Anda di halaman 1dari 31

KORUPSI,KORUPTIF,INTEGRITAS

DASAR HUKUM PAK


1. Undang-Undang No.24 (PRP) Tahun 1960 tentang Tindak Pidana Korupsi
2. Undang-Undang No.3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
3. Tap MPR No.XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
4. UU No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas KKN
5. Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi, UU No.20 Tahun
2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
6. UU No 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK)
7. Undang-Undang No.7 Tahun 2006 tentang Pengesahan United Nation Convention
Against Corruption (UNCAC) 2003
8. Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2000 tentang Peran serta Masyarakat dan
Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
9. Instruksi Presiden No.5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.
10. UU. No 19 Tahun 2019 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK
Menurut UU No 31 Tahun 1999
Pengertian korupsi menurut UU No 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
mengartikan bahwa korupsi adalah setiap orang yang
dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri
atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan
kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
• Menurut UU No 20 Tahun 2001
• Pengertian korupsi menurut UU No. 20 Tahun
2001 adalah sebuah tindakan melawan
hukum dengan maksud memperkaya diri
sendiri, orang lain, atau korupsi yang
berakibat merugikan negara atau
perekonomian negara
Menurut Muhammad Ali (1998)
Arti korupsi dapat dibagi menjadi 3 (tiga) pengertian,
yakni korup, korupsi, dan koruptor.
1. Korup, diartikan sebagai sifat yang busuk, suka
menerima uang suap/sogok, memakai kekuasaan
untuk kepentingan sendiri dan sebagainya.
2. Korupsi, artinya perbuatan busuk seperti
penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan
sebagainya,
3. Koruptor, artinya orang yang melakukan tindakan
korupsi.
• Bentuk Korupsi
Definisi korupsi diuraikan panjang lebar dalam Undang-
Undang Nomor 31 tahun 1999 dan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001. Sebanyak 13 pasal menjelaskan
bentuk-bentuk korupsi di Indonesia yang dapat
dilakukan penindakan terhadapnya.
Dari pasal-pasal tersebut korupsi di rinci lebih lanjut ke
dalam 30 bentuk tindak pidana korupsi. Ketiga puluh
bentuk tindak pidana korupsi tersebut pada dasarnya
dapat dikelompokkan sebagai berikut.
• Kerugian keuangan Negara : pasal 2 dan 3.
• Suap menyuap : pasal 5 ayat (1) huruf a, pasal 5 ayat
(1) huruf b, pasal 5 ayat (2), pasal 6 ayat (1) huruf a,
pasal 6 ayat(1) huruf b, pasal 6 ayat (2), pasal 11, pasal
12 huruf a, pasal 12 huruf b, pasal 12 huruf c, pasal 12
huruf c, pasal 12 huruf d dan pasal 13.
• Penggelapan dalam jabatan : pasal 8, pasal 9, pasal 10
huruf a, pasal 10 huruf b, pasal 10 huruf c.
• Pemerasann : pasal 12 huruf e, pasal 12 huruf f, pasal
12 huruf g.
• Perbuatan curang : pasal 7 ayat (1) huruf a, pasal 7 ayat (1)n huruf b, pasal 7
ayat (1) huruf c, pasal 7 ayat (1) huruf d, pasal 7 ayat (2) dan pasal 12 huruf h.
- Pemborong, ahli bangunan yang pada waktu membuat bangunan, atau penjual
bahan bangunan yang pada waktu menyerahkan bahan bangunan, melakukan
perbuatan curang yang dapat membahayakan keamanan orang atau barang, atau
keselamatan negara dalam keadaan perang;
- Setiap orang yang bertugas mengawasi pembangunan atau menyerahkan
bahan bangunan, sengaja membiarkan perbuatan curang;
- Setiap orang yang pada waktu menyerahkan barang keperluan TNI, atau
Kepolisian negara RI, melakukan perbuatan curang yang dapat
membahayakan keselamatan negara dalam keadaan perang;
- Setiap orang yang bertugas mengawasi penyerahan barang keperluan TNI,
atau Kepolisian Negara RI, melakukan perbuatan Curang dengan sengaja
membiarkan perbuatan Curang
• Benturan-benturan dalam pengadaan : pasal 12 huruf i.
pegawai negeri atau penyelenggara negara baik langsung
maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam
pemborongan, pengadaan atau persewaan yang pada saat
dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian
ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya
• Gratifikasi : pasal 12 B jo pasal 12 C.
Setiap gratifkasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara
dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan
jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban tugasnya
• Selain yang dikemukakan yang di atas, terdapat jenis tindak pidana
lain yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi, yaitu :
• Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi (pasal 21)
• Tidak member keterangan atau member keterangan yang tidak benar
(pasal 22 jo. Pasal 28)
• Bank yang tidak member keterangan rekening tersangka (pasal 22 jo.
Pasal 29)
• Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi
keterangan palsu (pasal 22 jo. Pasal 35)
• Orang yang memegang rahasisa jabatan tidak memberikan
keterangan atau memberikan keterangan palsu (pasal 22 jo. Pasal 36)
• Saksi yang membuka identitas pelapor (pasal 24 jo. Pasal 31)
Perilaku Koruptif
Korupsi adalah bentuk perilaku yang menyimpang
secara hukum, norma, maupun moral (Takacs,
dkk.2011; William dalam Jiang 2017). Perilaku
menyimpang dalam konteks korupsi adalah perilaku
yang didorong oleh kepentingan diri sendiri
(selfinterest) dan obsesi. Ketika seseorang bertindak
atas dasar kepentingan diri sendiri dan obsesi, ia akan
cenderung melanggar hak orang lain, merugikan diri
sendiri, merugikan orang lain, dan melanggar aturan.
Maka dari itu, korupsi seharusnya dipahami bukan hanya
tentang pejabat publik, penyalahgunaan wewenang, kerugian
uang negara, dan pelanggaran hukum, tetapi juga bagaimana
perilaku individu dapat berdampak pada munculnya korupsi.
Segala hal yang berkaitan dengan sikap, tindakan, dan
pengetahuan seseorang atau sekelompok orang yang
menjadikan dirinya terjebak pada potensi korupsi disebut
sebagai perilaku koruptif (Karsona dan Utari, 2018). Perilaku
koruptif yang menjadi perilaku keseharian akan berpotensi
menguatkan munculnya korupsi di masa yang akan datang.
Contoh perilaku koruptif yang
ada di sekitar kita
A. Perilaku Koruptif dalam Lingkup Pribadi
Kasus 1
Tidak mengakui kesalahan dan menyalahkan orang lain
Perbuatan tersebut adalah perilaku koruptif karena mendorong menuju tindakan
korupsi serta berpotensi memunculkan perilaku menyimpang lain seperti manipulasi
dan kebohongan yang ditujukan untuk membebaskan diri sendiri dari kesalahan dan
melimpahkannya ke orang lain.
Kasus 2
Pulang lebih dari jam malam yang disepakati bersama
Perbuatan tersebut adalah perilaku koruptif karena membiasakan diri untuk tidak taat
terhadap aturan atau komitmen.
B. Perilaku Koruptif dalam Lingkup Sosial Masyarakat
Kasus 1
Menyerobot antrean
Perilaku tersebut adalah perilaku koruptif karena melanggar hak orang lain. Kebiasaan
melakukan pelanggaran terhadap hak orang lain menjadikan afeksi tumpul sehingga
tidak memahami mana hak milik pribadi dan mana hak milik orang lain.
Kasus 2
Tidak mematuhi peraturan
Peraturan dibuat untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam sebuah masyarakat.
Tidak taat terhadap peraturan merupakan salah satu perilaku koruptif karena dapat
merugikan orang lain dan negara, baik secara langsung maupun tidak.

Perilaku koruptif dapat menjadi tombak awal lahirnya pelaku-pelaku perbuatan korupsi. Jika
perilaku-perilaku ini terus dimaklumi dan dibiarkan menjamur dalam kehidupam masyarakat
maka korupsi akan terus ada dan pelaku korupsi terus bertambah.
Integritas
• Nilai dasar integritas dapat memengaruhi secara signifikan
penguatan nilai-nilai antikorupsi dengan membangun sistem
berdasarkan pencapaian prinsip antikorupsi. Integritas terdiri
atas dua bentuk, yaitu integritas substantif dan formal (Bauman,
2008).
• Integritas formal mengarahkan pada situasi individu yang
konsisten dan komitmen atas sesuatu yang belum tentu
mengarah pada nilai dan moral.
• Sementara itu, integritas substantif mengarahkan pada situasi
individu yang konsisten dan komitmen atas sesuatu dengan
dasar nilai dan moral. Konsep integritas inilah yang penting
untuk dicapai.
• Stephen R. Covey
Stephen memberikan pembeda antara integritas
dan kejujuran, yang mana kejujuran adalah
menyampaikan kebenaran sesuai dengan
kenyataannya. Sedangkan integritas adalah
pembuktian tindakan sesuai dengan ucapan yang
sudah dilontarkan. Seseorang dengan integritas
tinggi akan menjunjung kejujuran, keaslian
dirinya, tanggung jawab dan dedikasi.
Kata integritas, menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, berarti kejujuran. Juga berarti mutu,
sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan
yang utuh sehingga memiliki potensi dan
kemampuan yang memancarkan kewibawaan.
• 1. Contoh integritas Dalam Diri
✓  Selalu datang tepat waktu, tidak terlambat dan
membiasakan diri sebagai cerminan orang yang
konsisten, komitmen dan menghargai waktu yang
dimiliki oleh diri sendiri dan orang lain.
✓  Menyampaikan dengan jelas komitmen yang tidak
bisa dilakukan, integritas memang berkaitan dengan
kejujuran dan kesanggupan mengerjakan sesuatu hal.
Jika memang tidak bisa maka harus disampaikan di awal
agar orang di sekitar tidak merasa kecewa.
• Integritas di Tempat Kerja
✓  Mengerjakan sesuatu dengan sepenuh hati,
menuntut kesempurnaan dan tidak setengah-
setengah.
✓  Setia kepada perusahaan dan berjanji untuk
melaksanakan segala aturan yang dibuat oleh
pemimpin.
✓  Bertindak secara adil dan jujur dalam setiap
kesempatan.
• Integritas di ranah Negara
✓  Melaksanakan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan sehari-hari seperti contoh toleransi, adil
dan bersatu.
✓  Menghormati semua agama, kelompok atau
golongan yang ada di Indonesia.
✓  Setia pada pemerintah dengan mencoba
menjadi rakyat yang baik, menyampaikan aspirasi
dengan benar dan tidak membuat kejahatan.
• Ciri – Ciri Integritas
• Menjaga segala prinsip dan juga nilai-nilai yang telah diyakininya.
• Tidak bersikap munafik, yakni memiliki karakter yang berbeda ketika
di depan karyawan dan di belakangnya.
• Mempunyai komitmen penuh ketika menjalankan sesuatu dan juga
selalu bertanggung jawab.
• Selalu jujur dan terbuka dalam segala situasi dan kondisi.
• Orang yang melakukan tindakan sesuai dengan apa yang
diucapkannya.
• Selalu menghargai waktu dan menghargai orang lain.
• Selalu konsisten dalam menjalankan nilai hidup dan keyakinan yang
dianut.
melakukan apa yang benar bahkan ketika itu sulit
Tugas
SEJARAH PERKEMBANGAN KORUPSI DI
INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai