Teori duplet dan oktet dari G.N. Lewis merupakan dasar ikatan kimia.
Lewis mengemukakan bahwa suatu atom berikatan dengan cara
menggunakan bersama dua elektron atau lebih untuk mencapai konfigurasi
elektron gas mulia (ns2np6)
Kesulitan:
1. Pada senyawa BCl3 dan PCl5, atom boron dikelilingi 6 elektron, sedangkan
atom fosfor dikelilingi 10 elektron.
2. Menurut teori ini, jumlah ikatan kovalen yang dapat dibentuk suatu unsur
tergantung jumlah elektron tak berpasangan dalam unsur tersebut.
TEORI OKTET
• Dalam pembentukan ikatan kimia hanya elektron terluar (valensi) yang
berpartisipasi. Simbol titik dan teori oktet Lewis adalah alat bantu untuk
melihat interaksi antara elektron-elektron terluar.
Contoh:
H2 digambarkan H . + . H H : H atau H – H karena H hanya
memiliki satu elektron terluar
2
IKATAN ION = ELEKTROVALEN = HETEROPOLAR
• Pembentukan: Interaksi elektrostatik antara ion-ion
berlawanan tanda.
• Kekuatan ion tergantung pada muatan dan jarak antara ion
yang berikatan
q1 muatan ion 1
kq1q 2
E ionic q2 muatan ion 2
r r jarak antar ion
3
SIFAT-SIFAT SENYAWA IONIK
a. bersifat polar
b. larutannya dalam air menghantarkan arus
listrik
c. titik lelehnya tinggi
d. lelehannya menghantarkan arus listrik
e. larut dalam pelarut-pelarut polar
Kristal NaCl
5
Valensi dan Pembentukan Ikatan Ion
..
Na . + :Cl : NaCl
.
[Ne]3s1 [Ne]3s23p7
8
Bukti adanya resonansi.
10
Teori Valence Bond (VB, ikatan valensi)
dan Hibridisasi
• VB = Struktur molekul
• Setiap elektron molekul menempati orbital atom-atom
penyusunnya
• Ikatan kovalen terbentuk dari tumpang tindih orbital-
orbital
Ikatan dalam molekul H2
Cl Cl
12
Langkah-langkah dalam Meramal Bentuk Molekul
1. Hitung jumlah elektron valensi atom pusat
2. Tambahkan dengan besarnya muatan jika spesi
bermuatan negatif atau kurangi dengan besarnya
muatan jika spesi bermuatan positif
3. Tambahkan dengan jumlah atom yang terikat
4. Bagi dengan 2, menghasilkan jumlah pasangan
elektron
5. Tempatkan pasangan elektron sehingga
mengelilingi atom pusat
6. Jumlah pasangan elektron (d) dikurangi jumlah
atom yang terikat adalah sama dengan pasangan
elektron bebas
Susunan Pasangan Elektron
Pasangan Elektron Bentuk Susunan Elektron Sudut Ikatan
2 Linier 180o
3 Segitiga Planar 120o
4 Tetrahedral 109.5o
5 Trigonal Piramidal 120o dan 90o
6 Oktahedral 90o
Kepolaran Ikatan dan Senyawa
a. Senyawa Polar
Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron
pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut
mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda.
Ciri – Ciri Senyawa Polar :
1) Dapat larut dalam air dan pelarut polar lain.
2) Memiliki kutub + dan kutub – akibat tidak meratanya distribusi
elektron.
Memiliki pasangan elektron bebas “apabila bentuk molekul diketahui” atau
memiliki perbedaan keelektronegatifan.
a. Senyawa Nonpolar
Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron
pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang
berikatan mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir sama.
Ciri-Ciri Senyawa Non Polar
1) Tidak larut dalam air dan pelarut polar lain.
2) Tidak memiliki kutub + dan kutub – akibat meratanya distribusi
elektron.
Tidak memiliki pasangan eletron bebas “bila bentuk molekul diketahui” atau
keelektronegarifannnya sama
Contoh:
Ramalkan Geometri BeF2
1. Elektron valensi Be 2
2. BeF2 netral 0
3. Elektron dari 2F 2
4. Jumlah pasangan elektron4/2 = 2
5. Bentuk BeF2 linier
20
Proses hibridisasi pada pembentukan BeCl2
2s 2p
Atom Be tereksitasi
Orbital hibrida sp
BeCl2
Tentukan hibridisasi dari:
BCl3
Tentukan hibridisasi dari:
CH4
Tentukan hibridisasi dari:
PCl5
Tentukan hibridisasi dari:
SF6
Pembentukan orbital hibrida sp3
pada metana
• 3 orbital p + satu orbital s menghasilkan empat
orbital hibrida sp3
• Struktur molekul ditentukan oleh overlapping
orbital-orbital disekitar atom C
26
Pembentukan orbital hibrida sp3
27
Molekul CH4: tetrahedron
(sudut ikatan = 109 derajat)
28
Hibridisasi sp2: A Trigonal Planar Molecule
BH3 (sudut ikatan = 120 derajat)
H H
Overlap regions
B
Overlap region
H
29
Ikatan dan ikatan rangkap
• Pada molekul C2H4 , satu atom C memiliki 3 orbital
sp2 dan satu orbital tidak terhibridisasi, p.
• Setiap orbital p yang tidak terhibridisasi memiliki
satu elektron
• Overlap dua orbital paralel 2pz menghasilkan
orbital
• Ikatan rangkap = gabungan ikatan dan
30
Overlap orbital dalam C2H4
• Tiga tipe ikatan yang ada:
[sp2 (C 1 ) – 1s (H) ] x 4
[sp2 (C 1 ) – sp2 (C 2 ) ]
[2pz (C 1 ) – 2pz (C 2 ) ]
31
Molekul C2H4 (Sudut ikatan =
HCH = HCC 120 )
32
Molekul C2H2
33
Model VSEPR
• Pasangan elektron mengambil posisi sedemikian rupa
sehingga tolakan antar pasangan elektron sekecil
mungkin
• Valence Shell Electron-Pair Repulsion Model
• Pasangan elektron ikatan rangkap sama kemampuannya
dengan pasangan elektron ikatan tunggal
• Struktur resonansi – terapkan VSERR untuk semua ikatan
• Muatan formal (muatan atom dalam keadaan terikat)
biasanya diperhatikan
34
Struktur molekul dengan
hibridisasi atom pusat yang lain
menurut VSEPR
• Hibridisasi sp3d: trigonal bipiramida
Contoh : PCl5
Overlap: [sp3d (P ) – 3pz (Cl) ] x 5 type
• Hibridisasi sp3d2: oktahedral
Contoh : SF6
Overlap : sp3d2 (S ) – 2pz (F) ] x 6 type
35
TEORI ORBITAL MOLEKUL (MO)
• Teori VB tidak dapat menjelaskan polaritas, kemagnetan
dan resonansi
• Teori orbital molekul : seluruh orbital atom dari dua atom
yang membentuk ikatan kovalen bergabung membentuk
orbital-orbital molekul.
• Dua orbital atom akan membentuk dua orbital molekul:
orbital bonding dan anti-bonding
• Pasangan elektron bebas menghasilkan orbital non-bonding
• Konfigurasi elektron molekul mengikuti aturan penyusunan
konfigurasi elektron atom
• Teori MO tidak dapat menggambarkan struktur molekul
karena elektron-elektron menjadi terdelokalisir
36
Orbital bonding dan anti bonding dari
penggabungan orbital-orbital 1s
Anti bonding
s* 1s
1s 1s
Energy
s 1s bonding
37
Teori MO untuk atom H2
38