Kelompok 9
Kelompok 9
KEPERAWATAN
KELOMPOK 9 :
1. Komperhensif
2. Berdasarkan riset
3. Dikembangkan lebih didasarkan pada praktek yang ada
4. Mempunyai kemudahan untuk menggunakan struktur organisasi
( Domain, kelas, I ntervensi, aktivitas )
5. Bahasa jelas dan penuh arti klinik
6. Dikembangkan oleh tim riset yang besar dan bermacam macam tim
7. Menjadi dasar pengujian
8. Dapat diakses melalui beberapa publikasi
9. Dapat dihubungkan Diagnosa keperawatan NANDA
10.Dapat di kembangkan bersama NOC
11. Dapat diakui dan diterima secara nasional. ( Bulecheck dan McClokey,
1996 )
Pengertian Model Pendokumentasian NOC
‘’ DIABETES MILITUS ‘’
Definisi
Diabetes Melitus merupakan gangguan metabolisme yang
heterogen yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa
dalam darah / hyperglikemia.
Diabetes ada 2 tipe yaitu :
Tipe I ( Insulin dependent diabetes mellitus / IDDM )
Merupakan diabetes melitus yang tergantung insulin.
Tipe II ( non insulin dependent diabetes mellitus / NIDDM )
Merupakan diabetes mellitus yang tidak tergantung insulin.
Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau
sindrom lainnya.Diabetes mellitus gestasional ( Gestational
diabetes mellitus / GDM )
Etiologi
Diabetes tipe I
Ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas. Terjadi karena adanya faktor
genetik, imunologi dan lingkungan.
- Faktor genetik
- Faktor imunologi
- Faktor lingkungan, sepeti adanya toksin atau virus tertentu.
Diabetes tipe II
Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses reistensi insulin.
Selain itu juga adanya faktor resiko seperti :
- Usia di atas 65 tahun
- Obesitas
- Riwayat keluarga
- Kelompok etnik
Patofisiologi
Pada DM Tipe I (IDDM) adalah penyakit autoimun yang ditentukan secara
genetik dan gejala yang pada akhirnya menuju pada proses tahap kerusakan
imunologik sel-sel yang memproduksi insulin, yaitu kerusakan pada sel
langerhans sehingga terjadi penurunan sekresi atau defisiensi insulin
sehingga metabolisme insulin menjadi terganggu
‘’ DIABETES MILITUS ‘’
Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien memiliki riwayat pernah mengalami luka yang lama sembuh, pernah
mengkonsumsi obat seperti steroid, diuretik, dilantin dan fenobarbital, hipertensi, IM
akut. Kebiasaan merokok pada pasien,pasien punya riwayat gagal jantung koroner.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan mudah lelah, mengalami kelemahan,banyak minum, hilang nafsu
makan, buang air kecil banyak, turgor kulit jelek, berkeringat, gemetaran, berat
badan menurun,hipertensi,ansietas,ISK baru atau berulang,nyeri tekan abdomen,
bising usus lemah dan menurun, hiperaktif ( diare ), urine encer, pucat, kuning,
berkabut, bau busuk.perbesaran tiroid, pusing/pening, sakit kepala, disorientasi :
mengantuk, latergi, stupor/koma, gangguan memori, kacau mental,batuk dengan /
tanpa sputum purulen,demam,diaforesis, lesi/ulserasi.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya riwayat Diabetes, penyakit jantung, stroke dan hipertensi pada keluarga.
2. Pengkajian Fisik
Aktivitas dan istirahat
Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun, gangguan
tidur / istirahat, takikardia atau trakipnea saat istirahat ataupun aktivitas, letargi,
koma.
Sirkulasi
Kebas dan kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki, takikardi, perubahan
tekanan darah poeturnal, nadi lemah, disritmia, kulit panas, kering, kemerahan,
bola mata cekung.
Integritas ego
Stres, ansietas, peka rangsang.
Eliminasi
Poliuri, nokturia, urin encer, pucat, kuning, urine berkabut dan berbau busuk, rasa
nyeri / terbakar, kesulitan berkemih, ISK baru / berulang, abdomen keras, nyeri
tekan abdomen, diare.
Makanan/ cairan
Kehilangan nafsu makan, mual muntah,penurunan berat badan, haus, kulit kering/
bersisik, turgor jelek, pembesaran tiroid, nafas bau keton.
Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia, gangguan
penglihatan, mengantuk, letargi, stupor, gangguan memori, kacau mental, reflek
tendon menurun, kejang.
Nyeri / kenyamanan
Abdomen tegang / nyeri ( sedang / berat ), palpitasi.
Pernafasan
Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum.
Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit, demam, diaforesis, penurunan rentang gerak,
parestesia / paralisis otot dan otot pernafasan.
Seksualitas
Infeksi vagina dan kesulitan orgasme pada wanita, impoten.
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik
Glukosa darah : meningkat 100 – 200 mg/dL
Aseton plasma ( keton ) : positif
Asam lemak bebas : peningkatan lipid dan kolesterol
Osmolalitas serum : peningkatan kurang dari 330 mOsm / L
Elektrolit :
Natrium : normal, meningkat ataupun turun
Kalium : normal, peningkatan semu, kemudian menurun
Fosfor : menurun
Hemoglobin glikosilat : meningkat 2 – 4 kali lipat
Gas darah arteri : pH rendah dan penurunan HCO3 ( asidosis metabolik )
dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
Trombosit darah : peningkatan Ht, leukositosis, hemokonsentrasi.
Ureum / kreatinin : dapat normal ataupun meningkat
Amilase darah : meningkat.
Insulin darah : menurun sampai tidak ada (pada tipe I) dan meninggi pada
tipe II
Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormon tiroid
Urine : gula dan aseton positif, peningkatan berat jenis dan osmoallitas.
Kultur dan sensitifitas : ISK, infeksi pada sistem nafas dan infeksi pada
luka.
ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO Data Penunjang Masalah Keperawatan Diagnosa Keperawatan
1. DO : Perubahan nutrisi : Perubahan nutrisi: kurang
kurang dari kebutuhan dari kebutuhan tubuh b. d
1. Penurunan berat badan
tubuh. gangguan keseimbangan
2. Penurunan kekuatan otot insulin, penurunan masukan
3. Kekakuan abdomen oral : anoreksia, mual,
peningkatan laju
4. Bising usus lemah/ menurun metabolisme ( demam /
5. Ulkus dan lesi pada kulit infeksi ).
DS :
Kilen mengatakan bahwa mengalami:
1. Tidak Nafsu Makan
2. Mual / Muntah
3. Nyeri Pada Perut
4. Diare
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b. d gangguan keseimbangan
insulin, penurunan masukan oral : anoreksia, mual, peningkatan laju
metabolisme ( demam / infeksi ).
Kriteria hasil yang diharapkan, pasien akan :
Mencerna makanan jumlah kalori / nutrien yang tepat.
Menunjukkan tingkat energi biasanya
Memperihatkan berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang
biasanya/yang diinginkan dengan nilai laboratorium normal.
Tindakan Intervensi :
Mandiri Rasional
Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat
indikasi. (termasuk absorbsi dan utilisasinya).
Tentukan program diet dan pola makan pasien dan Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan
bandingkan dengan makanan yang dapat dari kebutuhan terapeutik.
dihabiskan pasien.
Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri Hiperglikemia dan gangguan keseimbangan cairan
abdomen/perut kembung, mual, muntahan dan elektrolit dapat menurunkan motilitas/fungsi
makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan lambung yang akan memperngaruhi pilihan
keadaan puasa sesuai indikasi. intervensi.
Berikan makanan cair yang mengandung zat
makanan (nutrien) dan elektrolit dengan segera jika
Pemberian makanan melalui oral lebih baik jika
pasien sudah dapat mentoleransinya melalui
pasien sadar dan fungsi gastrointestinal baik.
pemberian cairan melaui oral. Dan upayakan
pemberian makanan yang lebih padat sesuai
dengan yang dapat ditoleransi.
Kolaborasi
Lakukan pemeriksaan gula darah Analisa di tempat tidur lebih akurat
dengan menggunakan “finger stick”. daripada pemeriksaan lewar urine
karena dapat dipengaruhi oleh ambang
ginjal pasien secara individual.
Gula darah akanmenurun perlahan
Pantau pemeriksaan laboratorium. dengan penggantian cairan dan terapi
insulin terkontrol.
Berikan pengobatan insulin secara Insulin reguler mempunyai awitan yang
intermitten dengan metode IV. cepat sehingga cepat pula membantu
memindahkan glukosa ke dalam sel.
Menghindari hipoglikemia.
Berikan larutan glukosa.
Bermanfaat dalam perhitungan dan
penyesuaian diet untuk memenuhi
Lakukan konsultasi dengan ahli diet. kebutuhan nutrisi pasien dan
mengembangkan perencanaan
makanan.
TERIMAKASIH