Anda di halaman 1dari 83

Epidemiologi Penyakit TB

Erni Astutik, S.K.M., M.Epid


Outline
Definisi Penyakit TB

• Penyakit menular yang disebabkan oleh kuman dari kelompok


Mycobacterium, yaitu Mycobacterium tuberculosis
• Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya
Sejarah Penyakit TB
• Menjadi masalah sejak 4000 tahun SM
• Zaman Hipocrates dianggap sebagai penyakit yang diturunkan
• Mycobacterium tuberculosis ditemukan oleh Robert Koch
pada tahun 1882
• Pada tahun 1906 vaksin BCG berhasil ditemukan ditemukan
OAT
• Tahun 1943 streptomisin ditetapkan sebagai anti TB pertama
paling efektif
• Tahun 1951 ditemukan isoniazid dan diikuti Pirazinamid
(1952), Cycloserine (1952), Ethionamide (1956), Rifampisin
(1957), Ethambutol (1962)
• Akhir tahun 1980an dan awal 1990an  dilaporkan adanya
resitensi OAT
• Pengendalian TB sejak zaman Belanda
• Setelah perang kemerdekaan pengobatan melalui
BP4
• 1969 pengobatan dilakukan di seluruh PKM
• 1995 DOTS
Robert Koch

famousscientist.ne
Pada mummi berusia 2600 tahun ditemukan dinding sel kuman
M.tuberkulosis pada jaringan paru, pleura dan tulang
Epidemiologi Penyakit TB
• TB pembunuh terbesar kedua setelah HIV/AIDS
• Tahun 2013 9 juta orang jatuh sakit dengan TB dan 1,5 juta meninggal
akibat TB
• Lebih dari 95% kematian TB terjadi di negara berkembang
• TB  salah satu 5 terbesar penyebab kematian wanita berusia 15-44
tahun
• Tahun 2013,diperkirakan 550 000 anak menjadi sakit TB dan 80.000
anak dengan HIV-negatif meninggal karena TB
• TB pembunuh utama ODHA menyebabkan seperempat dari semua
kematian terkait HIV
• Secara global tahun 2013diperkirakan 480 000 orang berkembang
menjadi MDR-TB

WHO, 2015
WHO, 2014
WHO, 2014
WHO, 2014
Chain of Infection
Organisme

• Berbentuk batang dengan panjang 1-10 mikron, lebar 0,2-0,6 mikron


• Bersifat tahan asam dengan pewarnaan Ziehl Neelsen
• Memerlukan media khusus untuk biakan
• Tahan terhadap suhu rendah sehingga dapat bertahan hidup lama pada
suhu antara 4°c sampai minus 20°c
• Kuman sangat peka terhadap panas, sinar matahari dan ultraviolet
• Kuman dapat bersifat dorman
• Dalam dahak pada suhu 30-37 °c akan mati dalam waktu lebih kurang 1
minggu
Karakteristik Agent
Viabilitas Infektivitas Patogenitas Virulensi Antigenitas

•Kuman Sedang mudah menular, • Rendah • Tinggi Rendah


bersifat daya tahan tinggi dan tergantung karena dapat
aerob mampu bertahan hidup dari imunitas menyebabkan
beberapa jam di tempat host kematian
gelap dan lembab. Oleh
karena itu, dalam jaringan
tubuh kuman ini
dapat dormant selama
beberapa tahun. Basil yang
ada dalam percikan dahak
dapat bertahan hidup 8-10
hari
Kuman TB

www.popsci.com
Reservoir

• Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif melalui percik renik dahak
yang dikeluarkannya
• Pasien TB dengan BTA negatif juga masih memiliki kemungkinan
menularkan penyakit TB
Portal of Exit

