Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN
DENGAN KATARAK

OLEH :
KELOMPOK 5
NI MADE YUNI RAHAYU PUTRI
NI NENGAH PURNITI
Ni NYOMAN INTAN PERMATA
NI NYOMAN SRIASTUTI
NI PUTU EKA SAPITRI
NI WAYAN ANIK YULIANI
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. PENGERTIAN
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan
pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa,
denaturasi protein lensa atau akibat
keduanya
Etiologi

Katarak disebabkan oleh berbagai faktor seperti :


1.  Fisik
2.  Kimia
3.  Penyakit predisposisi
4.  Genetik dan gangguan perkembangan
5.  Infeksi virus di masa pertumbuhan janin
6.  Usia
3. Klasifikasi Katarak
Berdasarkan pada usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi :
– Katarak congenital,
– Katarak juvenile,
– Katarak senile=
Berdasarkan penyebabnya, katarak dapat dibedakan menjadi
– Katarak traumatika
– Katarak toksika
– Katarak komplikata
Berdarakan stadium, katarak senile dapat dibedakan menjadi :
Katarak insipient
Katarak imatur
Katarak matur
Katarak hipermatur
Komplikasi

– Uveitis, terjadi karena masa lensa


merupakan benda asing untuk jaringan
uvea, sehingga menimbulkan reaksi
radang / alergi.

– Glaukoma, terjadi karena masa lensa


menyumbat sudut bilik mata sehingga
mengganggu aliran cairan bilik mata
depan (Istiqomah, 2003).
Pemeriksaan Diagnostik

– Uji mata
– Keratometri
– Pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopis
– A-scan ultrasound (echography)
– Dan hitung sel endotel yang sangat berguna
sebagai alat diagnostik, khususnya bila
dipertimbangkan akan dilakukan pembedahan
(Suddarth, 2001). Darah putih: dibawah 10.000
normal
Konsep Asuhan Keperawatan

PENGKAJIAN
– Pre Operasi
– Pasca Operasi
Diagnosa Pre operasi :
–Gangguan persepsi sensori (pengelihatan) berhubungan dengan penurunan tajam
pengelihatan.

–Ansietas berhubungan dengan pembedahan yang akan dijalani dan kemungkinan


kegagalan untuk memperoleh pengelihatan kembali.

–Risiko tinggi cedera berhubungan dengan keterbatasan pengelihatan.


–Gangguan konsep diri (harga diri rendah situasional) berhubungan dengan kerusakan
fungsional pngelihatan.
PASCA OPERASI
– Nyeri (akut) berhubungan dengan interupsi pembedahan
jaringan tubuh.
– Risiko tinggi terhadap infeksi yang berhubungan dengan
peningkatan kerentanan sekunder terhadap interupsi
permukaan tubuh.
– Risiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan dengan
perdarahan intraokuler
– Risiko tinggi terhadap inefektif penatalaksanaan regimen
terapeutik yang berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang pembatasan aktivitas dan aktivitas
yang diijinkan, obat-obatan, komplikasi dan perawatan
lanjutan.
Permasalahan kolaboratif yang dapat muncul
adalah
– PK Hemoragi.
– PK Peningkatan TIO.
– PK Glaukoma
3. PERENCANAAN
Prioritas masalah keperawatan
Pre operasi
Gangguan persepsi sensori (pengelihatan) berhubungan
dengan penurunan tajam pengelihatan.
Risiko tinggi cedera berhubungan dengan keterbatasan
pengelihatan.
Gangguan konsep diri (harga diri rendah situasional)
berhubungan dengan kerusakan fungsional pngelihatan.
Ansietas berhubungan dengan pembedahan yang akan
dijalani dan kemungkinan kegagalan untuk memperoleh
pengelihatan kembali.
Post operasi
– Nyeri (akut) berhubungan dengan interupsi
pembedahan jaringan tubuh.
– Risiko tinggi terhadap infeksi yang berhubungan
dengan peningkatan kerentanan sekunder terhadap
interupsi permukaan tubuh.
– Risiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan
dengan perdarahan intraokuler
– Risiko tinggi terhadap inefektif penatalaksanaan
regimen terapeutik yang berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang pembatasan aktivitas
dan aktivitas yang diijinkan, obat-obatan, komplikasi
dan perawatan lanjutan.
4. EVALUASI
– PRE OPERASI
– Pasien dapat beraktivitas sesuai batas kemampuan
setelah diberikan tindakan keperawatan.
– Pasien tidak mengalami cedera selama pengelihatan
tidak berfungsi normal setelah diberikan tindakan
keperawatan.
– Pasien dapat mengurangi atau menghilangkan
perasaan rendah diri karena perubahan fungsi
pengelihatan setelah diberikan tindakan keperawatan.
– Ansietas berkurang atau hilang setelah dilakukan
tindakan keperawatan.
– PASCA OPERASI
– Nyeri yang dirasakan dapat berkurang.
– Infeksi tidak terjadi.
– Cedera tidak terjadi.
– Regiment terapeutik efektif.
Tinjauan Kasus

– Pengkajian
– Identitas Klien
– Nama : Ny. K
– Umur : 74 th
– Jenis Kelamin : Perempuan
– Agama : Hindu
– Status Perkawinan: kawin
– Suku Bangsa : Indonesia
– Pendidikan : SMA
– Pekerjaan :-
– Tgl masuk RS : 14 Agustus 2020
– No. Register
Keluhan utama :
Klien mengalami penglihatan kabur. Klien mengalami penglihatan kabur,
kesulitan melihat dari jarak jauh ataupun dekat.
Riwayat kesehatan Sekarang
Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan pusing dan penglihatannya
kabur, penglihatan kabur dirasakan sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu.
Penglihatan kabur/tidak jelas dan seperti ada kabut serta terkadang pasien
merasa silau saat melihat cahaya. Klien juga mengalami kesulitan melihat pada
jarak jauh atau dekat, pandangan ganda, susah melihat pada malam hari.
Setelah dilakukan pengkajian pupil berwarna putih dan ada dilatasi pupil,
nucleus pada lensa menjadi coklat kuning, lensa menjadi opak, retina sulit
dilihat, terdapat gangguan keseimbangan pada susunan sel lensa oleh factor
fisik dan kimiawi sehingga kejernihan lensa berkurang.klien disarankan oleh
dokter untuk dilakukan tindakan pembedahan atau dikoreksi dengan dilator
pupil dan refraksi kuat sampai ke titik di mana pasien melakukan aktivitas
sehari-hari.klien jg mengalami hiperglikemia karena panyakit diabetis yang
dideritanya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes
Mellitus, didiagnosis sejak kurang lebih 1
tahun yang lalu.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ada dari keluarga pasien yang menderita
penyakit Diabetes Melitus /gejala-gejala yang
sama seperti yang diderita oleh pasien saat
ini.
Pemeriksaan fisik

Mata
–Inspeksi : kekeruhan, berkabut atau opak pada
lensa mata. Pada inspeksi visual katarak Nampak
abu-abu atau putih susu. Pada inspeksi pada lampu
senter, tidak timbul refeksi merah.
– Fungsi penglihatan : gangguan penglihatan
– Ukuran pupil : pupil dilatasi
– Konjungtiva : anemis
– Sklera : putih
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS: perdarahan Resio tinggi terhadap
-klien mengatakan pusing dan intra cidera
penglihatannya kabur, penglihatan kabur okuler(dikorek
dirasakan sejak kurang lebih 1 tahun yang si dengan
lalu. dilator pupil)
-klien mengatakan bahwa dokter
menyarakan untuk dilakukan tindakan yaitu
dikoreksi dengan dilator pupil.
DO:
- Pupil berwarna putih dan ada dilatasi pupil
-nucleus pada lensa menjadi coklat kuning,
lensa menjadi opak, retina sulit dilihat
Nursing care planning
Diagnosa :
Resio tinggi cidera berhubungan dengan perdarahan intra okuler
Tujuan :
Setelah dilakukan intervesi selama 3x24 jam diharapkan perdrahan intra okuler dapat
segera diatasi
Kriteria hasil
Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunka faktor resiko dan untuk
melidungi diri dari cedera.
Intervensi :
Mandiri :
1.     Diskusikan apa yang terjadi pada pasca dikoreksi tentang nyeri, pembatasan aktivitas,
penampilan dan balutan mata
2.     Batasi aktivitas seperti megerakkan kepala tiba-tiba, menggaruk mata, membongkok
3.     Dorong napas dalam batuk untuk bershan nafas berihan paru
4.     Pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi
5. Minta pasien untuk membedakan antara ketidakyamanan dan nyeri mata tajam tiba-tiba, selidiki
kegelisaan,disorientasi, gangguan balutan
6. Kolaborasi berikan obat sesuai indikasi antiemetik
Catatan Perkembangan
Diagnosa keperawatan :
Resiko tinggi cidera berhubungan dengan perdarahan intra okuler
Implementasi

Jam 08.00 wib


Mandiri :
1.    Mendiskusikan apa yang terjadi pada pasca dikoreksi tentang nyeri, pembatasan aktivitas,
penampilan dan balutan mata
2.    Membatasi aktivitas seperti megerakkan kepala tiba-tiba, menggaruk mata, membongkok
3.    Mendorong napas dalam batuk untuk bershan nafas berihan paru
4.    Mempertahankan perlindungan mata sesuai indikasi
5.    Meminta pasien untuk membedakan antara ketidakyamanan dan nyeri mata tajam tiba-tiba,
selidiki kegelisaan,disorientasi, gangguan balutan
Kolaborasi:
1.    Memberikan obat sesuai indikasi
·      antiemetik contoh proklorprazin
·      asetazolamid(diomox)
Evaluasi
Jam 12.00 wib
S: klien meengatakan nyeri pasca dikoreksi sudah berkurang.
O: klien tampak rileks pasca dikoreksi,tetapi aktivitas klien masih dibatasi,seperti terlalu
banyak menggerkkan kapala dan menggaruk mata
A: Masalah teratasi sebagian,aktivitas klien masih dibatasi untuk melindungi mata pasca
dikoreksi
P: Intervensi dilanjutkan
1.      Batasi aktivitas klien seperti megerakkan kepala tiba-tiba, menggaruk mata,
membongkok
2. Mempertahankan perlindungan mata sesuai indikasi
3. Meminta pasien untuk membedakan antara ketidakyamanan dan nyeri mata tajam
tiba-tiba, selidiki kegelisaan,disorientasi, gangguan balutan
 

Anda mungkin juga menyukai