Anda di halaman 1dari 13

Bilingualisme dan Diglosia

dalam Proses Komunikasi


Kelompok 5
Muafifah 192110041

Atika Rihandini 192110046

Dwika Wuri C. 192110051

Rini Puji Lestari 192110052


01
BILINGUALISME
BILINGUALISME

Bilingualisme (Inggris: bilingualism) dalam bahasa Indonesia disebut juga kedwibahasaan.


Secara sosiolinguitik secara umum, bilingualisme diartikan sebagai penggunaan dua bahasa.
atau lebih seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian (Mackey
dalam Chaer dan Agustina, 2010: 87). Untuk dapat menggunakan dua bahasa tentunya
seseorang harus menguasai dua bahasa itu.
BILINGUALISME

Orang yang dapat menggunakan kedua bahasa itu disebut orang yang bilingual (dalam
bahasa Indonesia disebut juga dwibahasawan). Sedangkan kemampuan untuk
menggunakan dua bahasa disebut bilingualitas (dalam bahasa Indonesia disebut juga
kedwibahasawanan). Selain istilah bilingualisme dengan segala jabarannya ada juga istilah
multilingualisme ( dalam bahasa Indonesia disebut juga keanekabahasaan) yakni keadaan
digunakannya lebih dari dua bahasa oleh seseorang dalam pergaulannya dengan orang lain
secara bergantian.
02
DIGLOSIA
DIGLOSIA

Diglosia adalah suatu situasi bahasa di mana terdapat pembagian fungsional atas variasi-variasi
bahasa atau bahasa-bahasa yang ada di masyarakat. Yang dimaksud ialah bahwa terdapat
perbedaan antara ragam formal atau resmi dan tidak resmi atau non-formal. Contohnya
misalkan di Indonesia terdapat perbedaan antara bahasa tulis dan bahasa lisan.
03
Kaitan Bilingualisme dan Diglosia
Kaitan Bilingualisme dan Diglosia

Diglosia diartikan sebagai adanya perbedaan fungsi atas penggunaan bahasa( terutama fungsi T
dan R) dan bilingualisme adalah keadaan penggunaan dua bahasa secara bergantian dalam
masyarakat, maka Fishman (1977) menggambarkan hubungan diglosia dan bilingualisme itu
seperti tampak dalam bagan.
Hubungan bilingualisme dan diglosia

4 JENIS

Bilingualisme dan Bilingualisme Tidak


tanpa diglosia Diglosia tanpa
diglosia bilingualisme dan
bilingualisme tidak diglosia.
Bilingualisme tanpa
Di dalam masyarakat yang diglosia
dikarakterisasikan sebagai masyarakat yang
bilingualisme dan diglosia, hamper setiap
orang mengetahui ragam atau bahasa T dan
ragam atau bahasa R. Kedua ragam atau
Dalam masyarakat yang bilingualis tetapi
bahasa itu akan digunakan menurut
tidak diglosis terdapat sejumlah individu
fungsinya masing-masing, yang tidak dapat
yang bilingual, namun mereka tidak
dipertukarkan.trate
membatasi penggunaan bahasa untuk satu
Title text addition
situasi dan bahasa
The useryang lain untuk situasi
can demonstrate
yang lain
onpula. Jadi,ormereka
a projector dapat
computer,
menggunakanorbahasa
print theyang manapun untuk
presentation
situasi dan
andtujuan
make it apapun.
film

Bilingualisme dan
diglosia
Diglosia tanpa bilingualisme
Tidak bilingualisme dan
Di dalam masyarakat yang beriringan diglosia tapi tanpa
tidak diglosia
bilingualisme terdapat dua kelompok penutur. Kelompok
pertama yang biasanya lebih kecil, merupakan kelompok
ruling group yang hanya bicara dalam bahasa T. Di dalam masyarakat yang beriringan diglosia tapi tanpa
Sedangkan kelompok kedua yang biasanya lebih besar, bilingualisme terdapat dua kelompok penutur. Kelompok
tidak memiliki kekuasaan dalam masyarakat, hanya pertama yang biasanya lebih kecil, merupakan kelompok
berbicara bahasa R. situasi diglosia tanpa bilingualisme ruling group yang hanya bicara dalam bahasa T.
banyak kita jumpai di Eropa sebelum perang dunia Sedangkan kelompok kedua yang biasanya lebih besar,
pertama. tidak memiliki kekuasaan dalam masyarakat, hanya
berbicara bahasa R. situasi diglosia tanpa bilingualisme
banyak kita jumpai di Eropa sebelum perang dunia
pertama.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai