1
Pendahuluan
Cairan semen adalah cairan yang berasal dari
ejakulasi seorang pria berupa cairan kental dan
keruh, berisi sekret dari kelejar prostat,
spermatozoa dan kelenjar lainnya.
Volume ± 1,5-5 ml.
Berwarna putih mutiara dan berbau khas langu
pH 7 – 8.
2
sperm-count:∑spermatozoa dlm cairan
semen.
Normal 20 juta/ml.
spermatozoa yang kurang
oligozoospermia
Tdk ditemukan sel sperma
azoospermia.
3
Bentuk dan Pergerakan
Bentuk normal kecebong.
Terdiri dari kepala, tubuh, dan ekor.
Pergerakan sperma yang baik bergerak
cepat dan lurus ke depan.
pergerakan sperma yg lemah:
asthenozoospermia
Necrozoospermia sperma yang mati atau
tidak bergerak.
4
Spermatozoa normal, akan bergerak sesuai
arahnya masing-masing.
Sperma bergerombol dan tdk bergerak
disebut “aglutinasi”.
Aglutinasi terjadi karena terjadi kelainan
imunolog, misal: sel telur menolak sel
sperma.
5
6
7
Gerakan spermatozoa (4 kategori):
a. Bergerak cepat dan maju lurus
b. Bergerak lambat dan sulit maju lurus
c. Tak bergerak maju (bergerak di
tempat)
d. Tak bergerak.
8
Pemeriksaan Laboratorium
9
Syarat pemeriksaan sperma:
Cukup istirahat, tidak lapar.
Harus abstinensia seksual 3 – 4 hari (WHO
2 s/d 7 hari).
Sperma di tampung secara utuh dalam wadah
steril.
Masturbasi tidak diperkenankan memakai
seperti sabun, minyak
Tidak menggunakan kondom.
Sperma harus diperiksa dalam ½ - 1 jam.
Jika memerlukan transfer,suhu sperma
dipertahankan sekitar 25-35oC.
10
Metode Pemeriksaan
Pemeriksaan sederhana: makroskopi dan mikroskopi.
Metode Makroskopi
Meliputi: volume, kekeruhan, kekentalan & pH.
11
Metode Mikroskopi
Menilai motilitas, jumlah dan morfologi
Penghitungan Spermatozoa
Dilakukan dgn menggunakan kamar hitung improved Newbauer dan
pipet leukosit atau pipet microliter.
Isi pipet lekosit dengan cairan semen hingga tanda 0,5 dan larutan
fisiologis hingga tanda 11,
hitung spermatozoa pada kamar hitung seluas 1 mm2
Hasil Jumlah sperma x 200.000. (dlm satuan mL)
Morfologi
Buatlah apusan spermatozoa sama seperti membuat apusan darah,
biarkan kering dan fiksasi dengan metilalkohol selama 5 menit.
Warnai dengan pewarnaan giemsa atau wright.
Periksa dengan minyak imersi. Catat bentuk normal, dan abnormal
dari spermatozoa dalam prosentase.
12
Pemeriksaan motilitas
Letakkan 1 tetes cairan semen yang telah mencair
13
Pemeriksaan Kimia
Pada cairan semen banyak mengandung
fruktosa dan berasal dari vesikula seminalis.
Kadar fruktosa berkorelasi dengan kadar
testoteron dalam tubuh.
Penentuan kadar fruktosa berdasarkan reaksi
Selivanoff.
Pada reaksi ini resorcinol akan bereaksi dengan
fruktosa dan menghasilkan warna merah.
Normal kadar fruktosa dalam cairan semen
adalah 120 – 450 mg/dL.
14
Gangguan Sperma
1. Asthenozoospermia = gerak kurang
Asthenozoospermia terjadi jika jumlah
sperma yang masih hidup dan bergerak secara
aktif, dalam waktu 1 jam setelah ejakulasi,
kurang dari 32%.
2. Teratozoospermia = bentuk (normal) kurang
Teratozoospermia terjadi jika jumlah sperma
dengan morfologi normal kurang dari 30%.
15
3. Oligozoospermia = jumlah kurang
Yi: spermatozoa< 15 juta /ml.
4. Oligoasthenozoospermia= jumlah dan
gerak kurang dari parameter standar.
5. Oligoasthenoteratozoospermia = jumlah, gerak
dan bentuk kurang.
6. Azoospermia = tidak ada spermatozoa di ejakulat.
7. Aspermia= Tidak ada ejakulat
8. Kriptozoospermia= Hanya ada beberapa
spermatozoa
9. Nekrozoospermia=Tidak ada spermatozoa yg
hidup.
16
Thn 2010 WHO mengeluarkan rekomendasi baru cairan
semen untuk merevisi rekomendasi 1999.
Parameter WHO 1999 WHO 2010
Volume 2 ml 1.5 ml
Concentration 20 million/ml 15 million/ml
Normal forms
14% 4%
17
18