Rumah Sakit
Outline
Klasifikasi dan Karakteristik Limbah
Rumah Sakit
Limbah Cair
• limbah domestik cair: buangan kamar mandi, dapur, air bekas pencucian
pakaian
• limbah cair klinis: air bekas cucian luka, cucian darah, air limbah
laboratorium, air bekas kegiatan rawat inap, kegiatan instalasi gawat
darurat, kegiatan bedah, kegiatan radiologi, dsb
Limbah Gas
Limbah Non
• dihasilkan langsung dari Medis
kegiatan medis serta
tergolong limbah bahan • limbah domestik
berbahaya dan beracun • Bukan merupakan limbah
B3
• jarum suntik, pipa pasteur,
perlengkapan intravera,
botol obat, infus plastik,
tabung, masker bedah, dan
Limbah Medis perban.
• Berdasarkan potensi bahaya yang dapat
ditimbulkan
Limbah Limbah
benda-benda Farmasi
tajam
Limbah Limbah
Infectius Citotoksik
Limbah Limbah
patologis Radioaktif
Limbah
Limbah umum Limbah kimia
• Klasifikasi limbah medis rumah sakit
PH BOD COD
NH3
TSS PO4
BEBAS
MIKROBIOLOGI
Jumlah E.coli
Diukur
dengan
Maksimal
hitungan
10.000/100ml
cawan dan
MPN
RADIOAKTIFITAS
Jadi..
Pengolahan limbah
cair = proses
biologis
•
Proses biologis dengan
biakan Tersuspensi
sistem pengolahan dengan menggunakan aktivitas
mikroorganisme untuk menguraikan senyawa polutan yang ada
didalam air dan mikroorganisme yang digunakan dalam suatu
reaktor.
Contoh: activated sludge, extended aeration,dll
Proses biologis dengan biakan melekat
proses pengolahan limbah dimana mikroorganisme yang
digunakan dibiakkan pada suatu media sehingga mikroorganisme
tersebut melekat pada permukaan media (disebut juga proses
film mikrobiologis atau proses biofilm).
Contoh: trickling filter, biofilter tercelup, reactor kontak biologis
putar (RBC / rotating biological contactor), aerasi kontak, dll.
Proses biologis dengan lagoon atau kolam
• Lumpur aktif adalah lumpur yang kaya dengan bakteri aerob, yaitu bakteri yang dapat
menguraikan limbah organik dengan cara mengalami biodegradasi (oxygen-demanding
materials).
• Bakteri aerob mengubah sampah organik dalam air menjadi biomasa dari gas CO2, sementara
nitrogen organik diubah menjadi ammonium dan nitrat, fosforus organik diubah menjadi
fosfat.
• Biomassa hasil degradasi tetap berada dalam tangki aerasi hingga bakteri melewati masa
pertumbuhan cepatnya (long phase). Setelah itu akan mengalami flokulasi membentuk
padatan yang lebih mudah mengendap.Dari tangki pengendapan, sebagian lumpur dibuang,
sebagian lain disirkulasikan kedalam tangki aerasi. Kombinasi antara bakteri dalam
konsentrasi tinggi dan lapar (dalam lumpur yang disirkulasi) dengan jumlah nutrient yang
banyak (dalam air kotor), memungkinkan penguraian dapat berlangsung dengan cepat.
Penguraian dengan metode lumpur aktif hanya memerlukan beberapa jam, jauh lenih cepat
dibandingkan dengan penguraian serupa yang terjadi secara alami dalam selokan atau air
sungai.
Kelebihan
-Dapat mengolah air limbah dengan beban BOD yang
besar
-Tidak perlu tempat yang besar
-Cocok untuk mengolah limbah dalam jumlah besar
Kelemahan
Kekurangan :
-Pengontrolan jumlah mikro-organisme sulit dilakukan.
-Sensitif terhadap perubahan temperatur.
-Kadang-kadang konsentrasi BOD air olahan masih tinggi.
-Dapat menimbulkan pertumbuhan cacing rambut, serta
kadang-kadang timbul bau yang kurang sedap.
Pengolahan Limbah dengan
Biofilter “up flow”
Proses pengolahan air limbah dengan proses
biofilter dilakukan dengan cara mengalirkan air
limbah masuk ke dalam reaktor biologis yang
telah diisi dengan media penyangga untuk
pengembangbiakkan mikroorganisme dengan
atau tanpa aerasi.
Untuk proses anaerobik dilakukan tanpa
pemeberian udara atau oksigen. Biofiler yang
baik adalah menggunakan prinsip biofiltrasi yang
memiliki struktur menyerupai saringan dan
tersusun dari tumpukan media penyangga yang
disusun baik secara teratur maupun acak di
dalam suatu biofilter.
Biofilter "Up Flow" ini mempunyai 2 fungsi yang menguntungkan dalam
proses pengolahan air buangan yakni antara lain :
• Selain menghilangkan atau mengurangi konsentrasi BOD dapat juga
mengurangi konsentrasi padatan tersuspensi atau suspended solids (SS)
dan konsentrasi total nitrogen dan posphor.
• Biofilter juga berfungsi sebagai media penyaring air limbah yang melalui
media ini. Sebagai akibatnya, air limbah yang mengandung suspended
solids dan bakteri E.coli setelah melalui filter ini akan berkurang
konsentrasinya. Efesiensi penyaringan akan sangat besar karena dengan
adanya biofilter up flow yakni penyaringan dengan sistem aliran dari
bawah ke atas akan mengurangi kecepatan partikel yang terdapat pada
air buangan dan partikel yang tidak terbawa aliran ke atas akan
mengendapkan di dasar bak filter. Sistem biofilter Up Flow ini sangat
sederhana, operasinya mudah dan tanpa memakai bahan kimia serta
tanpa membutuhkan energi. Proses ini cocok digunakan untuk
mengolah air limbah dengan kapasitas yang tidak terlalu besar.
Pengolahan dengan Aerasi Kontak
Pengolahan biasanya
menggunakan incinerator
Incinerator
Cara kerja: pembakaran limbah dengan menggunakan bahan
bakar solar.
Sebelumnya limbah padat disortir menjadi dua yaitu
infeksius dan non infeksius. Pemisahan dan pengurangan limbah
yang sejenis dan reduksi volume limbah merupakan persyaratan
keamanan yang penting bagi petugas pembuang sampah. Sarana
penampungan limbah infeksius harus memadai baik letak,
maupun hygienisnya.
Untuk memudahkan dalam penanganan limbah dirumah
sakit perlu dibedakan dengan adanya standart secara nasional
kode warna dan identifikasi kantong dan kontainer limbah
Proses pemisahan
limbah
Limbah disimpan
petugas
Dimasukkan dalam
mesin incinerator. Proses
pembakaran dilakukan ±
60 kg/jam dengan 50
liter solar