Anda di halaman 1dari 49

METODE

PELAKSANAAN

PRESERVASI REHABILITASI
CIAMIS - BANJAR -
PANGANDARAN - BTS.JATENG
 DAFTAR ISI

1. Lokasi base camp


2. Rencana mobilisasi
3. Uraian tahapan penyelesaian pekerjaan
4. Uraian / cara kerja dari masing-masing jenis pekerjaan utama
5. Uraian/ cara kerja dari masing-masing jenis pekerjaan
penunjang/sementara yang ikut menentukan keberhasilan pelaksanaan
pekerjaan utama
6. Uraian / cara kerja dari masing-masing jenis pekerjaan selain pekerjaan
utama dan pekerjaan penunjang/sementara
1. Lokasi Base Camp
 Untuk menyelesaikan pekerjaan Paket Preservasi Rehabilitasi Ciamis – Banjar –
Pangandaran – Bts. Jateng maka diambil asumsi sebagai berikut :
 Base camp dimana akan terdapat peralatan AMP akan berlokasi di dekat daerah
pekerjaan proyek.
 Catatan : jam kerja AMP akan dilemburkan melebihi dari jam keda normal jika di
perlukan tambahan kapasitas.

2. Rencana Mobilisasi
 Masa mobilisasi akan dilakukan sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK).
 Tahapan mobilisasi akan terdiri dari :
 Mempersiapkan base camp serta laboratorium
 Mobilisasi personil dan peralatan konstruksi
 Pembuatan papan nama proyek
 Pengadaan rambu-rambu kerja, peringatan, K3 dll
 Pengukuran dalam rangka pelaksanaan field engineering
 Pembuatan shop drawings dan review terhadap volume pekerjaan yang ada
 Pengujian bahan dasar yang akan digunakan
 Pembuatan JMF
 Serta hal-hal lain yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan sesuai
dengan persyaratan dokumen, khususnya Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2010
Revisi 03 dan Spesifikasi Khusus

3. Uraian Tahapan Penyelesaian Pekerjaan


 Paket Preservasi Rehabilitasi Ciamis – Banjar – Pangandaran – Bts. Jateng yang
diturunkan dari skema penanganan dan usulan rencana kerja akan terbagi menjadi
beberapa tahapan penyelesaian pekerjaan yaitu :

a. Pekerjaan persiapan / mobilisasi


 Pekerjaan persiapan / mobilisasi dilakukan sesuai dengan rencana mobilisasi diatas
(Point 2 hal 3)
b. Pekerjaan Rehabilitasi Jalan
 Pekerjaan rehabilitasi jalan akan dilakukan 225 hari kalender (sesuai dokumen
pengadaan) dimulai sejak terbitnya SPMK s/d jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
rehabilitasi jalan. Penanganan rehabilitasi jalan terdiri dari :
 Laston Lapis Aus (AC-WC)
 Laston Lapis Antara (AC-BC)
 Laston Lapis Antara Perata (AC-BC(L)

c. Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Jalan


 Pekerjaan pemeliharaan rutin jalan akan dilakukan 225 hari kalender (sesuai dokumen
pengadaan) dimulai sejak terbitnya SPMK s/d jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
pemeliharaan rutin jalan. Penanganan pemeliharaan rutin jalan terdiri dari :

 Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 75 - 85 cm (Spesifikasi Umum)


 Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 95 - 105 cm (Spesifikasi Umum)
 Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold Milling Machine (Spesifikasi Umum)
 Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine (Spesifikasi Umum)
 Galian Perkerasan berbutir(Spesifikasi Umum)
 Timbunan Pilihan dari sumber galian (Spesifikasi Umum)
 Lapis Pondasi Agregat Kelas A (Spesifikasi Umum)
 Lapis Pondasi Agregat Kelas B (Spesifikasi Umum)
 Lapis Perekat - Aspal Emulsi (Spesifikasi Umum)
 Laston Lapis Aus Perata (AC-WC(L)) (Spesifikasi Umum)
 Bahan anti pengelupasan (Spesifikasi Umum)
 Slurry Seal (Div. 6 Spesifikasi Khusus)
 Pasangan Batu (Spesifikasi Umum)
 Bronjong dengan kawat yang dilapisi galvanis (Spesifikasi Umum)
 Marka Jalan Termoplastik (Spesifikasi Umum)
 Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engineer Grade (Spesifikasi Umum)
 Patok Pengarah (Spesifikasi Umum)
 Patok Hektometer (Spesifikasi Umum)
 Mandor, Pekerja Biasa, Dump Truck, kapasitas 3 - 4 m³, Truk Tangki 3000 - 4500 Liter,
Motor Grader min 100 PK, Loader Roda Karet 1.0 - 1.6 M3, Alat Penggali (Excavator) 80
- 140 PK (PekerjaanHarian)
 Pasangan Batu dengan Mortar (Div. 10 Spesifikasi Khusus)
 Lapis Pondasi Agregat Kelas A (Div. 10 Spesifikasi Khusus)
 Lapis pondasi Agregat Kelas S (Div. 10 Spesifikasi Khusus)
 Campuran Aspal Panas (Div. 10 Spesifikasi Khusus)
 Pasangan Batu (Div. 10 Spesifikasi Khusus)
 Pengecatan Kerb dan Median (Div. 10 Spesifikasi Khusus)
 Pengendalian Tanaman (Div. 10 Spesifikasi Khusus)
 Pembersihan Drainase (Div. 10 Spesifikasi Khusus)

d. Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Jembatan


 Pekerjaan pemeliharaan rutin jembatan akan dilakukan + 225 hari kalender (sesuai
dokumen pengadaan) dimulai sejak terbitnya SPMK s/d jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan pemeliharaan rutin jembatan. Penanganan pemeliharaan rutin jembatan
terdiri dari :

 Bronjong dengan kawat yang dilapisi galvanis (Spesifikasi Umum)


 Campuran Aspal Panas (Div. 10 Spesifikasi Khusus)
 Pembersihan Jembatan (Div. 10 Spesifikasi Khusus)
 Perbaikan retak beton (tidak termasuk cairan perekat, bahan penutup dan tabung
penyuntik) (Div. 10 Spesifikasi Khusus)
 Cairan Perekat (Epoksi Resin) (Div. 10 Spesifikasi Khusus)
 Bahan Penutup (Sealent) (Div. 10 Spesifikasi Khusus)
 Tabung Penyuntik (Div. 10 Spesifikasi Khusus)
 Pekerjaan Patching (Div. 10 Spesifikasi Khusus)
 Pengecatan Elemen Baja (Div. 10 Spesifikasi Khusus)
 Pengecatan Sederhana/Elemen Beton (Div. 10 Spesifikasi Khusus)
 Pengencangan Baut (Div. 10 Spesifikasi Khusus)
 Penggantian Baut (Div. 10 Spesifikasi Khusus)
 Perbaikan Pasangan Batu (Div. 10 Spesifikasi Khusus)
 Perbaikan Pipa Cucuran dan Drainase (Div. 10 Spesifikasi Khusus)
 Perbaikan Sambungan Siar Muai (Div. 10 Spesifikasi Khusus)
 Perbaikan Sandaran (Div. 10 Spesifikasi Khusus)
4. Uraian / cara kerja dari masing-masing pekerjaan utama
 Berdasarkan dokumen pengadaan yang termasuk dalam pekerjaan utama adalah :

 Penanganan Efektif
 No. Jenis Pekerjaan Utama
 1. Laston Lapis Aus (AC-WC)
 2. Laston Lapis Antara (AC-BC)
 3. Laston Lapis Antara Perata (AC-BC(L)

 Penanganan Rutin Jalan

 No. Jenis Pekerjaan Utama


 1 Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 75 - 85 cm
 2 Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 95 - 105 cm
 3 Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold Milling Machine
 4 Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine
 5 Galian Perkerasan berbutir
 6 Timbunan Pilihan dari sumber galian
 7 Lapis Pondasi Agregat Kelas A
 8 Lapis Pondasi Agregat Kelas B
 9 Lapis Perekat - Aspal Emulsi
 10 Laston Lapis Aus Perata (AC-WC(L))
 11 Bahan anti pengelupasan
 12 Slurry Seal
 13 Pasangan Batu
 14 Bronjong dengan kawat yang dilapisi galvanis
 15 Marka Jalan Termoplastik
 16 Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engineer Grade
 17 Patok Pengarah
 18 Patok Hektometer
 19 Mandor
 20 Pekerja Biasa
 21 Dump Truck, kapasitas 3 - 4 m³
 22 Truk Tangki 3000 - 4500 Liter
 23 Motor Grader min 100 PK
 24 Loader Roda Karet 1.0 - 1.6 M3
 25 Alat Penggali (Excavator) 80 - 140 PK
 26 Pasangan batu dengan mortar
 27 Lapis pondasi agregat kelas A
 28 Lapis pondasi agregat kelas S
 29 Campuran Aspal Panas
 30 Pasangan Batu
 31 Pengecatan Kerb dan Median
 32 Pengendalian tanaman
 33 Pembersihan Drainase

 Penanganan Rutin Jembatan

 No. Jenis Pekerjaan Utama


 1 Bronjong dengan kawat yang dilapisi galvanis
 2 Campuran Aspal Panas
 3 Pembersihan Jembatan
 4 Perbaikan retak beton (tidak termasuk cairan perekat, bahan penutup dan
tabung penyuntik)
 5 Cairan Perekat (Epoksi Resin)
 6 Bahan Penutup (Sealent)
 7 Tabung Penyuntik
 8 Pekerjaan Patching
 9 Pengecatan Elemen Baja
 10 Pengecatan Sederhana/Elemen Beton
 11 Pengencangan Baut
 12 Penggantian Baut
 13 Perbaikan Pasangan Batu
 14 Perbaikan Pipa Cucuran dan Drainase
 15 Perbaikan Sambungan Siar Muai
 16 Perbaikan Sandaran
 Di bawah ini akan diuraikan cara kerja / metode kerja dari masing-masing pekerjaan
utama tersebut yaitu :
 PENANGANAN EFEKTIF

 4.1. Laston lapis aus (AC-WC)

 Metode kerja untuk pekerjaan laston lapis aus (AC-WC) adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi
lapangan & direksi teknik pekerjaan untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar alat yang akan digunakan.
c. Melakukan pengukuran di lapangan sesuai gambar kerja yang disetujui direksi lapangan
& direksi teknik.
d. Campuran AC-WC dipersiapkan di base camp dengan menggunakan AMP yang
dilengkapi dengan generator set dan wheel loader. Setelah rancangan formula campuran
(JMF) dan trial compaction telah disetujui oleh direksi lapangan & direksi teknik dan
terhadap campuran AC-WC yang memenuhi persyaratan spesifikasi maka campuran AC-
WC tersebut akan diangkut ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck.
e. Di lokasi pekerjaan, campuran AC-WC akan diperiksa kembali, khususnya terhadap
temperatur campuran dan apabila memenuhi persyaratan, maka campuran AC-WC
tersebut akan dihampar dengan menggunakan asphalt finisher, kemudian dipadatkan
dengan menggunakan alat pemadat tandem roller (breakdown rolling dilakukan pada
rentang temperature aspal antara 125-145'C), pneumatic tire roller (intermediate rolling
dilakukan pada rentang temperature aspal antara 100-125'C) dan kembali dengan tandem
roller (finish rolling dilakukan pada rentang temperature aspal antaru >95"C).
f. Selama proses penghamparan dan pemadatan, maka sekelompok pekerja akan
merapihkan tepi hamparan/padatan.
g. Peralatan, tebal gembur dan jumlah lintasan/passing dari alat pemadat akan mengikuti
hasil percobaan (trial compaction) yang dilakukan sebelum pelaksanaan AC-WC dimulai.
h. Water tanker disiapkan untuk mensupply air yang akan digunakan untuk keperluan di
lokasi penghamparan hotmix.
i. Setelah pemadatan selesai, AC-WC tersebut akan diproteksi dari kendaraan laluJintas
sampai temperatur yang diijinkan (dingin), dan setelah kurang lebih 24 jam, akan
dilakukan pemeriksaan kepadatan dengan mengambil benda uji dengan alat coring untuk
kemudian diperiksa di laboratorium.
 4.2. Laston lapis antara (AC-BC)

 Metode kerja untuk pekerjaan laston lapis aus (AC-BC) adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi
lapangan & direksi teknik pekerjaan untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar alat yang akan digunakan.
c. Melakukan pengukuran di lapangan sesuai gambar kerja yang disetujui direksi lapangan
& direksi teknik.
d. Campuran AC-BC dipersiapkan di base camp dengan menggunakan AMP yang
dilengkapi dengan generator set dan wheel loader. Setelah rancangan formula campuran
(JMF) dan trial compaction telah disetujui oleh direksi lapangan & direksi teknik dan
terhadap campuran AC-BC yang memenuhi persyaratan spesifikasi maka campuran AC-
BC tersebut akan diangkut ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck.
e. Di lokasi pekerjaan, campuran AC-BC akan diperiksa kembali, khususnya terhadap
temperatur campuran dan apabila memenuhi persyaratan, maka campuran AC-BC
tersebut akan dihampar dengan menggunakan asphalt finisher, kemudian dipadatkan
dengan menggunakan alat pemadat tandem roller (breakdown rolling dilakukan pada
rentang temperature aspal antara 125-145"C), pneumatic tire roller (intermediate rolling
dilakukan pada rentang temperature aspal antara 100-125"C) dan kembali dengan tandem
roller (finish rolling dilakukan pada rentang temperature aspal antara >95'C).
f. Selama proses penghamparan dan pemadatan, maka sekelompok pekerja akan
merapihkan tepi hamparan/padatan.
g. Peralatan, tebal gembur dan jumlah lintasan/passing dari alat pemadat akan mengikuti
hasil percobaan (trial compaction) yang dilakukan sebelum pelaksanaan AC-BC dimulai.
h. Water tanker disiapkan untuk mensupply air yang akan digunakan untuk keperluan di
lokasi penghamparan hotmix.
i. Setelah pemadatan selesai, AC-BC tersebut akan diproteksi dari kendaraan laluJintas
sampai temperatur yang diijinkan (dingin), dan setelah kurang lebih 24 jam, akan
dilakukan pemeriksaan kepadatan dengan mengambil benda uji dengan alat coring untuk
kemudian diperiksa di laboratorium.
 4.3. Laston Lapis Antara Perata (AC-BC(L)

 Metode kerja untuk pekerjaan laston lapis aus (AC-BC(L) adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi
lapangan & direksi teknik pekerjaan untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar alat yang akan digunakan.
c. Melakukan pengukuran di lapangan sesuai gambar kerja yang disetujui direksi lapangan
& direksi teknik.
d. Campuran (AC-BC(L) dipersiapkan di base camp dengan menggunakan AMP yang
dilengkapi dengan generator set dan wheel loader. Setelah rancangan formula campuran
(JMF) dan trial compaction telah disetujui oleh direksi lapangan & direksi teknik dan
terhadap campuran (AC-BC(L) yang memenuhi persyaratan spesifikasi maka campuran
(AC-BC(L) tersebut akan diangkut ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump
truck.
e. Di lokasi pekerjaan, campuran (AC-BC(L) akan diperiksa kembali, khususnya terhadap
temperatur campuran dan apabila memenuhi persyaratan, maka campuran (AC-BC(L)
tersebut akan dihampar dengan menggunakan asphalt finisher, kemudian dipadatkan
dengan menggunakan alat pemadat tandem roller (breakdown rolling dilakukan pada
rentang temperature aspal antara 125-145"C), pneumatic tire roller (intermediate rolling
dilakukan pada rentang temperature aspal antara 130-150"C) dan kembali dengan tandem
roller (finish rolling dilakukan pada rentang temperature aspal antara >95'C).
f. Selama proses penghamparan dan pemadatan, maka sekelompok pekerja akan
merapihkan tepi hamparan/padatan.
g. Peralatan, tebal gembur dan jumlah lintasan/passing dari alat pemadat akan mengikuti
hasil percobaan (trial compaction) yang dilakukan sebelum pelaksanaan (AC-BC(L)
dimulai.
h. Water tanker disiapkan untuk mensupply air yang akan digunakan untuk keperluan di
lokasi penghamparan hotmix.
i. Setelah pemadatan selesai, (AC-BC(L) tersebut akan diproteksi dari kendaraan laluJintas
sampai temperatur yang diijinkan (dingin), dan setelah kurang lebih 24 jam, akan
dilakukan pemeriksaan kepadatan dengan mengambil benda uji dengan alat coring untuk
kemudian diperiksa di laboratorium.
 PENANGANAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

 4.4. Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 75 – 85 cm

 Metode kerja untuk pekerjaan gorong-gorong pipa beton bertulang diameter dalam 75 -
85 cm adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi
lapangan & direksi teknik untuk disetujui.
b. Gorong-gorong yang akan digunakan disiapkan oleh supplier dengan menggunakan
bahan-bahan yang telah memenuhi persyaratan sesuai spesifikasi.
c. Gorong-gorong diangkut ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan flat bed truck.
d. TahapanPekerjaan :
• Melakukan penggalian untuk penempatan gorong-gorong kemudian
menurunkan/menempatkan gorong - gorong secara manual (tenaga manusia) dan
pemadatan tanah dasar sebagai lantai kerja dilakukan menggunakan stamper.
• Lantai kerja sesuai petunjuk direksi lapangan & direksi teknik.
• Gorong-gorong dipasang per segmen/setengah badan jalan.
• Sambungan antara gorong-gorong diisi dengan mortax semen atau pasangan batu (cincin)
atau sesuai dengan shop drawing yang disetujui.
• Setelah semua segmen sambungan terpasang dilakukan penimbunan lapis per lapis
dengan menggunakan material timbunan kemudian dipadatkan dengan menggunakan
stamper.
• Membuat outlet dan inlet gorong-gorong sesuai shop drawing.

 4.5. Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 95 – 105 cm

 Metode kerja untuk pekerjaan gorong-gorong pipa beton bertulang diameter dalam 95 -
105 cm adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi
lapangan & direksi teknik untuk disetujui.
b. Gorong-gorong yang akan digunakan disiapkan oleh supplier dengan menggunakan
bahan-bahan yang telah memenuhi persyaratan sesuai spesifikasi.
c. Gorong-gorong diangkut ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan flat bed truck.
d. TahapanPekerjaan :
• Melakukan penggalian untuk penempatan gorong-gorong kemudian
menurunkan/menempatkan gorong - gorong secara manual (tenaga manusia) dan
pemadatan tanah dasar sebagai lantai kerja dilakukan menggunakan stamper.
• Lantai kerja sesuai petunjuk direksi lapangan & direksi teknik.
• Gorong-gorong dipasang per segmen/setengah badan jalan.
• Sambungan antara gorong-gorong diisi dengan mortax semen atau pasangan batu (cincin)
atau sesuai dengan shop drawing yang disetujui.
• Setelah semua segmen sambungan terpasang dilakukan penimbunan lapis per lapis
dengan menggunakan material timbunan kemudian dipadatkan dengan menggunakan
stamper.
• Membuat outlet dan inlet gorong-gorong sesuai shop drawing.

 4.6. Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold Milling Machine

 Metode kerja untuk pekerjaan galian perkerasan beraspal dengan Cold Milling Machine
adalah sebagai berikut :
a. Pelaksanaan galian akan dilakukan dengan menggunakan peralatan cold milling machine
digunakan untuk merapihkan bongk aran/ galian perkerasan aspal.
b. Material hasil galian akan diangkut dengan menggunakan dump truck ke luar lokasi
pekerjaan.

 4.7. Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine

 Metode kerja untuk pekerjaan galian perkerasan beraspal tanpa Cold Milling Machine
adalah sebagai berikut :
a. Pelaksanaan galian akan dilakukan dengan menggunakan peralatan jack hammer + air
compressor digunakan untuk merapihkan bongk aran/ galian perkerasan aspal.
b. Material hasil galian akan diangkut dengan menggunakan dump truck ke luar lokasi
pekerjaan.
 4.8. Galian Perkerasan Berbutir

 Metode kerja untuk pekerjaan galian perkerasan berbutir adalah sebagai berikut :
a. Pelaksanaan galian akan dilakukan dengan menggunakan peralatan jack hammer + air
compressor digunakan untuk merapihkan bongk aran/ galian perkerasan aspal.
b. Material hasil galian akan diangkut dengan menggunakan dump truck ke luar lokasi
pekerjaan.

 4.9. Timbunan Pilihan dari Sumber Galian

Pekerjaan Timbunan Pilihan mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan


pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk
penimbunan kembali galian struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk
membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang
melintang yang disyaratkan atau disetujui.
 Kesiapan Kerja
 Sebelum melakukan pekerjaan ini, akan menyerahkan pengajuan kesiapan kepada
Direksi Pekerjaan sebelum setiap persetujuan untuk memulai pekerjaan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan :
• Gambar detil penampang melintang yang menunjukkan permukaan yang telah
dipersiapkan untuk penghamparan timbunan.
• Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan bahwa pemadatan pada permukaan yang
telah disiapkan untuk timbunan yang akan dihampar sesuai yang disyaratkan menyerahkan
hal-hal berikut ini kepada Direksi Pekerjaan dengan senggang waktu yang diijinkan
sebelum tanggal yang diusulkan untuk penggunaan pertama kalinya sebagai bahan
timbunan.
• Dua contoh masing-masing untuk setiap jenis bahan, satu contoh disimpan oleh Direksi
Pekerjaan untuk rujukan selama Periode Kontrak.
• Pernyataan tentang asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk bahan
timbunan, bersama-sama dengan hasil pengujian laboratorium yang menunjukkan bahwa
sifat-sifat bahan tersebut memenuhi ketentuan yang disyaratkan.
 Pelaksanaan
• Bahan timbunan dipilih dari sumber bahan yang disetujui sesuai yang disyaratkan.

• Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan terdiri dari bahan galian tanah
atau bahan galian batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai bahan yang
memenuhi syarat
• Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang
diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145 atau sebagai CH menurut
"Unified atau Casagrande Soil Classification System".
 Penghamparan dan Pemadatan
• Bahan timbunan diangkut Iangsung ke dalam Dump Truk dengan menggunakan alat
angkut mekanis Excavator dari Quarry ke permukaan yang telah disiapkan di lokasi
pekerjaan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan untuk
persediaan tidak diperkenankan, terutama selama musim hujan.
• Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan
dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan yang
disyaratkan.
• Bilamana tinggi timbunan satu meter atau kurang, dasar pondasi timbunan harus
dipadatkan (termasuk penggemburan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan)
sampai 15 cm bagian permukaan atas dasar pondasi memenuhi kepadatan yang
disyaratkan untuk timbunan yang ditempatkan diatasnya.
• Timbunan ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar meggunakan alat
Motor Grader dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi
tebal lapisan yang disyaratkan.
• Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat
mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.
• Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis dipadatkan dengan
peralatan pemadat Vibrator Roller atau pemadat yang memadai dan disetujui Direksi
Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan.
• Pemadatan timbunan tanah dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam
rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum. Kadar air
optimum didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh
bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
• Timbunan dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan
sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang sama.
Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas
pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus divariasi agar dapat
menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
• Bilamana bahan timbunan dihampar pada struktur, maka pelaksanaan dilakukan
sedemikian rupa agar timbunan pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi yang hampir
sama.
• Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi abutment, tembok
sayap, pilar, tembok penahan atau tembok kepala gorong-gorong, maka tempattempat
yang bersebelahan dengan struktur tidak boleh dipadatkan secara berlebihan karena dapat
menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan yang berlebihan pada struktur.
• Terkecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan, timbunan yang bersebelahan dengan ujung
jembatan tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang abutment
sampai struktur bangunan atas telah terpasang.
• Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat Vibrator Roller,
dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 15 cm dan
dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat
minimum 10 kg. Setiap lapisan timbunan yang dihampar akan dipadatkan seperti yang
disyaratkan, diuji kepadatannya dan diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan
berikutnya dihampar
 4.10. Lapis Pondasi Agregat Kelas A
 Metode kerja untuk pekedaan lapis pondasi agregat kelas A adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi
lapangan & direksi teknik untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralaan yang digunakan.
c. Material agregat kelas A yang telah tercampur dikirim ke lokasi pekerjaan dengan
menggunakan dump truck.
d. Sebelum dihampar, lokasi digali dengan menggunakan jack hammer + air compressor.
Hasil galian dimuat ke dalam dump truck kemudian diangkut ke luar lokasi pekerjaan.
e. Material agregat kelas A dihampar dengan manual (tenaga manusia) dengan ketebalan
sesuai gambar kerja yang disetujui direksi pekerjaan. Dan dipadatkan dengan pedestrian
roller.
f. Apabila diperrukan hamparan pondasi agregat kelas A, maka untuk mendapatkan
kepadatan maksimum perlu dijaga kadar air optimumnya dengan menyediakan water
tanker dan bila telah memenuhi rentang yang dipersyaratkan kemudian dipadatkan
dengan menggunakan alat pemadat.
g. Sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan.
 4.11. Lapis Pondasi Agregat Kelas B

 Metode kerja untuk pekedaan lapis pondasi agregat kelas A adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi
lapangan & direksi teknik untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralaan yang digunakan.
c. Material agregat kelas B yang telah tercampur dikirim ke lokasi pekerjaan dengan
menggunakan dump truck.
d. Sebelum dihampar, lokasi digali dengan menggunakan jack hammer + air compressor. Hasil
galian dimuat ke dalam dump truck kemudian diangkut ke luar lokasi pekerjaan.
e. Material agregat kelas B dihampar dengan manual (tenaga manusia) dengan ketebalan sesuai
gambar kerja yang disetujui direksi pekerjaan. Dan dipadatkan dengan pedestrian roller.
f. Apabila diperlukan hamparan pondasi agregat kelas B, maka untuk mendapatkan kepadatan
maksimum perlu dijaga kadar air optimumnya dengan menyediakan water tanker dan bila
telah memenuhi rentang yang dipersyaratkan kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat
pemadat.
g. Sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan.

 4.12. Lapis Perekat - Aspal Emulsi


 Metode kerja untuk pekerjaan lapis perekat - aspal emulsi adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi
lapangan & direksi teknik untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Melakukan pengukuran di lapangan sesuai gambar kerja yang disetujui direksi lapangan &
direksi teknik.
d. Sebelum dilakukan penyemprotan lapis perekat-aspal emulsi, maka semua bahan-bahan lepas
diatas permukaan eksisting dibersihkan dengan menggunakan air compressor.
e. Bahan lapis perekat dibawa dengan menggunakan truck aspal (tergabung dengan asphalt
sprayer) ke lokasi pekerjaan.
f. Sebelum dilakukan penyemprotan di lokasi pekerjaan, maka apabila diperlukan akan
dilakukan uji percobaan/trial test untuk menguji metode kerjanya dan mendapatkan lama
waktu pengeringan yang memberikan efek kelengketan yang tepat. Penyemprotan dilakukan
dengan menggunakan asphalt sprayer.
g. Di lokasi pekerjaan, bahan lapis perekat-aspal emulsi diperiksa homogenitasnya sebelum
dilakukan penyemprotan.
h. Untuk memeriksa kadar/takaran penggunaannya, maka akan dilakukan pengujian dengan
menggunakan paper test.
i. Apabila terdapat lokasi yang terlalu banyak penggunaannya setelah didiamkan/penundaan
selama beberapa saat, maka pada lokasi tersebut akan diperbaikiidikoreksi secara manual.
j. Setelah bahan lapis perekat-aspal emulsi terhampar maka lokasi tersebut akan diproteksi dari
kendaraan laluJintas.

4.13. Laston Lapis Aus Perata (AC-WC(L))



 Pada pekerjaan ini akan digunakan jenis Laston (AC) yang campurannya menggunakan
bahan Aspal Pen. 60/70 dengan ketebalan rata-rata sesuai gambar rencana. Pekerjaan ini
dilaksanakan setelah permukaan lapisan yang akan dihampar sudah dilapisi Lapis Perekat
sesuai spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
 Metode Kerja / urutan kerja Laston Lapis Aus Perata (AC-WC(L)) sebagai berikut :
• Material Hotmix AC-WC disuplai dari Base Camp ke Lokasi Pekerjaan
• Peralatan yang diperlukan antara lain : Asphalt Finisher, Tandem Roller dan Pneumatic Tyre
Roller, Dump Truck dan alat Bantu lainnya.
• Sebelum penghamparan dilakukan akan diperiksa terlebih dahulu bentuk permukaan kearah
memanjang dan melintang apakah sudah sesuai dengan rencana.
• Permukaan yang akan dihampar dibersihkan dari bahan-bahan yang tidak dikehendaki dengan
menggunakan sapu mekanis (Blower).
• Lapis Perekat dihampar pada permukaan yang akan dihampar AC-WC.
• Pengangkutan Material Hotmix AC-WC. dari AMP dilakukan dengan Dump Truck, baknya
terbuat dari metal, rapat, bersih, dan telah disemprot dengan air sabun, fuel oil, paraffin oil,
atau larutan kapur, untuk mencegah melekatnya aspal dengan bak Dump Truck.
• Selama pengangkutan, campuran akan ditutup dengan terpal, untuk melindungi dari pengaruh
cuaca.
• Penghamparan dan pembentukan Laston AC-WC. dengan menggunakan Asphalt Finisher,
pada suhu campuran 125oC - 150oC.
• Pemadatan awal (Break Down Rolling) dilakukan pada temperatur minimum 125 oC dengan
menggunakan Tandem Roller (6-8 ton) dengan jumlah lintasan sesuai dengan hasil tes
kepadatan (Trial Compaction), pada kecepatan 2,5 Km/Jam.
• Setelah pemadatan awal selesai, akan dilakukan pemadatan antara (Intermediate Rolling)
dengan menggunakan mesin gilas roda karet (Pneumatic Tyre Roller) 8-10 Ton pada
kecepatan 3.5 Km/jam dengan jumlah lintasan sesuai dengan hasil tes kepadatan (Trial
Compaction).
• Pemadatan Terakhir (Finishing Rolling) dilakukan dengan Tandem Roller 6-8 Ton
langsung sesudah pemadatan antara berakhir digunakan dengan lintasan sesuai dengan
hasil tes kepadatan (Trial Compaction), pada kecepatan 2.5 km/jam.
• Pada saat pemadatan sambungan memanjang, maka pada awal lintasan hanya sekitar 100
mm-150 mm dari lebar roda pemadat dilewatkan pada perkerasan baru yang belum padat.
Selanjutnya bergerak ke tengah sampai seluruh roda pemadat berada di atas perkerasan
baru yang belum padat.
• Pemadatan pada tikungan dimulai dari bagian yang rendah sejajar as jalan menuju ke
bagian yang tinggi.
• Pemadatan pada tanjakan dan turunan dimulai dari bagian yang rendah sejajar as jalan
menuju bagian yang tinggi.
• Pemadatan pada jalan lurus dimulai dari tepi perkerasan sejajar as jalan menuju ke tengah.
• Roda penggerak mesin gilas pada litsan pertama ditempatkan dimuka.
• Pada saat pemadatan roda mesin gilas akan dibasahi (dilap) dengan air secukupnya untuk
mencegah melekatnya aspal pada roda mesin gilas tersebut.
• Selama pelaksanaan, sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan dengan
menggunakan alat Bantu.

 4.14. Bahan Anti Pengelupasan

 Bahan Anti Pengelupasan hanya digunakan jika Stabilitas Marshall Sisa atau nilai
Indirect Tensile Strength Ratio campuran beraspal sebelum ditambah bahan anti
pengelupasan lebih besar dari yang disyaratkan. Bahan anti pengelupasan (Anti Striping
Agent) harus ditambahkan dalam bentuk cairan di timbangan aspal AMP dengan
menggunakan pompa penakar sesaat sebelum dilakukan proses pencampuran basah di
Pugmil. Penambahan bahan anti pengelupasan ke dalam ketel aspal hanya
diperkenankan atas persetujuan Direksi Pekerjaan. Kuantitas pemakaian aditif anti
striping dalam rentang 0.2% - 0.4% terhadap berat aspal. Bahan anti pengelupasan
harus digunakan untuk semua jenis aspal tetapi tidak boleh digunakan pada aspal
modifikasi yang bermuatan positif.
 4.15. Slurry Seal

Pekerjaan ini mencakup pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan,


pembasahan dan pemadatan campuran aggregate dan aspal di atas permukaan yang
telah disiapkan.
 Metode Kerja / urutan kerja Slurry Seal sebagai berikut :
• Material Aggregat yang telah disetujui Direksi diangkut oleh Wheel Loader ke dalam
Slurry Mixer Truck.
• Agregat dan aspal dicampur dengan menggunakan Slurry Mixer Truck menuju lokasi
pekerjaan.
• Campuran Slurry Seal dihampar dengan slurry Seal Mixer truck.
• Permukaan perkerasan dibersihkan dengan compressor.
• Sebelum penghamparan permukaan dibasahi dengan alat penyemprot (0,22 – 0,68 ltr/m2)
yang terdapat pada slurry mixer truck..
• Selama penghamparan sekelompok pekerjan akan merapihkan tepi hamparan dengan
menggunakan alat bantu.
• Pemadatan dilaksanakan memakai pneumatic tire roller.

 4.16. Pasangan Batu

 Metode kerja untuk pekerjaan pasangan batu adalah sebagai berikut :


a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan lapangan &
direksi teknik untuk disetujui.
b. Menyerahkan hasil pengujian material dasar yang akan digunakan dan harus sesuai
Spesifi kasi Teknik yang disyaratkan.
c. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
d. Melakukan pengukuran di lapangan sesuai gambar kerja yang disetujui direksi lapangan
& direksi teknik.
e. Tahapan pekerjaan:
• Bahan material yang digunakan batu belah yang sudah dibersihkan, pasir dan semen. -
Mortar (semen + pasir + air) dicampur dengan mengunakan concrete mixer sesuaiJMF.
• Pemasangan dilakukan oleh tukang yang dibantu oleh para pekerja.
• Apabila diperlukan sesuai gambar kerja, pada dinding saluran dipasang sulingan-
sulingan.
• Setelah umur mortar mencapai persyaratan spesifikasi, back filling dilakukan secara
manual kemudian dipadatkan dengan menggunakan stamper.
• Water tanker disiapkan untuk mensupply kebutuhan air yang diperlukan dalam
menunjang pekerjaan tersebut.

 4.17. Bronjong dengan Kawat yang Dilapisi Galvanis

 Metode kerja untuk pekerjaan bronjong dengan kawat yang dilapisi galvanis adalah
sebagai berikut:
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi
lapangan & direksi teknik untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan.
c. Sebelum dimulai pelaksanaan dilapangan maka semua bahan dasar (kawat bronjong, batu
belah dan bahan lainnya), shop drawing telah mendapatkan persetujuan dari direksi
lapangan & direksi teknik.
d. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara bertahap, segmen per segmen (arah horizontal)
untuk menjaga kestabilan badan jalan yang ada, dan dilakukan setelah staking out
termasuk rencana profil kemiringan galian tanah terpasang sebagai acuan pelaksanaan
pekerjaan galian.
e. Penggalian tanah untuk bagian tumit dan konstruksi bronjong akan dilakukan dengan
excavator dan hasil galian diangkut kelokasi pembuangan.
f. Keranjang bronjong disiapkan dan kemudian dipasangkan di lokasi pekerjaan sesuai
gambar kerja. Batu pengisi kemudian diletakkan satu demi satu kedalam keranjang
bronjong sedemikian rupa agar tercapai kepadatan maksimum dengan rongga sekecil
mungkin. Jika diperlukan akan dilakukan pengujian berat isi dari bronjon g, agarasumsi
berat isi dalam perencanaan dapat tercapai dilapangan.
g. Pengisian batu kedalam keranjang bronjong dilakukan secara bertahap, seiring dengan
pemasangan bronjong dan pengisian batu disebelahnya.
h. Setelah pengisian batu selesai, keranjang ditutup, diikat dan dikencangkan dangan batang
penarik.
i. Dalam arah vertical, sambungan keranjang bronjong dibuat tidak dalam satu garis, akan
tetapi dibuat berselang dan sesuai dengan gambar kerja.
j. Secara bertahap, material timbunan diisikan dibelakang keranjang bronjong yang telah
berisi batu dan dipadatkan dengan stamper.
k. Langkah pekerjaan berulang hingga mencapai elevasi rencana.
 4.18. Marka Jalan Termoplastik

 Metode kerja untuk pekerjaan marka jalan termoplastik adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi lapangan &
direksi teknik tlrtuk disetujui.
b. Permukaan jalan dibersihkan dari debu/kotoran dengan menggunakan air compressor.
c. Pemberian tanda pada lokasi yang akan di marka (pre-Marking).
d. Setelah bahan cat dicampur dan dipanaskan dengan alat mark4 kemudian di hampar dan
ditambahkan glass bead pada hamparan marka tersebuVmarking pada temperature 204 – 218
oC.
e. Peralatan beserta bahan dibawa oleh truck.

