Skrining Hipertensi
Skrining Hipertensi
By: Group 2
Latar Belakang
prevalensi hipertensi
Hipertensi sering tidak secara nasional mencapai
menunjukkan gejala dan 31,7%. Dari jumlah itu,
baru disadari setelah 60% penderita hipertensi
menyebabkan gangguan berakhir pada stroke,
organ.
RAPHICBULB.com 4
Tujuan
A. Mengetahui macam
metode skrining dalam
pencegahan penyakit
hipertensi
B. Mengetahui langkah-
langkah skrining
penyakit hipertensi
C. Mengetahui penerapan
skrining penyakit
hipertensi di Indonesia
RAPHICBULB.com 5
Manfaat
A. Menambah informasi
mengenai metode
skrining penyakit
hipertensi
B. Menambah informasi
mengenai contoh
penerapan skrining
penyakit hipertensi di
Indonesia
C. Meningkatkan motivasi
untuk melakukan
skrining penyakit
RAPHICBULB.com hipertensi
6
Hipertensi
RAPHICBULB.com 10
Definisi Skrining
Penyaringan atau screening adalah upaya mendeteksi/mencari Test skrining dapat dilakukan dengan :
penderita dengan penyakit tertentu dalam masyarakat dengan
melaksanakan pemisahan berdasarkan gejala yang ada atau Pertanyaan (anamnesa)
pemeriksaan laboratorium untuk memisahkan yang sehat dan yang
kemungkinan sakit, selanjutnya diproses melalui diagnosis dan Pemeriksaan fisik
pengobatan. Pemeriksaan laboratorium
Definisi Skrining
Designed by GraphicBulb 14
Kriteria Skrining
Menurut Carr (2014)
Designed by GraphicBulb 16
Macam-Macam Skrining
Bustan (2002)
Reliabilitas Screening
Azwar (2003)
Stabilitas (stability)
Kesamaan (equivalence)
Designed by GraphicBulb
Skrining
Hipertensi
Pemasangan baterai
Balikkan alat, hingga bagian bawah menghadap ke atas.
01 Buka tutup baterai sesuai tanda panah.
Masukkan baterai, sesuai dengan arah yang benar.
Penggantian baterai
Matikan alat sebelum mengganti baterai.
Keluarkan baterai jika alat tidak akan digunakan selama lebih dari 3 (tiga) bu
02 Jika baterai dikeluarkan > 30 detik, maka tanggal/ waktu perlu disetting kem
Buang baterai yang sudah tidak terpakai pada tempat yang sesuai.
b) Prosedur pengukuran
1 Duduk bersandar dengan tenang, lengan dan siku menempel di atas meja.
5 Letak manset sejajar dengan posisi jantung, kira-kira 2 jari di atas siku.
12 Apabila hasil pengukuran satu dan kedua terdapat selisih > 10 mmHg, ulangi pengukuran
ketiga setelah istirahat selama 10 menit dengan melepaskan manset pada lengan.
b) Prosedur pengukuran
Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, peserta sebaiknya menghindari kegiatan
13 aktivitas fisik seperti olahraga, merokok, dan makan, minimal 30 menit sebelum pengukuran
Dan juga duduk beristirahat setidaknya 5-15 menit sebelum pengukuran.
14 Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres. Pengukuran sebaiknya dilakukan dalam
ruangan yang tenang dan dalam kondisi tenang dan posisi duduk.
15 Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan hasil pengukuran akan munc
Tekan “START/STOP” untuk mematikan alat. Jika Anda lupa untuk mematikan alat, maka alat
16 akan mati dengan sendirinya dalam 5 menit.
17 Catat angka sistolik, diastolik dan denyut nadi hasil pengukuran tersebut pada buku formulir
hasil pengukuran dan pemeriksaan.
Tabel Interpretasi hasil pengukuran tekanan darah
No Tekanan Darah Klasifikasi
7
POSBINDU
HIPERTENSI SKRINING
PTM
Hipertensi merupakan suatu Skrining adalah suatu penerapan Posbindu PTM merupakan salah
keadaan dimana tekanan darah uji/tes terhadap orang yang tidak satu kegiatan pengendalian faktor
seseorang menunjukkan gejala dengan tujuan risiko PTM yang dilakukan
adalah ≥ 140 mmHg (tekanan mengelompokkan mereka kedalam Kemenkes dengan melakukan
sistolik) dan/atau ≤ 90 mmHg kelompok yang mungkin menderita monitoring dan deteksi dini faktor
(tekanan diastolik) penyakit tertentu risiko penyakit PTM, termasuk
THANK YOU
RAPHICBULB.com 37