Anda di halaman 1dari 26

Perekayasaan Pelaporan Keuangan; Kerangka Konseptual

(conseptual framework); dan Pelaporan Akuntansi

KELOMPOK 4
Delsiana Imul (2019017041)
Dimas Priambodo (2017017044)
Novitaria D. Orolaleng (2019017075)
Perekayasaan Pelaporan Keuangan

Di Indonesia Perekayasaan laporan keuangan merupakan hal yang biasa


dilakukan oleh manajemen perusahaan yang tidak bertanggungjawab untuk
menaikan reputasi perusahaan tersebut. Banyaknya kompetitor baru yang
bermunculan dengan membawa strategi yang dinilai lebih inovatif, membuat
beberapa perusahaan menggunakan cara yang tidak lazim demi kepentingan
perusahaan tersebut. Moral hazard berupa perekayasaan laporan keuangan menjadi
hal yang wajar dimata beberapa para pembisnis demi melambungkan citra
perusahaan mereka.
Akuntansi adalah seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan
penyediaan jasa secara nasional berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit
organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampain informasi
tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam
pengambilan keputusan ekonomik.
Agar manfaat akuntansi dapat dirasakan, pengetahuan perekayasaan tersebut
harus diaplikasi dalam suatu wilayah (negara). Wujud aplikasi ini adalah terciptanya
suatu mekanisme pelaporan keuangan ( financial reporting) nasional yang
dengannya unit-unit organisasi bisnis, nonbisnis, dan kepemerintahan dalam suatu
negara menyediakan data dan menyampaikan informasi keuangan kepada para
pengambil keputusan yang dianggap paling dominan dan berpengaruh dalam
pencapaian tujuan negara (khusunya tujuan ekonomik dan sosial).
Proses Perekayasaan

Proses Perekayasaan ini pada dasarnya adalah proses untuk


menjawab pertanyaan mendasar yaitu bagaimana suatu kegiatan
operasi perusahan disimbolkan dalam bentuk statemen keuangan
sehingga orang yang dituju dapat membayangkan perusahaan
secara financial tanpa harus menyaksikan secara fisis operasi
perusahaan (misalnya mengunjungi kantor/pabrik).
Proses perekayasaan pelaporan keuangan
Perekayasaan Sebagai Proses Deduktif

Sebagai penalaran deduktif-normatif, Hendriksen (1982) menguraikan aspek-


aspek yang harus dipertimbangkan dalam proses perekayasaan untuk
menghasilkan kerangka teoretis akuntansi (theoretical framework for
accounting) yaitu:
1) Pernyataan postulat yang menggambarkan karakteristik unit-unit usaha
(intitas pelapor) dan lingkungannya.
2) Pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan yang diturunkan dari
pernyataan postulat.
3) Evaluasi tentang kebutuhan informasi oleh pihak yang dituju (pemakai) dan
kemampuan pemakai untuk memahami, menginterpretasi, dan menganalisis
informasi yang disajikan.
4) Penentuan atau pemilihan tentang apa yang harus dilaporkan.
5) Evaluasi tentang pengukuran dan proses penyajian untuk mengkomunikasi
tentang perusahaan dan lingkungannya.
6) Penentuan dan evaluasi terhadap kendala-kendala pengukuran dan
deskripsi unit usaha beserta lingkungannya.
7) Pengembangan dan penyusunan pernyataan umum (general propositions)
yang dituangkan dalam bentuk suatu dokumen resmi yang menjadi
pedoman umum dalam menyusun standar akuntansi.
8) Perancang bangunan struktur dan format sistem informasi akuntansi
(prosedur, metoda, dan teknik) untuk menciptakan, menangkap, mengolah,
meringkas, dan menyajikan informasi sesuai dengan standar informasi atau
prinsip akuntansi berterima umum.
Siapa Merekayasa
Proses perekayasaan bukan suatu upaya perseorangan (one-man show) tetapi
merupakan upaya tim yang melibatkan berbagai disiplin intelektual dan
kekuatan politik mengingat perekayasaan tersebut merupakan suatu proses
yang serius yang hasilnya akan berdampak luas dan jangka panjang. Telah
disinggung sebelumnya bahwa pelaporan keuangan mempunyai dampak
ekonomik dan sosial karena pelaporan keuangan merupakan sarana atau
wahana dalam pengalokasian sumber daya ekonomik. Oleh karena itu, badan
legislatif pemerintah (dalam hal ini DPR dan MPR mempunyai peran yang
penting dalam hal ini mengingat kerangka konseptual mempunyai fungsi
semacam undang-undang dasar (konstitusi).
Aspek Semantik Dalam Perekayasaan

Proses semantik ini tidak lain adalah memilih dan menyimbolkan objek-objek
fisis kegiatan perusahaan yang relevan menjadi objek-objek (disebut elemen-
elemen) statemen keuangan. Elemen-elemen itu sendiri belum bermakna dan
menjadi informasi sebelum diukur dengan cara tertentu agar besar-kecilnya
(magnitude) dapat dirasakan manfaat atau pengaruhnya.
Berikut adalah proses semantik dalam perekaysaan:
a. Aliran fisis Operasi
b. Penyimbolan dalam bentuk elemen-elemen statemen keuangan
c. Aliran informasi (hasil pengukuran)
d. Sistem informasi akuntansi
Proses Saksama

Untuk mencapai kualitas yang tinggi dan andal, proses perekayasaan harus
dilakukan melalui tahap-tahap dan prosedur yang saksama dan teliti. Berikut ini
adalah proses saksama (due process) yang dilaksanakan FASB dalam menyusun
pernyataan resmi:
a) Mengevaluasi masalah (preliminary evaluation). Dalam tahap ini FASB
mengidentifikasi masalah akuntansi dan pelaporan.
b) Mengadakan riset dan analisis. Tugas ini biasanya dilakukan oleh staf teknis
FASB dan satuan tugas (task force) yang terdiri atas ahli diluar FASB yang
ditunjuk atau dikomisi oleh FASB. Hasil analisis diterbitkan dalam bentuk
laporan riset (research reports).
c) Menyusun dan mendistribusi memorandum diskusi (discussion memorandum)
kepada setiap pihak yang berkepentingan. Memorandum ini berisi analisis terinci
semua aspek masalah yang telah disidangkan pada tingkat awal (early deliberation).
d) Mengadakan dengar pendapat umum (public hearing) untuk membahas masalah
yang diungkapkan dalam memorandum diskusi.
e) Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan publik atas memorandum
diskusi (baik dari dengar pendapat maupun dari tanggapan tertulis).
f) Menerbitkan draf awal standar yang diusulkan yang dikenal dengan nama
Exposure draft (ED) untuk mendapatkan tanggapan tertulis dalam waktu 30 hari
setelah penerbitan.
g) Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan tertulis terhadap ED.
h) Memutuskan apakah jadi menerbitkan suatu statemen atau tidak.
i) Menerbitkan statemen yang bersangkutan.
Konsep Informasi Akuntansi
 Salah satu kata kunci penting dalam definisi akuntansi adalah informasi
keuangan. Sederetan angka belum tentu merupakan informasi tetapi tetap
hanya sekedar data kalau deretan angka tersebut tidak mempunyai makna
atau nilai bagi yang membacanya.
 Nilai informasi adalah kemampuan informasi untuk meningkatkan
pengetahuan dan keyakinan pemakai dalam pengambilan keputusan.
Informasi simantik akuntansi
Kerangka Konseptual

Dalam perekayasaan akuntansi, jawaban atas pertanyaan


perekayasaan akan menjadi konsep-konsep terpilih yang
dituangkan dalam dokumen resmi yang di Amerika disebut
disebut rerangka konseptual (conceptual framework).

Salah satu model yang banyak dikenal saat ini adalah rerangka
konseptual yang dikembangkan oleh FASB yang memuat empat
komponen konsep penting:
a) Tujuan pelaporan keuangan
b) Kriteria kualitas informasi
c) Elemen-elemen statemen keuangan
d) Pengukuran dan pengakuan
Rerangka Konseptual versi FASB
Rerangka Konseptual Versi IASC

Rerangka konseptual versi International Accounting Standards Committee


(IASC), disebut framework for the preparation and presentation of finncial
statements dan diterjemahkan oleh IAI sebagai kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan, mempunyai komponen konsep yang mirip dengan
komponen konsep versi FASB yitu:
 The objective of financial statements
 Underlying assumptions
 Qualitative characteristics of financial statement
 The elements of financial statements
 Recognition of the elements of financial statements
 Measurement of the elements of financial statements
 Concepts of capital maintenance and the determination of profit
Aspek Kependidikan

FASB mencanangkan agar rerangka konseptual mengandung aspek


kependidikan kepada pemakai (educational aspect), FASB memasukan
deskripsi, argumen, dan penalaran yang cukup rinci dalam tiap uraian konsep.
Di bidang akademik, rerangka konseptual merupakan materi yang sangat
berharga dalam pengajaran teori akuntansi yang mempunyai dampak dalam
perbaikan atau pemajuan praktik. Dengan memahami proses perekayasaan dan
rerangka konseptual, mahasiswa akan selalu dapat menjelaskan mengapa
standar akuntansi yang sekarang berjalan dipilih dan bukan yang lain.
Perinsip akuntansi berterima umum

Pedoman dapat ditentukan secara resmi oleh badan yang berwenang dalam
bentuk standar akuntansi (accounting standards) atau dapat juga pedoman-
pedoman yang baik dan telah banyak dipraktikkan (sound accounting practices)
dapat digunakan sebagai acuan bila hal tersebut tidak bertentangan dengan
rerangka konseptual atau didukung berlakunya secara autoritatif (mempunyai
authoritative support). Kedua pedoman tersebut secara keseluruhan membentuk
rerangka pedoman operasional yang disebut generally accepted accounting
principles/GAAP (perinsip akuntansi berterima umum/PABU).
Alasan kriteria kewajaran penyajian statemen keuangan PABU bukan
SAK

1. Tidak semua ketentuan perlakuan akuntansi dapat atau telah dituangkan


dalam bentuk standar akuntansi.
2. Bila standar akuntansi secara eksplisit dijadikan kriteria dan dinyatakan
dalam laporan auditor, dikhawatirkan terjadi bahwa kewajaran hanyalah
bersifat formal (teknis) bukan bersifat substantif.
3. Untuk mencapai kualitas informasi yang tinggi, ukuran kewajaran harus
merupakan suatu rerangka pedoman (a framework of guidelines) yang cukup
komprehensif meliputi aspek teknis dan konseptual (substantif atau ideal).
Tiga Pengertian Penting

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya terdapat 3 istilah atau
konsep penting:
a. Prinsip akuntansi (accounting principles)
b. Standar akuntansi (accounting standards)
c. Prinsip akuntansi berterima umum (PABU)
Isi PABU sebagai pedoman

1) PABU versi APB


2) PABU versi Rubin
3) PABU versi SAS No.69
4) PABU versi SPAP
Pedoman tentang apa?
Sebagai renrangka pedoman, PABU menetapkan pedoman untuk
memperlakukan suatu objek yang harus dilaporkan yang menyangkut hal-hal
berikut ini:
a. Definisi
b. Pengukuran/penilaian
c. Pengakuan
d. Penyajian dan pengungkapan
Struktur Akuntansi

Bila proses perekayasaan telah selesai serta diaplikasi, rerangka pedoman


PABU telah ditentukan, dan secara operasional pelaporan keuangan telah
berlangsung, maka pengertian akuntansi dan teori akuntansi secara luas dapat
dilukiskan dalam suatu diagram yang dapat disebut sebagai struktur akuntansi
sebagaimana terlihat dalam gambar berikut.
Struktur Akuntansi:Perekayasaan dan Praktik
Sumber: Suwardjono, Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,
Edisi Ketiga , BPFE- Yogyakarta
Jurnal STIE Semarang, Vol 3, No 2
Referensi Gambar: Google
Thank you

Anda mungkin juga menyukai