Anda di halaman 1dari 74

PENANGANAN BAHAN KIMIA

BERBAHAYA DAN
PENGELOLAAN LIMBAH B3

Z A I N A L A R I F I N , S . T, M M T.
BENTUK

TINGKAT
KEMURNIAN
BAHAN
KIMIA
SIFAT KIMIA

BAHAYA &
RACUN
BERDASARKAN BENTUK
BERDASARKAN TINGKAT KEMURNIAN

Pro
Tekhnis Purified
Analisis

• agak kasar
• masih mengandung • lebih sempurna • zat kimia ini sangat
sedikit zat kimia lain dari zat kimia sempurna
yang dianggap teknis • dapat atau harus
mencemari zat asli • dapat digunakan digunakan untuk
(bahan baku) untuk beberapa analisis yang
• digunakan untuk jenis percobaan memerlukan
percobaan yang tidak dan analisis ketelitian tinggi
memerlukan
ketelitian tinggi
BERDASARKAN SIFAT KIMIA

• Oksidator
• Reduktor
• Reaktif terhadap air
• Asam
• Basa
• Mudah terbakar
• Mudah meledak
BERDASARKAN BAHAYA DAN RACUN

NON B3 B3

• mudah terbakar
bahan tidak • mudah meledak
• reaktif thd air
berbahaya dan • reaktif thd asam
tidak beracun • iritan
• beracun
• karsinogenik
• bertekanan
• oksidator
SIMBOL DAN BAHAN KIMIA
BERBAHAYA
SIMBOL BAHAYA DAN KLASIFIKASI
BAHAN-BAHAN KIMIA
MENURUT PERSERIKATAN BANGSA-
BANGSA (UNITED NATIONS)
BAHAN - BAHAN KIMIA BERBAHAYA

• Explosif (mudah meledak) contohnya: kalium klorat, Trinitrotaluen(TNT),


natrium nitrat, gas bertekanan tinggi, campuran belerang, karbon dan kalium
klorat
• Flamable (mudah terbakar) contohnya: metanol, eter, aseton, heksana,benzena,
uap ini dapat bergerak menuju api sejauh 3 meter
• Oxidazing Agent (bahan oksidator) contohnya: natrium nitrit/nitrat, kalium
klorat, kaporit, alkena, alkilbenzena dan sebagainya
• Bahan mudah terbakar oleh air, contohnya : logam Na,K dan asam sulfat
pekat
• Bahan mudah terbakar oleh asam, contohnya : logam paduan Na dan K,
senyawa hidrida
• Gas bertekanan tinggi, misalnya: gas-gas dalam tabung silinder dengan
tekanan tinggi
• Bahan-bahan beracun, contohnya : CO2,CI2, benzena, kloroform, sianida
• Bahan korosif, contohnya : anhidrida asam, alkali, asam sulfat, fenol
PENANGANAN BAHAN KIMIA
TATA CARA PENYIMPANAN BAHAN
KIMIA MENURUT SIFATNYA
CONTOH CARA PENANGANAN
BAHAN KIMIA

• Bahan-bahan kimia yang mengeluarkan


uap beracun harus disimpan dalam ruang
asam
• Bekerja di ruang asam bila menggunakan
bahan kimia berbahaya
BAHAN KIMIA PADATAN

• Padatan higroskopis ditempatkan dalam kaleng/botol tertutup dengan sumbat


diselimuti lagi dengan plastik
• Padatan mudah menguap tempatkan dalam botol kaca atau plastik, sisakan
ruang ¼ nya
BAHAN KIMIA PADATAN

• Padatan peka cahaya ditempatkan dalam botol gelap atau tak tembus cahaya,
tutup rapat-rapat

• Padatan peka air harus disimpan dengan merendam dalam minyak tanah
• Padatan yang peka udara/oksigen disimpan dalam air
• Jangan menyimpan campuran padatan seperti oksidator, katalisator dan bahan
mudah terbakar. Contoh: KClO3, MnO2, Gula pasir
BAHAN KIMIA CAIRAN

• Simpan dalam botol tertutup rapat


• Untuk cairan yang mudah menguap sisakan ruang ¼ nya
• Untuk cairan yang mudah terbakar, jauhkan dari api
• Untuk cairan oksidator, simpan dalam ruang asam
• Gunakan APD yang sesuai bila akan mengambil cairan berbahaya
• Cairan yang berbahaya jangan disimpan di atas
BAHAN KIMIA GAS

• Simpan dalam tabung gas yang aman


• Gunakan kran dengan spuyer yang terawat
• Simpan ditempat yang dingin (bila ada)
• Jauhkan dari api atau panas
• Jaga agar tabung stabil (tidak mudah jatuh)
PROSEDUR PENANGANAN
BAHAN KIMIA
PROSEDUR PENANGANAN BAHAN
KIMIA MUDAH TERBAKAR
• Dapat berupa cairan, padatan, dan gas
• Tempat kerja dengan ventilasi yang baik
• Hindari bekerja dekat dengan sumber api
• Hindari kebocoran gas
• Perhatikan titik nyala bahan kimia
• Jangan buang pelarut ke saluran bak pencuci
PROSEDUR PENANGANAN
BAHAN KIMIA PENGOKSIDASI
• Hindari campuran dengan bahan kimia yang mudah terbakar
• Memperbesar intensitas api
• Hindari sumber api
• Tutup botol bahan kimia dengan rapat
PROSEDUR PENANGANAN
BAHAN KIMIA YANG BERACUN
• Gunakan alat pelindung diri yang sesuai
• Ruang kerja harus berventilasi baik
• Pelajari bahaya:

Karsinogenik (contoh: benzen, arzen)


Mutagenik (contoh: asetaldehid)
Teratogenik (contoh: dimetil merkuri)
• Hindari tertelan, terhirup dan kontak dengan kulit dan mata
PROSEDUR PENANGANAN
BAHAN KIMIA YANG KOROSIF
• Gunakan APD yang sesuai
• Ruang kerja harus mempunyai ventilasi yang baik
• Antisipasi tumpahan bahan kimia
• Siapkan peralatan keselamatan
• Lepas semua pakaian & sepatu yang terkontaminasi
• Cuci sarung tangan yang telah dipakai sebelum
bekerja dengan bahan kimia yang lain atau
berikutnya
PROSEDUR PENANGANAN
PADATAN
• Jangan panik
• Pakai APD yang sesuai MSDS
• Isolasi daerah tumpahan
- Beri peringatan “awas, ada tumpahan bahan
kimia”
- Beri “tali pembatas” agar tidak ada yang melintas
• Tutup tumpahan dengan penjerap jenis matras atau disedot
dengan vakum khusus, jika perlu lakukan penetralan
• Perlakukan buangan tumpahan seperti tumpahan B3,
jangan dibuang langsung ke lingkungan
PROSEDUR PENANGANAN
TUMPAHAN CAIRAN
• Sama dengan prosedur penangan tumpahan padatan
• Jerap tumpahan dengan bahan penyerap yang inert
• Jika perlu, lakukan netralisasi dan cek derajat
keasaman pH dengan pH indikator
• Perlakukan buangan tumpahan seperti tumpahan B3,
jangan dibuang langsung ke lingkungan.
BAHAN PENJERAP TUMPAHAN

• Bahan Penyerap Organik


- Serbuk gergaji
tidak direkomendasikan utk zat pengoksidasi
dan asam kuat
- Pasir kali
murah, daya jerapnya rendah
- Butiran arang kayu (karbon aktif)
harus kering, tidak utk zat pengoksidasi
• Bahan Penyerap Anorganik
Silikat
• Bahan Penyerap Sintetik
Copolimer inert
BAHAN PENETRALISIR

• Natrium karbonat
• Natrium bikarbonat
• Kalsium hidroksida
• Kalsium karbonat
• Asam sitrat
• Kalsium hipoklorit
• Natrium metabisulfat (natrium hidrogen sulfit)
EXAMPLE
KARAKTERISTIK LIMBAH B3
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN
Limbah :
– sisa suatu usaha dan/atau kegiatan
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah :
– zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup, dan/ atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lain
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) :
– limbah yang mengandung B3
DALAM KETENTUAN UMUM :
1. Limbah B3 Cair adalah limbah cair yang mengandung B3 antara lain
larutan fixer, limbah kimiawi cair dan limbah farmasi cair.

2. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme patogen


yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tsb dlm jumlah
dan virulensi yang cukup utk menularkan penyakit pada manusia yang
rentan

3. Limbah patologis: limbah berupa buangan selama operasi, otopsi,


dan/atau prosedur medis lainnya termasuk jaringan, organ, bagian tubuh,
cairan tubuh dan/atau spesimen beserta kemasannya.

4. Limbah Sitotoksik adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari


persiapan dan pemberian obat sitotoksik untuk kemoterapi kanker
Sedangkan golongan limbah B3 yang
berdasarkan karakteristik ditentukan dengan:
 mudah meledak;
 pengoksidasi;
 sangat mudah sekali menyala;
 sangat mudah menyala;
 mudah menyala;
 amat sangat beracun;
 sangat beracun;
 beracun;
 berbahaya;
 korosif;
 bersifat iritasi;
 berbahayabagi lingkungan;
 karsinogenik;
 teratogenik;
 mutagenik.
BAHAN KIMIA YANG MUDAH
MELEDAK
• Zat kimia yang peka terhadap suhu dan
tekanan yang tinggi atau goncangan yang
mendadak. Zat padat atau cair atau campuran
keduanya, akibat suatu reaksi kimia dapat
menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan
besar serta suhu yang tinggi sehingga bisa
menimbulkan peledakan.
• Contoh : Trinitrotoluen (TNT), nitroglycerine,
amonium nitrat.

41
CAMPURAN EKSPLOSIF
• Eksplosif dapat terjadi pula akibat pencampuran beberapa bahan,
terutama bahan oksidator dan reduktor dalam suatu reaktor
maupun dalam penyimpanan.
• Debu-debu seperti debu karbon dalam industri batu bara, zat
warna diazo dalam pabrik zat warna dan magnesium dalam
pabrik baja adalah debu-debu yang sering menimbulkan ledakan.
• Contoh campuran eksplosif:
Oksidator Reduktor
KCIO3 Karbon, belerang
Asam nitrat Etanol
Kalium permanganat Gliserol
Krom Trioksida Hidrazin

42
LETUSAN, LEDAKAN, DETONASI
Campuran yang dapat menyala, seperti udara dengan gas, udara dengan
butir-butir cairan atau udara dengan bahan padat berupa serbuk akan
terbakar oleh adanya nyala dan menghasilkan panas dan tekanan.
Laju pembakaran dan akibat reaksi pembakaran tersebut dapat bermacam-
macarn.
Letusan, ledakan, dan detonasi dapat dibedakan berdasarkan kenaikan laju
pembakaran tersebut.

• Letusan : bidang api dan bidang tekanan berjalan dengan kecepatan hampir
sama(sampai dengan kira-kira 100 m/s)
Contoh: Campuran debu/udara yang menyala dalam bejana atau ruang terbuka.
• Ledakan : gelombang tekanan berjalan di depan bidang api (kira-kira 100 - 300
m/s).
Contoh: Campuran uap pelarut dan udara dalam ketel tertutup.
• Detonasi : gelombang-gelombang tekanan yang berjalan di depan bidang api
menghasilkan lagi bidang api selanjutnya, sehingga mengakibatkan kecepatan yang
sangat tmggi (lebih dari 300 m/s  melebihi kecepatan suara) 43
MUDAH TERBAKAR (FLAMMABLE)

• Dapat terbakar pada suhu normal


• Check Flash Point (FP)
– OSHA FP < 100 F (38 C)
– EPA/DOT FP < 140 F (60 C)
• Contoh :
– Gasoline
– Methyl Ethyl Ketone

44
BAHAN MUDAH TERBAKAR
Bahan kimia yang dapat dengan mudah menyala /terbakar:
• pyrophoris : dapat menyala secara spontan dalam udara pada suhu 54° C
atau kurang tanpa kontak dengan api. Contoh : diborane.
• flammable chemicals : Mudah menyala bila kontak dengan percikan api
• combustible chemicals : Mudah menyala bila kontak dengan api
• Oxidizers : bersifat eksplosif karena sangat reaktif atau tidak
stabil.Mampu menghasilkan oksigen dalam reaksi atau penguraiannya
sehingga dapat menimbulkan kebakaran selain ledakan.

45
PENGELOLAAN LIMBAH B3
PENDAHULUAN
IMPOR Limbah B3
PERTUMBUHAN
INDUSTRI

Degradasi ingkungan:
Timbula - Pencemaran
n & kerusakan
- terkontaminasi
Limbah
B3
Strategi Pengelolaan Pertumbuhan Industri
Lingkungan : harus berlandaskan
kpd pembangunan
Pelaksanaan Program- industri yang
program berkelanjutan &
pengelolaan berwawasan
lingkungan secara lingkungan
terpadu
DEFINISI LIMBAH B3 Pengelolaan Limbah B3
Limbah B3 adalah sisa hasil usaha dan
atau kegiatan yang mengandung bahan “… adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pengurangan,
berbahaya dan beracun (B3) penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,
pemanfaatan, pengolahan, dan/atau penimbunan ”

EKSPO
R
PERATURAN PENGELOLAAN LIMBAH B3
PERATURAN JUDUL PERATURAN PERATURAN JUDUL PERATURAN
UU No. 32 / 2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kepdal Persyaratan teknis pengolahan LB3
03/BAPEDAL/09/199
UU No. 23 / 2014 Pemerintahan Daerah 5
Permen LHK No. 63/2016 Persyaratan Dan Tata Cara Penimbunan
UU No. 11/2020 Cipta Kerja Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Di
Fasilitas Penimbusan Akhir
PP No. 5/2021 Penyelenggaraan Perizinan Berbasis Resiko
Permen LHK No.12/2018 Persyaratan dan Tata Cara Dumping
PP No. 22/2021 Penyelenggaraan dan Perlindungan Lingkungan (Pembungan) Limbah ke Laut
Hidup
Permen LHK No. Pedoman Pemulihan Lahan Terkontaminasi
PP No.27/2020 Pengelolaan Sampah Spesifik 101/2018 Limbah B3
Perpres No. 47 Tahun 2005 Amendemen atas Konvensi Basel tentang Permen LH No. 30/2009 Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan
Pengawasan Perpindahan Lintas Batas Limbah Pengelolaan Limbah B3 serta
Berbahaya dan Pembuangannya Pengawasan Pemulihan Akibat
Permen LHK No. 95/2018 Persyaratan PeriInan PLB3 Terintegrasi dengan Izin Pencemaran Limbah B3 oleh PEMDA
Lingkunganmelalui Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik Permen LHK No. 10/2020 Tata Cara Uji Karakteristik dan Penetapan
Status Limbah Bahan Berbahaya Dan
Permen LHK No. 12/2020 Penyimpanan Limbah B3 Beracun
Permen LH No.14/2013 Simbol dan Label Limbah B3 Permen LHK No. 74/2019 Program Kedaruratan Pengelolaan B3 dan
Limbah B3
Permen LHK No. 4/2020 Pengangkutan Limbah B3
Permen LHK No.56/2015 Tata Cara Dan Persyaratan Teknis
Permen LH No. 2/2008 Pemanfaatan Limbah B3 Pengelolaan Limbah B3 dari Fasyankes
Permen LH No. 05/2009 Pengelolaan Limbah di Pelabuhan
UU 11/2020 MERUBAH BEBERAPA PASAL DALAM
UU 32/2009 (TERKAIT PENGELOLAAN LIMBAH B3)
Pasal 22 UU 11/2020 , merubah beberapa pasal dalam UU 32 Tahun 2009 yang terkait dengan
Perizinan Berusaha, antara lain ketentuan Pasal 59 dan Pasal 61

 Pasal 59 ayat (4) dan ayat (5):  Pasal 61 ayat (1) dan ayat (3):
(4)Pengelolaan Limbah B3 wajib mendapat (1)Dumping sebagaimana dimaksud dalam
Perizinan Berusaha, atau persetujuan Pasal 60 hanya dapat dilakukan dengan
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah persetujuan dari Pemerintah Pusat
(5)Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
wajib mencantumkan persyaratan lingkungan (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
hidup yang harus dipenuhi dan kewajiban cara dan persyaratan dumping limbah atau
yang harus dipatuhi pengelola Limbah B3 bahan diatur dalam Peraturan Pemerintah
dalam Perizinan Berusaha, atau persetujuan
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah

Pasal 185 huruf b, UU 11/2020, peraturan pelaksanaan dari UU yang telah diubah oleh UU CK tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dan wajib disesuaikan paling lama 3 bulan
PRINSIP PERUBAHAN
dari PP 101 / 2014 -> PP 2021

“FRASA”
BERUBAH

IZIN
PENGELOLAA PERSETUJUAN TEKNIS
N LIMBAH B3 PENGELOLAAN LIMBAH
B3
IZIN
LINGKUNGAN PERSETUJUAN
LINGKUNGAN
PERSETUJUA
N UJI COBA KEWAJIBAN PELAPORAN,
DAN DILAKUKAN POST
AUDIT
(setelah Pertek PLB3 terbit)
LIMBAH

Setiap Orang yang menghasilkan


Limbah wajib melakukan
pengelolaan
limbah yang dihasilkannya.

Limbah B3
pada daftar
Lampiran IX Pengelolaan Limbah
Pengelolaan nonB3
Limbah B3 • Tidak memerlukan
• Memerlukan Persetujuan Teknis
Persetujuan Teknis • Standar pengelolaan
Limbah nonB3 pada Limbah nonB3 dari
• Pertek terintegrasi tercantum dalam
Lampiran XIV Pengecualian Limbah
dengan Persetujuan
(9 Jenis Limbah) yang B3
Persetujuan Lingkungan/SK
semula Limbah B3 per Pelaku Usaha
Lingkungan Pengecualian Menteri
Spesifik Khusus) (Uji Karakteristik)
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG C I P T A
KERJA, U N T U K MELINDUNGI KUALITAS
Prinsip
LINGKUNGAN DAN MEMPERMUDAH
Perubahan
KEGIATAN B E R U S A H A

IZIN PLB3 PEMENUHAN


Diintegrasikan
Surat KOMITMEN
Diganti : PERSETUJUAN PERIZINAN Kelayakan PERSETUJUAN
LINGKUNGAN BERUSAHA Operasional TEKNIS
Persetujuan Teknis,
dan
Persetujuan dari PENGAWASAN
Verifikasi /
Pemerintah Pusat
(untuk kegiatan Dumping ) Pembinaan

NON JASA/
PENGHASIL LB3
(KBLI mengikuti kegiatan induk)
PERSYARATAN
Persetujuan Teknis untuk kegiatan penghasil
PERMOHONAN
LB3 mencakup: pengolahan; pemanfaatan;
PERSETUJUAN
penimbunan; dan dumping LB3.
TEKNIS
JASA PLB3 Izin usaha di
(KBLI – Bidang usaha
pengolahan LB3)
Menteri LHK

*KBLI: Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia


RUANG LINGKUP PENGELOLAAN LIMBAH B3
(Pasal 274-449)

 Penetapan limbah B3
 Pengurangan limbah B3
 Penyimpanan limbah B3
 Pengumpulan limbah B3
 Pengangkutan limbah B3
 Pemanfaatan limbah B3
 Pengolahan limbah B3
 Penimbunan limbah B3
 Dumping (pembuangan) limbah B3
 Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Hidup dan/atau Kerusakan Lingkungan
Hidup dan Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup
 Sistem Tanggap Darurat dalam Pengelolaan Limbah B3
 Pembiayaan
PENETAPAN LIMBAH B3
Dalam hal terdapat limbah di luar
daftar limbah B3 sebagaimana
List
Memenuhi LB3
tercantum pada Lampiran IX
karakteristik
LB3
PEMERINTAH

Melakukan Uji Tidak


Tetap
Karakteristik memenuhi Limbah
karakteristik Non
B3
Karakteristik Limbah B3
LB3
meliputi:
a. mudah meledak;
b. mudah menyala;
c. reaktif;
d. infeksius;
e. korosif; dan/atau
f. beracun.
PENGURANGAN LIMBAH B3

Pengurangan Limbah B3 dilakukan melalui:


pemilihan bahan baku dan/atau bahan penolong yang semula mengandung B3
SUBSTITUSI digantikan dengan bahan baku dan/atau
bahan penolong yang tidak mengandung B3
BAHAN,
MODIFIKASI pemilihan dan penerapan proses produksi yang lebih efisien
PROSES,
MENGGUNAKAN TEKNOLOGI
RAMAH LINGKUNGAN

Laporan mengenai pelaksanaan


Pengurangan Limbah B3. WAJIB
disampaikan secara tertulis MENTERI
LHK
PENYIMPANAN LIMBAH B3
• Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib Standar/rincian teknis meliputi:
melakukan penyimpanan limbah B3 • Nama, sumber, karakteristik, dan jumlah limbah
• Dilarang melakukan pencampuran limbah B3 yang B3 yang akan disimpan
disimpannya • Dokumen yang menjelaskan tentang TPS LB3
• Untuk melakukan penyimpanan wajib memenuhi: • Dokumen yang menjelaskan tentang
• Standar penyimpanan limbah B3 pengemasan LB3
• Rincian teknis penyimpanan limbah B3 yang • Persyaratan lingkungan hidup
termuat dalam Persetujuan Lingkungan • Kewajiban pemenuhan standar/rincian teknis

PRINSIP PERUBAHAN dari PP 101 / 2014 -> PP 2021

Diintegrasikan ke dalam
Penyimpanan -TPS Limbah B3 Jika terjadi perubahan
NIB atau dokumen
karena pengembangan
TERINTEGRASI dengan lingkungan, dengan
kegiatan → perubahan
Persetujuan Lingkungan memenuhi persyaratan &
dokumen lingkungan atau
ketentuan teknis TPS
disesuaikan dengan
LB3 yg ditetapkan
peraturan
Masa Penyimpanan
 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah El3 dihasilkan, untuk Limbah 83
Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 dan yang dihasilkan sebesar 50 kg (lima puluh kilogram) per hari atau lebih;
melakukan kegiatan Penyimpanan Limbah B3  180 (seratus delapan puluh) hari sejak Limbah 83 dihasilkan, untuk Limbah E}3
wajib: yang dihasilkan kurang dari 50 kg (lima puluh kilogram) per hari unt-uk Limbah 83
kategori 1;
 memenuhi standar dan/atau rincian teknis
Penyimpanan Limbah B3 dan persyaratan  365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah 83 dihasilkan, untuk Limbah 83
yang dihasilkan kurang dari 50 kg (lima puluh kilogram) per hari untuk Limbah 83
Lingkungan Hidup; kategori 2 dari sumber tidak spesifik dan sumber spesifik umurn; atau
 melakukan Penyimpanan Limbah B3  365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah E}3 dihasilkan, untuk Limbah 83
selama masa penyimpanan kategori 2 dari sumber spesifik khusus;

 menyusun dan menvampaikan


laporan pelaksanaan kegiatan
Penyimpanan Limbah B3 Dalam hal Penyimpanan Limbah 83 melampaui jangka waktu
penyimpanan, Penghasil limbah B3 wajib:
 Melakukan pemanfaatan limbah B3, pengolahan limbah B3, dan atau
penimbunan limbah B3; dan atau
 Menyerahkan limbah B3 kpada pihak lain: Pengumpul limbah B3, Pemanfaat
limbah B3, Pengolah limbah B3, dan/atau Penimbun limbah B3

Pihak lain tersebut wajib memiliki Perizinan Berusaha untuk


kegiatan bidang usaha Pengelolaan Limbah B3
FASILITAS PENYIMPANAN LIMBAH B3
LIMBAH B3 YANG DAPAT DISIMPAN
NO. FASILITAS KATEGORI KATEGORI 2
SUMBER TIDAK
1 SPESIFIK
SPESIFIK UMUM SPESIFIK
KHUSUS

1 bangunan    

2 tangki dan/atau    ×
kontainer
3 silo    

4 penumpukan limbah × × × 
(waste pile)

5 waste impoundment × × × 

6 bentuk lainnya sesuai    


dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
STANDAR WA S T E IMPOUNDMENT Standar waste pile
Sistem pengumpulan dan
Liner pengambilan lindi Tanggul atau Tanggul atau
ganda (leachate) penghalang Liner ganda penghalang

Sistem pengumpulan dan


Sumur pengambilan lindi
pantau air (leachate) ganda
tanah

Penampang Melintang Penampang Melintang Fasilitas


Impoundment di Permukaan Penumpukan Limbah (waste pile)

Tangki Silo Penirisan (Drip Pad)


PENAMPAN
G
MELINTANG TANGGU
TANGGUL L
PENGEMASAN LIMBAH B3
 Kemasan Limbah B3 wajib dilekati Label
Limbah B3 dan Simbol Limbah B3.
 Pengemasan Limbah B3 dilakukan dengan  Label Limbah B3 paling sedikit meliputi
menggunakan kemasan yang: keterangan mengenai:
 terbuat dari bahan yang dapat mengemas Limbah B3  nama Limbah B3;
sesuai dengan karakteristik Limbah B3 yang akan  identitas Penghasil Limbah B3;
disimpan;  tanggal dihasilkannya Limbah B3;
 mampu mengungkung Limbah B3 untuk dan
tetap  tanggal Pengemasan Limbah
berada dalam kemasan; B3.
 Pemberian simbol label disesuaikan
 memiliki penutup yang kuat untuk mencegah dengan karakteristik limbah B3
terjadinya tumpahan saat dilakukan penyimpanan,
pemindahan atau pengangkutan;
 berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak
berkarat, atau tidak rusak.
PENGUMPULAN LIMBAH B3
Pengumpul limbah B3 wajib memiliki:
1. Persetujuan Lingkungan
2. Perizinan Berusaha untuk kegiatan bidang usaha
Pengelolaan Limbah B3

 Pengumpulan Limbah B3 dilakukan dengan: Pengumpul Limbah B3 DILARANG:


 segregasi Limbah B3;  Melakukan pemanfaatan limbah B3 dan/atau
 Penyimpanan Limbah B3; dan pengolahan limbah B3

 Segregasi Limbah B3 dilakukan sesuai dengan:  menyerahkan limbah B3 yang dikumpulkannya


kepada pengumpul limbah B3 lainnya
 nama Limbah B3 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
IX PP 22/2021; dan  melakukan pencampuran limbah B3
 karakteristik Limbah B3.
 Penyimpanan Limbah B3 dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan Penyimpanan Limbah B3.
PENGANGKUTAN LIMBAH B3

 Pengangkutan Limbah B3 wajib dilakukan dengan


menggunakan alat angkut yang tertutup untuk Limbah B3 kategori 1.
 Pengangkutan Limbah B3 dapat dilakukan dengan menggunakan alat
angkut yang terbuka untuk Limbah B3 kategori 2.
 Pengangkutan Limbah B3 wajib memiliki:
 rekomendasi Pengangkutan Limbah B3; dan
 Perizinan Berusaha di bidang Pengangkutan Limbah B3.

 Pengangkutan Limbah B3 wajib disertai dengan manifes Pengangkutan Limbah B3 → FESTRONIK


 Pengangkut Limbah B3 wajib dilakukan oleh badan usaha berbadan hukum (PT, Koperasi, Yayasan) → tidak
termasuk CV, NV, UD. → cirinya terdaftar sebagai badan hukum di Kementerian Hukum dan HAM
PEMANFAATAN LIMBAH B3
Pemanfaatan Limbah B3 meliputi:
Pertimbangan
 Ketersediaan teknologi
• Pemanfaatan limbah B3 sebagai substitusi bahan baku;
• Pemanfaatan limbah B3 sebagai substitusi sumber energi;  Standar produk
• Pemanfaatan limbah B3 sebagai bahan baku; dan  Standar Lingkungan Hidup atau
• Pemanfaatan limbah B3 sesuai dengan perkembangan Baku Mutu Lingkungan Hidup
ilmu pengetahuan dan teknologi.

 Untuk melakukan pemanfaatan Limbah B3 setiap orang yang Filosofi


menghasilkan limbah B3 wajib memiliki:
 Persetujuan Lingkungan; dan Memberikan manfaat secara
ekonomi dan lingkungan
 Perizinan Berusaha
 Jika tidak mampu melakukan sendiri: Tidak mengalihkan dampak
 Pemanfaatan limbah B3 diserahkan kepada Pemanfaat yang memiliki (transfer of impact)
Persetujuan Lingkungan dan Perizinan Berusaha di bidang usaha Mengutamakan prinsip kehatian-
Pengelolaan Limbah B3; dan/atau hatian (precaution)
 Ekspor limbah B3
BENTUK-BENTUK PEMANFAATAN LIMBAH
NO. JENIS LIMBAH BENTUK PEMANFAATAN SUMBER
1 Oli Bekas a. Daur ulang menjadi oli Industri otomotif, kendaraan, mesin
b. Base oil
c. Bahan bakar alternatif
2 Aki bekas a. Daur ulang timah (ingot Pb)
b. Daur ulang plastik
3 Sludge IPAL a. Bahan bakar alternatif Pabrik kertas, pabrik susu
b. Kertas daur ulang (low grade paper)

4 Sludge oil Bahan bahan bakar alternatif Industri minyak, tangki penimbun minyak, tank
cleaning
5 Limbah elektronik Recovery logam berharga (Au, Cu, V, Ag, Pt, Pl, Pb, Sn) Industri alat elektronik
(E-waste)

6 Limbah Kosmetik Bahan bakar alternatif Industri kosmetik

7 Dross dan Slag a. Peleburan ingot alumunium Industri peleburan alumunium


alumunium b. Bahan campuran koagulan
c. Bata tahan panas
d. Material Konstruksi
8 Dross dan slag timah Peleburan ingot timah Industri peleburan timah
putih
9 Limbah ban a. Carbon Kendaraan bermotor
b. Kawat
c. Minyak bakar
PENGOLAHAN LIMBAH B3
 Pengolahan Limbah B3 dilakukan dengan cara:  Untuk melakukan pengolahan Limbah B3 setiap orang yang
 termal; menghasilkan limbah B3 wajib memiliki:
 Persetujuan Lingkungan; dan
 stabilisasi dan solidifikasi; dan/atau  Perizinan Berusaha
 cara lain sesuai perkembangan teknologi.  Jika tidak mampu melakukan sendiri:
 Dilakukan dengan pertimbangan: Pengolahan limbah B3 diserahkan kepada Pengolah yang
memiliki Persetujuan Lingkungan dan Perizinan Berusaha di
 ketersediaan teknologi; dan
bidang usaha Pengelolaan Limbah B3; dan atau
 baku mutu atau standar lingkungan hidup  Ekspor limbah B3
 Standar pelaksanaan Pengolahan Limbah B3 yang dilakukan dengan cara termal meliputi standar:
 emisi udara;
 efisiensi pembakaran dengan nilai paling sedikit mencapai 99,99%); dan
 efisiensi penghancuran dan penghilangan senyawa Principle Organic Hazardous Constituents (POHCs) dengan nilai paling sedikit
mencapai 99,99%
 Standar efisiensi pembakaran tidak berlaku untuk Pengolahan Limbah B3 dengan menggunakan kiln pada industri semen.
 Standar efisiensi penghancuran dan penghilangan senyawa Principle Organic Hazardous
Constituents tidak berlaku untuk Pengolahan Limbah B3 dengan karakteristik infeksius.
 Standar efisiensi penghancuran dan penghilangan senyawa POHCs tidak berlaku untuk
Pengolahan Limbah B3:
 berupa Polychlorinated Biphenyls (PCBs); dan yang berpotensi menghasillkan
Polychlorinated Dibenzofurans; danPolychlorinated Dibenzo-p-dioxins.
PRINSIP PERUBAHAN DARI PP 101 / 2014 PP 22 / 2021
UNTUK PEMANFAATAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH
B3

Pemohon yang belum memiliki fasilitas dan/atau melakukan uji coba


pemanfaatan/pengolahan Limbah B3, setelah mendapat Persetujuan Teknis
dilakukan prosedur/mekanisme verifikasi.

Jika verifikasi memenuhi diterbitkan Surat Persetujuan


Persetujuan Teknis Operasional (SLO) kegiatan.

Jika verifikasi tidak memenuhi diterbitkan surat


Persetujuan Teknis penghentian sementara
PENIMBUNAN LIMBAH B3
Penimbunan Limbah B3 dapat dilakukan pada fasilitas berupa:
a. penimbusan akhir (Landfill);
b. sumur injeksi;  Untuk melakukan pengolahan Limbah B3 setiap
c. penempatan kembali di area bekas tambang ( Back filling); orang yang menghasilkan limbah B3 wajib
d. dam tailing; dan/atau
memiliki:
e. sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
 Persetujuan Lingkungan; dan
 Perizinan Berusaha
PRINSIP PERUBAHAN dari PP 101/2014 PP 22/2021
 Jika tidak mampu melakukan sendiri:
 Khusus fasilitas Penimbusan Akhir (Landfill), verifikasi dilakukan melalui 3
 Pengolahan limbah B3 diserahkan
tahapan:
1. Penentuan lokasi (syarat permeabilitas tanah sesuai dengan kelas Landfill);
kepada Pengolah yang memiliki
2. Pembangunan fasilitas Penimbusan Akhir (sesuai dengan kelas Landfill); dan Persetujuan Lingkungan dan Perizinan Berusaha di
3. Operasional Penimbunan (tes kebocoran/leak inspection). bidang usaha Pengelolaan Limbah B3
Setiap orang yang menghasilkan Limbah B3 yang  Setiap Orang yang menghasilkan limbah B3 yang
telah memperoleh Persetuiuan Teknis Pengelolaan telah memperoleh penetapan penghentian kegiatan
L,imbah B3 untuk kegiatan Penimbunan Limbah B3 wajib melaksanakan Pemantauan Lingkungan Hidup
wajib memiliki penetapan penghentian kegiatan pada bekas lokasi dan/atau fasilitas Penimbunan
jika bermaksud: Lımbah B3, yang meliputi:
 menghentikan Usaha dan/atau a. pemantauan terhadap potensi kebocoran,
Kegiatan; pelindian, dan/atau kegagalan fasilitas
Penimbunan Limbah B3;
 mengubah penggunaan atau memindahkan
lokasi dan/atau fasilitas Penimbunan Limbah b. pemantauan kualitas Lingkungan Hidup di
B3: atau sekitar lokasi fasilitas Penimbunan Limbah B3;
dan
 melakukan penutupan lasilitas penimbunan
Limbah B3 karena fasilitas Penimbunan c. pelaporan hasil pemantauan secara
Limbah B3 telah penuh. berkala.
DUMPING LIMBAH B3

1) Limbah B3 yang dapat dilakukan Dumping (Pembuangan)


•PRINSIP PERUBAHAN dari PP 101 /
ke laut berupa: 2014
→ kegiatan pengolahan hasil pertambangan;
a. tailing dari
•PPdari
b. serbuk bor 22hasil
/ 2021
pemboran Usaha dan/atau Kegiatan eksplorasi
dan/atau eksploitasi di laut menggunakan lumpur bor berbahan dasar
sintetis (synthetic-based
 Dumping hanya bisa dilakukan oleh
c. mud),
serbuk; dan Penghasil
bor dan lumpur borLimbah
dari hasilB3.
pemboran Usaha dan/atau
Kegiatan eksplorasi dan/atau eksploitasi di laut menggunakan
 berbahan
lumpur bor Dumping membutuhkan
dasar air (water- basedPersetujuan
mud) dari
Pemerintah Pusat. (bukan Persetujuan
2) Limbah B3 tersebut wajib dilakukan netralisasi atau
Teknis,
penurunan kadar racun sesuai
sebelumPasal 22 angka 21
dilakukan UUCK
yang mengubah Pasal 61 UU 32/2009).
Dumping(Pembuangan) ke laut.
• Persetujuan Teknis diberikan untuk kegiatan Dumping
(Pembuangan) Limbah 83 ke media Lingkungan
Hidup berupa:
a. Tanah; dan
PROSES PERMOHONAN PERSETUJUAN TEKNIS UNTUK
PENGHASIL LIMBAH B3
VALIDAS Penerbita Ya/Sesuai Tida Penyampaia
Menteri LHK VERIFIKASI n Surat agar
I n k
2 hari SLO 10 Hari Merubah
PerTek

7 Hari Menyampaikan
Laporan Pembangunan 7 Hari
Fasilitas dan Uji Coba

VERIFIKASI
7 Hari Tida Proses pembangunan fasilitas
k Pengelolaan Limbah B3 atau
Uji Coba oleh Penghasil
Limbah B3
Y
a

Menteri menerbitkan Menolak permohonan


Terbit Perizinan Berusaha Menteri,
Persetujuan Teknis Persetujuan Teknis.
Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai
Pengelolaan Limbah 7 hari
kewenangan penerbitan Perizinan
B3 7 hari Berusaha sesuai sektor (Lihat RPP NSPK)

Pengajuan Uji Kelayakan AMDAL atau


Pemeriksaan Formulir UKL-UPL, kepada Menteri, Terbit Persetujuan Lingkungan
Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai oleh Menteri, Gubernur, atau
Pemohon/ kewenangan penerbitan Perizinan Berusaha Bupati/Walikota sesuai kewenangan
Penghasil sesuai sektor penerbitan Perizinan Berusaha sesuai sektor
Limbah B3 (Salah satunya menguji Rincian Teknis (Lihat RPP NSPK)
Penyimpanan Limbah B3)
PROSES PERMOHONAN PERSETUJUAN TEKNIS UNTUK
JASA PENGELOLAAN LIMBAH B3
Menteri LHK, Gubernur Menyampaikan Laporan
(untuk Pengumpulan Skala VALIDASI Menteri LHK
Pembangunan Fasilitas dan
Provinsi); dan Bupati/ 2 hari
Uji Coba
WaliKota (untuk
Pengumpulan Skala
Kabupaten/Kota). Proses pembangunan
fasilitas Pengelolaan
Limbah B3 atau Uji Coba
oleh Penghasil Limbah
B3
VERIFIKASI
10 Hari
Terbit Perizinan Berusaha Menteri,
Mengajukan Permohonan Tidak: Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai
Persetujuan Teknis: kewenangan penerbitan Perizinan

Ya/Sesua
Disertai alasan

Tida
penolakan. Berusaha sesuai sektor
VERIFIKASI

k
1. Pengumpulan Limbah B3; (Lihat RPP NSPK)
7 Hari
2. Pengolahan Limbah B3,

i
3. Pemanfaatan Limbah B3,
Y
a
4. Penimbunan Limbah B3. Terbit Persetujuan
Penerbitan SLO
Proses Penerbitan Lingkungan oleh Menteri
7 Hari 7 Hari

PERTEK Penanggung jawab Usaha/Kegiatan


diterbitkan mengajukan permohonan Uji AMDAL
Menteri, atau pemeriksaan formular UKL- Penyampaian
Pemohon/ UPL, kepada Menteri. (Salah surat agar
Jasa Pengelola Gubernur, atau
satunya menguji Rincian Teknis merubah
Limbah B3 Bupati /
Penyimpanan Limbah B3) pertek. 7
WaliKota.
Hari.
KEDUDUKAN PERSETUJUAN TEKNIS (PERTEK) DALAM PERSETUJUAN
LINGKUNGAN

Penilaian Administratif Penilaian Substantif

Menter Bupati/
Gubernur
i LHK Wali Kota
REFERENSI

• IR. EDY PURWANTO M BAKRI MAS (SOSIALISASI PP 22 / 2021 PENGELOLAN LIMBAH NON B3)
• PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO, DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERSIHAN (PERATURAN
PEMERINTAH NOMOR 22 TAHUN 2021 (TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP (P3LH) )
• REZQI HANDAYANI, M.P.H., APT (PENGENALAN DAN PENANGANAN BAHAN KIMIA)

Anda mungkin juga menyukai