Karakteristik
I Pertumbuhan terbatas pada ovarium
IA Pertumbuhan terbatas pada satu ovarium; tidak ada ascites yang mengandung sel-sel
ganas. Tidak ada tumor di luar permukaan; kapsul utuh.
IB Pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak ada ascites yang mengandung sel-sel
ganas. Tidak ada tumor di luar permukaan; kapsul utuh.
IC Tumor baik tahap IA atau IB, tetapi dengan tumor di permukaan salah satu atau kedua
ovarium, atau dengan rupture kapsul, atau dengan adanya ascites yang mengandung sel-sel
ganas, atau dengan hasil bilas peritoneal positif
STADIUM KANKER OVARIUM

Stage Karakteristik
II Pertumbuhan yang melibatkan satu atau kedua ovarium dengan ekstensi panggul
IIA Perluasan dan / atau metastasis ke uterus dan / atau tuba
IIB Perluasan ke jaringan pelvis lainnya
IIC Tumor baik stadium IIA atau IIB, tetapi dengan tumor di permukaan salah satu atau kedua
ovarium, atau dengan pecahnya kapsula, atau dengan adanya asites yang mengandung sel-
sel ganas, atau dengan hasil bilas peritoneal positif
Stage Karakteristik
III Tumor yang melibatkan satu atau kedua ovarium yang dikonfirmasi secara histologis dengan
implantasi peritoneum di luar panggul dan / atau kelenjar getah bening regional yang positif.
Metastasis hati superfisial sama dengan stadium III. Tumor terbatas pada pelvis, tetapi
secara histologis terbukti terdapat ekstensi ke usus halus atau omentum
IIIA Tumor sangat terbatas pada panggul, dengan nodus negatif, tetapi dengan konfirmasi
histologis mikroskopik terdapat penyebaran pada permukaan peritoneum perut, atau
ekstensi yang terbukti secara histologis pada usus halus atau mesenterium
IIIB Tumor pada salah satu atau kedua ovarium yang dikonfirmasi secara histologis terdapat
implantasi, metastasis permukaan peritoneum, tidak >2 cm; node negatif
IIIC Metastasis peritoneum di luar panggul berdiameter >2 cm dan/atau kelenjar getah bening
regional yang positif
Stage Karakteristik
IV Pertumbuhan yang melibatkan satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh. Jika efusi
pleura hadir, harus ada sitologi positif untuk menentukan ke stadium IV. Metastasis ke
parenkim hepar menandakan stadium IV
TATA LAKSANA
Penetapan stadium / Surgical Staging
Laparotomi/Total abdominal hysterectomy/salfingo-ooforectomy
Kemoterapi
USG transvaginal dengan Doopler menurunkan kemungkinan positif palsu dan meningkatkan akurasi

USG transvaginal tampak massa kistik dengan komponen Doppler tampak neovaskularisasi pada tumor ovarium
solid dan septum intrasistik tebal

Baziad A, Prabowo P. Ilmu Kandungan Edisi ke-3. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2011.
Hoffman BL, Schorge JO, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Corton MM. Williams gynecology 3rd Edition. McGraw-Hill.2016.
PROGNOSIS KANKER OVARIUM

Anda mungkin juga menyukai