Anda di halaman 1dari 78

3.

Kesetimbangan
Fasa

BILAL AL FARISHI
Luaran Pembelajaran
• Mahasiswa dapat menjelaskan pembentukan magma
secara spesifik
• Mahasiswa dapat menjelaskan terbentuknya asosiasi
mineral-mineral dalam batuan, perkiraan temperatur
kristalisasi dan tekstur yang dihasilkan
FASA
PADAT, CAIR DAN GAS
Pembentukan dan Fasa Magma
Magma
(Bahasa Yunani: mixture)
(Geologi: molten rock)

Skinner :
Lelehan batuan, bersama dengan butiran-butiran mineral
dan larutan gas-gas, yang terbentuk akibat kenaikan suhu
dan terjadi peleburan pada selubung atau kerak bumi

Heinrich :
Campuran lelehan, berkomposisi terutama silikat, umumnya
Si, O, Al, elemen-elemen alkali, earth alkaline, dan Fe,
bersama dengan sedikit elemen-elemen lain termasuk
komponen volatil – CO2, H2O, F, Cl, S, P dsb.
Magma
(Bahasa Yunani: mixture)
(Geologi: molten rock)

Larutan silikat panas (±7000 - 13000C) di bawah permukaan


bumi hasil peleburan batuan, dengan komposisi utama silikat
(Si dan O) dan unsur lainnya seperti elemen alkali, logam,
unsur jarang, dan unsur volatil (gas, misal: CO2, H2O)

Selain fase liquid (melt) dan gas, magma juga mengandung


fase padat (solid), yaitu:
- kristal/mineral
- fragmen batuan
DISTRIBUSI AKTIVITAS VOLKANIK
 DI BATAS LEMPENG
= Zona Penunjaman (Subduksi)
= Zona Pemekaran
= Zona Pergeseran (??)
 DI TENGAH LEMPENG
TEORI TEKTONIK DAN PEMBENTUKAN MAGMA
ZONA HOT-SPOT DAN PERGERAKAN LATERAL
The Origin of Magma

Astenosfer, Mantel?
Bagaimana sifat fisik dari astenosfer?
Kapan material astenosfer berbuah jadi magma?
Apa faktornya?
Apakah hanya berasal dari astenosfer?

Darimanakah magma berasal?


Depth Continental Floor Basalt Mid-Oceanic Ridge
KM Ocean Island Basalt
The Origin of Magma

• Decompression Melting
• Wet Melting
The Origin of Magma
Decompression melting
• Caused by convection
• Hot, deep material rises faster
than heat is lost to surroundings
• Raises local geothermal gradient
• Process responsible for generating
primitive magma at DIVERGENT
MARGINS and HOT SPOTS
• Raising the geothermal
gradient (increase heat)
– Frictional heat
• Caused by faulting
• Localized heating and melting
Geothermal Gradient
• Kadar peningkatan suhu seiring dengan peningkatan
kedalaman interior bumi. Bumi rata-rata mempunyai
perubahan gradient geothermal 25–30 °C/km (tidak di batas
tektonik lempeng).

• Pada batasan lempeng, gradient geothermal dapat mencapai


200°C/km (MOR)
The Origin of Magma
• Wet Melting
• Sea water in pore spaces in rock
• Water bound in hydrous minerals
(clay, serpentine, mica, amphibole)
• Water is released as rocks reach
higher temps & pressures, melts
surrounding rocks
• Process responsible for generating
recycled magma at CONVERGENT
MARGINS
PERUBAHAN FASA PADA PEMBENTUKAN MAGMA
The Origin of Magma
• Adding hot material (raise geothermal gradient)
– Crustal anatexis = melting of continental crust
• Basaltic magmas generated in mantle rise into the crust
• Lower density can prevent magma from rising to surface
• Hot magma heats and partially melts surrounding crustal rocks
• Process responsible for generating felsic magmas at CONVERGENT MARGINS
and CONTINENTAL RIFTS
Magma Transport
• Partial melting of source rock
• Magma migrates upward due to density contrast
• Magma less dense than surrounding rocks
• Two major mechanisms of movement
• Brittle: fractures and dikes
• Ductile: diapirism

Basalt dike 20
DIAGRAM FASA
Eksperimen Kesetimbangan Fasa
• Permasalahan ketika melakukan eskperimen pada batuan beku
• Sulit untuk dilakukan dan diamati secara sistematis
• Batuan yang alami secara kimia sangat kompleks sangat banyak Trace
Elements
• Sistem tidak dapat dikontrol

• Membuat bahan sintesis seperti batuan yang komposisinya dapat


dikontrol sehingga dapat dilihat lebih jelas efek dari setiap komponen
dalam satu sistem
Me
Bat nggun
uan aka
B ek n
u

Me
bub njadik
uk an

Me
le bur
kan
Eksperimen Kesetimbangan Fasa

Am
ma ati ba
me gma k gaima
ngk em na
rist bali
al
• Bahan yang sudah
dipersiapkan dipanaskan
• Magma (buatan) yang
terhasil kemudian akan
diamati dengan suhu
lingkungan diatur dengan
durasi tertentu untuk
melihat perubahan fasa
yang terjadi
• Fasa yang terbentuk
diplotkan pada suhu dan
tekanan pada saat fasa itu
terbentuk
Diagram Fasa

Eksperimen
Kesetimbangan
fasa
Diagram Fasa
Diagram Fasa
Berdasarkan
Jumlah Komponen
• Sistem satu komponen
• Sistem dua komponen
• Sistem tiga Komponen
Berdasarkan kondisi
selama pendinginan
• Eutektik system
• Solid Solution system
• Exsolution system
Diagram Fasa
• Memahami bagaimana Magma Basa membentuk mineral-mineral
seperti olivine, plagioklas, dll
• Percobaan pertama dengan menggunakan Sistem dua komponen
untuk melihat hubungan antara dua mineral dapat terbentuk dari
magma yang sama
Diagram Fasa
Sistem 2
Komponen
Liquidus : garis yang memisahkan
antara zona liquid dengan zona Mineral
A + Liquid

Solidus : Garis yang memisahkan


antara zona solid dengan zona solid +
liquid

Titik Eutektik (E): Titik pertemuan


antara liquidus dan solidus
30% CaMgSi2O6
t = 1550oC
• Anorthite: mineral didalam kelompok
plagioklas (Ca-Plagioklas)

• Diopside: Mineral di dalam kelompok


Piroksin

• Total An + Di = 100 %

• Tekanan dianggap Konstan

• Aturan 1 : Dalam
kesetimbangan kristalisasi
pada sebuah sistem tertutup,
komposisi akhir Kristal akan
sama dengan komposisi awal
sistem
• Dalam kesetimbangan kristalisasi
pada sebuah sistem tertutup,
komposisi akhir Kristal akan sama
dengan komposisi awal sistem

• Sebuah sistem dengan komposisi


tertentu (gabungan 2 komponen),
maka fasa komponen tersebut akan
berubah dengan penurunan suhu

• Apabila sistem mempunyai


komposisi murni satu komponen,
maka dia akan membeku hanya
pada satu temperatur
E
DERAJAT KEBEBASAN (VARIAN)

Jumlah faktor (seperti temperatur,


tekanan, konsentrasi dsb.) yang
diperlukan untuk menentukan
keadaan suatu sistem secara mutlak
Derajat Kebebasan:
F=C–P+2
F = derajat kebebasan = degree of freedom = varian
C = jumlah komponen = component
P = jumlah fasa dalam suatu sistem = phase
Derajat Kebebasan:
F=C–P+1*
F = derajat kebebasan = degree of freedom = varian
C = jumlah komponen = component
P = jumlah fasa dalam suatu sistem = phase

*Untuk tekanan sebagai variabel konstan


F=C–P+1

=2–1+1

F= 2

Terdapat 2 derajat
kebebasan untuk
mempertahankan
fasa liquid

situasi ini dinamakan


divariant
F=C–P+1

=2–2+1

=1

Terdapat 1 derajat
kebebasan untuk
mempertahankan
fasa liquid + kristal

situasi ini dinamakan


univariant
F=C–P+1

=2–3+1

F= 0

Terdapat 0 derajat
kebebasan untuk
mempertahankan
fasa Liquid + Anortite
+ Diopside

Situasi ini dinamakan


Invariant
Congruent & Incongruent Melting
• Sistem dua komponen yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan
sistem dua komponen dengan jenis congruent melting
• Congruent Melting: Peleburan dimana komposisi pada saat fasa cair
mempunyai kandungan yang sama ketika berubah menjadi fasa padat
(Kristal)
• Incongruent Melting: Peleburan dimana komposisi pada saat fasa
cair berbeda dengan komposisi pada saat fasa padat dan
menghasilkan fasa padat yang berbeda dengan fasa padat awal
Congruent & Incongruent Melting
• Untuk memahami incongruent melting, akan
digunakan sistem forsterite (Mg2SiO4) – Silica (SiO2),
yang mempunyai komposisi pertengahan enstatite
(MgSiO3)

• Fosrterite (Mg2SiO4) = kelompok Olivin


• Enstatite (SiO2) = kelompok Piroksin
Titik Peritectic (P)

Titik pada diagram fasa


dimana terjadinya reaksi
antara fasa padat yang
telah terbentuk dengan
sisa fasa cair sehingga
membentuk fasa padat
dengan komposi baru
Peritectic juga
merupakan titik invariant
• Komposisi X merupakan
gabungan dari 12% SiO2 dan 87%
Mg2SiO4
• Gabungan komposisi ini tidak
akan membentuk kuarsa pada
fasa akhir nya
• Kristal yang terbentuk adalah
Forsterite hingga cairan
berkurang suhunya hingga titik
peritectic

• Setelah mencapai titik peritectic,


enstatic akan terbentuk hasil dari
Fo yang bereaksi dengan carian
sisa sehingga membentuk
mineral baru (Enstatite)
• Hal yang sama berlaku secara
kebalikan
• Komposisi y mempunyai
komposisi murni Enstatit

• Komposisi y mulai membeku


pada suhu 1650. pada suhu
tersebut, mineral forstarite
akan terbentuk hingga titik
peritectic

• Setelah melewati titik


peritectic, mineral Fo yang
telah terbentuk kembali
beraksi dengan cairan
magma, sehingga
membentuk mineral enstatite.
Sehingga di akhir
pengkristalan semuanya
menjadi mineral En
Reaction Rim hasil Incongruent Melting
(c) (e)

Reaction rim of pyroxene in olivine


Solid Solution System
• Pada sistem yang telah dibahas sebelumnya, semua mineral/ fasa
padat hanya mempunyai satu komposisi kimia
• Dalam kasus larutan padat, komponen yg satu terbagi secara merata
dalam kisi kristal komponen yang lain
• membentuk seri dengan perubahan sifat fisik dan kimiawi yg menerus
membentuk seri kontiniu/menerus dalam Deret Bowen
• Solid solution mendeskripsikan
tentang bagaimana sebuah fasa
padat (mineral), dapat memiliki
kompoisisi lebih dari satu karena
sebagian unsur nya dapat
tergantinkan dengan unsur yang lain

• Albite murni akan membeku pada


suhu 1118 derajat celcius,
sedangkan anorthite murni akan
membeku pada suhu 1500 derajat.

• Untuk plagioklas yang mempunyai


kandungan diantara albite dan
anortite akan membeku pada
rentang suhu 1118 – 1500 derajat
celcius
• Fasa Cair berkomposisi X (mengandung
Ab50 dan An 50) memiliki fasa cair
seutuhnya pada suhu 1410 derajat
(diatas garis Liquidus)
• Ketika cairan mengalami penurunan
suhu, sebagian akan berubah menjadi
solid solution.
• Komposisi cairan yang mengalami
penurunan suhu dapat dilihat dengan
menggambarkan sebuah garis isotherm
(garis horizontal yang menunjukkan
suhu constant)

• dari garis isotherm dapat dilihat fasa


padat (solid solution) yang terbentuk
pada awal pembentukan mempunyai
komposisi Ab10 An90.

• Seiring dengan penurunan suhu, maka


komposisi solid solution akan berubah
mengikuti garis solidus secara menerus
bereaksi dengan cairan sehingga
plagioklas semaki kaya dengan
komponen Ab di akhir pembentukan
• Sementara solid solution berubah
komposisinya sesuai garis solidus,
fasa cair pun berubah komposisinya
sesuai garis liquidus

• Kristalisasi berhenti pada suhu


1220, ditunjukkan dengan garis
isotherm E-F

• Pada akhir kristalisasi, fasa padat


yang terbentuk akan sama dengan
komposisi awal pada fasa cair
Zoning in Plagioklas hasil Solid Solution
Exsolution
• Kebanyakan mineral yang
terbentuk pada suhu yang tinggi
tidak menunjukkan adanya
pembentukan mineral di suhu
yang rendah
• Ketika hal ini terjadi, maka
keadaan seperti ini dinamakan
exsolution
• Alkali feldspar sistem yang memperlihatkan
keadaan exsolution pada temperatur yang
rendah

• Pada temperatur tinggi diagram menunjukkan


albite (Ab) dan Orthoclase (Or) membentuk
seri solid solution

• Pada suhu rendah disepanjang kurva


“solvus”, solid solution yang telah terbentuk
tidak lagi stabil sehingga terjadi keadaan
exsolution

• Contoh komposisi X, pada suhu 750, masih


dalam keadaan stabil
• Ketika komposisi X turun pada garis solvus,
maka terbentuk solid solution dengan
komposi Or32 Ab 68 bersamaan dengan
keterdapatan Or70 Ab 30

• Keadaan seperti ini dinamakan komposisi X


telah mengalami exsolution menjadi
komposisi A dan B
E
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai