Orang yang dapat menggunakan kedua bahasa itu disebut orang yang bilingual (dalam
bahasa Indonesia disebut juga dwibahasawan). Sedangkan kemampuan untuk
menggunakan dua bahasa disebut bilingualitas (dalam bahasa Indonesia disebut juga
kedwibahasawanan). Selain istilah bilingualisme dengan segala jabarannya ada juga istilah
multilingualisme ( dalam bahasa Indonesia disebut juga keanekabahasaan) yakni keadaan
digunakannya lebih dari dua bahasa oleh seseorang dalam pergaulannya dengan orang lain
secara bergantian.
02
DIGLOSIA
DIGLOSIA
Diglosia adalah suatu situasi bahasa di mana terdapat pembagian fungsional atas variasi-variasi
bahasa atau bahasa-bahasa yang ada di masyarakat. Yang dimaksud ialah bahwa terdapat
perbedaan antara ragam formal atau resmi dan tidak resmi atau non-formal. Contohnya
misalkan di Indonesia terdapat perbedaan antara bahasa tulis dan bahasa lisan.
03
Kaitan Bilingualisme dan Diglosia
Kaitan Bilingualisme dan Diglosia
Diglosia diartikan sebagai adanya perbedaan fungsi atas penggunaan bahasa( terutama fungsi T
dan R) dan bilingualisme adalah keadaan penggunaan dua bahasa secara bergantian dalam
masyarakat, maka Fishman (1977) menggambarkan hubungan diglosia dan bilingualisme itu
seperti tampak dalam bagan.
Hubungan bilingualisme dan diglosia
4 JENIS
Bilingualisme dan
diglosia
Diglosia tanpa bilingualisme
Tidak bilingualisme dan
Di dalam masyarakat yang beriringan diglosia tapi tanpa
tidak diglosia
bilingualisme terdapat dua kelompok penutur. Kelompok
pertama yang biasanya lebih kecil, merupakan kelompok
ruling group yang hanya bicara dalam bahasa T. Di dalam masyarakat yang beriringan diglosia tapi tanpa
Sedangkan kelompok kedua yang biasanya lebih besar, bilingualisme terdapat dua kelompok penutur. Kelompok
tidak memiliki kekuasaan dalam masyarakat, hanya pertama yang biasanya lebih kecil, merupakan kelompok
berbicara bahasa R. situasi diglosia tanpa bilingualisme ruling group yang hanya bicara dalam bahasa T.
banyak kita jumpai di Eropa sebelum perang dunia Sedangkan kelompok kedua yang biasanya lebih besar,
pertama. tidak memiliki kekuasaan dalam masyarakat, hanya
berbicara bahasa R. situasi diglosia tanpa bilingualisme
banyak kita jumpai di Eropa sebelum perang dunia
pertama.
TERIMA KASIH