Anda di halaman 1dari 23

L/O/G/O

PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNARUNGU


Nur Fatwikiningsih, S.Psi, M.Psi, Psikolog

Inisiasi
Inisiasi Tuton
Tuton Ke-5
Ke-5
Mata
Mata Kuliah
Kuliah Pengantar
Pengantar Pendidikan
Pendidikan Anak
Anak Berkebutuhan
Berkebutuhan Khusus
Khusus
Program
Program Studi
Studi S1
S1 PGSD
PGSD Fakultas
Fakultas Keguruan
Keguruan dan
dan Ilmu
Ilmu Pendidikan
Pendidikan
PENGANTAR
 Anak tuna rungu merupakan anak berkebutuhan
khusus yang memiliki kelainan dalam
pendengarannya, sehingga berdampak negatif bagi
perkembangannya.
 Oleh karena itu perlu mendapatkan layanan
pendidikan khusus pada sekolah khusus, sekolah
reguler maupun pendidikan inklusi.
Definisi Tunarungu
 Istilah tunarungu diambil dari kata “tuna” dan
“rungu”, tuna artinya kurang dan rungu artinya
pendengaran. Orang dikatakan tunarungu apabila ia
tidak mampu mendengar atau kurang mampu
mendengar suara yang pada umumnya ada pada ciri
fisik orang tunarungu.
Klasifikasi Tunarungu:
Anak tunarungu  berdasarkan tingkat kehilangan
pendengaran
Anak tuna rungu ringan
 Mengalami kehilangan pendengaran 27 – 40 db :
 Mempunyai kesulitan mendengar bunyi – bunyi yang jauh,
 Membutuhkan tempat duduk yang strategis letaknya dan
 Memerlukan terapi bicara
Anak tunarungu sedang
 Mengalami kehilangan pendengaran  41 – 55 db :
 Mengerti bahasa percakapan,
 Tidak dapat mengikuti diskusi kelas,
 Membutuhkan alat bantu dengar dan terapi bicara
Anak Tunarungu berat
 Orang yang mengalami  kehilangan pendengaran 56 – 90 db :
 Hanya bisa mendengar suara dari jarak yang dekat,
 Masih punya sisa pendengaran untuk belajar bahasa dan bicara dengan menggunakan alat
bantu dengar serta dengan cara yang khusus
Anak Tunarungu berat sekali 
 Mengalami kehilangan pendengaran >91 db :
 Mungkin sadar akan adanya bunyi atau suara dan getaran,
 Banyak bergantung pada penglihatan dari pada pendengaran untuk proses menerima
informasi
Klasifikasi Tunarungu:
Anak tunarungu berdasarkan saat terjadinya
 Ketunarunguan prabahasa, Yaitu kehilangan pendengaran yang
terjadi sebelum kemampuan bicara dan bahasa berkembang
 Ketunarunguan pasca bahasa, Yaitu kehilangan pendengaran
yang terjadi sebelum kemampuan bicara dan bahasa
berkembang
Klasifikasi Tunarungu:
Berdasarkan letak gangguan pendengaran
 Tunarungu tipe konduktif , Yaitu tunarungu yang disebabkan
oleh kerusakan telinga bagian luar dan tengah
 Tunarungu tipe sensorineural , Yaitu tunarungu yang disebabkan
oleh kerusakan telinga bagian dalam serta syaraf pendengaran
 Tunarungu tipe campuran , Yaitu tunarungu yang disebabkan
oleh kerusakan telinga bagian luar dan tengah dan dalam/syaraf
pendengaran
Penyebab Terjadinya
Tunarungu
 Penyebab Terjadinya Tunarungu Tipe Konduktif
a.  Kerusakan pada telinga luar karena :
Tidak terbentuk telinga bagian luar dari lahir
Terjadinya peradangan pada lubang telinga luar
b.   Kerusakan pada telinga bagian tengah
Penyebab : Benturan keras pada telinga karena jatuh,
Peradangan/infeksi telingan bag tengah, Otosclerosis terjadi
pertumbuhan tulang pada kaki tulang stapes
 Penyebab tunarungu tipe Sensorineural
a. Ketunarunguan disebabkan faktor genetik , Yaitu tunarungu yg
disebabkan oleh keturunan dari orang tua kepada anaknya.
b. Ketunarunguan disebabkan faktor non genetik
Rubela campak jerman
Ketidaksesuaian darah ibu dengan anak
Meningitis
Trauma akustik
Cara Mencegah Tunarungu
Sebelum nikah
a.   menghindari pernikahan sedarah
b.   melakukan pemeriksaan darah dan konseling genetika
Pada saat hamil
a.  Menjaga kesehatan dan periksa kehamilan
b.  Mengkonsumsi gizi seimbang
c.   Melakukan imunisasi anti tetanus
d.  Tidak boleh minum obat sembarangan
Pada saat melahirkan
a. Tidak menggunakan alat penyedot
b.  Jika ibu ada virus pada vagina maka lahirkan dng caesar
Pada saat setelah melahirkan
a.  Melakukan imunisasi, jika anak flu berobat jangan kelamaan
b.  Menjaga telinga dari kebisingan
Definisi Gangguan Komunikasi

Yaitu gangguan yang dialami seseorang dalam


penyampaian informasi baik melalui verbal,non
verbal, tekanan, intonasi, kualitas suara dsb.
Klasifikasi
 Gangguan Bicara (Gangguan artikulasi, Distorsi, Audisi)
 Gangguan Kelancaran (Gagap, Clutering (bicara terlalu cepat)
 Gangguan Suara (Kelainan kualitas suara , Kelainan pada titi
nada suara , Kelainan intensitas suara, Fleksibilitas suara)
Penyebab Gangguan
Komunikasi
 Kehilangan pendengaran, Kelainan organ
Bicara, Gangguan emosi, Keterlambatan
perkembangan, Mental Retardasi, Kerusakan
otak, Lingkungan.
Dampak Tunarungu dan Gangguan Komunikasi
bagi Anak
Dampak Tunarungu bagi Anak
 Dampak Tunarungu terhadap perkembangan bicara dan bahasa
 Kemampuan berbicara dan berbahasa diperoleh melalui proses
peniruan bunyi-bunyi bahasa. Kemampuan berbicara tersebut diperoleh
melalui tahapan-tahapan tertentu, tahapan normal ( Robert M. Smith, &
John T. Neiswork) tersebut adalah sebagai berikut :
a.      Fase Reflexive Vocalization ( 0 – 6 bulan)
b.      Fase babbling/vocal play ( 6 minggu 6 bulan)
c.       Fase lalling (6 – 9 bulan)
d.      Fase echolalic (9 – 12 bulan)
e.       Fase true speech ( 12 -18 bulan)
 Kesulitan berkomunikasi yang dialami anak tunarungu, mengakibatkan
mereka memiliki kosakata yang terbatas, sulit mengartikan ungkapan
bahasa yang mengandung kiasan, kata-kata abstrak, serta kurang
menguasai irama dan gaya bahasa.
Dampak Tunarungu bagi anak
 Dampak tunarungu terhadap kemampuan akademis
Perkembangan kecerdasan anak tunarungu tidak sama cepatnya
dengan mereka yang mendengar. Disamping itu , bahasa
merupakan kunci masuknya berbagai ilmu pengetahuan
sehingga keterbatasan dalam kemampuan berbahasa
menghambat anak tunarungu untuk memahami berbagai
pengetahuan lainnya.
Anak tunarungu cenderung memiliki prestasi akdemik yang
rendah, disbanding anak yang mendengar seusianya pada mata
pelajaran yang bersifat verbal seperti Bahasa Indonesia, IPA, IPS
PKn, Matematika dan seni rupa.
Dampak Tunarungu bagi anak
 Dampak tunarungu terhadap kemampuan Sosial-Emosional
Pada umumnya, keluarga yang mempunyai anak tunarungu
mengalami banyak kesulitan untuk melibatkan anak tersebut
dalam keadaan dan kejadian sehari-hari agar ia tahu dan
mengerti apa yang terjadi dilingkungannya. Apabila keluarga
memberikan perhatian dan dukungan yang penuh serta
melaksanakan intervensi dini, anak tunarungu dapat lebih
menyesaikan diri dengan lingkungannya. Sikap yang dimaksud
adalah :
 Pergaulan yang terbatas pada sesame tunarungu
 Memliki sifat egosentris yang melebihi anak normal
 Memiliki perasaan takut
 Perhatian anak tunarungu sulit dialihkan
 Memiliki sifat polos
Dampak Tunarungu bagi anak
 Dampak tunarungu terhadap Aspek fisik dan kesehatan
 Pada aspek fisik, anak tunarungu tidak banyak mengalami
hambatan. Namun pada sebagian tunarungu ada pula yang
mengalami gangguan keseimbangan sehingga cara berjalannya
kaku dan agak membungkuk.
 Pada aspek kesehatan, umumnya anak tunarungu dapat
merawat diri sendiri.
Dampak Gangguan Komunikasi Bagi Anak

 Hambatan dalam berinteraksi sosial


Seorang anak yang mengalami hambatan/gangguan dalam
kemampuan berkomunikasi, akan mengalami hambata dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
 Hambatan dalam perkembangan kemampuan akademik
Ilmu pengetahuan disampaikan melalui bahasa, sehingga untuk
memahami pengetahuan tersebut, seseorang harus memahami
bahasa terlebih dahulu. Gangguan dalam kemampuan
berbahasa dapat menghambat seseorang dalam
mengembangkan kemampuan akademiknya.
Kebutuhan Khusus Anak Tunarungu dan Anak
dengan Gangguan Komunikasi
 Kebutuhan Khusus Anak Tunarungu
 Masalah utama akibat ketunarunguan bukan terletak pada
ketidskmampuannya berbicara sebagai sarana komunikasi lisan,
melainkan terhambatnya kemampuan berbahasa secara
keseluruhan.oleh karena itu anak tunarungu membutuhkan
layanan untuk mengembangkan kemampuan kebahasaannya,
melalui layanan Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama
(BKPBI) adalah layanan khusus yang merupakan suatu kesatuan
antara pembinaan komunikasi dan optimalisasi sisa
pengendaran untuk mempersepsi bunyi dan irama.
Kebutuhan Khusus Anak dengan Gangguan
Komunikasi
 Kebutuhan khusus anak dengan gangguan artikulasi
 Kebutuhan khusus anak gagap
 Kebutuhan khusus anak yang mengalami keterlambatan dalam
komunikasi verbal
 Kebutuhan khusus anak dengan gangguan komunikasi karena
autis
Sistem pendidikan bagi anak tunarungu

 Sistem pendidikan segregasi


1)      Sekolah khusus
2)      Sekolah dasar luar biasa (SDLB)
3)      Kelas jauh/kelas kunjung
 Sistem integrasi
 Sistem pendidikan inklusi
Metode komunikasi
 Metode oral-aural
 Metode manual (isyarat)
Prinsip-prinsip pembelajaran siswa tunarungu

 Apabila anda sedang memberikan penjelasan kepada


siswa, hendaknya posisi anda selalu berhadapan
dengan siswa (face to face)
 Siswa tunarungu ditempatkan di bagian depan untuk
mempermudah siswa membaca ujaran guru
 Guru harus berbicara dengan tenang tidak boleh
terlalu cepat
Strategi Pembelajaran
 Strategi individualisasi
 Strategi kooperatif
 Strategi modifikasi perilaku
Media pembelajaran
 Media visual yang dapat digunakan antara lain
gambar, grafik, realita, model atau tiruan, slides.
 Media audio yang dapat digunakan antara lain anata
lain seperti program kaset suara seperti membedakan
suara binatang.
L/O/G/O

Thank You!
SEMANGAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai