Internal Training Halal Toppan 2020 (Untuk Modul)
Internal Training Halal Toppan 2020 (Untuk Modul)
REGULASI HALAL DI
INDONESIA
UU No. 33 / 2014 - JAMINAN PRODUK HALAL
Semua Produk wajib
bersertifikat halal (Pasal
4), kecuali untuk Kewajiban bersertifikat
produk halal bagi Produk yang
beredar dan
Haram (Pasal 26).
diperdagangkan di wilayah
Indonesia sebagaimana
Produk : barang dan/atau dimaksud dalam Pasal 4
jasa yang terkait dengan mulai berlaku 5 (lima)
makanan, minuman, obat, tahun terhitung sejak
kosmetik, produk kimiawi,
produk biologi, produk
Undang-Undang ini
rekayasa genetik, serta diundangkan (Pasal 67).
barang gunaan .....
(Pasal 1.1).
PT. INDONESIA TOPPAN PRINTING
Konsep
Halal-Haram
DEFINISI
Halal
Sesuatu yang dibolehkan menurut ketentuan Syariat Islam.
Segala sesuatu halal kecuali dilarang di Qur’an dan Hadits
Thayib
Sesuatu yang baik, suci/bersih, tidak berbahaya bagi kesehatan
HARAM
Sesuatu yang dilarang menurut ketentuan Syariat Islam
Dilarang di Al-Quran QS Al-Baqarah 173 :
3. Ringan Air kencing bayi laki2 yg hanya Diperciki air atau dengan
minum ASI lap basah.
Fasilitas
Bahan produksi tidak Produk
terkontaminas
Halal i bahan Halal
haram/najis
PT. INDONESIA TOPPAN PRINTING
Proses penerapan
Sistem Jaminan
Halal (SJH)
Kriteria
PT. INDONESIA TOPPAN PRINTING
KEBIJAKAN
HALAL
Kebijakan halal: Komitmen tertulis untuk menghasilkan produk
halal secara konsisten, sesuai dengan proses bisnis perusahaan
a. Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan
halal
b. Kebijakan halal harus didiseminasikan/disebarkan
kepada manajemen, tim manajemen halal,
karyawan dan pemasok Contoh cara diseminasi: pelatihan,
briefing, penempatan di tempat
strategis, poster/banner, buku saku, email, website internal
TIM MANAJEMEN
HALALorang yang bertanggung jawab
Sekelompok
terhadap perencanaan, implementasi, evaluasi
dan perbaikan SJH di perusahaan
c. Tanggung jawab dan wewenang tim manajemen halal harus diuraikan dengan
jelas
d. Tim manajemen halal harus kompeten dalam menerapkan persyaratan sertifikasi halal
HAS 23000 sesuai dengan ruang lingkup tanggung jawabnya masing-masing.
MANJEMEN PUNCAK/
TOP MANAJEMEN
K. OGAWARA
KOORDINATOR TIM
MANAJEMEN HALAL
LPPOM MUI
LISA HERSASI
Asesmen (Uji Kompetensi) merujuk ke SKKNI No. 215 tahun 2016 Bidang
Penjaminan Produk Halal yang mengatur tentang kriteria standar kompetensi
kerja Penyelia Halal
PT. INDONESIA TOPPAN PRINTING
PELATIHA
N
Kegiatan peningkatan pengetahuan, ketrampilan
dan sikap
untuk mencapai tingkat kompetensi yang diinginkan
KATEGORI PELATIHAN:
Pelatihan eksternal: pelatihan HAS 23000
yang diselenggarakan oleh atau atas nama
LPPOM MUI
PELATIHA
N
a. Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis pelaksanaan pelatihan untuk
semua personel yang terlibat dalam aktifitas kritis, termasuk karyawan baru
Prosedur dapat berisi tujuan, jadwal, peserta, trainer, materi, evaluasi kelulusan
b. Pelatihan eksternal harus diikuti oleh salah satu tim manajemen halal setidaknya sekali
dalam dua tahun
BAHAN
LINGKUP BAHAN :
• Bahan Baku (Raw Material) dan
• Bahan Tambahan (Additives)
• Bahan Penolong (Processing Aid)
BAHAN
PT. INDONESIA TOPPAN PRINTING
Kriteria Bahan 1 :
Bahan memenuhi kriteria terkait asal-usul atau penggunaannya
a. Bahan tidak boleh berasal dari bahan haram / najis
• babi dan turunannya
• Khamr (minuman beralkohol) -rhum, angciu, mirin
• Hasil samping Khamr yg diperoleh dari pemisahan secara fisik, cth ; Iso Amyl
Alkohol (utk Flavor, Fragrance)
• Darah, bangkai hewan, hewan buas
b. Bahan bebas dari kontaminasi bahan haram/najis
• Bahan tidak boleh bercampur dengan bahan haram/najis
--- berasal dari bahan tambahan, bahan penolong
• Bahan tidak boleh dihasilkan dari fasilitas produksi yang juga digunakan
untuk membuat produk yang menggunakan babi atau turunannya sebagai
salah satu bahan --- Pernyataan Pork Free Facility
c. Bahan yang merupakan produk microbial harus memenuhi
persyaratan
• Kultur microba bukan hasil rekayasa genetika dari babi
• Media pertumbuhan microba harus Halal - umumnya dari pepton sapi
(cara penyembelihan??)
PT. INDONESIA TOPPAN PRINTING
BAHAN
Kriteria Bahan 2 : Bahan kritis harus dilengkapi dengan dokumen pendukung yang
cukup
Kategori Bahan Kecukupan Dokumen Bahan Contoh Bahan
1. Tidak Kritis Tidak perlu dokumen. SK LPPOM MUI terkait positive list*
(Positive List) Contoh: sayuran segar, air murni, susu
murni, telur asin, bihun kering, TBHQ
2. Kritis dan SH MUI atau lembaga yang • Daging dan produk turunan hewani,
harus ber- diakui MUI* contoh sosis, beef powder, gelatin
Sertifikat Halal SH MUI bisa diganti dengan • Bahan dengan proses rumit atau bahan
(SH) printscreen pencarian yang banyak, contoh flavor, fragrance,
produk halal di database seasoning, premiks vitamin
LPPOM MUI, Jurnal Halal • Bahan yang sulit ditelusuri
atau aplikasi kehalalannya, contoh whey, laktosa
BAHAN
Kriteria Bahan 3 : Perusahaan memiliki mekanisme untuk menjamin keberlakuan
dokumen pendukung bahan
• Harus tersedia mekanisme untuk memastikan dokumen pendukung
bahan yang digunakan, selalu masih berlaku dan diterbitkan oleh
pihak yang diakui
• Mekanisme dapat berupa pemeriksaan secara berkala masa berlaku
Sertifikat halal bahan atau sistem peringatan dini yang
memberitahukan jika masa berlaku dokumen bahan akan segera
berakhir -- selanjutnya memintakan sertifikat halal baru.
PRODUK
PT. INDONESIA TOPPAN PRINTING
FASILITAS
PRODUKSI
Semua lini produksi dan peralatan pembantu yang digunakan untuk menghasilkan
produk, baik milik sendiri atau menyewa dari pihak lain
1. mencakup bangunan, ruangan, mesin, peralatan utama, peralatan pembantu sejak
penyiapan bahan, proses utama, hingga penyimpanan produk
PT. INDONESIA TOPPAN PRINTING
Kemampuan Telusur
Harus tersedia prosedur yang menjamin ketertelusuran
produk
yang disertifikasi.
Maksud ketertelusuran:
Selalu dapat dibuktikan bahwa produk yang
disertifikasi berasal dari bahan yang disetujui
(termasuk jika ada pengkodean bahan/produk) dan
diproduksi di fasilitas yang memenuhi kriteria.
Bukti ketertelusuran produk/menu harus dibuat dan
dipelihara
dapat berupa catatan produksi, catatan kedatangan
bahan,data terkait stok bahan
PT. INDONESIA TOPPAN PRINTING
TERIMA KASIH