Anda di halaman 1dari 38

GLUAKOMA

Adhelfia Mc Zeka Wijaya


01
TEAM
01.2.19.00680

02 Fery Krestiyanto
01.2.19.00688

Juliansya Britney Eugene S.


03 01.2.19.00694

Priskila Rosalina Eba


04 01.2.19.00700

Videl Ramos Mapna M.


05 01.2.19.00707
Definisi
Glaukoma
Kondisi dimana tekanan dalam mata bagian depan tinggi dan
menyebabkan rusaknya saraf optik mata.
Glaukoma

Penyakit mata dimana terjadi peningkatan abnormal tekanan


intraokular dan kerusakan saraf optik yang diikuti gangguan
pada lapang pandang yang khas, disebabkan oleh tekanan
bola mata yang meninggi oleh hambatan pengeluaran cairan
bola mata (humour aquous).
Anatomi Fisiologi
Konsep Aqueous humor Pembentukan dan aliran
aqueus humor

Cairan jernih yang mengisi bilik mata depan dan belakang. Diproduksi oleh corpus ciliarae. Ultrafilrat plasma yang
Volumenya sekitar 250µL/mnt dan hanya memiliki tekanan 20 mmhg. dihasilkan di stroma procesus ciliares dimodifikasi oleh fungsi
Tekanan osmotiknya lebih tinggi dari pada plasma. Isi cairan aqueus sawar dan  procesesus  procesesus sekretorius sekretorius epitel
humor adalah askrbonat, piruvat, dan laktat yang lebih tinggi; siliaris. siliaris. Pada proses ini terjadi pertukaran diferesnsial
 protein,  protein, urea, dan glukosa glukosa yang lebih rendah. komponen –  komponen aqueus dengan darah di iris.
rendah.
Aliran keluar aqueus humor
Anyaman trabecular terdirir atas berkas-berkas jaringan
kolagen dan elastic yang dibungkus oleh kolagen dan
elastic yang dibungkus oleh sel-sel trabecular, membentuk
saringan yang semakin mengecil sampai kanal schlemm
kemudian cairan aqueus dialirkan pada vena corpus
ciliare. (Paul Riordan-Eva, 2010)
Etiologi
Penyebabnya aliran aqueous humor terhambat yang bisa
meningkatkan tekanan intra okuler.

faktor resiko
Umur  
dari
01
glaukoma
02
: Jenis Kelamin

03 04
Riwayat anggota keluarga Obat-obatan  
yang terkena glaukoma  
Patofisiologi
Mekanisme utama penurunan penglihatan pada penyakit glaukoma disebabkan oleh
penipisan lapisan serabut saraf dan lapisan inti dalam retina serta berkurangnya
akson di nervus optikus yang diakibatkan oleh kematian sel ganglion retina, sehingga
terjadi penyempitan lapangan pandang. Ada dua teori mengenai mekanisme kerusakan
serabut saraf oleh peningkatan tekanan intraokular, pertama peningkatan tekanan
intraokular menyebabkan kerusakan mekanik pada akson nervus optikus. Peningkatan
tekanan intraokular menyebabkan iskemia akson saraf akibat berkurangnya aliran darah
pada papil nervi optici (Salmon, 2009).
Tingginya tekanan intraokular bergantung pada besarnya produksi humor aquelus oleh
badan siliari dan mengalirkannya keluar. Besarnya aliran keluar humor aquelus
melalui sudut bilik mata depan juga bergantung pada keadaan kanal Schlemm dan
keadaan tekanan episklera. Tekanan intraokular dianggap normal bila kurang dari 20
mmHg pada pemeriksaan dengan tonometer Schiotz (aplasti). Jika terjadi peningkatan
tekanan intraokuli lebih dari 23 mmHg, diperlukan evaluasi lebih lanjut. Secara
fisiologis, tekanan intraokuli yang tinggi akan menyebabkan terhambatannya aliran
darah menuju serabut saraf optik dan ke retina. Iskemia ini akan menimbulkan
kerusakan fungsi secara bertahap (Tamsuri, 2010)
Klarifikasi
Glaukoma Sekunder
Glaukoma Primer
Timbul akibat penyakit lain seperti kelainan
Glaukoma primer merupakan glaukoma yang tidak
diketahui penyebabnya, bersifat bilateral. Glaukoma lensa (luksasi, pembengkakan, dan fakoltik),
primer dibedakan menjadi sudut terbuka (open angel kelainan uvea (uveitis dan tumor), trauma
glaucoma, chronic simple glaucoma) dan glaukoma (perdarahan dalam bilik mata depan, perforasi
sudut tertutup (closed angel glaucoma, acute congestive kornea dan prolaps iris), pembedahan (bilik mata
glaukoma)   depan yang tidak cepat terbentuk setelah
pembedahan katarak)
Glaukoma Absolut
Glaukoma kongenital Kondisi stadium akhir yang telah mengalami kebutaan
Terjadi pada bayi karena faktor total, menyebabkan penyumbatan pembuluh darah
keturunan, kelainan perkembangan sehingga terjadi neovaskularisasi, kornea terlihat keruh,
mata saat bayi lahir (seperti bilik mata dangkal, papil atrofi dengan ekskavasi
glaukomatosa, nyeri, dan mata keras seperti batu
pembesaran bola mata dan kornea
keruh, mata tampak merah dan
berair)  
Manifestasi Klinis
1 Nyeri pada mata dan sekitarnya (orbita, kepala, gigi, telinga)

