01 02 03
Virus Virus Virus
Hepatitis Polio Dengue
Virus Hepatitis
Hepatitis (plural: hepatitides) adalah peradangan pada hati karena toxin,
seperti kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis yang
berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang
berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis”. Hepatitis bisa
disebabkan oleh infeksi virus, bisa juga disebabkan oleh kondisi atau
penyakit lain, seperti kebiasaan mengonsumsi alkohol, penggunaan
obat-obatan tertentu, atau penyakit autoimun. Jika disebabkan oleh
infeksi virus, hepatitis bisa menular. penyakit hepatitis lebih tepatnya
dapat dibedakan menjadi tujuh jenis, yakni hepatitis A, hepatitis B,
hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E, hepatitis alkoholik, dan hepatitis
autoimun.
Jenis-Jenis Virus Hepatitis
01 02 03
Virus Virus Virus
Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis C
04 05
Virus Virus
Hepatitis D Hepatitis E
Hepatitis A
Bentuk
Virus hepatitis A adalah picornavirus dengan
genom berupa RNA positif utas tunggal yang
berbentuk linear dan tidak memiliki selubung.
terdiri dari empat kapsid polipeptida (V1-V4)
yang merupakan hasil dari pembelahan
polyprotein. memiliki sekitar 7500 nuleotida.
Virus hepatitis A (HAV) mampu bertahan hidup
di lingkungan dengan pH dan suhu rendah.
Perkembangbiakan Hepatitis A
Entri dan uncoating virus HAV
Infeksi dimulai dengan masuknya virus ke saluran cerna. Virus yang masuk berupa virus tanpa
envelop. Walaupun demikian, sebenarnya belum diketahui jenis sel yang pertama kali digunakan
virus untuk masuk ke dalam tubuh. Setelah masuk tubuh, diketahui bahwa bentuk virus yang
menyebar dalam darah adalah bentuk quasi-enveloped HAV (eHAV). Adapun reseptor yang
berperan dalam masuknya HAV ke dalam sel adalah T-cell immunoglobulin and mucin domain-
containing protein 1 (TIM1). Protein ini adalah reseptor fosfatidilserin yang terlibat dalam proses
pembersihan (scavenging) sel yang mengalami apoptosis. Protein memfasilitasi eHAV yang kaya
akan fosdatidilserin di permukaan virus tersebut. Awalnya diduga TIMI1 memegang peranan
penting sebagai reseptor utama eHAV sehingga protein ini juga dikenal sebagai HAV cellular
receptor 1 protein (HAVCR1). Namun penelitian dengan melakukan knock out gen TIMI1 dengan
teknik clustered regularly interspaced short palindromic repeats (CRISPR)/Cas9, memperlihatkan
bahwa HAV tetap dapat masuk ke sel walaupun tanpa keberadaan TIMI1. Proses masuk atau entry
HAV ke dalam sel belum sepenuhnya diketahui dan diperkirakan melibatkan proses internalisasi
dari eksosom.
Translasi dan replikasi genom HAV
Setelah masuk ke dalam sel, HAV kemudian mengalami uncoating genom. Kapsid virus
akan terbuka dan melepaskan genom virus ke dalam sitoplasma. Genom di plasma ini
kemudian akan mengalami translasi menghasilkan protein struktural dan non struktural.
Replikasi bermula dari genome sebagai template sumber penyalinan RNA dan translasi ke
protein. Translasi dari RNA virus menghasilkan poliprotein (P1-P2-P3) yang kemudian
dibelah oleh proteinase virus menjadi protein yang matur. Protein struktural dari virus yaitu
VP1, VP2, VP3, dan VP4 dihasilkan dari precursor P1. Sedangkan protein non struktural
yaitu proteinase virus (3C) dan polimerase (3D) dilepaskan dari domain poliprotein P2 dan
P3. Protein-protein non struktural ini membentuk kompleks replikasi yang melakukan
replikasi dari RNA genom HAV.
Seseorang dapat terkena hepatitis A dalam waktu 2 minggu hingga 2 bulan setelah virus
hepatitis A masuk ke dalam tubuhnya. Gejala yang umumnya dirasakan adalah demam,
mual, nyeri perut, nyeri otot, sakit kuning, dan urine berwarna gelap.
Pengobatan Hepatitis A
Pengobatan hepatitis A hanya bertujuan untuk meredakan gejala
yang dirasakan. Obat antivirus tidak dibutuhkan karena virus
hepatitis A akan dibasmi oleh sistem kekebalan tubuh penderita
sendiri. Untuk meredakan gejala, dokter akan meminta pasien
untuk:
● Beristirahat total.
● Sering minum air putih untuk menjaga kecukupan cairan
tubuh.
● Tetap makan walaupun nafsu makan menurun.
● Makan dengan porsi sedikit dan menghindari makanan
berlemak, untuk mencegah mual dan muntah.
● Menghindari minuman beralkohol.
● Menggunakan pakaian longgar untuk mengurangi rasa gatal.
Terapi Hepatitis A
Tidak ada terapi khusus terhadap infeksi HAV Pengobatan
hanya bersifat suportif dan mengatasi gejala saja. Namun,
untuk kasus fulminan terkadang diperlukan tindakan cangkok
hati.
Vaksinasi Hepatitis A
Vaksinasi hepatitis A dianjurkan di negara yang memiliki
tingkat infeksi HAV yang tinggi. Vaksinasi dapat diberikan
pada balita paling muda usia 1 tahun. Untuk dewasa, vaksinasi
dapat diberikan terutama bila hasil pemeriksaan IgM dan IgG
anti-HAV negatif. Berikut ini adalah jadwal vaksinasi HAV.
Hepatitis B
Bentuk
Berselubung, terdapat 3200 kilobasa genom DNA
rantai ganda parsial dalam formasi sirkuler. Dan
terdapat struktur filamen melingkar pada partikel
subviral yang kemudian dikenal dengan sebutan
partikel HBsAg (komponen amplop virus yang
melingkupi cangkang), inti mengandung genom
DNA dan protein polimerase.. Inti virus
(nukleokapsid) terdiri atas fosfoprotein basa 21
kDa yang disebut dengan antigen inti hepatitis B
Perkembangbiakan Hepatitis B
● Virion melekat pada hepatosit lewat reseptor NTCP (Na-taurocholate cotransporting
polypeptide) kemudian DNA virus translokasi ke nukleus hepatosit dan membentuk
rantai kovalen sirkuler tertutup (cccDNA). Rantai ini akan menjadi pola untuk
transkripsi oleh RNA polimerase II guna membentuk pregenome dan transkrip
subgenomik.
● RNA pembawa dari virus (mRNA) kemudian ditranspor dari nukleus. mRNA yang
mengkode HBsAg ditranslasi oleh ribosom yang terikat pada retikulum endoplasma
hepatosit, kemudian protein HBsAg keluar melalui jalur sekretorik. RNA pregenome
ditranslasi untuk membentuk protein polimerase P yang memiliki aktivitas reverse
transcriptase. Protein P ini kemudian berikatan dengan situs ikatannya di ujung 5’ dari
RNA pregenome guna membentuk DNA virus yang baru.
● RNA pregenome juga menjadi mRNA untuk membentuk protein kapsid virus. Seiring
pembentukan kapsid maka tranksripsi rantai DNA (-) dan (+) virus pun dimulai.
Partikel protein inti kemudian selesai diikuti pembentukan rantai DNA (+) dan struktur
virus parsial ini dibawa ke retikulum endoplasma dimana morfogenesis virus
dilanjutkan.
Penyebaran Hepatitis B
Hepatitis B bisa menular dari orang ke orang dengan cara tertentu. Kamu bisa
menularkan virus hepatitis B bahkan jika tubuh sedang tidak sakit. Cara penularan
hepatitis B yang paling umum meliputi:
● Seks. Kamu bisa tertular jika melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan
pasangan yang memiliki hepatitis B dan darah, air liur, air mani, atau cairan vagina
pasangan masuk ke tubuh kamu.
● Berbagai jarum. Virus bisa menyebar dengan mudah melalui jarum suntik yang
terkontaminasi darah yang terinfeksi.
● Tertusuk jarum secara tidak sengaja. Petugas kesehatan dan siapa saja yang
bersentuhan dengan darah manusia bisa tertular penyakit hepatitis B dengan cara ini.
● Ibu ke anak. Ibu hamil dengan hepatitis B bisa menularkannya kepada bayinya saat
melahirkan.
Tindik badan, tato, akupunktur, dan bahkan salon kuku adalah cara penularan potensial
lainnya. Kecuali jika jarum dan peralatan steril digunakan. Selain itu, berbagi alat tajam
Pengobatan Hepatitis B
Ada 7 jenis obat hepatitis B yang dimanfaatkan untuk menghentikan HVB. Obat-obatan di bawah ini
terdiri dari 5 jenis obat antivirus dan 2 jenis obat interferon yang berfungsi meningkatkan imunitas.
Penting untuk diingat bahwa pengobatan hepatitis B kronis memakan waktu yang cukup lama, yaitu
6 bulan – 1 tahun. Bila obat hepatitis hanya mampu menekan virus untuk bereplikasi, Anda tetap
harus menjalani pengobatan seumur hidup. Obat antivirus yang dipakai untuk melawan virus HVB
antara lain:
● Tenofovir (disoproxil dan alafenamide)
● Entecavir
● Telbivudine
● Adefovir Diprovoxil
● Lamivudine
Sementara itu, ada dua jenis obat interferon yang digunakan untuk mendukung pengobatan hepatitis
B, meliputi:
● Injeksi Pegylated Interferon
● Interferon alfa-2a
Obat antivirus
Obat ini umumnya perlu dikonsumsi 12 minggu, tergantung kondisi pasien. Jika diperlukan,
dokter bisa memberikan beberapa jenis obat antivirus. Obat antivirus yang dapat mengobati
hepatitis C antara lain adalah sofosbuvir, simeprevir, dan ritonavir.
Transplantasi hati
Bila hepatitis D sudah menyebabkan kerusakan hati yang berat, dokter mungkin akan
menyarankan transplantasi atau penggantian hati. Melalui prosedur ini, hati penderita hepatitis
D yang rusak akan diganti dengan hati yang sehat dari pendonor.
Hepatitis E
Bentuk
Hepatitis E juga merupakan virus RNA yang
tidak memiliki bungkus. Virus ini terdiri dari
kapsid berbentuk isokahedral tanpa envelope
dengan genom RNA strand positif sebesar ~7,2
kb. Kapsid yang berasal dari ORF2 terdiri dari
660 asam amino dan bertanggung jawab dalam
fungsi kapsid sebagai pelindung dan menambat
sel target.
Perkembangbiakan Hepatitis E
Virus ini walaupun secara penyakit mirip dengan hepatitis A, namun tidak
memiliki kemiripan baik secara genomik maupun antigenik. Hepatitis E
masuk dalam famili hepeviridae dan genus hepevirus. Pemeriksaan serologi
untuk hepatitis E sampai saat ini masih belum tersedia. Infeksi akibat virus
ini memiliki tingkat fatalitas kecil namun lebih besar dari hepatitis A yaitu
sekitar 1-2% . Tetapi, pada wanita hamil, tingkat kematian meningkat
menjadi 10-20%.
Transplantasi hati
Bila hepatitis E kronis menyebabkan kerusakan hati permanen, artinya Anda memerlukan
transplantasi hati. Setelah menjalani transplantasi, dokter mungkin merekomendasikan terapi
interferon alfa pegilasi untuk 3 – 12 bulan. Di lain sisi, pengobatan ini dapat menimbulkan efek
samping yang serius dan penolakan organ pada penerima donor.
Vaksinasi Hepatitis E
Virus hepatitis E sebagian besar ditularkan melalui air atau makanan yang terkontaminasi. Vaksin
hepatitis E dapat mencegah secara aman dan efektif namun tidak tersedia secara mudah.
Pengembangan vaksin diperlukan untuk mencegah penularan virus hepatitis E. Sejauh ini sudah
Virus Polio
Bentuk
Virus polio memiliki diameter ~30 nm, tahan
pada keadaan asam (pH 3 atau lebih rendah),
dan berbentuk ekosahedral.[1] Virion (partikel
penyusun) virus polio terdiri dari empat
protein kapsid yang berbeda, disebut VP1,
VP2, VP3, dan VP4. Genom (materi genetik)
dari virus polio terdiri dari RNA untai tunggal
positif (+) yang berukuran 7441 nukleotida.
Perkembangbiakan Virus Polio
Virus polio masuk sel manusia melalui ikatan dengan reseptor mirip imunoglobulin,
CD155 (juga dikenal sepagai reseptor virus polio atau PVR) di permukaan sel. Interaksi
antara virus polio dengan CD155 membuat perubahan konformasi partikel virus yang
tidak bisa dibalik. Perubahan ini diperlukan agar virus bisa memasuki sel.
Pemasukkan virus asam nukleat dianggap terjadi melalui satu dari dua cara — melalui
pembuatan pori di membran plasma, dimana RNA memasuki sitoplasma atau virus itu
diserap melalui endositosis yang dibantu oleh reseptor.
Setelah partikel virus masuk, RNA virus dilepaskan.
Genom yang dilepaskan bisa langsung dipakai sebagai RNA duta yang selanjutnya
ditranslasikan.
Penyebaran Virus Polio
Untuk anak-anak :
1. Dosis pertama (polio-1) diberikan saat usia 2 bulan.
2. Dosis kedua (polio-2) diberikan saat usia 3 bulan.
3. Dosis ketiga (polio-3) diberikan saat usia 4 bulan.
4. Dosis terakhir diberikan saat usia 18 bulan, sebagai dosis penguat.
Untuk dewasa :
1. Dosis pertama dapat diberikan kapan saja.
2. Dosis kedua diberikan dengan jeda waktu 1-2 bulan.
3. Dosis ketiga diberikan dengan jeda waktu 6-12 bulan setelah dosis
kedua.
Virus Dengue
Bentuk
Virus dengue berukuran sekitar 50
nanometer (nm) dan terdiri dari komponen
materi genetik/genom virus berupa asam
ribonukleat (Ribonucleic Acid, RNA) untai
tunggal sepanjang lebih kurang 10.700
basa nukleotida. Gigitan nyamuk
memfasilitasi masuknya virus ke dalam sel
pejamu.
Perkembangbiakan Virus Dengue
Gejala DBD biasanya akan membaik dengan penanganan dari dokter setelah 10 hari terinfeksi.
Namun, terdapat beberapa kasus DBD yang menyebabkan implikasi yang parah pada tubuh,
seperti terjadinya penurunan kadar trombosit sehingga memicu risiko pendarahan serta dengue
Pengobatan Virus Dengue
Berdasarkan tingkat keparahan demam berdarah, pengobatan yang diberikan kepada
pasien dapat dibagi menjadi 2, yakni: