Anda di halaman 1dari 28

BKB = x ̅-kσ

           KE
LO
MP
OK
1
NAMA KELOMPOK :
- NUSANTARA AJI SRI
GAUTAMA
-ALHABIB GALIH SISWOYO
-GUSTI DARMA PRATAMA
-M ILHAM NUR S
-RIFKY SEPTIAN
-IMAM SYAHRONI

PENGUKURAN KERJA (WORK


MEASUREMENT
KONSEP PENGUKURAN KERJA
(WORK MEASUREMENT)

Suatu aktivitas untuk menentukan waktu rata-rata yang dibutuhkan


oleh seorang operator (yg memiliki skill rata-rata dan terlatih) dalam
melaksanakan kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja yang
normal.

Kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran waktu (time study), yaitu


waktu standar atau waktu baku.
Pengukuran Kerja Tidak Langsung

Pengukuran kerja tidak langsung ini adalah pengukuran kerja dimana


waktu operasi didapat dengan memanfaatkan waktu operasi yang
sudah ada pada suatu gerakan yang sudah didapatkan dalam
penelitian terdahulu.

1. DATA WAKTU BAKU


2. DATA WAKTU GERAKAN
Pengukuran Kerja Tidak Langsung
1.Data waktu baku
beberapa aktivitas pengukuran kerja seringkali dilaksanakan hanya untuk
satu jenis operasi tertentu saja dan sama sekali tidak ada pemikiran bahwa data
yang diperoleh akan bisa beranfaat untuk operasi kerja lainya. Hal itu tentunya
dipertimbangkan sebagai langkah yang tidak efisien karena bagaimanapun juga, 
berbagai macam pekerjaan/operasi akan memiliki elemen kerja yang sama.
Pengukuran Kerja Tidak Langsung

2.DATA WAKTU GERAKAN

• suatu kumpulan data waktu dan prosedur sistematik


dengan menganalisa dan membagi-bagi setiap operasi
kerja (manual) yang dilaksanakan oleh operator ke dalam
gerakan-gerakan kerja, gerakan-gerakan anggota tubuh
ataupun elemen-elemen gerak manual lainnya dan
kemudian menetapkan nilai waktu masing-masing
berdasarkan waktu yang ada.
Pengukuran Kerja Langsung

Berbeda dengan pengukuran kerja tidak langsung,


pengukuran kerja langsung merupakan pengukuran kerja
yang dilaksanakan secara langsung di tempat pekerjaan
yang akan diukur dijalankan.

a) Stopwatch
b) Work sampling
Pengukuran Kerja Langsung

• A. Stop-watch
time study ini merupakan salah satu cara pengukuran
kerja langsung. Dalam pengukuran kerja, hal-hal penting
yang harus diketahui dan ditetapkan adalah untuk apa
hasil pengukuran (dalam hal ini tentu saja waktu baku)
tersebut digunakan dalam kaitannya dengan proses
produksi. Biasanya, penetapan waktu baku akan
dikaitkan dengan maksud-maksud pemberian
insentif/bonus pekerja langsung (direct labour).
Pengukuran Kerja Langsung

• B. Work Sampling
ini merupakan salah satu teknik pengukuran waktu kerja
secara langsung sama halnya dengan Stopwacth Time
Study. Pengukuran kerja langsung ini dilakukan dengan
cara langsung mengamati objek kerja. Work sampling
merupakan kegiatan sampling pada seorang operator
atau suatu bagian mesin untuk menentukan besarnya
persentase waktu yang dihabiskan pada setiap aktivitas
atau bagian yang mungkin.
Pengukuran Kerja Langsung

• Pengukuran kerja secara langsung dengan metode work sampling


ini bertujuan untuk :
1. Ratio Delay Studies
Ratio delay studies dilakukan dengan mengukur ratio delay dari
sejumlah mesin, karyawan/operator, atau fasilitas kerja lainnya.
2. Performance Measurement
Pengukuran performa ini dilakukan pada seseorang selama waktu
kerjanya berdasarkan waktu-waktu dimana orang ini bekerja atau
tidak bekerja terutama sekali untuk pekerjaan-pekerjaan manual.
3. Time Standars
Menentukan waktu baku untuk suatu operasi kerja seperti halnya yang
bisa dilaksanakan oleh pengukuran kerja lainnya.
Tujuan pengukuran kerja
Tujuan pengukuran adalah waktu baku untuk
menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, yang mana waktu
ini akan digunakan sebagai standar penyelesaian
pekerjaan bagi semua pekerja yang akan melaksanakan
pekerjaan yang sama seperti itu (Wignjosoebroto, 2000)\
Manfaat pengukuran

• Untuk membandingkan efisiensi alternatif


metode
• Menentukan keseimbangan antar pekerja
• Menentukan kebutuhan mesin/tenaga
kerja
• Menentukan insentif
Uji kecukupan data

Pengujian kecukupan data sangat dipengaruhi oleh besarnya tingkat ketelitian dan
tingkat kepercayaan. Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil
pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya. Hal ini biasanya dinyatakan dalam
persen (dari waktu penyelesaian sebenarnya, yang harus dicari).

Sedangkan tingkat kepercayaan menunjukkan besarnya kepercayaan pengukur


bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi.Inipun dinyatakan
dalam persen. Jika tingkat ketelitian 10% dan tingkat kepercayaan 95% memberi
arti bahwa pengukur membolehkan rata-rata hasil pengukurannya menyimpang
sejauh 10% dari rata-rata sebenarnya, dan kemungkinan berhasil mendapatkan hal
ini adalah 95%. Dengan lain perkataan jika pengukur sampai memperoleh rata-
rata pengukuran yang menyimpang lebih dari 10% seharusnya, hal ini dibolehkan
terjadi hanya dengan kemungkinan 5% (=100%-95%) (Sutalaksana dkk, 1979)
Uji kecukupan data
2
k / s N
 X   X  
2 2
 

  X 

Uji kecukupan data
Contoh soal
• Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15 kali dengan
menggunakan stop watch. Bila tingkat keyakinan 95% dan derajat
ketelitian 10%, apakah jumlah pengamatan cukup?
Uji kecukupan data
Penyelesaian
Σx = 107
(Σx)² = 11449
Σx² = 791
K = 95% = 2
S = 10%

N’= =

N = 15, Karena N’ < N , maka data dianggap cukup.


Uji keseragaman data
Untuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari
system yang sama, maka dilakukan pengujian terhadap keseragaman
data. Sebagai contoh, pada saat penimbangan struktur, ternyata masih
banyak scaffolding yang belum dilepas sehingga masih terkait dan
terikat pada struktur. Ketika dilakukan penimbangan ternyata masih
banyak pekerjaan harus melepas kaitan atau perancah tersebut.

Dibandingkan dengan penimbangan yang tidak ada gangguan


terhadap struktur tersebut jelas hasilnya akan jauh berbeda. Apalagi
penimbangan dilakukan pada saat kecepatan angin terlalu tinggi yang
akan mempengaruhi kesetabilan struktur pada saat pengangkatan
tinggi.
Uji keseragaman data
• rumus
BKA = x ̅+kσ
BKB = x ̅-kσ

• rumus standard deviasi Dimana:


• BKA = Batas Kontrol Atas
• BKB = Batas Kontrol Bawah
• x ̅= Nilai Data Rata-Rata
• σ = Standar Deviasi
• k = Tingkat Keyakinan
Uji keseragaman data
Contoh soal
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15 kali dengan
menggunakan stop watch, jika batas kontrol ± 3. Tentukan apakah
data seragam atau tidak.
Uji keseragaman data
Penyelesaian:
X = 7,13
Σ(X – X)² = 27,73
 = 1,4
BKA = 7,13 + 3 (1,4) = 11,33
BKB = 7,13 – 3 (1,4) = 2,93

Semua data masuk dalam range antara BKA dan BKB, maka data
dikatakan seragam
Uji normalitas

• Uji Normalitas adalah sebuah uji yang


dilakukan dengan tujuan untuk menilai
sebaran data pada sebuah kelompok data
atau variabel, apakah sebaran data
tersebut berdistribusi normal ataukah
tidak.
Uji normalitas
Kelonggaran
Tiga unsur yang belum ditambahkan sebelum mendapatkan waktu
baku adalah dengan menambahkan unsur kebutuhan pribadi pekerja,
menghilangkan rasa lelah dan hambatan-hambatan yang tidak dapat
dihindarkan. Ketiga faktor ini disebut dengan kelonggaran.
Pemberian kelonggaran ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan
kepada operator untuk melakukan hal - hal yang harus dilakukannya, sehingga
waktu baku yang diperoleh dapat dikatakan data waktu kerja yang lengkap
dan mewakili sistem kerja yang diamati.
Kelonggaran yang diberikan antara lain :
• Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi
•Kelonggaran untuk menghilangkan rasa lelah (fatique)
• Kelonggaran yang tidak dapat dihindarkanPemberian faktor kelonggaran dan
penyesuaian secara bersama-sama, selayaknya dapat dirasakan adil
(fair), baik dari sisi operator maupun dari sisi manajemen.
Kelonggaran
Rumus: Waktu baku = waktu normal + (waktu normal x %
allowance)
Waktu baku= Waktu Normal * 100%/100% -% allowance

Contoh soal
Bila ditetapkan allowance 5% untuk 1shift kerja (8 jam= 480
menit) maka setara dengan 24 menit.
•Waktu kerja efektif = 480-24= 456 menit
•Misal waktu normal 0,88 menit/unit produk
•Maka, waktu baku = 0,88 +(0,88x 5%) = 0,924 menit/produk
Waktu baku
Setelah penentuan penyesuaian dan kelonggaran, maka untuk
menghitung waktu baku dapat menggunakan formulasi sebagai
berikut :
WB = [ W siklus x RF ] x

Waktu Normal

Keterangan :
WB = waktu baku
RF = Penyesuaian (Rating Faktor/Performance Rating)
All = Kelonggaran (Allowance)
Kelonggaran
• Suatu pekerjaan pengemasan barang dalam kotak kardus terdiri
dari empat elemen kegiatan dengan setiap elemen kegiatan
dilakukan 10 kali pengamatan seperti pada table berikut. Apabila
kelonggaran adalah 15% Tentukan waktu standar.
Performance Rating

• Performance rating merupakan suatu aktifitas untuk melakukan


evaluasi untuk menilai kecepatan kerja operator disebut dengan
rating performance.

• Tujuan dari performance rating adalah untuk menormalkan kembali


waktu kerja yang diukur. Waktu kerja yang tidak normal terjadi
karena operator bekerja kurang wajar yaitu bekerja dengan
kecepatan yang tidak semestinya. Ketidaknormalan ini bisa berupa
lebih lambat atau lebih cepat. Seorang study analyst harus bisa
menghilangkan faktor subyektivitas saat menilai performance rating
operator.
Performance Rating
• Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menormalakn waktu
kerja yaitu:
1. Apabila operator dinyatakan terlalu cepat (di atas batas kewajaran),
maka rating faktor ini akan lebih besar dari satu (p>1 atau p
>100%).
2. Apabila operator bekerja terlalu lambat (di bawah batas kewajaran),
maka rating faktor ini akan kurang dari satu (p<1 atau p< 100%).
3. Apabila operator bekerja secara normal atau wajar, maka rating
faktor ini akan sama dengan satu (p=1 atau p=100%)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai