Anda di halaman 1dari 13

DOSEN PENGAMPU :

ARIEF RAHMAN, S.Pd., M.Pd


PANCASILA SEBAGAI
SISTEM DAN NILAI
KELOMPOK 7 : ETIKA
YOHANES PURBA
( 210310049 )
YOSEPHTA PRATAMA
SIMAMORA ( 210310009 )
YOGI JANUAR ADHARI
( 210310047 )
WAHYU FADHILLAH
( 210310206 )
Etika sendiri dilihat dari etimologi bahasanya yaitu berasal
dari kata “ethos” (bahasa Yunani) yang berarti watak, adat ataupun Sistem Etika
kesusilaan. Etika adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana
dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran tertentu (bisa jadi
pada
terhadap norma-norma) atau bagaimana kita bersikap dan Pancasila
bertanggung jawab dengan berbagai ajaran moral. Kedua
kelompok etika itu adalah sebagai berikut :

1. Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku


bagi setiap tindakan manusia.
2. Etika Khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut di atas dalam
hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia, baik
sebagai individu (etika individual) maupun  mahluk sosial
(etika sosial).
1. Nilai Dasar, nilai bersifat abstrak dan tidak dapat diamati oleh Nilai-nilai
panca indra manusia, namun dalam kenyataannya nilai
berhubungan dengan tingkah laku manusia.
yang
Terkandung
2. Nilai Instrumen, nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan
dari nilai dasar. Nilai dasar belum dapat bermakna sepenuhnya
pada
apabila belum memiliki formulasi serta parameter atau ukuran Pancasila
yang jelas.

3. Nilai Praktis, merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai


instrumental dalam kehidupan yang lebih nyata dengan
demikian nilai praksis merupakan pelaksanaan secara nyata
dari nilai-nilai dasar dan nilai-nilai instrumental.
1. Sumber historis
Sumber
Pada zaman Orde Lama, Pancasila sebagai sistem etika masih Historis,
berbentuk sebagai Philosofische Grondslag atau Weltanschauung.
Artinya, nilai- nilai Pancasila belum ditegaskan ke dalam sistem
Sosiologis,
etika, tetapi nilai-nilai moral telah terdapat pandangan hidup Politis
masyarakat. Pada zaman Orde Baru, Pancasila sebagai sistem etika
disosialisasikan melalui penataran P-4 dan diinstitusionalkan dalam
tentang
wadah BP-7. Ada banyak butir Pancasila
187 Ada banyak butir Pancasila yang dijabarkan dari kelima sila
Pancasila sebagai hasil temuan dari para peneliti BP-7. Untuk
sebagai
memudahkan pemahaman tentang butir-butir sila Pancasila dapat Sistem Etika
dilihat pada tabel berikut (Soeprapto, 1993: 53--55).
2. Sumber Sosiologis
Sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem etika dapat
ditemukan dalam kehidupan masyarakat berbagai etnik di
Indonesia. Misalnya, orang Minangkabau dalam hal
bermusyawarah memakai prinsip “bulat air oleh pembuluh, bulat
kata oleh mufakat”. Masih banyak lagi mutiara kearifan lokal yang
bertebaran di bumi Indonesia ini sehingga memerlukan penelitian
yang mendalam.
3. Sumber politis
Sumber politis Pancasila sebagai sistem etika terdapat dalam
norma- norma dasar (Grundnorm) sebagai sumber penyusunan
berbagai peraturan perundangan-undangan di Indonesia. Hans
Kelsen mengatakan bahwa teori hukum itu suatu norma yang
berbentuk piramida Politik Tujuan AksiSarana
Argumen tentang Dinamika Pancasila sebagai Sistem Etika
Pertama, pada zaman Orde Lama, pemilu diselenggarakan dengan
semangat demokrasi yang diikuti banyak partai politik, tetapi Dinamika
dimenangkan empat partai politik, yaitu Partai Nasional Indonesia dan
(PNI), Partai Muslimin Indonesia (PARMUSI), Partai Nahdhatul
Ulama (PNU), dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Tantangan
Kedua, pada zaman Orde Baru sistem etika Pancasila Pancasila
diletakkan dalam bentuk penataran P-4. Pada zaman Orde Baru itu
pula muncul konsep manusia Indonesia seutuhnya sebagai sebagai
cerminan manusia yang berperilaku dan berakhlak mulia sesuai Sistem Etika
dengan nilai-nilai Pancasila. Manusia Indonesia seutuhnya dalam
pandangan Orde Baru, artinya manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa, yang secara kodrati bersifat monodualistik,
yaitu makhluk rohani sekaligus makhluk jasmani, dan makhluk
individu sekaligus makhluk sosial.
1. Banyaknya kasus korupsi yang melanda negara Indonesia
sehingga dapat melemahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa
Urgensi
dan bernegara Pancasila
2. Masih terjadinya aksi terorisme yang mengatasnamakan agama sebagai
sehingga dapat merusak semangat toleransi dalam kehidupan
antar umat beragama, dan meluluhlantakkan semangat Sistem
persatuan atau mengancam disintegrasi bangsa Etika
3. Terjadinya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam
kehidupan bernegara
4. Kesenjangan antara kelompok masyarakat kaya dan miskin
masih menandai kehidupan masyarakat Indonesia.
5. Ketidakadilan hukum yang masih mewarnai proses peradilan
di Indonesia f.Banyaknya orang kaya yang tidak bersedia
membayar pajak dengan benar
ALIRAN-ALIRAN
DALAM ETIKA.

Aliran-aliran Etika
Ada beberapa aliran etika yang dikenal dalam bidang filsafat, meliputi etika
keutamaan, teleologis, deontologis.
1. Etika Teleologi

• Berasal dari kata Yunani telos yang berarti tujuan, sasaran atau hasil.
• Etika ini mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan
tindakan itu atau berdasarkan konsekuensi yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
• Tantangan yang dihadapi adalah kesulitan dalam mendapatkan seluruh informasi yang dibutuhkan
dalam mengevaluasi semua kemungkinan konsekuensi dari keputusan yang diambil

2. Etika Deontologi

 Deontologi berasal dari kata Yunani deon, yang berarti sesuatu yang harus dilakukan atau kewajiban
yang harus dilakukan sesuai dengan norma sosial yang berlaku.
 Sesuatu itu dianggap baik karena tuntutan norma sosial dan moral, apapun dampaknya dan tidak
tergantung dari apakah ketaatan atas norma itu membawa hasil yang menguntungkan atau tidak,
menyenangkan atau tidak.
 Istilah ini, digunakan kedalam suatu sistem etika. Istilah ini digunakan pertama kali oleh filsuf dari
Jerman yaitu Immanuel Kant.
3. Etika Keutamaan & Watak
Moral ETIKA KEUTAMAAN
KEUTAMAAN  Disposisi watak yg telah
diperoleh seseorang & memungkinkan dia utk - Tidak begitu menyoroti apakah perbuatan itu
bertingkah laku baik secara moral sesuai atau tidak degan norma moral  lebih
Unsur – unsur keutamaan : memfokuskan pada manusia itu sendiri.
1. Disposisi  kecenderungan tetap (stabil). - Mempelajari keutamaan (virtue)  sifat watak
2. Berkaitan dengan kehendak. yang dimiliki manusia.
3. Diperoleh melalui jalan membiasakan diri & - Tidak menyelidiki apakah perbuatan kita baik
karena itu merupakan hasil latihan. atau buruk, melainkan apakah kita sendiri orang
baik atau orang buruk.
Rangkuman Aliran Etika

Ada beberapa aliran etika yang dikenal dalam bidang filsafat, meliputi etika keutamaan,
teleologis, deontologis.
Etika keutamaan atau etika kebajikan adalah teori yang mempelajari keutamaan (virtue),
artinya mempelajari tentang perbuatan manusia itu baik atau buruk.
Etika kebajikan ini mengarahkan perhatiannya kepada keberadaan manusia, lebih
menekankan pada What should I be? atau “saya harus menjadi orang yang bagaimana?”.
Beberapa watak yang terkandung dalam nilai keutamaan adalah baik hati, ksatriya, belas
kasih, terus terang, bersahabat, murah hati, bernalar, percaya diri, penguasaan diri, sadar, suka
bekerja bersama, berani, santun, jujur, terampil, adil, setia, ugahari (bersahaja), disiplin,
mandiri, bijaksana, peduli, dan toleran (Mudhofir, 2009: 216--219).

ETIKA TELEOLOGIS adalah teori yang menyatakan bahwa hasil dari tindakan moral
menentukan nilai tindakan atau kebenaran tindakan dan dilawankan dengan kewajiban.
Seseorang yang mungkin berniat sangat baik atau mengikuti asasasas moral yang tertinggi,
akan tetapi hasil tindakan moral itu berbahaya atau jelek, maka tindakan tersebut dinilai
secara moral sebagai tindakan yang tidak etis.
ETIKA DEONTOLOGIS adalah teori etis bersangkutan dengan kewajiban moral
sebagai hal yang benar dan bukannya membicarakan tujuan atau akibat. Kewajiban moral
bertalian dengan kewajiban yang seharusnya, kebenaran moral atau kelayakan, kepatutan.
TERIMAKASIH
STAY KIYOWOOO ^_^

Anda mungkin juga menyukai