2 Mual, muntah, berkeringat

3 Mata merah, hiperemia konjungtiva, dan siliar

4 TIO meningkat
Komplikasi
Sinellia anterior perifer iris
perifer melekat pada jalinan Atropi retina dan saraf optic
Katarak lensa kadang-kadang daya tahan unsure-unsur saraf mata
trabekel dan menghambat
melekat membengkak, dan terhadap tekanan intraokuler yang
aliranmata keluar.
bisa terjadi katarak lensa tinggi adalah buruk.terjadi gaung
yangmembengkak mendorong glaucoma pada pupil optic dan atropi
iris lebih jauh ke depan yang retina,terutama pada lapisan sel-sel
akan menambah hambatan ganglio.
pupildan pada gilirannya akan
menambah derajat hambatan
sudut.
Pemeriksaan Penunjang
a. Oftalmoskop: 1 4 d. Gonioskopi:
untuk mengkaji kerusakan saraf untuk mengkaji sudut filtrasi dalam
optikus bilik anterior
2 3
b. Tonometeri: c. Perimetri:
untuk mengukur tekana intraokuler. untuk memeriksa luas lapang pandang.
 
Penatalaksanaan
Terapi Medis
Glaukoma merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, namun penatalaksanaan
diperlukan untuk mencegah terjadinya kerusakan saraf optic yang lebih parah dengan
menurunkan TIO, membuka sudut yang tertutup pada glaukoma sudut tertutup, melakukan
tindakan suportif dengan mengurangi peradangan, nyeri, mual dan muntah, serta mencegah
gangguan pada mata yang baik. Terapi yang diberikan untuk pasien glaucoma berfokus pada
terapi farmakologis, prosedur laser, dan pembedahan.
Terapi farmakologi yang dilakukan diantaranya:
Menurunkan dan
mempertahankan TIO, Untuk mengurangi peradangan, nyeri,
penderita diberikan medikasi mual dan muntah, diberikan analgesic
topikal secara bertahap mulai
dengan dosis rendah hingga (pethidine, antimuntah) Sedangkan
lebih tinggi, memberikan untuk penatalaksanaan secara bedah
gliserin per oral atau manitol dapat dilakukan trabekulopasti laser
20% intravena, penekanan atau iridotomi, dan trabektomi untuk
aqueus humor dengan korbonik
anhidrase (acetazolamide, membuka saluran schlemm agar
dorzolamide, methozolamide) cairan dapat keluar dengan mudah

PROCESS 01 PROCESS 02 PROCESS 03

Melakukan konstriksi pupil dengan


miotikum (pilocarpine
hydrochloride 2-4%) setiap 3-6 jam
untuk melancarkan aliran aqueus
humor dan beberapa medikasi
okular seperti agonis adrenergik
(agen simpatomimetik), penyekat
beta, agonis alfa, inhibitor anhidrase
karbonat, dan prostaglandin
Penatalaksanaan Keperawatan
pasien glaukoma
Lebih menekankan pada pendidikan kesehatan terhadap penderita dan
keluarganya karena 90% dari penyakit glaukoma merupakan penyakit
kronis dengan hasil pengobatan yang tidak permanen. Pendidikan
kesehatan yang diberikan harus menekankan bahwa pengobatan bukan
untuk mengembalikan fungsi penglihatan, tetapi hanya mempertahankan
fungsi penglihatan yang masih ada. Dalam hal ini diperlukan adanya
dukungan keluarga bagi penderita glaukoma, keluarga dapat memberikan
dorongan (motivasi) dan bantuan fisik terhadap anggota keluarga yang
sakit.
Pencegahan
Pencegahan
Pencegahan Primer Pencegahan Sekunder Pencegahan Tersier

Untuk dapat mencegah Kebutaan karena glaukoma


dapat dicegah dengan Walaupun kerusakan
kebutaan diperlukan
pemeriksaan dini yang sudah terjadi akibat
kerjasama dari pihak
sehinggakemungkinan glaukoma tidak
masyarakat dalam hal
terjadinya kerusakan saraf dapatdiperbaiki lagi,
peningkatan
mata yang lebih parah dapat tetapi dengan
pengetahuan,pengertian dan
dicegah. Bahkan, bila pemeriksaan dan
kesadaran akan pentingnya
ditemukan lebih awal, saraf pengobatan yang teratur
kesehatan mata, dalam
mata yang belum rusak makakerusakan dapat
bentuk pelayanan dan
karena glaukoma itumasih dihambat seminimal
penyuluhan kesehatan baik
bisa dipertahankan dengan mungkin.
didalam maupundiluar
Rumah Sakit obat tetes mata, laser, dan
tindakan operasi
pembedahan.
Deteksi Dini Gaya Hidup
Satu cara pencegahan glaukoma adalah Hidup yang sehat seperti menghindari merokok dan
dengan deteksi sedini mungkin. Tidak ada olahragateratur. Faktor risiko lain yang perlu diwaspadai adalah
tindakan yang dapat mencegah terjadinya mereka yang memiliki riwayat keluarga penderita glaukoma.
glaukoma sudut terbuka. Orang yang Pemeriksaan mata rutin yang disarankan adalah setiap enam
memiliki resiko menderita glaukoma sudut bulan sekali,khususnya bagi orang dengan risiko tinggi.
tertutup sebaiknya menjalani pemeriksaan
mata yang rutin
Pencegahan

Nutrisi Pencegahan lanjutan


Nutrisi yang adekuat (banyak mengandung Mengurangi stress, Hindari membaca
vitamin A dan Beta Karoten) dekat karena pupil akan menjadi kecil
Faktor risiko bisa menderita glaukoma seperti sehingga glaucoma akan memblok
diabetes mellitus dan hipertensi, pupil, Diet rendah natrium, Pembatasan
kafein
Pengkajian
PENGKAJIAN

Identitas Riwayat

Nama, usia, jenis kelamin, alamat, ras, pekerjan Keluhan utama, Riwayat kesehatan sekarang,
dan keterangan lain mengenai identitas pasien. Riwayat kesehatan dahulu, Riwayat kesehatan
keluarga.

Pengkajian Psikososial Pemeriksaan fisik dan diagnostik

Aktivitas / istirahat, Makanan/cairan, Neurosensori, Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan


Nyeri/kenyamanan, Penyuluhan/Pembelajaran oftalmoskop untuk mengetahui adanya cupping dan
atrofi diskus optikus.
Uji diagnostik menggunakan tonometri, pada keadaan
kronik atau open angle. Uji dengan menggunakan
gonioskopi akan didapat sudut normal pada glaukoma
kronik.
Diagnosa
1. Gangguan Persepsi Sensori
berhubungan dengan Gangguan
-> Penglihatan

2. Nyeri Akut berhubungan 3. Risiko Cedera berhubungan


dengan Agen Pencedera dengan Perubahan Fungsi
<-
Fisiologis Psikomotor
Intervensi
Gangguan Persepsi Sensori

Observasi :
• Periksa status mental, status sensori, dan tingkat kenyamanan (mis. Nyeri,
kelelahan)

Terapeutik :
• Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
• Kombinasikan prosedur/tindakan dalam satu waktu, sesuai kebutuhan

Edukasi :
• Ajarkan cara meminimalisasi stimulus

Kolaborasi :
• Kolaborasi dalam meminimalkan prosedur/tindakan
• Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi persepsi stimulus
Nyeri Akut
Observasi :
• Identifikasi skala nyeri
• Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
 
Terapeutik :
• Fasilitasi istirahat dan tidur

Edukasi :
• Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
• Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

Kolaborasi :
• Kolaborasi pemberian anlgetik, jika perlu
Risiko Cedera

Observasi Terapeutik Edukasi

• Identifikasi area • Sediakan • Anjurkan berganti


lingkungan yang pencahayaaan yang posisi secara
berpotensi memadai perlahan dan duduk
menyebabkan selama beberapa
cedera • Diskusikan mengenal menit sebelum
latihan dan terapi fisik berdiri
• Identifikasi obat yang diperlukan
yang berpotensi
menyebabkan • Diskusikan bersama
cedera anggota keluarga yang
apat mendampingi
pasien
Evaluasi
EVALUASI

Bagian terakhir dari proses keperawatan semua tahap proses


keperawatan harus dievaluasi. Hasil asuhan keperawatan dengan sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi ini didasarkan pada hasil
yang diharapkan atau perubahan yang terjadi pada klien. Harapannya
setelah diberikan asuhan keperawatan keluhan pada pasien dapat
teratasi. Bagaimana tingkat nyerinya berkurang atau malah bertambah,
kebutuhan nutrisinya dapat terpenuhi atau belum, tingkat kecemasannya
menurun atau malah meningkat dan pasien bisa beraktivitas atau belum.

Anda mungkin juga menyukai