Anda di halaman 1dari 35

Sumber-Sumber Hukum Islam

yaitu asal atau tempat pengambilan hukum Islam.


Meliputi (dasar) :
1. Q.S An Nisa : 59
“Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah,
Rasul & Ulil Amri di antara kamu sekalian.”
Wujud kongkritnya :
• Allah  umat Islam wajib mengikuti ketentuan Al
Quran karena merupakan wahyu Allah.
• Rasul  mengikuti ketentuan As Sunnah /
hadist.
• Ulil Amri  ahli-ahli hukum Islam (fuqoha).
2. Hadist Mu’az
Rasulullah mengutus Mu’az bin Zabar untuk
menjadi gubernur di Yaman. Sebelum ia
berangkat, Rasulullah berkata,”Apabila kamu
akan dihadapi masalah, bagaimanakah kamu
akan menghadapinya?”
Jawabnya,”Ia akan menghadapinya dengan Al-
Qur’an, Hadist, Ar-Ra’yu (akal pikiran yang
memenuhi syarat untuk berijtihad).
A. AL-QUR’AN

 qara’a (membaca)  qur’an (bacaan/sesuatu


yg hrs dibaca)
Al-Qur’an merupakan sumber hukum Islam,
tetapi mengapa tidak bisa dikatakan sebagai
sebuah kitab hukum / kodifikasi ?
Karena :
Al-Qur’an tidak hanya memuat satu jenis hukum
saja. Penyusunan / penulisan hukum di dalam
Al-Qur’an tidaklah lengkap dan sistematis.
Hal-hal pokok (yang dimuat) dalam Al-Qur’an :
• Akidah / keimanan
• Syari’ah (baik menyangkut ibadah maupun
muamalah)
• Akhlaq
• Kisah-kisah manusia di masa lalu
• Berita-berita tentang zaman yang akan datang
(hari kiamat)
• Prinsip-prinsip ilmu pengetahuan
• Al-Quran terdiri dari :30 juz
• 114 surat
• 6666 ayat
• Ibadah : 140 ayat
• Muamalah : 228 ayat +
• 368 ayat (5,8%)
• Bersifat global (umum), masih memungkinkan utk
dikembangkan lebih lanjut oleh akal manusia
• qath’i
• zanni
• Muhkamaat
• Mutasyabihat

Q.S Ali Imran : 7
 ayat Al-Qur’an
• 1. Muhkamaat  ayat Al Qur’an yang memuat ketentuan-
ketentuan pokok yang jelas artinya dapat dipahami dengan
mudah oleh semua orang yang mempelajarinya.
– Qath’i  ayat-ayat yang teksnya / kalimatnya
mengandung arti yang jelas sekali sehingga tidak mungkin
ditafsirkan lain dari yang tersebut dalam teks / kalimat.
• ex : dalam hukum waris  anak laki-laki 2/3 anak
perempuan.
– Zanni  ayat-ayat yang kalimatnya menunjukkan arti /
pengertian lebih dari satu, sehingga masih mungkin
ditafsirkan oleh orang yang berbeda dengan makna yang
berbeda pula.
• ex : Q.S Al Baqarah : 226  quru’, yaitu setiap istri yang
ditalak (dicerai) oleh suami, harus menunggu (masa idah)
 3x quru’
• Mustasyabihat  ayat-ayat Al Qur’an yang mengandung
perumpaan / kiasan, ayat ini hanya bisa dipahami oleh
orang-orang yang mempunyai pengetahuan yang luas dan
mendalam tentang Al Qur’an.
• Pembagian Al Qur’an menurut waktu diturunkannya
(Periodesisasi):
– Makiyah, yaitu ayat-ayat Al Qur’an yang diturunkan oleh
Allah kepada Nabi Muhammad SAW di Mekkah / sebelum
Hijrah (13 tahun).
• Ciri-cirinya :
• Ayat-ayatnya pendek, dengan gaya bahasa yang singkat &
padat. ex : Al-Ikhlas
• Isinya menyangkut keesaan Tuhan (Tauhid), akhlak, kisah-
kisah umat manusia di masa lalu.
• Dimulai dengan kata-kata ya ayyuhannas (wahai manusia).
– Madaniyah, yaitu ayat-ayat Al Qur’an yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW di Madinah / setelah hijrah.
• Ciri-cirinya :
• Ayat-ayatnya panjang-panjang dengan gaya bahasa yang
jelas & lugas.
• Isinya menyangkut norma-norma hukum.
• Dimulai dengan kata-kata ya ayyuhalladzi na amanu (wahai
orang-orang yang beriman).
B. HADIST (As-Sunah)
 yaitu segala sesuatu yang dinukilkan
(diberikan) dari Nabi Muhammad SAW
berupa ucapan, perbuatan, maupun
pengakuan.
• ucapan nabi  sunah qauliyah
• perbuatan nabi  sunah fi’iliyah
• pengakuan nabi  sunah Takririyah
KEDUDUKAN SUNAH SEBAGAI SUMBER
HUKUM:
1. Menjelaskan isi Al-Qur’an yang masih
global (ijma). ex : dirikan sholat.
2. Berdiri sendiri dalam menetapkan
hukum
Q.S Al-Hasyr : 7  “Apa yang
diperintahkan Rasul kepadamu maka
kerjakanlah & apa yang dicegahnya
maka jauhilah.”
• Bagian Hadist, terdiri dari :
• Sanad / Isnad hadist
 Sandaran bagi suatu hadist yaitu orang-orang
yang menjadi penghubung / pembawa berita
yang menyampaikan hadist itu sejak dari
zaman rasul / Nabi Muhammad sampai pada ahli
hadist yang membukukannya  yang
menyampaikannya tidak boleh terputus-putus.
• Matan  bunyi / isi dari suatu hadist.
• Hadist Qudsi  hadist suci yang isinya berasal
dari Allah SWT namun disampaikan dengan
kata-kata nabi sendiri.
• HADIST BERDASARKAN KUANTITAS, yaitu mutawatir,
masyhur, ahad.
• Nabi  sahabat (generasi I)tabi’in (generasi II)tabi’
tabi’in (generasi III).
• Hadist Mutawatir  segala sesuatu yang datang dari
Rasulullah yang diriwayatkan oleh sekian banyak sahabat,
sehingga karena banyaknya itu mustahil mereka akan
berbuat salah bersama.
• ex : nabi kalau berdoa mengangkat tangan.
• Hadist Mashur  segala sesuatu yang datang dari
Rasulullah yang diriwayatkan oleh seorang, dua orang, atau
lebih namun jumlahnya tidak sebanyak yang diriwayatkan
oleh hadist muatawatir, akan tetapi pada generasi ke-2 dan
ke-3 jumlah orang yang meriwayatkan hadist itu sama
dengan yang meriwayatkan hadist mutawatir.
• - Hadist Ahad  segala sesuatu yang datang dari Rasulullah
yang diriwayatkan oleh seorang, dua orang, atau lebih
sahabat, tetapi jumlahnya tidak sama dengan yang
meriwayatkan hadist mutawatir, sesudah generasi sahabat
tersebut hadist itu diriwayatkan oleh seorang, dua orang atau
lebih generasi tabi’in dan seterusnya sama oleh genersasi
tabi’tabi’in.
• HADIST BERDASARKAN KUALITAS, yaitu
shahih, hasan, dhaif.
• Hadist Shahih : hadist yang diriwayatkan oleh
perawi (orang yang meriwayatkan hadist) yang
adil (orang yang senantiasa benar dan menjauhi
perbuatan terlarang), mempunyai ketelitian yang
sempurna.
• Syarat : - bersambung sampai kepada Nabi
Muhammad.
• tidak mempunyai cacat
• tidak pernah berbeda / bertentangan dengan
periwayatan orang-orang terpercaya.
• Enam kumpulan hadist shahih disebut Al Kutub As Sitah :
• H.R Bukhari - H.R Tarmizi
• H.R Muslim - H.R Abu Daud
• H.R Nasa’i - H.R Ibnu Majah
• Hadist Hasan : hadist yang diriwayatkan oleh perawi yang
adil tetapi kurang ketelitiannya.
• Syarat : - bersambung sampai kepada Nabi Muhammad.
• tidak mempunyai cacat
• tidak berbeda / bertentangan dengan periwayatan orang-
orang terpercaya.
• Hadist Shahih dan Hasan harus digunakan untuk mengambil
keputusan.
• Hadist Dhaif (maudhu’) : hadist yang tidak memenuhi syarat
seperti dalam Hadist Shahih maupun Hasan.
• Syarat : - isinya tidak masuk akal.
• bertentangan dengan Al-Qur’an
• tidak sesuai dengan akidah Islam.
• bertentangan dengan hadist lain.
C. IJTIHAD (Ar Rayu)
Mujtahid : orangnya.
 yaitu, usaha yang sungguh-sungguh dengan
menggunakan segenap kemampuan yang ada yang
dilakukan oleh ahli hukum Islam yang memenuhi syarat
untuk mendapatkan garis hukum bagi sesuatu yang belum
jelas / tidak ada ketetapannya di dalam Al-Qur’an maupun
Hadist.
• Metode Ijtihad:
• Ijma’  persetujuan / kesepakatan / kesesuaian
pendapat antara para ahli hukum Islam mengenai
suatu masalah pada suatu tempat pada suatu masa.
• Quali / Qath’i  Ijma dimana persetujuan para mujahid
terhadap pendapat mujtahid lain dinyatakan dengan
ucapan (lisan) atau lisan.
• Zanni / Sukut’i  Ijma dimana persetujuan terhadap
pendapat para mujahid lainnya dinyatakan dengan diam
saja.
– Qiyas (analogi)  menyamakan hukum
suatu hal yang tidak terdapat ketentuannya
di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist dengan hal
lain yang hukumnya disebutkan di dalam Al-
Qur’an dan Al-Hadist karena persamaan ‘illat
(penyebab).
• ex : khamar  minuman yang
memabukkan  maka wiski, vodka
dilarang.
• Persamaan alasan analog
• zakat  gandum  makanan pokok 
beras boleh.
– Mashalih Al-Mursalah  cara menemukan
hukum suatu hal yang tidak terdapat
ketentuannya di dalam Al-Qur’an maupun
Al-Hadist berdasarkan pertimbangan
kemaslahatan masyarakat.
• ex : pencatatan perkawinan  tidak ada
ketentuannya bahwa pernikahan harus
dicatat.
  di Indonesia harus dicatat 
kepastian hukum  kemaslahatan di
KUA
• tapi kalau tidak dicatat tidak mempunyai
kekuatan hukum.
– Istihsan  cara menemukan hukum dengan
cara yang menyimpang dari ketentuan yang
sudah ada, demi keadilan dan kepentingan
sosial.
• ex : hukum Islam (berdasarkan Istihsan)
memperbolehkan pencabutan hak milik,
tetapi harus berdasarkan keadilan dan
kepentingan sosial, yaitu berupa :
• Pembangunan waduk dengan
pembebasan tanah rakyat.
• Kalau untuk apartemen mewah tidak
boleh, karena kepentingan perorangan.
– Istishab  cara menetapkan hukum suatu hal
menurut keadaan yang terjadi sebelumnya sampai
ada dalil yang mengubahnya.
• ex : Tono menikah dengan Tini, Tono
meninggalkan Tini beberapa lama, tapi Tini
tidak boleh dinikahi Heru karena masih
menjadi Istri Tono  poliandri tidak
diperbolehkan.
– Urf  adat-istiadat yang tidak bertentangan dengan
hukum Islam dapat dikokohkan, tetap terus berlaku
bagi masyarakat yang bersangkutan.
• ex : Pertunangan si Pria memberikan suatu
tanda pengikat kepada calon istri.
SEJARAH PERKEMBANGAN
HUKUM ISLAM
(TARIKH TASYRI ISLAMI)
 ilmu yang membahas keadaan hukum Islam sejak
zaman Nabi Muhammad sampai sekarang dan keadaan
para fuqoha (ahli fiqih) serta usaha mereka dalam
mengembangkan hukum Islam.
• Tujuan :
• Untuk mengetahui perkembangan hukum Islam dari
masa ke masa.
• Untuk mengetahui dasar-dasar yang dipakai para fuqoha
dalam menetapkan hukum Islam.
• Untuk mengetahui timbulnya mazhab-mazhab dalam
hukum Islam.
• Untuk mengetahui sejarah hidup para fuqoha dan usaha-
usaha mereka dalam mengembangkan hukum Islam.
Periodisasi Hukum Islam 
Abdullah Al Falakh
• Periodisasi Nabi / Rasul
– Fase periodisasi Mekkah
 titik berat : aqidah dan akhlaq.
– Fase periodisasi Madinah
 titik berat : penetapan (pembentukan hukum Islam)
• yang memiliki kewenangan mengembangkan hukum 
hanya di tangan Rasul sendiri (Nabi Muhammad SAW).
• bersifat tunggal  tidak pernah terjadi perbedaan pendapat.
• sumber pembentukan hukum : wahyu illahi & ijtihad nabawi
• wahyu illahi  turun menyesuaikan pada keadaan pada
keadaan pada saat itu.
• ex : kasus mursyid ghonawi
 ia dilamar oleh wanita kota Mekah yang cantik dan kaya
tetapi masih kafir  tidak boleh nikah.
• Prinsip-prinsip umum pembentukan hukum :
• Berangsur-angsur / tadaruj.
• Menyedikitkan peraturan  sesuai dengan kondisi riil yang
sedang terjadi, bukan imaginatif (membayangkan keadaan
yang terjadi di masa depan).
• Mempermudah dan memperingan
• ex : Puasa Ramadhan wajib tapi tetap mendapatkan
keringanan.
• Sesuai dengan kemaslahatan umat manusia
• Periode Sahabat (11 H – akhir abad 1 H)
• Kedudukan sebagai Nabi jelas tidak bisa digantikan, tetapi
sebagai kepala negara  bisa digantikan.
• Kewenangan pembentukan hukum ada di tangan para
sahabat.
• Sumber pembentukan hukum :
• Al Qur’an
• Al Hadist
• Ijtihad sahabat
• Dalam hal ini sudah ada pembukuan ayat-ayat ahkam
(ayat-ayat tentang hukum Al-Qur’an).
• Dalam periode ini meninggalkan 3 hal penting :
• Interpretasi nash-nash hukum di dalam Al-Qur’an dan
sunnah.
• Fatwa-fatwa produk ijtihad sahabat.
• Terpecahnya umat Islam ke dalam 3 golongan :
• Khawarij
• Syiah
• Ahlus Sunah wal Jama’ah (Suni)
• Golongan Khawarij  sangat radikal  sekarang hampir tidak
ada.
  sekelompok umat Islam yang menentang Usman karena
politik pemerintahannya (nepotisme) & menentang Ali karena
menerima tahkim (perjanjian) dan juga menentang Muawiyah
karena merebut kekuasaan dengan jalan kekerasan.
• Ali  terjadi pemberontakan Muawiyah  perjanjian (tahkim).
• Golongan Syiah  Iran, Irak, Libanon,
 sekelompok umat Islam yang mencintai Ali dan keluarganya
dengan sangat berlebih-lebihan.
• punya kitab fiqih tersendiri.
• Ahlus Sunah wal Jama’ah (Suni)  merupakan golongan
mayoritas umat Islam di dunia.
  sekelompok umat Islam yang tidak termasuk golongan
khawarij maupun Syiah, merupakan golongan yang sangat
berpegang teguh pada sunnah Nabi.
• yang menjadi khalifah boleh siapapun juga  sangat
demokratis.
• Periode Ulama Mujtahid (100 – 350 H)
  pada masa ini hukum Islam sangat berkembang
pesat.
• sering disebut zaman keemasan hukum Islam.
• Faktor-faktor yang menyebabkan pesatnya
perkembangan hukum Islam :
• Karena daulah (kekuasaan) Islamiyah telah semakin luas
& meliputi beberapa penduduk yang beraneka ragam
adat-istiadatnya. Konsekuensi  muncul aneka ragam
masalah hukum yang baru.
• Jalan bagi pemenuhan hukum telah terbentang luas
karena Al-Qur’an dan Hadist telah dibukukan, metode
pengembangan hukum mulai ditetapkan.
• Kaum muslimin sendiri sangat antusias agar segala
perilakunya sesuai dengan syariat Islam.
• Karena munculnya tokoh-tokoh berbakat & diduduki oleh
lingkungan yang kondusif. Contohnya : Imam Syafi’i.
• Siapakah yang mempunyai kewenangan
menetapkan hukum ?
• Para tabi’in
• Para tabi-tabi’in
• Ulama mujtahidin & sahabat-sahabat mereka
• Yang menjadi sumber pembentukan hukum :
• Al Qur’an
• Al Hadist
• Ijma’
• Ijtihad dengan qiyas atau salah satu metode ijtihad
lainnya
• Pada saat ini ulama-ulama mujtahid terbagi
menjadi 2 golongan menyangkut metode
pengambilan hukum dari sumber hukumnya :
• Ahlul Hadist  Hijaz
 ulama mujtahidin yang dalam menetapkan
hukum suatu hal lebih banyak menggunakan
hadist daripada ijtihad (ar ra’yu).
• Ahlul Ra’yu  Iraq
 ulama ulama mujtahidin yang dalam
menetapkan hukum suatu hal lebih banyak
menggunakan ra’yu daripada hadist.
• Contohnya : Ibn Taymiah.
• Faktor-faktor yang menyebabkan ulama-ulama
mujtahidin terbagi menjadi dua golongan :
• Keberadaan hadist & fatwa sahabat banyak
dijumpai di Hijaz, sedangkan di Iraq jarang.
• Di Iraq banyak terjadi pemalsuan hadist, sehingga
para ulama sangat selektif menggunakan hadist.
• Perbedaan lingkungan (miliu)
 di Hijaz merupakan wilayah yang penduduknya
homogen sehingga masalah hukum cukup
dijelaskan dengan hadist, sedangkan di Iraq
penduduknya heterogen (Romawi dari barat –
Persia dari timur) maka masalah hukumnya juga
sangat kompleks, sehingga untuk
memecahkannya tidak cukup dengan hadist tetapi
lebih banyak menggunakan ra’yu.
• Masalah-masalah lain :
• Munculnya mazhab-mazbab baru
dikalangan Suni
• Mazhab Hanafi (Abu Hanifah)
• Mazhab Maliki (Imam Malik)
• Mazhab Syafi’i (Imam Syafi’i)
• Mazhab Hambali (Ahmad bin Hambal)
• Mahzhab Hanafi
  Abu Hanifah  terkenal sebagai ahlul ra’yu.
• Abu Hanifah ini tinggal di Kufah (Iraq).
• Lebih condong menggunakan ra’yu untuk
menyelesaikan masalah.
• Banyak berkembang di Turki, Syria, Iraq,
Afganistan & negara-negara Asia Tengah.
• Sumber hukum yang dipakai :
• Al Qur’an
• Al Hadist
• Ijma
• Qiyas
• Istihsan
• Urf
• Mazhab Maliki
  Imam Maliki  terkenal sebagai ahlul
hadist.
• Imam Maliki ini tinggal di Madinah.
• Untuk saat ini banyak berkembang di
Kuwait, Bahrain & negara-negara di Afrika
Utara (Maroko, Aljazair, Libia, Sudan).
Sumber hukum yang dipakai :
• Al Qur’an
• Al Hadist
• Ijma penduduk Madinah
• Qiyas
• Mashalih al Murshalah
• Mazhab Syafi’i
  Nuh Mukhlis Syafi’i  terkenal sebagai ahlul hadist &
ra’yu
• Terkenal juga sebagai pencetus awal ilmu ushul fiqih
dalam bukunya Ar Risalah.
• Mempunyai dua pendapat yang berbeda untuk sebuah
masalah yang sama :
– Qaul Qadim  pendapat lama dari ImamSyafi’i yang dikeluarkan
di Iraq.
• Contoh : Shalat Isya diutamakan dikerjakan tengah
malam.
– Qaul Jadid  pendapat baru dari Imam Syafi’i yang dikeluarkan
di Mesir.
• Contoh : Shalat Isya diutamakan dikerjakan di awal
waktu.
• Sekarang mazhab ini berkembang di Mesir, Palestina &
negara-negara Asia Tenggara.
• Sumber hukum yang dipakai :1. Al Qur’an 2. Al Hadist
3. Qiyas 4. Ijma
• Mazhab Hambali
  pendapat-pendapatnya banyak
kesamaannya dengan pendapat
Imam Syafi’i karena dia murid Imam
Syafi’i.
• merupakan mazhab resmi di Arab
Saudi.
Periode Taqlid / kelesuan pemikiran
(351 H – akhir abad 13 H)
  dikatakan demikian karena umat Islam hanya
cenderung mengikuti pendapat Imam-Imam
Mazhabnya dan tidak berusaha untuk
mengembangkan hukum Islam.
• Faktor-faktor yang menyebabkan kelesuan pemikiran
tersebut :
• Adanya pertengkaran / peperangan di antara kerajaan-
kerajaan Islam.
• Karena timbulnya fanatisme mazhab di kalangan umat
Islam.
• Karena tidak ditaatinya syarat-syarat berijtihad
sehingga orang-orang yang sebenarnya tidak
memenuhi syarat mengeluarkan fatwa hukum, juga
akibatnya timbul kebingungan di kalangan umat
sehingga akhirnya penguasa menutup pintu ijtihad.
• Adanya penyakit akhlaq di kalangan para ulama
yaitu egoisme dan dengki.
Periode Kebangkitan Kembali
(akhir abad 13 – sekarang)
  ditandai adanya gerakan Salaf yaitu
gerakan yang ingin kembali kepada kemurnian
ajaran Islam seperti pada zaman Salaf (zaman
Nabi & para sahabat).
• Contohnya :
• Ibnu Tamiyah & Ibnul Qayyim al Jauzirah
• Jamaluddin al Afahany
• Muhammad Abdul Wahab
• Muhammad Abdul & Rashid Ridho
Seruan gerakan Salaf :

• Meninggalkan taqlid
• Mempersatukan mazhab
• Kembali pada sumber hukum Islam yang
asli (Al Qur’an & Sunnah)
• Membasmi bid’ah (mengadakan sesuatu
ketentuan yang baru tanpa dasar) dan
khurafat (takhayul)

Anda mungkin juga menyukai