Inisiasi
Inisiasi Tuton
Tuton Ke-5
Ke-5
Mata
Mata Kuliah
Kuliah Pengantar
Pengantar Pendidikan
Pendidikan Anak
Anak Berkebutuhan
Berkebutuhan Khusus
Khusus
Program
Program Studi
Studi S1
S1 PGSD
PGSD Fakultas
Fakultas Keguruan
Keguruan dan
dan Ilmu
Ilmu Pendidikan
Pendidikan
PENGANTAR
Anak tuna rungu merupakan anak berkebutuhan
khusus yang memiliki kelainan dalam
pendengarannya, sehingga berdampak negatif bagi
perkembangannya.
Oleh karena itu perlu mendapatkan layanan
pendidikan khusus pada sekolah khusus, sekolah
reguler maupun pendidikan inklusi.
Definisi Tunarungu
Istilah tunarungu diambil dari kata “tuna” dan
“rungu”, tuna artinya kurang dan rungu artinya
pendengaran. Orang dikatakan tunarungu apabila ia
tidak mampu mendengar atau kurang mampu
mendengar suara yang pada umumnya ada pada ciri
fisik orang tunarungu.
Klasifikasi Tunarungu:
Anak tunarungu berdasarkan tingkat kehilangan
pendengaran
Anak tuna rungu ringan
Mengalami kehilangan pendengaran 27 – 40 db :
Mempunyai kesulitan mendengar bunyi – bunyi yang jauh,
Membutuhkan tempat duduk yang strategis letaknya dan
Memerlukan terapi bicara
Anak tunarungu sedang
Mengalami kehilangan pendengaran 41 – 55 db :
Mengerti bahasa percakapan,
Tidak dapat mengikuti diskusi kelas,
Membutuhkan alat bantu dengar dan terapi bicara
Anak Tunarungu berat
Orang yang mengalami kehilangan pendengaran 56 – 90 db :
Hanya bisa mendengar suara dari jarak yang dekat,
Masih punya sisa pendengaran untuk belajar bahasa dan bicara dengan menggunakan alat
bantu dengar serta dengan cara yang khusus
Anak Tunarungu berat sekali
Mengalami kehilangan pendengaran >91 db :
Mungkin sadar akan adanya bunyi atau suara dan getaran,
Banyak bergantung pada penglihatan dari pada pendengaran untuk proses menerima
informasi
Klasifikasi Tunarungu:
Anak tunarungu berdasarkan saat terjadinya
Ketunarunguan prabahasa, Yaitu kehilangan pendengaran yang
terjadi sebelum kemampuan bicara dan bahasa berkembang
Ketunarunguan pasca bahasa, Yaitu kehilangan pendengaran
yang terjadi sebelum kemampuan bicara dan bahasa
berkembang
Klasifikasi Tunarungu:
Berdasarkan letak gangguan pendengaran
Tunarungu tipe konduktif , Yaitu tunarungu yang disebabkan
oleh kerusakan telinga bagian luar dan tengah
Tunarungu tipe sensorineural , Yaitu tunarungu yang disebabkan
oleh kerusakan telinga bagian dalam serta syaraf pendengaran
Tunarungu tipe campuran , Yaitu tunarungu yang disebabkan
oleh kerusakan telinga bagian luar dan tengah dan dalam/syaraf
pendengaran
Penyebab Terjadinya
Tunarungu
Penyebab Terjadinya Tunarungu Tipe Konduktif
a. Kerusakan pada telinga luar karena :
Tidak terbentuk telinga bagian luar dari lahir
Terjadinya peradangan pada lubang telinga luar
b. Kerusakan pada telinga bagian tengah
Penyebab : Benturan keras pada telinga karena jatuh,
Peradangan/infeksi telingan bag tengah, Otosclerosis terjadi
pertumbuhan tulang pada kaki tulang stapes
Penyebab tunarungu tipe Sensorineural
a. Ketunarunguan disebabkan faktor genetik , Yaitu tunarungu yg
disebabkan oleh keturunan dari orang tua kepada anaknya.
b. Ketunarunguan disebabkan faktor non genetik
Rubela campak jerman
Ketidaksesuaian darah ibu dengan anak
Meningitis
Trauma akustik
Cara Mencegah Tunarungu
Sebelum nikah
a. menghindari pernikahan sedarah
b. melakukan pemeriksaan darah dan konseling genetika
Pada saat hamil
a. Menjaga kesehatan dan periksa kehamilan
b. Mengkonsumsi gizi seimbang
c. Melakukan imunisasi anti tetanus
d. Tidak boleh minum obat sembarangan
Pada saat melahirkan
a. Tidak menggunakan alat penyedot
b. Jika ibu ada virus pada vagina maka lahirkan dng caesar
Pada saat setelah melahirkan
a. Melakukan imunisasi, jika anak flu berobat jangan kelamaan
b. Menjaga telinga dari kebisingan
Definisi Gangguan Komunikasi
Thank You!
SEMANGAT BELAJAR