Anda di halaman 1dari 18

PEMERIKSAAN SPERMA

Danny E J Luhulima dr.,SpPK

1
Pendahuluan
 Cairan semen adalah cairan yang berasal dari
ejakulasi seorang pria berupa cairan kental dan
keruh, berisi sekret dari kelejar prostat,
spermatozoa dan kelenjar lainnya.
 Volume ± 1,5-5 ml.
 Berwarna putih mutiara dan berbau khas langu
 pH 7 – 8.

2
 sperm-count:∑spermatozoa dlm cairan
semen.
 Normal 20 juta/ml.
 spermatozoa yang kurang
oligozoospermia
 Tdk ditemukan sel sperma
azoospermia.

3
Bentuk dan Pergerakan
 Bentuk normal kecebong.
 Terdiri dari kepala, tubuh, dan ekor.
 Pergerakan sperma yang baik  bergerak
cepat dan lurus ke depan.
 pergerakan sperma yg lemah:
asthenozoospermia
 Necrozoospermia sperma yang mati atau
tidak bergerak.

4
Spermatozoa normal, akan bergerak sesuai
arahnya masing-masing.
Sperma bergerombol dan tdk bergerak
disebut “aglutinasi”.
Aglutinasi terjadi karena terjadi kelainan
imunolog, misal: sel telur menolak sel
sperma.

5
6
7
Gerakan spermatozoa (4 kategori):
a. Bergerak cepat dan maju lurus
b. Bergerak lambat dan sulit maju lurus
c. Tak bergerak maju (bergerak di
tempat)
d. Tak bergerak.

8
Pemeriksaan Laboratorium

 Pemeriksaan cairan semen


dilakukan paling lambat 1 jam
setelah sperma dikeluarkan.
 Pemeriksaan cairan semen/ mani
sederhana meliputi makroskopi,
mikroskopi dan kimia.

9
Syarat pemeriksaan sperma:
 Cukup istirahat, tidak lapar.
 Harus abstinensia seksual 3 – 4 hari (WHO 
2 s/d 7 hari).
 Sperma di tampung secara utuh dalam wadah
steril.
 Masturbasi tidak diperkenankan memakai
seperti sabun, minyak
 Tidak menggunakan kondom.
 Sperma harus diperiksa dalam ½ - 1 jam.
 Jika memerlukan transfer,suhu sperma
dipertahankan sekitar 25-35oC.
10
Metode Pemeriksaan
 Pemeriksaan sederhana: makroskopi dan mikroskopi.

Metode Makroskopi
 Meliputi: volume, kekeruhan, kekentalan & pH.

 Volume di ukur dengan gelas ukur.

 Warna dan kekeruhan cairan semen dicatat, normal

putih kadang kekuningan dan keruh.


 Pada saat ejakulasi cairan semen akan kental dan akan

mencair dalam suhu kamar sekitar 10 – 20 menit, jika


> 20 menit masih belum mencair maka ini merupakan
keadaan abnormal.
 pH normal 7,0 – 8, pH. pH 6,0 – 7,0 biasanya akibat

cairan semen hanya berisi secret prostat saja.

11
Metode Mikroskopi
Menilai motilitas, jumlah dan morfologi
Penghitungan Spermatozoa
 Dilakukan dgn menggunakan kamar hitung improved Newbauer dan
pipet leukosit atau pipet microliter.
 Isi pipet lekosit dengan cairan semen hingga tanda 0,5 dan larutan
fisiologis hingga tanda 11,
 hitung spermatozoa pada kamar hitung seluas 1 mm2
 Hasil Jumlah sperma x 200.000. (dlm satuan mL)

Morfologi
 Buatlah apusan spermatozoa sama seperti membuat apusan darah,
biarkan kering dan fiksasi dengan metilalkohol selama 5 menit.
 Warnai dengan pewarnaan giemsa atau wright.
 Periksa dengan minyak imersi. Catat bentuk normal, dan abnormal
dari spermatozoa dalam prosentase.
 
12
Pemeriksaan motilitas
 Letakkan 1 tetes cairan semen yang telah mencair

ke gelas obyek dan ditutup dengan cover glass,


 periksa dengan pembesaran 40, catat berapa

persen yang bergerak aktif, tidak bergerak atau


lambat dalam prosentase.
 1 jam setelah ejakulasi: bergerak aktif 70%, dan

50% setelah 5 jam.


 Larutan eosin 0,5% digunakan untuk

membedakan sperma yang tidak bergerak dan


mati. Spermatozoa yang mati akan berwarna
kemerahan.

13
Pemeriksaan Kimia
 Pada cairan semen banyak mengandung
fruktosa dan berasal dari vesikula seminalis.
Kadar fruktosa berkorelasi dengan kadar
testoteron dalam tubuh.
 Penentuan kadar fruktosa berdasarkan reaksi
Selivanoff.
 Pada reaksi ini resorcinol akan bereaksi dengan
fruktosa dan menghasilkan warna merah.
 Normal kadar fruktosa dalam cairan semen
adalah 120 – 450 mg/dL.

14
Gangguan Sperma
1. Asthenozoospermia = gerak kurang
Asthenozoospermia terjadi jika jumlah
sperma yang masih hidup dan bergerak secara
aktif, dalam waktu 1 jam setelah ejakulasi,
kurang dari 32%.
2. Teratozoospermia = bentuk (normal) kurang
Teratozoospermia terjadi jika jumlah sperma
dengan morfologi normal kurang dari 30%.

15
3. Oligozoospermia = jumlah kurang
Yi: spermatozoa< 15 juta /ml.
4. Oligoasthenozoospermia= jumlah dan
gerak kurang dari parameter standar.
5. Oligoasthenoteratozoospermia = jumlah, gerak
dan bentuk kurang. 
6. Azoospermia = tidak ada spermatozoa di ejakulat.
7. Aspermia= Tidak ada ejakulat
8. Kriptozoospermia= Hanya ada beberapa
spermatozoa
9. Nekrozoospermia=Tidak ada spermatozoa yg
hidup.
16
Thn 2010 WHO mengeluarkan rekomendasi baru cairan
semen untuk merevisi rekomendasi 1999.
 
Parameter WHO 1999 WHO 2010

Volume  2 ml 1.5 ml
  
Concentration 20 million/ml 15 million/ml

Progressive motility 50% 32%

Normal forms
14%   4%

17
18

Anda mungkin juga menyukai