• TB dapat menular melalui udara terutama bila dalam dahaknya


ditemukan kuman TB
• Kuman TB ditemukan dalam dahak dengan mikroskop
Mode Transmisi
• Infeksi terjadi jika menghirup udara yang mengandung percik renik
dahak yang infeksius
• Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke
udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei / percik renik).
• Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.
• Tingkat penularan pasien TB BTA positif adalah 65%, pasien TB BTA
negatif dengan hasil kultur positif adalah 26% sedangkan pasien TB
dengan hasil kultur negatif dan foto Toraks positif adalah 17%.
Portal of Entry

• Orang dapat terinfeksi droplet terhirup saluran napas


• Masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan,menyebar dari
paru ke tubuh lainnya, melalui :
a.sistem peredaran darah tb milier
b.sistem kelenjar getah bening tb kelenjar
c. menyebar langsung kebagian tubuh lain  tb tulang ,
meningitis tb
• Droplet dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama
beberapa jam.
Host

• Usia produktif ( 15-50 tahun), dan anak-anak


• Masyarakat yang rentan terkena penyakit ini biasanya berada
dekat sumber penularan
• Lingkungan yang kotor
• Daya tahan tubuh yang lemah
• Gizi yang buruk
Penyebab Utama Meningkatnya Beban TB

• Kemiskinan 75% pasien TB adalah kelompok usia produktif


secara ekonomis (15-50 tahun)—> kehilangan masa kerjanya
sekitar 4-6 bulan pendapatan keluarga tahunan sebesar 20-
30%
• Pertumbuhan ekonomi yang terlalu tinggi
• Beban determinan sosial
• Kegagalan program TB
• Perubahan demografik
• Besarnya masalah kesehatan lain, seperti gizi buruk
• Dampak pandemi HIV
• Kegagalan ganda TB terhadap obat anti TB
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT
Natural history of disease

TIME

Death

Infection Clinical disease


Susceptible
host Recovery

No infection

Incubation period

Latent Infectious Non-infectious

Exposure Onset
Tahap Prepatogenesis

Pada fase ini penyakit


belum berkembang -- Susceptibility
Host -- Immune response
namun faktor risiko -- Resistance
sudah ada --- Portal(s) of entry

Agent Environment

-- Virulence Toxigenicity -- Balance of immune to


-- Infectivity Resistance susceptible individuals
--- Opportunity for
-- Pathogenicity Antigenicity exposure (e.g. crowding)
Peluang Paparan

• Jumlah kasus menular di masyarakat


• Tingkat daya tular dahak sumber penularan Makin tinggi
derajat positif hasil pemeriksaan dahak
• Intensitas batuk sumber penularan
• Kedekatan kontak dengan sumber penularan
• Lamanya waktu kontak dengan sumber penularan
• Faktor lingkungan: konsentrasi kuman di udara (ventilasi,
sinar ultra violet)
Tahap-tahap riwayat alamiah penyakit

Waktu diagnosis
ditegakkan
Timbul
Perubahan gejala
patologik

Pemajanan

Tahap Tahap penyakit Tahap klinis Tahap pemulihan


rentan subklinis cacat atau mati

Riwayat Alamiah Penyakit 31


Sakit

Faktor risiko untuk menjadi sakit TB adalah tergantung dari


• Konsentrasi / jumlah kuman yang terhirup
• Lamanya waktu sejak terinfeksi
• Usia seseorang yang terinfeksi
• Tingkat daya tahan tubuh seseorang.
Catatan: Hanya sekitar 10% yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB
Meninggal

Faktor risiko kematian karena TB:


• Akibat dari keterlambatan diagnosis
• Pengobatan tidak adekuat
• Adanya kondisi kesehatan awal yang buruk atau penyakit penyerta
• Pasien TB tanpa pengobatan, 50% akan meninggal dan risiko ini
meningkat pada pasien dengan HIV positif.
Gejala TB

• batuk berdahak selama 2-3


minggu atau lebih
• Batuk dapat diikuti dengan
gejala tambahan yaitu
dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak nafas
• badan lemas
• nafsu makan menurun
• berat badan menurun
• berkeringat malam hari
tanpa kegiatan fisik
• demam lebih dari satu bulan
Diagnosis

TB Paru TB ekstra paru


 Diagnosis ditegakkan terlebih
dahulu dengan pemeriksaan  ditegakkan dengan pemeriksaan
bakteriologis yaitu klinis, bakteriologis dan atau
• pemeriksaan mikroskopis langsung, histopatologis dari contoh uji yang
• biakan dan
• tes cepat TB diambil dari organ tubuh yang
terkena.
 Tidak dibenarkan mendiagnosis TB
dengan:  Dilakukan pemeriksaan bakteriologis
 pemeriksaan serologis
 hanya berdasarkan apabila juga ditemukan keluhan dan
pemeriksaan foto toraks gejala yang sesuai, untuk
saja atau menemukan kemungkinan adanya TB
 hanya dengan
pemeriksaan uji paru.
tuberkulin..
Alur
diagnosis
dan tindak
lanjut TB
Paru pada
pasien
dewasa
Klasifikasi TB

• Pasien TB berdasarkan hasil konfirmasi pemeriksaan


Bakteriologis
• Pasien TB terdiagnosis secara Klinis
• Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya
• Berdsarkan alokasi anatomi penyakitnya
• Berdasarkan status HIV
• Berdasarkan resistensi OAT
Pasien TB berdasarkan hasil konfirmasi pemeriksaan
Bakteriologis

• Pasien TB paru BTA positif


• Pasien TB paru hasil biakan M.tb positif
• Pasien TB paru hasil tes cepat M.tb positif
• Pasien TB ekstraparu terkonfirmasi secara bakteriologis, baik
dengan BTA, biakan maupun tes cepat dari contoh uji jaringan
yang terkena.
• TB anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan bakteriologis.
Pasien TB terdiagnosis secara Klinis

• Pasien TB Paru BTA negatif dengan hasil pemeriksaan foto toraks


mendukung TB
• Pasien TB ekstraparu yang terdiagnosis secara klinis maupun
laboratoris dan histopatologis tanpa konfirmasi bakteriologis
• TB anak yang terdiagnosis dengan sistim skoring
Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya

• Pasien baru TB
• Pasien yang pernah diobati TB:
a.Pasien kambuh
b.Pasien yang diobati kembali setelah gagal
c.Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to
follow-up)
d.Lain-lain
•Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak diketahui
Klasifikasi Lain

• Berdasarkan alokasi anatomi penyakit


a. TB Paru
b. TB Ekstra Paru
• Berdasarkan status HIV
a. Tb dengan HIV Positif
b. TB dengan HIV Negatif
c. Pasien TB dengan status HIV tidak diketahui
• Berdasarkan uji kepekaan obat
a. TB MR
b. TB PR
c. TB MDR
d. TB XDR
e. TB RR
Pengobatan TB
Tujuan Pengobatan TB

• Menyembuhkan pasien meningkatkan produktivitas


• Mencegah terjadinya kematian
• Mencegah terjadinya kekambuhan
• Menurunkan penularan
• Mencegah terjadinya penularan dan terjadinya TB Resistensi Obat
Pengobatan

 Tahapan Pengobatan
 Tahap Awal : Setiap hari
 Tahap Lanjutan: 3 kali seminggu
 Jenis OAT
R : Rifampisin
H : Isoniazid
Z : Pirazinamid
E : Etambuthol
S : Streptomisin
 Panduan OAT di Indonesia (Rekomnedasi WHO dan ISTC
Kategori 1 : 2(RHZE)/4(RH)3
Kategori 2 :2(RHZE)S/1RHZE/5(HR)3E3
Kategori Anak :2(RHZ)/4(RH)
DOTS
• Directly observed treatment short course
• Rekomendasi WHO
• Angka kesembuhan tinggi, cost effective
• Petugas kesehatan  pengetahuan TB

46
 Komitmen politis
 Jaminan 1
 Diagnosa dengan
Ketersediaan OAT
Yg bermutu mikroskop
4 2

5 3
Directly Observed
Treatment Short-course
 Pengobatan
 Pencatatan Baku
jangka
Monitoring danpendek dgn
pengawasan
evaluasi langsung 47
Jejaring strategi DOTS

KPP: kelompok pukesmas pelaksana


PS: Puskesmas satelit
PPM: Puskesmas pelaksana mandiri 48
PROGRAM PENGENDALIAN TB
Tujuan dan target
Tujuan
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.

Target tahun 2015-2019


disesuaikan target RPJMN II, disinkronkan dengan END TB Strategy.
Target utama pengendalian TB pada tahun 2015-2019
 penurunan insidensi TB yang lebih cepat menjadi 3-4% per tahun dan
 penurunan angka mortalitas > dari 4-5% pertahun.
Diharapkan pada tahun 2020 Indonesia bisa mencapai target penurunan
insidensi sebesar 20% dan angka mortalitas sebesar 25% dari angka tahun
2015.
1. Tatalaksana TB
Paripurna
a. Promosi TB
Kegiatan P2TB
b. Pencegahan TB
2. Manajemen Program TB
c. Penemuan pasien TB
a. Perencanaan program pengendalian TB
d. Pengobatan pasien TB
e. Rehabilitasi pasien TB
b. Monitoring dan evaluasi program pengendalian TB
c. Pengelolaan logistik program pengendalian TB
d. Pengembangan ketenagaan program pengendalian
TB
e. Promosi program pengendalian TB.

3. Pengendalian TB Komprehensif
a. Penguatan layanan Laboratorium TB;
b. Public-Private Mix TB;
c. Kelompok rentan: pasien Diabetes Melitus (DM), ibu hamil, gizi
buruk;
d. Kolaborasi TB-HIV;
e. TB Anak;
f. Pemberdayaan Masyarakat dan Pasien TB;
g. Pendekatan praktis kesehatan paru
h. MTPTRO
i. Penelitian TB.
Informasi Strategis Program Pengendalian TB
Sistem Monitoring,
Sistem Surveilens Pencegahan, & Penelitian TB
TB Pengendalian

Monitoring Program

Surveilens Rutin Penelitian


Ilmiah

Pengelolaan
Data

Penelitian
Surveilens Non
Operasional
Rutin Penyajian
Data

Evaluasi,
Estimasi dan
Pemecahan
Proyeksi
Masalah, Perencana
Pencatatan dan Pelaporan TB
Kode Formulir Pencatatan/Pelaporan Keterangan
TB.01 Kartu pengobatan pasien TB Pencatatan di Fasyankes

TB.02 Kartu identitas pasien TB Pencatatan di Fasyankes

TB.03 UPK Buku register UPK Pencatatan di Fasyankes

TB.03 Kab Buku register Kabupaten/Kota Pencatatan di kab/kota

TB.04 Buku register laboratorium TB Pencatatan di lab.TB

TB.05 Formulir permohonan lab. TB untuk Pencatatan di Fasyankes


pemeriksaan dahak ( Dx dan FU)
TB.06 Daftar terduga TB yang diperiksa dahak SPS Pencatatan di Fasyankes

TB.07 Formulir penemuan dan pengobatan pasien TB Pelaporan

TB.08 Formulir hasil pengobatan Pelaporan

TB.09 Formulir rujukan/pindahan pasien TB Pencatatan di Fasyankes

TB.10 Formulir hasil akhir pengobatan dari pasien TB Pencatatan di Fasyankes


pindahan
TB.11 Hasil konversi dahak akhir tahap awal Pelaporan

TB.12 Formulir untuk Uji silang sediaan dahak Pelaporan

TB.13 Formulir penerimaan dan pemakaian OAT Pelaporan


Formula dan Analisa Indikator
Proporsi Pasien Baru TB Paru Terkonfirmasi Bakteriologis di
antara terduga TB
• Rumus :

Jumlah Pasien Baru TB Paru Terkonfirmasi


Bakteriologis yang Ditemukan X 100%
Jumlah seluruh Terduga TB yang Diperiksa

• Angka ini sekitar 5-15 %


• Jika < 5%, kemungkinan
a. Penjaringan terduga TB terlalu longgar
b. Ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (Negatif Palsu)
• Jika > 15 %, kemungkinan
a. Penjaringan terlalu ketat
b. Ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (Positif Palsu)
Proporsi TB Paru Terkontaminasi Bakteriologi di antara Semua
TB Paru yang Dicatat/Diobati

• Rumus :

Jumlah Pasien Baru TB Paru Terkonfirmasi


Bakteriologis X 100%
Jumlah seluruh TB Paru

• Angka ini menggambarkan prioritas penemuan TB yang menular di antara


seluruh pasien TB yang diobati
• Angka ini minimal 65%
Proporsi Pasien TB Anak di antara Seluruh Pasien TB

• Rumus :

Jumlah Pasien TB Anak yang Diobati


X 100%
Jumlah seluruh Pasien TB yang Diobati

• Angka ini berkisar antara 8-12%


• Jika pencatatan dan pelaporan berjalan dengan baik  penularan pada
anak rendah, dan bisa under atau over diagnosis
• Jika angka di bawah atau di atas kisaran  perlu diperiksa skoring TB anak
di Fasilitas Kesehatan
Angka Penemuan Kasus (CDR)

• Rumus :

Jumlah Pasien Baru TB Paru BTA Positif


yang Dilaporkan dalam TB 07
X 100%
Perkiraan Jumlah Pasien Baru TB Paru BTA
Positif

• Menggambarkan cakupan penemuan kasus baru TB Paru BTA Positif secara


nasional
• Indikator ini masih digunakan untuk evaluasi MDGs 2015 untuk program
pengendalian TB, setelah tahun ini akan diganti dengan CNR
• Perkiraan jumlah pasien Baru TB Paru BTA positif dihitung  Insidens kasus
Baru TB Paru BTA Positif di kali jumlah penduduk
• Targetnya minimal 90% tahun 2015
Angka Notifikasi Kasus (CNR)

• Rumus :

Jumlah Pasien TB (Semua Kasus) yang


dilaporkan dalam TB 07 selama 1 tahun X 100%
Jumlah Penduduk

• Menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun di


wilayah tersebut
Proporsi Pasien TB yang di Tes HIV

• Rumus :

Jumlah Pasien TB di Tes HIV (Sebelum atau


selama pengobatan TB) dan hasilnya
tercatat dalam kartu pengobatan X 100%
Jumlah Pasien TB (Semua Kasus) yang
Dicatat

• Menggambarkan kemampuan layanan TB dan HIV untuk memastikan


pasien TB mengetahui status HIV nya.
Proporsi Pasien TB yang di Tes HIV dan Hasil Positif

• Rumus :

Jumlah Pasien TB di Tes HIV dan Hasil Positif


(Sebelum atau selama pengobatan TB)
X 100%
Jumlah Pasien TB yang Terdaftar dan
Melakukan Tes HIV

• Menggambarkan besarnya permasalahan HIV di antara pasien TB


Angka Konversi (Conversion Rate)

• Rumus :

Jumlah Pasien TB Paru Terkonfirmasi


Bakteriologis yang Hasil Pemeriksaan BTA Akhir
Tahap Awal Negatif X 100%
Jumlah Pasien TB Paru yang Terkonfirmasi
Bakteriologis yang Diobati

• Angka ini digunakan untuk mengetahui hasil pengobatan dan mengetahui


apakah pengawasan langsung menelan obat dilakukan dengan benar
• Angka minimal yang harus dicapai 80%
Angka Kesembuhan (Cure Rate)

• Rumus :

Jumlah Pasien Baru TB Paru Terkonfirmasi Bakteriologis


yang Sembuh
X 100%
Jumlah Pasien Baru TB Paru yang Terkonfirmasi
Bakteriologis

• Angka yang harus dicapai minimal 85 %


• Angka Loss to Follow Up minimal 10%
• Angka gagal untuk pasien baru TB BTA Positif
a. <=4%  daerah yang belum ada resistensi obat
b. <=10%  daerah yang sudah ada resistensi obat
Angka Keberhasilan Pengobatan (TSR)

• Rumus :

Jumlah Pasien Baru TB ParuTerkonfirmasi Bakteriologis


yang Sembuh dan Pengobatan Lengkap
X 100%
Jumlah Pasien Baru TB Paru yang Terkonfirmasi
Bakteriologis
Angka Keberhasilan Pengobatan TB Anak

• Rumus :

Jumlah Pasien TB Anak (Sembuh dan Pengobatan


Lengkap) X 100%
Jumlah Pasien TB Anak yang Diobati
MANAJEMEN TERPADU PENGENDALIAN
TUBERKULOSIS
RESISTAN OBAT (MTPTRO)
Epidemiologi

• Pada tahun 2013, WHO memperkirakan ada sekitar 6800 kasus baru TB
MDR di Indonesia setiap tahunnya
• Diperkirakan 2% dari kasus TB baru dan 12% dari kasus TB pengobatan
ulang merupakan kasus TB MDR
• Diperkirakan > 55% pasien TB MDR belum terdiagnosis atau
mendapatkan pengobatan dengan benar
• Indonesia telah memulai program MTPTRO sejak tahun 2009 dan
dikembangkan secara bertahap ke seluruh wilayah di Indonesia sehingga
seluruh pasien TB MDR dapat mengakses penatalaksanaan TB MDR yang
terstandar dan cepat.
Definisi TB Resistensi OAT

a. Monoresistance
b. Polyresistance
c. Multi Drug Resistance (MDR)
d. Extensively Drug Resistance (XDR)
e. TB Resistan Rifampisin (TB RR)
Upaya pencegahan pengendalian infeksi TB dengan 4 pilar

1. Pengendalian Manajerial
2. Pengendalian administratif  Strategi TEMPO (TEMukan pasien
secepatnya, Pisahkan secara aman, Obati secara tepat)
3. Pengendalian lingkungan
4. Pengendalian dengan Alat Pelindung Diri
Pencegahan
Primer Sekunder Tersier
• Promosi kesehatan • Penemuan penderita • Rehabilitasi penderita
tentang penyakit TB. sedini mungkin. baik medis maupun
• Memperbaiki asupan • Segera memeriksakan rehabilitasi sosial
gizi diri jika mengalami ekonomi.
• Menciptakan sanitasi gejala TB
yang bersih • Memberikan
• Imunisasi BCG pengobatan
pencegahan pada
anak balita tanpa
gejala TB tapi
mempunyai kontak
atau serumah dengan
pasien TB paru BTA
positif
Tantangan Pengendalian TB

• Fasilitas Pelayanan Kesehatan


• Ketenagaan
• OAT
• Pembiayaan
• Kepatuhan Penyedia Pelayanan Kesehatan Pemerintah dan
Swasta Terhadap Pedoman Nasional Pengendalian TB
Stop TB Strategy
to reach the 2015 MDGs
ISTC
• Focuses on TB care as well
as control
• Supported by a broad
international consensus
• Presents an evidence base
• Applies to all practitioners
and is more relevant to the
private sector
• Serves as a focus of a
global campaign to
improve TB care and
control
Tugas Baca

• WEBSITE : www.tbindonesia.or.id
• MENU  klik ARSIP  klik UNDUH
ARSIP  klik BUKU
• Nama file : bpn_p-tb_2014.pdf
Daftar Pustaka

• http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infoda
tin_tb.pdf
• http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/137094/1/9789241564809_eng
.pdf
• www.tbindonesia.or.id
• Kemenkes RI.2014. Pedoman Nasional Pengendalian TB. Jakarta.
• Kemenkes RI.2011.Rencana Aksi Nasional Programmatic Management of
Drug Resistance TB Pengendalian TB Indonesia:2011-2014. Jakarta
• Kemenkes RI.2013. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata
Laksana TB. Jakarta
• ISTC 3rd

Anda mungkin juga menyukai