 4.19. Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engineer Grade

 Konfigurasi, ukuran dan warna Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul
Engineer Grade harus memenuhi Peraturan dan Perundang-undangan tentang Rambu
Keamanan Jalan Repubik Indonesia.
 Rambu jalan harus mempunyai ukuran, warna, jenis dan luas permukaan yang memantul
sesuai ketentuan dari Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR). Setiap perbedaan
yang terjadi antara ketentuan untuk rambu-rambu tersebut dan yang ditunj ukkan dalam
Gambar harus diperiksa oleh Direksi Pekerj aan sebeium pelaksanaan dimulai.
 Pelaksanaan
 Pemasangan Rambu Jalan
 Jumlah, jenis dan lokasi pemasangan setiap rambu jalan, harus sesuai dengan perintah
Direksi Pekerjaan. Semua patok harus dipasang dengan akurat pada lokasi dan ketinggian
sedemikian rupa hingga dapat menjamin bahwa patok tersebut tertanam kuat di tempatnya,
terutama selama pengerasan (setting) beton.
 Pengecatan Pelat Rambu Jalan
 Semua pengecatan pada Pelat Rambu Jalan harus dilaksanakan dengan cara semprotan diatas
permukaan pelat yang kering. Permukaan hasil pengecatan harus rata dan halus dan
dikeringkan dengan lampu pemanas atau dimasukkan ke dalam oven bila diperlukan.
 4.20. Patok Pengarah

 Patok pengarah diperuntukkan untuk menunjukkan arah. Ukuran, bentuk dan kualitas
bahan harus sesuai dengan Spesifikasi Teknis Bina Marga Tahun 2010 Rev 3
 dan gambar kerja. Sebelum pembuatan/pemasangan terlebih dahulu dibuat request
pekerjaan.
 Metode kerja untuk pekerjaan pemasangan patok kilometer ini adalah sebagai berikut :
a. Patok pengarah diproduksi oleh supplier dan diterima di lokasi pekerjaan sesuai dengan
dimensi dan mutu bahan yang terdapat dalam gambar kerja dan spesifikasi teknis bina marga
tahun 2010 rev 3.
b. Lokasi Patok pengarah digali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan gambar kerja yang
disetujui direksi lapangan & direksi teknik.
c. Patok yang telah jadi dan diterima dilokasi pekerjaan, untuk pemasangannya dilakukan dengan
menggali tanah kemudian memasang patok dan menimbunkan kembali tanah agar patok dapat
berdiri dengan benar.
d. Pengecatan patok dapat dilakukan sebelum atau sesudah pemasangan sesuai persetujuan
direksi lapangan & direksi teknik.

 4.21. Patok Hektometer

 Patok hektometer diperuntukkan untuk menunjukkan jarak per seratus meter di antara dua
patok kilometer. Ukuran, bentuk dan kualitas bahan harus sesuai dengan Spesifikasi Teknis
Bina Marga Tahun 2010 Rev 3 dan gambar kerja. Sebelum pembuatan/pemasangan terlebih
dahulu dibuat request pekerjaan.
 Metode kerja untuk pekerjaan pemasangan patok hektometer
 ini adalah sebagai berikut :
a. Patok hektometer diproduksi oleh supplier sesuai dengan dimensi dan mutu bahan yang
terdapat dalam gambar kerja dan spesifikasi teknis bina marga tahun 2010 rev 3.
b. Lokasi patok hektometer digali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan gambar kerja yang
disetujui direksi lapangan & direksi teknik.
c. Patok yang telah jadi dan diterima dilokasi pekerjaan, untuk pemasangannya dilakukan dengan
menggali tanah kemudian memasang patok dan menimbunkan kembali tanah agar patok dapat
berdiri dengan benar.
d. Pengecatan patok dapat dilakukan sebelum atau sesudah pemasangan sesuai persetujuan
direksi lapangan & direksi teknik.
 4.22. Mandor

a. Pekerjaan ini mencakup operasi - operasi yang disetujui Direksi pekerjaan yang semula
tidak diperkirakan tetapi diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan untuk penyelesaian
pekerjaan yang memenuhi ketentuan.
b. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan daftar pekerjaan harian
untuk disetujui.
c. Penyedia Jasa harus menyerahkan catatan tertulis tentang wakru yang digunakan oleh
pekerja "Mandor" yang digunakan untuk Pekerjaan Harian pada akhir dari setiap hari
kerja dan harus ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan untuk pengesahan atas mata
pembayaran dan kuantitas yang ditagihkan.
d. Pengukuran pekerja harus dilalarkan menurut jam kerja aktual dari penggunaan pekerja
yang disahkan pada Harga Satuan.

 4.23. Pekerja Biasa

a. Pekerjaan ini mencakup operasi - operasi yang disetujui Direksi Pekerjaan yang semula
tidak diperkirakan tetapi diperlukan selama pelalsanaan pekerjaan untuk penyelesaian
pekerjaan yang memenuhi ketentuan.
b. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan daftar pekerjaan harian
untuk disetujui.
c. Penyedia Jasa harus menyerahkan catatur tertulis tentang waktu yang digunakan oleh
pekerja "Pekerja Biasa" yang digunakan untuk Pekerjaan Harian pada akhir dari setiap
hari kerja dan harus ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan untuk pengesahan atas mata
pembayaran dan kuantitas yang ditagihkan
d. Pengukuran pekerja harus dilakukan menurut jam keda aktual dari penggunaan pekerja
yang disahkan pada Harga Satuan.

 4.24. Dump Truck, kapasitas 3-4 m3

a. Pekerjaan ini mencakup operasi - operasi yang disetujui Direksi Pekerjaan yang semula
tidak diperkirakan tetapi diperlukan selama pelalsanaan pekerjaan untuk penyelesaian
pekerjaan yang memenuhi ketentuan.
b. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan daftar pekerjaan harian
untuk disetujui.
c. Penyedia Jasa harus menyerahkan catatur tertulis tentang waktu yang digunakan oleh
peralatan Dump Truck, kapasitas 3-4 m3 yang digunakan untuk Pekerjaan Harian pada
akhir dari setiap hari kerja dan harus ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan untuk
pengesahan atas mata pembayaran dan kuantitas yang ditagihkan
d. Pengukuran pekerja harus dilakukan menurut jam keda aktual dari penggunaan pekerja
yang disahkan pada Harga Satuan.

 4.25. Truk Tangki 3000 – 4500 Liter

a. Pekerjaan ini mencakup operasi - operasi yang disetujui Direksi Pekerjaan yang semula
tidak diperkirakan tetapi diperlukan selama pelalsanaan pekerjaan untuk penyelesaian
pekerjaan yang memenuhi ketentuan.
b. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan daftar pekerjaan harian
untuk disetujui.
c. Penyedia Jasa harus menyerahkan catatur tertulis tentang waktu yang digunakan oleh
peralatan Truk Tangki 3000 – 4500 Liter yang digunakan untuk Pekerjaan Harian pada
akhir dari setiap hari kerja dan harus ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan untuk
pengesahan atas mata pembayaran dan kuantitas yang ditagihkan
d. Pengukuran pekerja harus dilakukan menurut jam keda aktual dari penggunaan pekerja
yang disahkan pada Harga Satuan.

 4.26. Motor Grader min 100 PK

a. Pekerjaan ini mencakup operasi - operasi yang disetujui Direksi Pekerjaan yang semula
tidak diperkirakan tetapi diperlukan selama pelalsanaan pekerjaan untuk penyelesaian
pekerjaan yang memenuhi ketentuan.
b. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan daftar pekerjaan harian
untuk disetujui.
c. Penyedia Jasa harus menyerahkan catatur tertulis tentang waktu yang digunakan oleh
peralatan Motor Grader min 100 PK yang digunakan untuk Pekerjaan Harian pada akhir
dari setiap hari kerja dan harus ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan untuk pengesahan
atas mata pembayaran dan kuantitas yang ditagihkan
d. Pengukuran pekerja harus dilakukan menurut jam keda aktual dari penggunaan pekerja
yang disahkan pada Harga Satuan.
 4.27. Loader Roda Karet 1.0 – 1.6 M3

a. Pekerjaan ini mencakup operasi - operasi yang disetujui Direksi Pekerjaan yang semula
tidak diperkirakan tetapi diperlukan selama pelalsanaan pekerjaan untuk penyelesaian
pekerjaan yang memenuhi ketentuan.
b. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan daftar pekerjaan harian
untuk disetujui.
c. Penyedia Jasa harus menyerahkan catatur tertulis tentang waktu yang digunakan oleh
peralatan Loader Roda Karet 1.0 – 1.6 M3 yang digunakan untuk Pekerjaan Harian pada
akhir dari setiap hari kerja dan harus ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan untuk
pengesahan atas mata pembayaran dan kuantitas yang ditagihkan
d. Pengukuran pekerja harus dilakukan menurut jam keda aktual dari penggunaan pekerja
yang disahkan pada Harga Satuan.

 4.28. Alat Penggali ( Excavator) 80 – 140 PK

a. Pekerjaan ini mencakup operasi - operasi yang disetujui Direksi Pekerjaan yang semula
tidak diperkirakan tetapi diperlukan selama pelalsanaan pekerjaan untuk penyelesaian
pekerjaan yang memenuhi ketentuan.
b. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan daftar pekerjaan harian
untuk disetujui.
c. Penyedia Jasa harus menyerahkan catatur tertulis tentang waktu yang digunakan oleh
peralatan Alat Penggali ( Excavator) 80 – 140 PK yang digunakan untuk Pekerjaan
Harian pada akhir dari setiap hari kerja dan harus ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan
untuk pengesahan atas mata pembayaran dan kuantitas yang ditagihkan
d. Pengukuran pekerja harus dilakukan menurut jam keda aktual dari penggunaan pekerja
yang disahkan pada Harga Satuan.

 4.29. Pasangan Batu dengan Mortar

 Metode kerja untuk pekerjaap pasangan batu dengan mortar adarah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulp request dan diserahkan kepada direksi
lapangan & direfsi teknik untuk disetujui.
b. Menyerahkan hasil pengqiian material dasar dan mix design mortar yang akan digunakan
dan harus sesuai Spesifikeri Teknis Bina Marga Tahun 20r0 Rev 3 yang disyaratkan.
c. Menyerahkan daftar perqfapn yang akan digunakan.
d. Melakukan pengukuran di lapangan sesuai gambar kerja yang disetujui direksi lapangan &
direksi teknik.
e. Tahapanpekerjaan:
• Bahan material yang digunakan batu belah yang - sudah dibersihkan, pasir dan semen.
• Bahan material untuk pembuatan mortar adalah pasir dan semen.
• Material tersebut dicampur dengan mengunakan concrete mixer sesuai JMF dan diberi air
bersih yang dibawa dalam water tanker.
• Pemasangan dilakukan oleh tukang yang dibantu oleh para pekerja.
• Pada dinding saruran dipasang rubang resapan 0.25 mm dengan kantung penyaringan.
• Membuat benda uji mortar untuk dilakukan pengetesan di laboratorium untuk mengetahui
karakteristik mortax sesuai dengan Spesifikasi Teknis Bina Marga Tahun 2010 Rev 3.
 4.30. Lapis Pondasi Agregat Kelas A
 Metode kerja untuk pekedaan lapis pondasi agregat kelas A adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi
lapangan & direksi teknik untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralaan yang digunakan.
c. Material agregat kelas A yang telah tercampur dikirim ke lokasi pekerjaan dengan
menggunakan dump truck.
d. Sebelum dihampar, lokasi digali dengan menggunakan jack hammer + air compressor. Hasil
galian dimuat ke dalam dump truck kemudian diangkut ke luar lokasi pekerjaan.
e. Material agregat kelas A dihampar dengan manual (tenaga manusia) dengan ketebalan sesuai
gambar kerja yang disetujui direksi pekerjaan. Dan dipadatkan dengan pedestrian roller.
f. Apabila diperrukan hamparan pondasi agregat kelas A, maka untuk mendapatkan kepadatan
maksimum perlu dijaga kadar air optimumnya dengan menyediakan water tanker dan bila
telah memenuhi rentang yang dipersyaratkan kemudian dipadatkan dengan menggunakan
alat pemadat.
g. Sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan.
 4.31. Lapis Pondasi Agregat Kelas S

 Metode kerja untuk pekerjaan lapis pondasi agregat kelas S adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi
lapangan & direksi teknik untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralaan yang akan digunakan.
c. Melakukan pengukuran di lapangan sesuai gambar kerja yang disetujui direksi lapangan &
direksiteknik.
d. Material lapis pondasi agregat kelas S dicampur dengan blending equipment di base camp.
Wheel loader memuat agregat ke dump truck dan kemudian diangkut ke lokasi pekerjaan.
e. Penghamparan bahan agregat S dilakukan dengan menggunakan motor grader.
f. Setelah terhampar sesuai ketebalan dan rentang toleransi yang diijinkan, maka akan dilakukan
pemadatan pada lapis agregat S dengan menggunakan tandem roller 4 tondengan terlebih
dahulu memeriksa kadar air dari bahan agregat tersebut agar dapat dipadatkan pada kadar air
optimumnya.
g. Water tanker akan digunakan untuk menambahkan kadar air apabila bahan agregat tersebut
tidak masuk kedalam rentang yang diijinkan.
h. Apabila pemadatan pada bahan agregat kelas S telah selesai, maka akan dilanjutkan dengan
pemeriksaan derajat kepadatannya dengan menggunakan alat uji sandcone.

 4.32. Campuran Aspal Panas


 Metode kerja untuk pekerjaan campuran aspal panas adalah sebagai berikut :
a. Bahan yang digunakan adalah berupa campuran aspal panas (yang disetujui direksi lapangan
& direksi teknik).
b. Campuran yang telah tersedia dikirim ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck.
c. Jenis campuran aspal panas yang digunakan adalah sesuai bahan disekeliling lokasi lubang
(kerusakan aspal) yang akan diperbaiki.
d. Metode kerja untuk pekerjaan campuran aspal untuk pekerjaan penunjang antara lain :
• Gali lokasi dilakukan dengan jack hammer dan air compressor (penggalian berbentuk segi
empat dengan sisi-sisi yang sejajar dan tegak lurus sumbu jalan). Asphalt cutter digunakan
untuk memotong perkerasan.
• Kemudian hasil galian diangkut de4gan menggunakan dump truck ke luar lokasi pekerjaan.
• Lapisi tack coat diselUruh lokasi perypukaan lubang.
• Masukkan bahan (campuran aspal panas) lapis per lapis dan lakukan pemadatan dengan
pedestrian rolf er.
• Lakukan pemeriksaap plevasi / kerulaan permukaan dengan menggunakan mistar
(straightedge).

 4.33. Pasangan Batu

 Metode kerja untuk pekerjaan pasangan batu adalah sebagai berikut :


a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan lapangan & direksi
teknik untuk disetujui.
b. Menyerahkan hasil pengujian material dasar yang akan digunakan dan harus sesuai Spesifi
kasi Teknik yang disyaratkan.
c. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
d. Melakukan pengukuran di lapangan sesuai gambar kerja yang disetujui direksi lapangan &
direksi teknik.
e. Tahapan pekerjaan:
• Bahan material yang digunakan batu belah yang sudah dibersihkan, pasir dan semen. -
Mortar (semen + pasir + air) dicampur dengan mengunakan concrete mixer sesuaiJMF.
• Pemasangan dilakukan oleh tukang yang dibantu oleh para pekerja.
• Apabila diperlukan sesuai gambar kerja, pada dinding saluran dipasang sulingan-sulingan.
• Setelah umur mortar mencapai persyaratan spesifikasi, back filling dilakukan secara manual
kemudian dipadatkan dengan menggunakan stamper.
• Water tanker disiapkan untuk mensupply kebutuhan air yang diperlukan dalam menunjang
pekerjaan tersebut.

 4.34. Pengecetan Kerb dan Median

Pada Pelaksanaan pekerjaan ini melibatkan program padat karya


 yang terdiri dari
beberapa grup pekerja (dari warga setempat)
 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan tersebut antarai lain :
• Lokasi pekerjaan disiapkan.
• Para pekerja melaksanakan pekerjaan Pengecatan Kerb dan Median.
• Melakukan perapihan pekerjaan.
 4.35. Pengendalian Tanaman

 Pada Pelaksanaan pekerjaan ini melibatkan program padat karya yang terdiri dari beberapa
grup pekerja (dari warga setempat)
 Pelaksanaan Pekerjaan :
• Pekerja melaksanakan pengendalian tanaman atau tumbuh – tumbuhan disepanjang ruang milik
jalan, yang kiranya dapat mengganggu jarak pandang bagi pengguna jalan untuk keselamatan
dalam berlalu – lintas selama periode pelaksanaan dengan menggunaka alat pemotong rumput.
• Lokasi yang harus bebas dari tanaman di sekitar ujung gorong-gorong, terusan gorong-gorong,
saluran air yang dilapisi, kerb, sekitar rambu, guardrail, patok pengarah, tiang lampu, bahu
jalan, seluruh permukaan yang dilabur, bangunan bawah jembatan dan deck jembatan.
• Tumbuh-tumbuhan harus memiliki tinggi maksimum 10 cm di sekitar patok-patok pengarah
jalan dan rambu-rambu lau lintas, ujung saluran melintang jalan, bahu jalan, guardrails, tiang-
tiang lampu, median yang ditinggikan, pulau-pulau untuk lalu-lintas dan trotoar termasuk tepi
deck jembatan. Sedangkan tumbuh-tumbuhan yang diijinkan mempunyai tinggi minimal 2,5cm
dan maksimum 10cm pada lokasi median jalan yang direndahkan, tebing tepi jalan (di luar
Ruang Manfaat Jalan), taman di tempat istirahat dan sekitarnya.
• Pada daerah timbunan dan galian jalan harus mencakup pemotongan rumput, semak-semak, dan
pohon-pohon kecil yang tingginya sudah mencapai lebih dari 10 cm dan/atau untuk
memperbaiki penampilan di dalam atau di samping jalan yang dibangun atau memperbaiki jarak
pandang pada tikungan selama periode pelaksanaan dan pekerjaan lain yang mencakup
perbaikan lereng yang tidak stabil

 4.36. Pembersihan Drainase

 Pada Pelaksanaan pekerjaan ini melibatkan program padat karya yang terdiri dari beberapa
grup pekerja (dari warga setempat)
 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan tersebut antarai lain :
• Pembersihan drainase dari endapan/sedimentasi dan benda hanyutan yang menganggu aliran air
drainase.
• Pembersihan dilaksanakan dengan cara manual dengan peralatan sekop, cangkul dan sejenisnya,
selama periode pelaksanaan.
• Material hasil pembersihan dibuang pada lokasi yang ditentukan dengan kendaraan flat bed
truck.
• Melakukan perapihan oleh pekerja
 PENANGANAN PEMELIHARAAN RUTIN JEMBATAN

 4.37. Bronjong dengan Kawat yang Dilapisi Galvanis

 Metode kerja untuk pekerjaan bronjong dengan kawat yang dilapisi galvanis adalah
sebagai berikut:
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi
lapangan & direksi teknik untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan.
c. Sebelum dimulai pelaksanaan dilapangan maka semua bahan dasar (kawat bronjong, batu
belah dan bahan lainnya), shop drawing telah mendapatkan persetujuan dari direksi
lapangan & direksi teknik.
d. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara bertahap, segmen per segmen (arah horizontal)
untuk menjaga kestabilan badan jalan yang ada, dan dilakukan setelah staking out
termasuk rencana profil kemiringan galian tanah terpasang sebagai acuan pelaksanaan
pekerjaan galian.
e. Penggalian tanah untuk bagian tumit dan konstruksi bronjong akan dilakukan dengan
excavator dan hasil galian diangkut kelokasi pembuangan.
f. Keranjang bronjong disiapkan dan kemudian dipasangkan di lokasi pekerjaan sesuai
gambar kerja. Batu pengisi kemudian diletakkan satu demi satu kedalam keranjang
bronjong sedemikian rupa agar tercapai kepadatan maksimum dengan rongga sekecil
mungkin. Jika diperlukan akan dilakukan pengujian berat isi dari bronjon g, agarasumsi
berat isi dalam perencanaan dapat tercapai dilapangan.
g. Pengisian batu kedalam keranjang bronjong dilakukan secara bertahap, seiring dengan
pemasangan bronjong dan pengisian batu disebelahnya.
h. Setelah pengisian batu selesai, keranjang ditutup, diikat dan dikencangkan dangan batang
penarik.
i. Dalam arah vertical, sambungan keranjang bronjong dibuat tidak dalam satu garis, akan
tetapi dibuat berselang dan sesuai dengan gambar kerja.
j. Secara bertahap, material timbunan diisikan dibelakang keranjang bronjong yang telah
berisi batu dan dipadatkan dengan stamper.
k. Langkah pekerjaan berulang hingga mencapai elevasi rencana.
 4.38. Campuran Aspal Panas

 Metode kerja untuk pekerjaan campuran aspal panas adalah sebagai berikut :
a. Bahan yang digunakan adalah berupa campuran aspal panas (yang disetujui direksi
lapangan & direksi teknik).
b. Campuran yang telah tersedia dikirim ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump
truck.
c. Jenis campuran aspal panas yang digunakan adalah sesuai bahan disekeliling lokasi
lubang (kerusakan aspal) yang akan diperbaiki.
d. Metode kerja untuk pekerjaan campuran aspal untuk pekerjaan penunjang antara lain :
• Gali lokasi dilakukan dengan jack hammer dan air compressor (penggalian berbentuk
segi empat dengan sisi-sisi yang sejajar dan tegak lurus sumbu jalan). Asphalt cutter
digunakan untuk memotong perkerasan.
• Kemudian hasil galian diangkut de4gan menggunakan dump truck ke luar lokasi
pekerjaan.
• Lapisi tack coat diselUruh lokasi perypukaan lubang.
• Masukkan bahan (campuran aspal panas) lapis per lapis dan lakukan pemadatan dengan
pedestrian rolf er.
• Lakukan pemeriksaap plevasi / kerulaan permukaan dengan menggunakan mistar
(straightedge).

 4.39. Pembersihan jembatan

 Pada Pelaksanaan pekerjaan ini melibatkan program padat karya yang terdiri dari
beberapa grup pekerja (dari warga setempat)
 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan tersebut antara lain :
a. Pembersihan jembatan meliputi pekerjaan pembersihan sampah, kotoran pada bangunan
atas jembatan termasuk sumbatan pada pipa cucuran dan drainase lantai jembatan
landasan, bangunan bawah, daerahjalan pendekat serta daerah aliran sungai.
b. Untuk menunjang pekerjaan tersebut di atas disiapkan kendaraan dengan tanki air.
c. Pelaksanaan pembersihan jembatan harus menggunakan water jet dimana semua elemen
jembatan baik bagian atas maupun bawah harus dibersihkan.
c. Pekejaan pembersihan sampah atau kotoran dilakukan secara manual (tenaga manusia dengan
menggunakan tangga, pemotong rumput, parang, kapak, gergaji, sapu, sekop, sikat kawat, dll)
kemudian hasil pembersihan diangkut dengan menggunakan pick up.
d. Untuk pembersihan sumbatan pada pipa cucuran dan drainase lantaijembatan dilakukan
dengan air compressor yang dilengkapi alat semprot.

 4.40. Perbaikan retak beton (tidak termasuk cairan perekat, bahan penutup dan tabung
penyuntik)

 Metode kerja untuk pekerjaan Perbaikan retak beton (tidak termasuk cairan perekat, bahan
penutup dan tabung penyuntik) adalah sebagai berikut :
• Survey lokasi jembatan yang memerlukan perbaikan retak/kerusakan beton.
• Dilaksanakan pada jembatan yang mengalami kerusakan berupa retak pada beton.
• Perapihan oleh para pekerja.

 4.41. Cairan Perekat (Epoksi Resin)

 Metode kerja untuk pekerjaan Cairan Perekat (Epoksi Resin) adalah sebagai berikut :
• Survey lokasi jembatan yang memerlukan Cairan Perekat (Epoksi Resin) Retak Beton.
• Beton yang retak/rusak non struktural dibersihkan dahulu dari semua kotoran dengan sikat
kawat hingga bersih.
• Cairan perekat sebelum dimasukkan kedalam tabung penyuntik diaduk secara merata dengan
manual atau hand mixer.
• Bahan perekat epoksi dimasukkan dengan tabung penyuntik yang bertekanan dan kecepatan
yang rendah hingga masuk kedalam retak yang paling kecil.
• Perapihan oleh para pekerja.

 4.42. Bahan Penutup (Sealent)

 Metode kerja untuk pekerjaan Bahan Penutup (Sealent) adalah sebagai berikut :
• Survey lokasi jembatan yang memerlukan Bahan Penutup (Sealent) Retak Beton.
• Beton yang retak/rusak non struktural dibersihkan dahulu dari semua kotoran dengan sikat
kawat hingga bersih.
• Beton yang retak dimasukkan perekat epoksi hingga kedalam retakan beton yang paling kecil.
• Kemudian ditutup dengan bahan penutup retak beton (Sealent) dan diratakan pada permukaan
beton
• Perapihan oleh para pekerja.

 4.43. Tabung Penyuntik

 Metode kerja untuk pekerjaan Tabung Penyuntik adalah sebagai berikut :


• Survey lokasi jembatan yang memerlukan Retak Beton.
• Beton yang retak/rusak non struktural dibersihkan dahulu dari semua kotoran dengan sikat
kawat hingga bersih.
• Siapkan tabung penyuntik beton yang telah terpasang fitting.
• Tabung penyuntik yang telah disiapkan kemudian diisi bahan perekat beton untuk dapat
digunakan untuk mengisi retakan.
• Perapihan oleh para pekerja.

 4.44. Pekerjaan Patching

 Metode kerja untuk Pekerjaan Patching adalah sebagai berikut :


• Survey lokasi jembatan yang memerlukan perbaikan retak/kerusakan beton.
• Sebelum perbaikan harus dibersihkan dan dikupas sampai lapisan beton yang keropos/lemah.
• Beton yang dikupas kemudian dibersihkan hingga tidak ada bahan yang lepas masih melekat
dengan menggunakan alat penyemprot tekanan tinggi.
• Siapkan campuran bahan patching beton sesuai petunjuk pabrik.
• Basahi permukaan beton yang akan dipatching hingga kondisi lembab.
• Aplikasikan permukaan patching hingga merata dan dirapikan.
• Perapihan oleh para pekerja.

 4.45. Pengecatan Elemen Baja


 Metode kerja untuk pekerjaan Pengecatan Elemen Baja adalah sebagai berikut :
• Survey lokasi jembatan yang memerlukan Pengecatan Elemen Baja.
• Permukaan rangka jembatan dibersihkan dari debu/kotoran dengan water jet.
• Cat dasar disemprotkan secara rata dengan Compressor pada lapisan baja yang telah
dibersihkan.
• Setelah kering cat akhir/finishing disemprotkan secara merata.
• Perapihan oleh para pekerja.

4.46. Pengecatan Sederhana/Elemen Beton


Pada Pelaksanaan pekerjaan ini melibatkan program padat karya yang terdiri dari

beberapa grup pekerja (dari warga setempat)
 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan tersebut antarai lain :
• Survey lokasi jembatan yang memerlukan pekerjaan Pengecatan Sederhana/Elemen Beton.
• Permukaan elemen beton dibersihkan dengan elemen baja, amplas dan disemprot dengan
water jet hingga bersih.
• Pengecatan utama lapisan beton dengan Rol dan kuas hingga merata.
• Setelah kering dilakukan pengecatan akhir secara merata.
• Perapihan oleh para pekerja.

 4.47. Pengencangan Baut


 Metode kerja untuk pekerjaan Pengencangan Baut adalah sebagai berikut :
• Survey lokasi jembatan yang memerlukan penanganan Pengencangan Baut.
• Bersihkan permukaan lubang baut dan bagaian tepi lubang dengan sikat dan dikencangkan
dengan alat yang telah dikalibrasi..
• Perapihan oleh para pekerja.

 4.48. Penggantian Baut

 Metode kerja untuk pekerjaan Penggantian Baut adalah sebagai berikut :


• Survey lokasi jembatan yang memerlukan penanganan Penggantian Baut .
• Bersihkan permukaan lubang baut dan bagaian tepi lubang dengan sikat,kemudian diganti
dengan baut yang baru sesuai yang disyaratkan dan dikencangkan dengan alat yang telah
dikalibrasi..
• Perapihan oleh para pekerja.
 4.49. Perbaikan Pasangan Batu
 Pelaksanaan perbaikan pasangan batu mengacu pada Seksi 7.9 pasangan Batu
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi
lapangan & direksi teknik turtuk disetujui.
b. Menyerahkan hasil pengujian material dasar yang akan digunakan dan harus sesuai
Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
c. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
d. Melakukan pengukuran di lapangan sesuai gambar kerja yang disetujui direksi lapangan &
direksi teknik.
e. Tahapan Pekerjaan:
• Bahan material yang digunakan batu belah yang sudah dibersihkan, pasir dan semen.
• Mortar (semen + pasir + air) dicampur dengan mengunakan concrete mixer sesuai JMF.
• Pemasangan dilakukan oleh tukang yang dibantu oreh para pekerja.
• Apabila diperlukan sesuai gambar kerja, pada dinding saluran dipasang sulingan- sulingan.
• Setelah umur mortar mencapai persyaratan spesifikasi, back filling dilakukan secara manual
kemudian dipadatkan dengan menggunakan stamper.
• Water tanker disiapkan untuk mensupply kebutuhan air yang diperlukan dalam menunjang
pekedaan tersebut.

 4.50. Perbaikan Pipa Cucuran dan Drainase


a. Perbaikan pipa cucuran dan drainase pada lantai jembatan meliputi pekerjaan penggantian
atau perbaikan pipa cucuran yang rusak serta perbaikan drainase lantai scara keseluruhan
jembatan
b. Pembersihan kotoran yang menempel pada pipa cucuran dilakukan dengan menggunakan air
compressor.
c. Perbaikan pipa cucuran tergantungjenis bahqn pipa yang digunakan yaitu :
 Untuk pipa PVC
• Pemotongqn dilakukan sampai bagran pipa cucuran yang masih dalam
• kondisi baik tanpa kerusakan.
• Setelah pemotongan dilakukan kemudian potongan pipa pvc disambungkan dengan
pipa PVC baru dengan cara klem dan menggunalan lem plastic untuk merekatkan
bagian yang ada dengan yang baru.
•Panjang pipa PVC terbapgun harus 20cm di bawah struktur bangunan atas.
 Untuk pipa baja
• Potong bagian pipa baja yang rusak dan kemudian disambung dengan cara
pengelasan antara baja yang ada dengan pipa baja yang baru.
• Bagian pipa cucuran baja yang baru dan lama harus dicat dengan cat yang sesuai
dengan pengecatan baja galvanis atau tidak bergalvanis sesuai kondisi di lapangan.
d. Alat dan bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan spesifikasi.

 4.51. Perbaikan Sambungan Siar Muai

a. Pelaksanaan perbaikan sambungan siar muai harus menggunakan bahan dan cara yang
sesuai dengan bahan sambungan siar muai yang ada (existing) sesuai Seksi 7.1.1
b. Sambungan siar muai yang rusak dipotong tegak lurus dengan menggunakan asphalt
cutter sampai didapat permukaan beton lantai sehingga bentuk lubang sambungan siar
muai berbentuk segi empat dan dilaksanakan seperti pada Seksi 7.1.1
c. Setelah dipotong kemudian dilakukan pembersihan dengan menggunakan air compressor.
d. Perbaikan sambungan siar muai meliputi pekerjaan sambungan siar muai jenis asphaltic
plug. Untuk sambungan siar muai jenis lain seperti sambungan siar muai jenis penutup
baja, karet dll hanya dilakukan pembersihan bagian yang tertahan dimana sambungan
siar muai tidak dapat bergerak.

 4.52. Perbaikan Sandaran

a. Perbaikan sandaran meliputi perbaikan-perbaikan item yang terdapat dalam spesifikasi


khusus.
b. Bahan yang diperlukan disiapkan oleh supplier kemudian diangkut ke lokasi pekerjaan
dengan menggunakan dump truck.
c. Perbaikan sandaran dilakukan secara manual (tenaga manusia).
 5. Uraian / cara kerja dari masing-masing jenis pekerjaan penunjang/sementara sebagai
pendukung pekerjaan utama

 Berdasarkan dokumen pengadaan yang termasuk dalam pekerjaan penunjang/sementara


sebagai pendukung pekerjaan utama adalah :

 No. Jenis Pekerjaan Penunjang/Sementara


 1. Mobilisasi
 2. Manajemen dan Keselamatan Lalu lintas
 3. Pengamanan Lingkungan Hidup
 4. Manajemen Mutu

 Di bawah ini akan diuraikan masing-masing pekerjaan penunjang/sementara sebagai


pendukung pekerjaan utama yaitu :

 5.1. Mobilisasi

 Masa mobilisasi akan dilakukan sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK).
 Tahapan mobilisasi akan terdiri dari :
 Mempersiapkan base camp serta laboratorium
 Mobilisasi personil dan peralatan konstruksi
 Pembuatan papan nama proyek
 Pengadaan rambu-rambu kerja, peringatan, K3 dll
 Pengukuran dalam rangka pelaksanaan field engineering
 Pembuatan shop drawings dan review terhadap volume pekerjaan yang ada
 Pengujian bahan dasar yang akan digunakan
 Pembuatan JMF
 Serta hal-hal lain yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan sesuai
dengan persyaratan dokumen, khususnya Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2010
Revisi 03 dan Spesifikasi Khusus
 5.2. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas

 Dalam rangka mengantisipasi pengamanan jalan eksisting maka pada masa / periode
mobilisasi (sebelum dilakukan mobilisasi peralatan konstruksi dan pelaksanaan
pekerjaan) akan dilakukan :
a. Koordinasi dengan pihak terkait (Dinas Pekerjaan Umum setempat, Dinas perhubungan
setempat, Kecamatan, Kelurahan, Pengusaha angkutan bahan/material/supplier setempat,
Kontrak/Penyedia Jasa di lingkungan pekerjaan.,dan menyepakati tata cara pengangkutan
bahan/material sehubungan dengan aktivitas proyek.
b. Pemeriksaan kekuatan jalur jalan rencana mobilisasi alat dari sumber alat ke lokasi base
camp.
c. Menentukan jalur, lajur dan jenis angkutpn (dump truck) dan beban muatan yang dapat
digunakan.
d. Memasang rambu peringatan perihal batasan muatan MST di awal dan akhir proyek.
 Untuk menjaga dan melindungi keselamatsn pengguna jalan yang ada selama proses
 pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan, maka akan dilakukan upaya-upaya
sebagai berikut:
a. Menetapkan sistem peraqbtlan sementara dengan pertimbangan : keselamatan lalu lintas
pengguna jalan dan kpselamatan lalu lintas pengguna jalan dan pejalan kaki terutama
pada daerah pemukiman.
b. Memasang rambu perhatian dan peringatan disekitar lokasi pekerjaan.
c. Bila diperlukan, menempatkan petugas pengatur lalu lintas yang akan mengarahkan dan
mengontrol arus lalu lintas ke dan di sekitar lokasi pekerjaan.
d. Pelaksanaan pergerakan peralatan dan pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan pada siang
dan malam hari dengan menggunakan sistem penerangan yang cukup.

 5.3. Pengamanan Lingkungan Hidup

 1. Pada tahap pra konstruksi


 Kegiatan pra konstruksi dalam hal ini pengadaan tanah dan pemindahan penduduk
harus didukung dengan data yang lengkap dan akurat tentang lokasi, luas, jenis
peruntukan serta kondisi penduduk yang memiliki atau menempati tanah yang
dibebaskan tersebut.
 Ketentuan-ketentuan yang rinci tentang masalah pembebasan tanah dalam RKL dan RPL
harus dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai acuan dalam pelaksanaan pembebasan
tanah tersebut.
 2. Pada tahap konstruksi.
 Kegiatan pada tahap ini merupakan pelaksanaan fisik konstruksi sesuai dengan gambar dan
syarat-syarat teknis yang telah dirumuskan dalam kegiatan perencanaan teknis.
 Kegiatan pengelolaan lingkungan yang tercakup pada tahap ini meliputi penerapan:
a. Metode konstruksi, spesifikasi serta persyaratan kualitas dan kuantitas pekerjaan yang terkait
dengan penanganan dampak penting.
b. Penerapan Standard Operation Procedure yang mengacu pada dampak lingkungan.
c. Tata cara penilaian hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan dan tindak lanjutnya.
 Sedangkan penerapan RPL pada tahap ini mencakup :
a. Pemantauan pelaksanaan konstruksi agar sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis yang
telah mengikuti kaidah lingkungan.
b. Penerapan dan pelaksanaan uji coba operasional.
c. Penilaian hasil pelaksanaan pengelolahan lingkungan dan pemantauan lingkungan untuk
masukan bagi penyempurnaan pelaksanaan RKL dan RPL.
 3. Evaluasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada tahap pasca konstruksi
 Evaluasi pasca konstruksi ditujukan : untuk menilai dan pengupayakan peningkatan daya
guna dan hasil guna dari prasarana yang telah dibangun dan dioperasikan.
 Evaluasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan dimaksudkan untuk memantapkan
Standard Operation Procedure dengan mengacu pada pengalaman yang didapat di lapangan
selama kegiatan konstruksi berlangsung.

 5.4. Manajemen Mutu

 Untuk menjamin mutu bahan dan hasil pekerjaan konstruksi, maka pemeriksaan / pengujian
tersebut akan dilakukan di laboratorium yang terletak di base camp. Peralatan laboratorium
yang akan dipersiapkan dan digunakan untuk pemeriksaan kualitas bahan dasar dan hasil
pekerjaan, adalah tidak hanya terbatas pada :
1. Pemeriksaan Uji Aspal :
• Pengujian metode marshall ;
• Ekstraksi dengan metode sentrifugal ;
• Ekstraksi dengan metode refluks ;
• Berat jenis agregat kasar dan halus ;
• Kadar pori dalam campuran (metode akurat) ;
• Pengeboran benda uji inti (core drill);
• Thermometer logam ;
• Pengujian penetrasi aspal, titik lembek aspal, daktilitas aspal dan perlengkapan uji aspal
lainnya.

2. Pemeriksaan Uji Beton :


• Uji slump test;
• Cube / cylinder moulds ;
• Speedy moisture tester ;
• Uji tekan beton (compressive strength test) ;
• Dan perlengkapan uji beton lainnya.

3. Pemeriksaan Uji Tanah :


• Atterberg limit;
• Berat jenis;
• Uji proctor;
• Uji CBR laboratorium;
• Sandcone;
• Dan perlengkapan uji tanah lainnya.

 Untuk pengendalian mutu campuran hotmix khususnya yang berkaitan dengan


pengendalian temperatur, maka usaha-usaha dibawah ini akan dilakukan, antara lain :
a. Menutup bak dump truck yang berisi hotmix dengan terpal.
b. Menyediakan dan mengadakan radio komunikasi antara operator AMP dan pelaksana
dilapangan.
c. Mengadakan pemeriksaan jalur rute perjalanan dump truck dan base camp menuju lokasi
pekerjaan secara rutin, agar kendala-kendala di perjalanan dapat diinformasikan untuk
dievaluasi dan ditindak lanjuti.
 6. Uraian / cara kerja dari masing-masing jenis pekerjaan selain pekerjaan
utama dan pekerjaan penunjang/sementara
Di bawah ini akan diuraikan masing-masing jenis pekerjaan serain pekerjaan utama dan
pekerjaan penunjang/sementara :

 6.1. Galian untuk selokan drainase dan saluran air

 Metode kerja untuk pekerjaan garian untuk serokan drainase dan saluran air adalah
sebagai berikut:
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi
lapangan & direksi teknik untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Melakukan pengukuran di lapangan sesuai gambar kerja yang disetujui direksi lapangan
& direksi teknik.
d. Tanah digali dengan menggunakan excavator.
e. Selanjutnya tanah hasil galian dimuat kedalam dump truck dan diangkut ke luar lokasi
pekerjaan. Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja.

 6.2. Saluran Berbentuk U Tipe DS 3

 I. Pekerjaan Persiapan

 a. Survey Lapangan
 Untuk menentukan peil dan pematokan dilapangan sebagai pedoman dalam
pemasangan. Hal ini dilakukan bersama untuk diketahui pengawas lapangan agar tidak
terjadi kesalahan penentuan as saluran.
 Kelengkapan yang diperlukan :
• Data perencanaan
• Alat Ukur terkalibrasi (Theodolit, Bak ukur dll).
• Ketentuan jarak sebagai referensi (Pedoman lapangan). - Radius tikungan.
• Patok-patok penandaan.
 b. Pembersihan Lahan
 Dilaksanakan sepanjang jalur pemasangan & lokasi yang sekiranya akan dijadikan
lokasi penumpukan sementara dari produk precast yang dikirim kelapangan.
 dimulai Iengkap dengan hasil pengujian bahan dan hasil pengujian beton di laboratorium
berdasarkan rencana umur beton 7 dan 28 hari, kecuali ditentukan lain oleh Direksi
Pekerjaan. Proporsi bahan dan
 II. Pekerjaan Tanah
 Penggalian tanah dilakukan secara bertahap, dan disesuaikan dengan kemampuan panjang
pemasangan saluran perhari. Hal ini penting guna menghindari kerusakan tanah dasar
galian apabila turun hujan. Kedalaman galian dan lebar galian disesuaikan dengan
kebutuhan (Dalamnya galian = dasar saluran + tebal saluran + tebal dinding)
 Apabila galian terlalu dalam, penimbunan kembali boleh dilakukan hingga kedalaman
yang diinginkan dengan ketentuan dipadatkan secara bertahap lapis demi lapis (15 Cm).
 Tanah dasar galian dipadatkan dengan stamper hingga mencapai kestabilan yang cukup.
Sisa tanah galian akan diratakan diatas kavling ( Tanpa pemadatan).
 Dengan ketebalan tertentu (min. 10 Cm), Bedding berupa granular material diratakan
diatas dasar galian dan dipadatkan.

 III. Pekerjaan Pemasangan


 Pemasanga Bowplank pada galian untuk pengecekan kelurusan maupun elevasi dengan
jarak maksimum 20 m untuk menghindari lendutan benang acuan. Sebaiknya dengan 2
benang dimana yang satu pada as saluran sedang lainnya pada sisi luar precast untuk
kelurusan pamasangan saluran.
 Pemasangan saluran precast segera dilaksanakan apabila seluruh proses diatas telah
dikerjakan. Dengan bantuan peralatan (untuk mengangkat dan penyetelkan dapat
digunakan Crane atau Excavator dengan tetap mengacu prosedur Handling), satu persatu
precast saluran dipasang mengikuti j alur galian yang dibuat dan sebaiknya dari arah hilir
ke hulu.
 Pengurugan kembali lapis demi lapis ( 15 s/d 20 Cm perlapis ) dengan pemadatan dapat
dikerjakan dengan Stamper atau lainnya dengan material yang sesuai persyaratannya
hingga ke finishing surface

 6.3. Beton K250 (fc`20) untuk Struktur Drainase Beton Minor

 Pekerjaan Persiapan :
 Penyedia jasa harus mengirim contoh bahan yang akan digunakan kepada Direksi
Pekerjaan dengan data pengujian bahan yang memenuhi
 seluruh sifat bahan yang dipersyaratkan dalam Spesifikasi Umum. Penyedia Jasa harus
mengirimkan Rancangan Campuran (Job Mix Design) untuk masing-masing beton yang
digunakan sebelum pengecoran beton
 berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria teknis utama yaitu Kelecakan,
Kekuatan dan keawetan.
 Adapun Kriteria material beton harus memenuhi persyaratan minimum sebagai berikut :
• Air harus bersih dari kotoran seperti minyak, garam, dan bahan-bahan organik
• Semen ; sesuai kualitas untuk pekerjaan-pekerjaan konstruksi.
• Pasir ; gradasi baik, bebas dari kotoran seperti tanah fiat, Ianau, sampah dan bahan organik
lainnya.
• Agregat kasar (kerikil) ; mempunyai berat jenis dan analisa gradasi yang dipersyaratkan
dalam Spesifikasi Umum yang berlaku.
 Pelaksanaan :
o Penyedia Jasa harus member tahukan kepada Direksi Pekerjaan rencana pengecoran yang
o meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton, tanggal serta waktu rencana pengecoran.
o Direksi Pekerjaan akan memberikan persetujuan atau tidak untuk memulai pekerjaan setelah
melihat kondisi acuan dan tulangan yang akan di cor.
o Pada saat akan dilakukan pengecoran Direksi Pekerjaan atau yang mewakili akan
menyaksikan selama proses pengecoran berlangsung.
o Sebelum pengecoran dimulai acuan harus dibasahi atau diolesi minyak dibagian sisi
dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
o Campuran beton tidak boleh digunakan apabila beton tidak dicor sampai posisi akhir dalam
cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran atau dalam waktu yang lebih pendek
sebagaimana yang ditunjukkan oleh perintah Direksi Pekerjaan berdasarkan pengamatan
karakteristik waktu pengerasan (setting time) semen yang digunakan, kecuali diberikan bahan
tambahan (aditif) untuk memperlambat proses pengerasan (retarder) yang disetujui oleh
Direksi.
o Beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi (construction
joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
o Beton harus dicor sedemikian rupa sehinggaterhindar dari segregasi partikel kasar dan halus
dari campuran.
o Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi
akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak
boleh melampaui sate meter dari tempat awal pengecoran.
o Bilamana beton dicor kedalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang rumit dan
penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-lapisan horizontal dengan tebal
tidak melampaui 15 cm. Untuk dinding beton, tinggi pengecoran dapat 30 cm menerus
sepanjang seluruh keliling struktur.
o Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm. Beton
tidak boleh dicor langsung ke dalam air.
o Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam waktu 48 jam
setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan metode Tremi atau metode drop¬bottom-
bucket, dimana bentuk dan jenis yang khusus digunakan untuk tujuan ini harus disetujui
terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.
o Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan pengaliran
beton. Tremi harus selalu diisi penuh Selama pengecoran. Bilamana aliran beton terhambat,
maka tremi harus ditarik sedikit dan diisi penuh terlebih dahulu sebelum pengecoran
dilanjutkan. Baik tremi atau Drop-Bottom Bucket harus mengalirkan campuran beton di bawah
permukaan beton yang telah dicor sebelumnya.
o Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton yang
telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru.
o Bidang-Bidang beton yang lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor, harus
terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan clan bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan telah
disiriam dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton baru ini, beton yang lama
harus disapu dengan adukan semen dengan campuran yang sesuai dengan betonnya.
o Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton dalam waktu 24
jam setelah pengecoran

 6.4. Baja Tulangan untuk Struktur Drainase Beton Minor

 Pelaksanaan :
 Penyedia Jasa harus member tahukan kepada Direksi Pekerjaan rencana pengecoran yang
meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, tanggal serta waktu rencana pengecoran.
 Sementara untuk baja tulangannya dipotong dan dibengkokan sesuai dengan kebutuhan
yang diperlukan. Batangt ulangan dipasang/disusun sesuai dengan gambar pelaksanaan dan
persilangannya diikat dengan kawat beton.
 .
 6.5. Lapis Resap Pengikat- Aspal Emulsi

 Lapis Resap Pengikat harus disemprot hanya pada permukaan yang kering atau mendekati
kering, tidak boleh dilaksanakan pada saat angin kencang, hujan atau akan turun
hujan.Sebelum pelaksanaan kontraktor melakukan pengujian terlebih dahulu dengan
sampel material yang akan dipakai dan disetujui Direksi Pekerjaan. Periksa semua
peralatan yang akan dipakai, dan pastikan alat berfungsi dengan baik.Pekerjaan dilakukan
sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan lalulintas satu jalur tanpa merusak
pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan hanya menimbulkan gangguan yang minimal bagi
lalu lintas.Bangunan dan benda lain di sekitar tempat kerja harus dilindungi agar tidak
menjadi kotor karena percikan aspal.Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan
harus dibersihkan dengan memakai sikat mekanis atau kompresor atau kombinasi
keduanya. Bilamana peralatan ini belum dapat memberikan permukaan yang benar-benar
bersih, penyampuan tambahan harus dikerjakan dengan sikat yang kaku.Pembersihan
dilakukan melebihi 20 cm dari tepi bidang yang akan disemprot.
 Urutan Kerja :
• Batas permukaan yang akan disemprot harus ditandai dengan benang atau cat.
• Penyemprotan dilakukan dengan batang penyemprot dengan campuran yang diperintahkan.
• Apabila penyemprotan dengan distributor kurang praktis di daerah yang sempit, atas
persetujuan Direksi Pekerjaan penyemprotan dapat dilakukan dengan hand sprayer.
• Bila diperintahkan, bahwa lintasan penyemprotan bahan aspalharus satu lajur atau setengah
lebar j alan dan harus ada bagian yang tumpang tindih (overlap) selebar 20 cm sepanj ang sisi
sisi lajur yang bersebelahan. Sambungan memanjang selebar 20 cm iniharus dibiarkan
terbuka dan tidak boleh ditutup oleh lapisan berikutnya sampai lintasan penyemprotan di lajur
yang bersebelahan telah selesai dilaksanakan. Demikian pula lebar yang disemprot harus
lebih lebar dari lebar yang ditetapkan.
• Lokasi awal dan akhir harus dilindungi dengan bahan yang cukup kedap. Penyemprotan harus
dimulai dan dihentikan sampai seluruh batas bahan pelindung tersemprot, dengan demikian
seluruh nosel bekerja dengan benar pada seluruh bidang jalan yang akan disemprot.
 6.6. Lapis Pondasi Aggregat Kelas A untuk Pekerjaan Minor
 Persiapan Material :
 Jenis bahan yang harus digunakan pada penambalan, pengisi lubang atau perbaikan tepi
perkerasan lama yang rusak, adalah yang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
dalam hal ini material Aggregat A yang memenuhi ketentuan Spesifikasi yang berlaku.
 Penghamparan Material
 • Direksi Pekerjaan akan menentukan lokasi yang memerlukan pengembalian kondisi dan
batas-batas lokasi pengembalian kondisi tersebut, dan penyedia jasa harus menandai
pekerjaan yang dimaksud.
 • Sekeliling lokasi yang rusak harus digali manual. Penggalian harus berbentuk segi empat
dengan sisi yang sejajar dan tegak lurus terhadap sumbu jalan. Tepi-tepi galian harus
vertical atau terjal keluar dan bukannya menj orok ke dalam.
 • Lokasi yang digali harus diperiksa terfebih dulu oleh Direksi Pekerjaan dan bahan untuk
penambalan tidak boleh dihampar sebelum dimensi galian disetujui.
 • Segera setelah persetujuan diberikan, dasar galian harus dipadatkan dan setiap lapis bahan
yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan harus dipadatkan dengan pemadat mekanis yang
telah disetujui. Alat pemadat manual dapat digunakan untuk penambalan lapisan yang lebih
bawah dimana lubang tersebut terlalu sempit untuk ditempati pemadat mekanis.
 • Kepadatan lapisan yang telah dipadatkan harus setara dengan kepadatan bahan yang
disyaratkan dalam seksi-seksi pekerjaan utama dari Spesifikasi ini.
 • Setiap lapis harus dihampar dan dipadatkan dalam suatu operasi yang dimulai dari lapisan
terbawah.
 Setelah lapisan teratas untuk penambalan lubang telah dihampar, alat pemadat mekanis
harus digunakan agar dapat memadatkan bahan sesuai dengan Spesifikasi untuk bahan yang
digunakan untuk lapisan tersebut
 6.7. Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor
 Uraian :
 Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa lapis perata, lapis
pondasi atau lapis campuran beraspal panas yang terdiri dari aggregate dan bahan aspal yang
dicampur secara panas dipusat instalasi pencampuran, serta menghampar dan memadatkan
campuran tersebut diatas pondasi atau permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan
spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan potongan memanjang yang ditunjukkan
dalam Gambar Rencana.
 Penghamparan dan Pemadatan Material
• Direksi Pekerjaan akan menentukan lokasi yang memerlukan penghamparan campuran aspal
panas dan batas-batas lokasi penghamparan campuran aspal panas tersebut, dan penyedia j asa
harus menandal pekerj aan yang dimaksud.
• Campuran beraspal harus dihampar dan diratakan sesuai dengan kelandaian, elevasi, serta
bentuk penampang melintang yang disyaratkan.
• Penghamparan harus dimulai dari lajur yang lebih rendah menuju lajur yang lebih tinggi
bilamana pekerjaan yang dilaksanakan lebih dari satu lajur.
• Proses perbaikan lubang-lubang yang timbul karena terlalu kasar atau bahan yang tersegragasi
karena penaburan material yang halus sedapat mungkin harus dihindari sebelum pemadatan.
• Butiran yang kasar tidak boleh ditebarkan diatas permukaan yang telah padat dan bergradasi
rapat.
• Segera setelah campuran beraspal panas dihampar dan diratakan, permukaan tersebut harus
diperiksa dan setiap ketidak sempurnaan yang terjadi harus diperbaiki.
• Temperatur campuran beraspal yang terhampar dalam keadaan gembur harus dipantau dan
penggilasan harus dimulai dalam rentang viskositas aspal yang ditunjukkan dalam spesifikasi
ini.
• Semua jenis operasi penggilasan harus dilaksanakan secara menerus untuk memperoleh
pemadatan yang merata saat campuran beraspal masih dalam kondisi mudah dikerjakan
sehingga seluruh bekas jejak roda dan ketidak rataan dapat dihilangkan.
• Sewaktu permukaan sedang dipadatkan dan diselesaikan, penyedia jasa harus memangkas tepi
perkerasan agar bergaris rapi. Setiap bahan yang berlebihan harus dipotong tegak lurus setelah
pemadatan akhir, dan dibuang oleh Penyedia Jasa di luar daerah milik jalan sehingga tidak
kelihatan dari jaian yang Iokasinya disetujui oleh Direksi Pekerjaan

 6.8. Patok Kilometer

 Konfigurasi, ukuran dan warna Patok Kilometer harus memenuhi Peraturan dan
Perundangundangan tentang Rambu Keamanan Jalan Repubik Indonesia.
 Patok Kilometer harus mempunyai ukuran, warna, yang sesuai ketentuan dari Dinas Lalu
Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR). Setiap perbedaan yang terj adi antara ketentuan
untuk ramburambu tersebut dan yang ditunjukkan dalam Gambar harus diperiksa oleh
Direksi Pekerj aan sebelum pelaksanaan dimulai.
 Pelaksanaan
 Pemasangan Patok Kilometer
 Jumlah, jenis dan lokasi pemasangan setiap patok harus sesuai dengan perintah Direksi
Pekerjaan. Semua patok harus dipasang dengan akurat pada lokasi dan ketinggian
sedemikian rupa hingga dapat menjamin bahwa patok tersebut tertanam kuat di tempatnya,
terutama selama pengerasan (setting) beton.
 Pengecatan Patok Kilometer
 Semua patok harus diberi satu lapis cat dasar (primer), satu lapis cat bawah permukaan dan
satu lapis akhir sebagai lapis permukaan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar.
Penandaan lainnya dan bahan pemantul harus dilaksanakan sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerj aan

 6.9. Kerb Pracetak Jenis 1 (Peninggi/Mountable)


 Kerb yang digunakan adalah kerb dengan kekuatan beton K-300. Setelah kerb telah tersedia,
kerb diangkut dengan menggunakan alat Flat Bed Truck dan akan dilakukan pemasangan
pada lokasi yang sudah ditentukan. Tempat lokasi kerb pracetak disiapkan dengan elevasi
yang sesuai dengan gambar. Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar
dengan alat bantu dan digunakan sebagai dudukan kerb. Celah sambungan antar kerb diisi
dengan mortar dengan rapi dan elevasi atas kerb harus rata.

 6.10. Kerb Pracetak Jenis 6 (Kerb dengan Bukaan)

 Pekerjaan ini meliputi penyediaan semua material, merakit, mencetak dan memasang Kerb
Pracetak Jenis 6 (Kerb dengan Bukaan) pada lokasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
 Metode kerja/urutan kerja pekerjaan Kerb Pracetak Jenis 6 (Kerb dengan Bukaan) sebagai
berikut :
• Penyediaan Kerb Pracetak Jenis 6 (Kerb dengan Bukaan)
• Lokasi yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus dibersihkan terlebih dahulu.
• Kerb Pracetak Jenis 6 (Kerb dengan Bukaan) harus dipasang dengan teliti sesuai dengan detil,
garis dan elevasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
• Unit-unit Kerb Pracetak Jenis 6 (Kerb dengan Bukaan) dipasang dengan sambungan yang
serapat mungkin.
• Penyelesaian dan perapihan pekerjaan.
 6.11. Perkerasan Blok Beton pada Trotoar dan Median

 Pertama yang dilakukan adalah menyiapkan dan .memadatkan tempat pemasangan blok
beton. Kemudian blok beton dipasang pada trotoar dan median kemudian di elevasi sesuai
dengan gambar/keten

 6.12. Pengecatan Kerb

Pada Pelaksanaan pekerjaan ini melibatkan program padat karya yang terdiri dari beberapa
grup pekerja (dari warga setempat)
 Pelaksanaan Pekerjaan :
• Permukaan Kerb yang akan dilakukan pengecatann dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran.
• Pengecatan trotoar dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia dan menggunakan alat
dan bahan cat sesuai yang ada di spesifikasi teknis dan khusus untuk bahan cat, kami akan
menggunakan bahan cat yang berlabel SNI

Demikianlah penjelasan perihal metode pelaksanaan dan metode kerja untuk pekerjaan utama
serta pekerjaan penunjang lainnya dalam menyelesaikan Paket Preservasi Rehabilitasi Ciamis
– Banjar – Pangandaran – Bts.Jateng.

Bandung, 17 April 2018


PT. MAKMUR MANDIRI SAWARGI

Yayan Hadian
Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai