Praktikum
Mekanika Batuan
18 Mei 2020
Prodi Teknik Pertambangan
Unversitas Trisakti
Uji Sifat Fisik
Uji sifat fisik batuan bertujuan ntuk mendapatkan sifat-sifat fisik batuan di laboratorium
dengan peralatan yang tersedia.
Sifat-sifat fisik tersebut adalah:
1. Bobot isi asli (Natural density)
2. Bobot isi kering (Dry Density)
3. Bobot isi jenuh (Saturated Density)
4. Berat jenis semu (Apperent Specific Gravity)
5. Berat jenis nyata (True Specific Gravity)
6. Kadar air asli (Natural Water Content)
7. Kadar air jenuh (Saturated Water Content)
8. Derajat kejenuhan (Degree of Saturation)
9. Porositas (n)
10. Void ratio (e)
Langkah Kerja
1. Siapkan contoh batuan yang akan dipreparasi.
2. Penimbangan berat contoh batuan natural: Wn.
3. Kemudian contoh batuan dimasukan ke dalam desikator.
4. Persiapan:
5. Desikator dibersihkan kemudian bibir dan bibir tutupnya diolesi vaselin.
6. Contoh batuan dimasukkan ke dalam desikator dengan hati-hati.
7. Isi Isi desikator dengan air hingga penuh dan udara dalam desikator dihisap dengan
bantuan pompa vakum sampai tidak ada gelembung udara yang keluar dari contoh batuan.
8. Penimbangan berat contoh batuan jenuh : Ww (Setelah contoh batuan dijenuhkan dengan
air di dalam desikator yang hampa udara selama 24 jam).
9. Penimbangan berat contoh batuan jenuh tergantung di dalam air : Ws.
10. Penimbangan berat contoh batuan kering : Wo (Setelah contoh batuan dikeringkan di
dalam oven selama 24 jam pada termperatur oven ± 90oC).
Rumus Perhitungan
• Natural
density =
• Dry density =
• Saturated density =
• Apparent specific gravity =
• Pada
pengujian ini menggunakan gelombang ultrasonik.
• Gelombang ultrasonik merupakan gelombang yang melibatkan gaya mekanik
selama melakukan penjalaran dalam suatu medium sehingga gelombang ini
bergantung pada medium penjalarnya.
• Metode yang biasanya digunakan dalam mengukur cepat rambat gelombang
ultrasonik adalah dengan memberi gelombang paa salah satu ujung sampel
batuan dengan transducer kristal piezoelektrik dan getaran diterima oleh
transducer kristal kedua pada ujung lainnya dari contoh batuan.
• Prinsip pengujian ini adalah mengukur waktu yang ditempuh gelombang
untuk merambat melalui sampel batuan dengan menggunakan alat James
Instrument.
• Lalu kecepatan rambat gelombang ultrasonik ditentukan dengan membagi
panjang contoh batuan dengan waktu tempuh tersebut,
Rumus Perhitungan
•
•
Menurut Broch & Franklin (1972) indeks point
Load (Is) suatu sampel batuan dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan (diameter= 50
mm)
Kuat Tekan
σc = 18~23 Is
UJI KUAT TARIK TAK LANGSUNG (BRAZILIAN TEST)
• Tujuan dari uji kuat tarik tak langsung atau Brazilian Test adalah untuk
mengetahui kuat tarik (tensile strength) dari sampel-sampel batuan
berbentuk silinder secara tak langsung.
• Ada dua metode yang dapat dipakai untuk mengetahui kuat tarik dari
suatu sampel batuan; metode kuat tarik langsung dan metode kuat
tarik tak langsung.
• Pada percobaan ini akan fokus pada metode kuat tarik tak langsung
yang salah satunya adalah brazilian test.
• Brazilian test lebih sering dipakai dikarenakan metode ini lebih mudah
dan murah dibandingkan dengan uji kuat tarik langsung.
• Konsepnya adalah sampel tidak diterik untuk mendapatkan tensile
strength-nya, namun ditekan seperti pada percobaan uji kuat tekan
uniaksial (UCS).
• Perbedaannya dengan uji kuat tekan uniaksial adalah peletakan
sampel yang akan diuji. Pada percobaan ini sampel uji silinder
diletakkan dalam posisi sedemikian rupa sehingga mesin tekan kontrol
akan menekan sampel sepanjang diameter silindernya. Secara teoritis,
kuat tarik uniaksial dari sampel akan dicapai saat batuan pecah
(failure) oleh pembebanan yang diberikan. Bidang failure yang berupa
tension crack di antara dua titik pembebanan ini yang digunakan
untuk menghitung kuat tarik sampel. Persamaan yang berlaku:
Langkah Kerja
1. Siapkan formulir data jika pengambilan data dilakukan secara manual
2. Siapkan contoh batuan dengan ukuran dimensi panjang sama dengan setengah kali diameter
(L = ½D)
3. Lakukan persiapan mesin tekan. Letakkan contoh batuan di plat antara plat atas dan plat
bawah mesin tekan, dengan dinding silinder menempel pada plat atas dan plat bawah dengan
terlebih dahulu dilapisi kertas karbon untuk pembacaan sudut
4. Pasang dial gauge untuk mengukur deformasi aksial
5. Hidupkan mesin tekan sehingga contoh batuan menyentuh plat tekan bagian atas.
6. Lakukan pembacaan penambahan gaya setiap interval 1kN atau 2kN dan catat proses
pembebanan deformasi aksial sampai contoh batuan pecah dan jarum hitam akan bergerak
kembali ke nol
7. Setelah batuan pecah, hentikan penambahan gaya, reset alat pengukur lalu ulangi percobaan
untuk sampel lainnya.
Rumus Perhitungan
•Besar
kuat tarik dari brazilian test dapat diketahui menggunakan
persamaan:
A1
A2
A1
% Axial % Lateral Volumetric Normal Stress (MPa)
Modulus Young (E) =
Poisson’s Ratio ( =
Uji Kuat Geser (Direct Shear Test)
• Tujuan dari uji geser langsung adalah untuk mengerahui kuat geser
batuan, harga kohesi, dan sudut geser dalam baik puncak (peak),
semu (apparent), maupun sisa dari batuan pada tegangan normal
tertentu.
• Kuat geser batuan merupakan perlawanan internal batuan terhadap
tegangan yang bekerja sepanjang bidang geser dalam batuan tersebut
yang dipengaruhi oleh karakteristik intrinsik dan faktor eksternal. Kuat
geser batuan sangat berguna sebaga parameter rancangan kestabilan
lereng di tambang terbuka dan kriteria keruntuhan geser yang paling
banyak digunakan adalah kriteria Mohr-Coulomb.
• Pada uji geser langsung, contoh batuan dikenakan gaya normal (Fn)
tertentu yang diaplikasikan tegak lurus terhadap permukaan bidang
diskontinu dan gaya geser atau horizontal (Fs) dikenakan untuk
menggeser contoh batu hingga pecah.
Hasil dari pengujian kuat geser langsung kemudian akan diplot ke dalam
kurva Mohr-Coulomb sehingga dapat ditentukan parameter-parameter
kekuatan dari contoh batu tersebut, yaitu.
• Kurva intrinsik (Strength Envelope)
• Kuat geser (τ – Shear Strength)
• Kohesi (C)
• Tegangan normal (σn)
• Sudut gesek dalam (ϕ)
Langkah Kerja
1. Contoh batuan diletakkan dalam suatu cetakan beton dengan perbanddingan tertentu
sehingga merupakan suatu kesatuan dengan beton tersebut.
2. Letakkan contoh batuan yang telah berada dalam cetakan beton ke dalam alat shear box.
3. Pasang dial gauge untuk mengukur perpindahan pada arah pergeseran. Atur pada posisi nol.
4. Berikan gaya normal menggunakan bandul dengan berat tertentu.
5. Berikan gaya geser dengan besar tertetu menggunakan mesin direct shear otomatis.
6. Lakukan pembacaan pertambaha gaya setiap interval deformasi sebesar 0.5 mm. Lakukan
hingga tegangan geser mencapai puncak (kondisi peak).
7. Setelah contoh patah, berikan gaya yang berlawanan arah dengan gaya yang sebelumnya
sampai tegangan geserna mencapai puncak (kondisi residual).
8. Selama pemberian gaya, lakukan pembacaan gaya setiap interval deformasi sebesar 0.5 mm.
Rumus yang Digunakan
Rumus-rumus yang digunakan untuk pengujian pada benda uji silinder, dan benda uji silinder yang
diletakan miring adalah sebagai berikut :
Sampel 1 (Gaya Normal = 0.2 kN) 2 (Gaya Normal = 0.4 kN) 3 (Gaya Normal = 0.6 kN)
Sampel 1 Tegangan Normal (MPa) 2 (Tegangan Normal (Mpa) 3 Tegangan Normal (MPa)
y = ax + b
1.2 f(x) = 0.85 x + 0.83
R² = 0.55
1
Tegangan Geser (MPa)
0.8
0.4
0.2
0
0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5