Anda di halaman 1dari 11

Sejarah Profesi Keguruan

di Indonesia
Oleh kelompok 3
Topik

Pengertian Sejarah Perkembangan Kesimpulan


Profesi
Kata “profesi” diadaptasi dari bahasa
Inggris, yaitu “profession” yang berasal dari
bahasa Latin “professus”. Kedua kata
tersebut memiliki arti yang sama, yaitu
mampu atau ahli di bidang tertentu.
(Wikipedia)

PENGERTIAN GURU
Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam
bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik.(wikipedia)
PROFESI KEGURUAN
Sedangkan menurut Undang-Undang Guru dan Dosen
No.14 tahun 2005 Profesi Keguruan adalah pendidikan
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.
JUMLAH GURU

Persentase Persentase jumlah


Persentase jumlah
94%
Persentase 6% siswa
jumlah Guru siswa
jumlah Guru

Berdasarkan data statistik dari laman Kementerian Pendidikan


dan Kebudayaan RI (statistik.data.kemdikbud.go.id), total guru di
Indonesia untuk tahun ajaran 2019/2020 mencapai 2.698.103
orang. Sedangkan jumlah siswa mencapai 45.534.371 orang.
Dengan data tersebut bisa dikatakan jumlah guru adalah sekitar 6
persen dari total siswa Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Jumlah guru tersebut terhitung dari
keseluruhan status guru, baik itu guru tetap (Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan yayasan), maupun guru tidak tetap (guru bantu, Guru
Honorer Daerah (Honda), dan Guru Tidak Tetap (GTT)).
Dalam kebudayaan Indonesia, profesi guru mempunyai
kedudukan yang tinggi dan dihormati. Masyarakat Jawa
mengenal ungkapan “guru, ratu, wong tuo karo” artinya
taatilah
pertama-tama gurumu, lalu rajamu, baru kemudian kedua
orang
tuamu. Penghargaan demikian terjadi juga pada masa kolonial
status dimana profesi guru tetap mempunyai kedudukan yang
terhormat karena itu guru dihargai masyarakat.1 Mereka
dianggap panutan masyarakat, pemimpin masyarakat,
dipanggil
ndoro guru dengan status ekonomi yang cukup.
SEJARAH DAN
PERKEMBANGAN
Dalam sejarah pendidikan guru Indonesia, guru mempunyai status yang sangat tinggi di
masyarakat, mempunyai wibawah yang sangat tinggi dan dianggap sebagai orang yang serba
tahu. Peranan guru saat itu tidak hanya mendidik anak di depan kelas, mendidik masyarakat,
tempat masyarakat untuk bertanya, baik untuk memecahkan masalah pribadi maupun sosial.

1. ZAMAN BELANDA
Perkembangan profesi guru di Indonesia, mulanya guru-guru indonesia diangkat dari
orang-orang yang tidak berpendidikan khusus untuk memangku jabatan guru. Nasution
(1987) mengekukakan perkembangan guru di Indonesia pada mulanya guru diangkat dari
orang-orang yang tidak memiliki pendidikan khusus yang ditambah dengan orang-orang
yang lulus dan sekolah guru(kweekschool) yang pertama kali didirikan di Solo tahun 1852.
Karena mendesaknya keperluan guru maka Pemerintah Hindia Belanda mengangkat lima
guru, yaitu:
Guru lulusan sekolah guru yang dianggap sebagai guru yang berwenang penuh.
2. Guru yang bukan sekolah guru, tetapi lulus ujian yang diadakan unruk menjadi
guru.
3. Guru bantu, yakni yang lulus ujian guru bantu.
4. Guru yang dimagangkan kepada seorang guru senior, yang merupakan calon guru.
5. Guru yang diangkat karena keadaan yang sangat mendesak yang berasal dan warga
yang pernah mengecap pendidikan.
Di zaman inilah sebuah organisasi PGI(Persatuan Guru Indonesia) di dirikan
2. ZAMAN JEPANG
Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah
ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan
aktivitas. Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan
Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta.
Melalui kongres ini segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan
atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik,
agama dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah guru-guru yang aktif
mengajar, pensiunan guru yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan
Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25
November 1945 - seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.
3. MASA KEMERDEKAAN
Pada awal kemerdekaan 1945, pemerintah menghadapi persoalan kekurangan
tenaga pengajar, selain juga kekurangan gedung sekolah. Kekurangan guru
tersebut disebabkan oleh setidaknya tiga hal. Pertama, diberlakukannya Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 1950 yang menyebutkan pendidikan merupakan hak
rakyat dan pemerintah wajib menyelenggarakan pendidikan nasional. Kedua,
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 1951, provinsi juga memiliki
wewenang untuk membangun dan menyelenggarakan Sekolah Dasar. Ketiga,
pemerintah juga mencanangkan program wajib belajar pada tahun 1961.
Untuk mengatasi kekurangan guru tersebut, pemerintah kemudian mendirikan
lembaga pendidikan guru sementara secara massal yang disebut Kursus
Pengajar untuk Kursus Pengantar Kepada Kewajiban Belajar (KPKPKB).
Pemerintah mendirikan KPKPKB pada bulan September 1950 melalui Keputusan
Menteri Pendidikan No. 5033/F tertanggal 5 Juni 1950.
4. ERA ORDE BARU DAN REFORMASI
Pada masa Orde Baru, Presiden Suharto menginstruksikan
untuk mendirikan sejumlah 6.000 SD untuk mengatasi persoalan
daya tampung. Akibatnya, muncul masalah kekurangan tenaga
pendidik karena banyaknya sekolah yang dibangun.
three
Pemerintah kemudian mengembangkan Sekolah Pendidikan
Guru (SPG) untuk mengatasi kekurangan guru.
Menjelang tahun 1980, SPG negeri mulai dikurangi karena
jumlah guru yang dibutuhkan oleh sekolah-sekolah mulai
tercukupi. SPG secara bertahap kemudian dialihfungsikan
menjadi sekolah menengah atas lainnya. Alih fungsi tersebut
dimulai pada tahun 1989 dan berakhir pada tahun 1990. Pada
saat itu, SPG dialihfungsikan menjadi SMA, SMK, STM, SKK,
maupun sekolah menengah atas lainnya.
Setelah era reformasi nasib guru mendapatkan
perhatian lebih dari pemerintah. Salah satunya
adalah dengan program sertifikasi guru yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
dan profesionalitas seorang guru. Berbagai
macam ujian kompetensi dilakukan untuk
menjadi seorang guru yang profesional dan
dihargai lebih secara materi. Hanya dengan
mengikuti pelatihan selama beberapa hari
sertifikat guru profesional pun bisa disandang.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai